Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR KEPRIBADIAN

MAKALAH

Diajuakan sebagai tugas mata kuliah


Psikologi Kepribadian

Dosen Pemandu :

Dra. Hj. St. Trinurmi, M.pd.I

Disusun Oleh :

MUHAMMAD ALFIAN RIZKYLLAH

NIM: 50200118031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Taufiq dan Anugrah-Nyalah sehingga Kami dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, untuk terwujudnya proses belajar. Salam dan Salawat senantiasa tercurah
kepada yang mulia Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarga dan para sahabat
beliau serta orang-orang yang seantiasa mengikuti ajaran beliau dengan benar
hingga hari kiamat. Maksud dan tujuan kami menyelesaikan makalah adalah
untuk memenuhi tugas Psikologi Kepribadian tahun pelajaran 2021/2022
Dengan judul “Konsep Dasar Kepribadian” agar pembaca lebih mengerti
tentang bagaimana bentuk Psikoterapi khususnya pada teori-teori dan bentuk
dasar kepribadaian. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa memberikan manfaat positif bagi
kita semua. Aamiin Yaa Rabbal ‘alamiin. Terima Kasih.

Takalar,19 September 2021


Penyusun

Muhammad Alfian Rizkyllah


Nim : 50200118031

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………...………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………...………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN….......………………….......………………………….1
A. Latar Belakang Masalah……………………...………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………..………………...…………………2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...………………….3
A. Pengertian Kepribadian………………………………………...……….3
B. Ruang Lingkup Kepribadian…………………………………...……….4
C. Kepribadian Sehat………………………………………...…………….5
D. Teori Struktur Kepribadian……………………………………………..7
E. Dinamika Kepribadian…………………………………….…………….9
F. Proses Pembentukan Kepribadian………………….…….………...…..10
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian…….……….………13
H. Macam-macam Tipe Kepribadian…………………………....………...15
BAB III KESIMPULAN……….…………..…………………………..……….16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahluk open sources artinya bisa terbentuk dari


berbagai macam sumber, respon terhadap reaksi lingkungan bisa terbentuk dalam
diri. Manusia membutuhkan eksistensi sebagai kebutuhan akan keberadaanya,
namun dalam mencapai eksistensi berkaitan dengan esensi, eksistensi bisa berupa
apapun yang bisa dijadikan pribadi secara umum. kepribadian diibaratkan simbol
dan arketipe yang menyimbolkan. Realitas diperuntukkan kepada orang yang
mengetahui eksistensinya sehingga mampu menuju tahap selanjutnya yaitu
mencapai esensi. Sudah banyak kasus manusia kehilangan esensi dirinya, dan
malah lebih memilih eksistensi sebagai upaya untuk mendeskripsikan dirinya di
lingkungan. Hal ini tentu menimbulkan permasalahan baru bagi dirinya, karena
bertindak tidak sesuai dengan diri aslinya, dalam istilah yunani disebut persona
atau topeng yang menggambarkan seoalah-olah dan bukan diri aslinya, pada
waktu dulu topeng digunakan untuk memerankan karakter lain. Kepribadian
manusia dinilai hanya sebagai kepalsuan, jika hal itu terus menerus terjadi akan
mendapat hukuman bagi dirinya sendiri. Aspek pemahaman terhadap diri
sesungguhnya manusia tidak mudah, perlu perenungan dan pijakan untuk
mencapai diri yang sesungguhnya atau disebut self-realism.
Kepribadian merupakan bentuk faktor internal dan eksternal, faktor intern
(alam bawah sadar) berpengaruh pada kejiwaan dan tingkah laku, aspek
kepribadian merupakan manifestasi alam bawah sadar manusia dalam memandang
manusia lainya. Kepribadian bersifat dinamis, sifat dinamis ini juga memiliki titik
dominasi, kecenderungan seringkali muncul dan membentuk pola perilaku
kebiasaan manusia, aspek inilah menurut penulis penting sebagai pijakan
menemukan realitas diri sesungguhnya. Kemudian mencari tahu kepribadian diri
sebagai cara memahami dan memperbaiki keberlangsungan hidup. Memahami

1
2

kepribadian sendiri sebagai pijakan tingkah laku di lingkungan. Terutama


mengenal diri merupakan kewajiban yang diprioritaskan untuk aspek evaluasi diri
pada lingkungan eksternal.1

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian diatas, penelitian ini memfokuskan perhatian pada


rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud Konsep dasar Kepribadian ?

2. Apa faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian ?

1
Gregory G. Young, Membaca Kepribadian Orang, ( Jogjakarta : Diva Press, 2012),
hlm. 13
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian berasal dari bahasa Inggris yaitu personality, Belanda
(personalita), Prancis (personalia). Sedangkan akar katanya berasal dari
bahasa latin yaitu persona yang berarti topeng, maksudnya topeng yang
dipakai oleh actor.2
Sedangkan kepribadian menurut psikologi diartikan sebagai suatu
organisasi yang dinamis dari system psikofisik individu yang menentukan
tingkah laku dan pemikiran individu secara khas, menurut Allport sistem
psikofisik disini berarti jiwa dan raga.3
Adapum menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut:
a. Alfred Adler
Kepribadian adalah gaya hidup individu cara yang
karakteristik mereaksinya seseorang terhadap masalah- masalah
hidup termasuk tujuan hidup.
b. Raimond Bernad Cattel
Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan untuk
memprediksi tentang apa yang dikeijakan seseorang dalam suatu
tertentu, mencakup semua tingkah laku individu baik yang terbuka
(lahiriyah) maupun yang tersembunyi.4
c. Sigmund Freud
Kepribadian adalah integrasi id (dorongan biologis), ego
(menimbang) dan super ego (norma social/ lingkungan).

2
Hamim Rosyidi, 2010, Hand outpsikologi kepribadian I, Surabaya: IAIN Sunan
Ampel, hal. 1
3
E. Koeswara, 1991, teori-teori kepribadian, Bandung: Eresco, hal. 10-1
4
Calvin S. Hall and Gardner Lienzey, 1993, Teori-teori Holistik

3
4

d. Carl Gustav Jung


Kepribadian adalah integrasi dari ego, ketidaksadaran pribadi,
ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks, arkhetib-arkhetib,
persona dan anima .
Dari definisi diatas dapat dirumuskan bahwa unsur- unsur poikok
dalam kepribadian adalah; organisasi dinamis, psikofisik, menentukan
(has) dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.5

B. Ruang Lingkup Kepribadian


Kepribadian sebagai suatu bidang studi empiris, bukan sebagai dasar untuk
melakukan penilaian baik-buruk memiliki ruang lingkup atau batasan-batasan
yang dirumuskan oleh para teoris kepribadian, yakni:
1. Kepribadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan
tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasi
oleh kepribadian atau dengan kata lain kepribadian sebagai
organisasi/struktur yang menjadi penentu atau pengaruh tingkah laku.
2. Perlunya memahami perbedaan-perbedaan individu. Psikolog
kepribadian mempelajarisifat atau kumpulan sifat individu yang
membedakan dengan individu lain dan diterapkan menjadi jelas atau
dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian
sebagai sesuatu yang unik atau khas pada diri setiap orang.
3. Pentingnya melihat kepribadian dari sudut "sejarah hidup",
perkembangan dan perspektif. Kepribadian menurut para teoris
kepribadian merepresentasikan proses keterlibatan subjek atau individu
atas pengaruh internal dan eksternal yang mencakup faktor genetic
atau biologis, pengalaman social atau perubahan lingkungan.6
Secara garis besar ruang lingkup kajian psikologi
kepraibadian dapat dirumuskan meliputu; unsur kepribadaian, struktur
kepribadian, proses dan motivasi kepribadian, pertumbuhan dan

5
Sumadi Suryabrata, 2002, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT Raja
6
E. Koeswara, 1991, Teori-Teori Kepribadian, Bandung: PT Eresco, hal.27
5

perkembangan kepribadian, psikopathologi, psikoterapi, dan nilai-nilai


yang mempribadi dalam kekpribadian individu (environment)

C. Kepribadian Sehat
Kepribadian sehat adalah suatu kepribadian yang ditandai dengan
optimalnya fungsi akal dan qolbu dalam mengelola jasad dan naluri untuk
mencapai tujuan hidup yang ditetapkan individu dalam interaksinya dengan
manusia dan lingkungannya7
Konsep pribadi sehat menurut para tokoh psikologi sebagai berikut:
a. Pribadi yang sehat adalah orang yang matang ( G.W. Alport)
b. Orang yang berfungsi sepenuhnya (Carl Rogers)
c. Orang yang mengaktualisasi diri ( Maslow)
d. Orang yang mengatasi diri (Victor Frankl)
e. Orang yang disini dan kini (Fritz Ferl)8

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berpandapat sama dengan Al- Ghazali


bahwa mental sehat adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi
fisik, jiwa dan ruh dalam batas-batas yang disyariatkan Allah. Hati yang
bersih adalah hati yang terhindar dari keinginan-keinginan yang menyimpang
dari perintah Allah atau hati yang selalu mengikuti apa saja yang
diperintahkan oleh Allah.9
Al-Ghazali, Ibnu Qayyim dan Najati berpendapat bahwa individu
yang sehat mentalnya adalah individu yang mempunyai qalbun salim (hati
bersih) yang mempu mewujudkan keharmonisan antara fungsi-fungsi jasmani
dan rohani, mampu memenuhi kebutuhan keduanya dan menselaraskan
dengan batasaan-batasan sesuai perintah Allah. Definisi mental sehat yang
berkaitan dengan penyesuaian diri ini salah satunya dikemukakan oleh Al-
Qusy yang menyatakan bahwa mental sehat adalah keserasian yang sempurna

7
Sumadi Suryabrata, 2002, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT Raja
8
Alwisol, 2006, Psikologi Kepribadian Edisi Revisi, Malang: UMM Press, hal. 125
9
Ibnu Al-Qayyim, 1983, Risalah f Amradl al-Qalb, Riyadl: Dar Thaybah, hal. 42.
6

dan integral antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam- macam disertai


kemampuan untuk menghadapi kegoncangan- kegoncangan jiwa yang ringan
sehingga ia merasakan kepuasan dan kebahagian pada diri dan
lingkungannya.10
Ciri-ciri kepribadian yang sehat:
1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.
2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima
secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu
yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak
menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila
memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami
kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap
optimistik.
4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan danmengembangkan diri
serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat
menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secarapositif atau
konstruktif , tidak destruktif (merusak)
7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas
dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional),
tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan

10
Zakiah Daradjat, 1982, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, hal.11
7

cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan


keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain,
memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya
dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain
seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak
membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan
mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan
memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup
yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya. Berbahagia; situasi
kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor
achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih
sayang).11

D. Teori Struktur Kepribadian


kepribadian merupakan unsur-unsur atau komponen yang
membentuk diri seseorang secara psikologis. Dalam teori psikoanalitik, ia
menyimpulkan bahwa diri manusia dalam membentuk kepribadianya
terdiri atas 3 komponen utama yaitu id, ego dan superego.
a. Id
Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika
manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan
sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak
memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu
memaksakan kehendaknya.
Id bekerja sejalan dengan prinsip-prinsip kenikmatan, yang bisa
dipahami sebagai dorongan untuk selalu memenuhi kebutuhan dengan

11
Abdul Aziz Al-Qusy, 1974, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental, terj. Zakiah
Daradjat, Jakarta:Bulan Bintang, hal. 58
8

serta merta. Contohnya; seorang bayi yang sedang lapar, dia akan
menangis sejadi-jadinya. Si bayi tidak tahu "apa yang dia inginkan
dalam pengertian orang dewasa; dia hanya tahu bahwa dia
menginginkannya dan itu harus dipenuhi saat itu juga. Dalam
pandangan Freudian, si bayi tadi adalah id yang murni, atau lebih
tepatnya, nyaris murni. Id sebenarnya tidak lain tidak bukan dari
representasi psikis kebutuhan-kebutuhan biologis.12
b. Ego
Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai
pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai
realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur
dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai. Ego
mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Di
sini ego berperan sebagai "eksekutif' yang memerintah, mengatur dan
mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti "polisi
lalulintas" yang selalu mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia
luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di
sekelilingnya.
Fungsi-fungsi ego adalah :
1. Memberikan kepuasan kepada kebutuhan-kebutuhan akan
makanan dan melindungi organism,
2. Menyesuaikan usaha-usaha dari Id dengan tuntutan dari kenyataan
(lingkungan) sekitarnya,
3. Menekan impuls-impuls yang tidak dapat diterima oleh superego.
4. Mengkoordinasikan dan menyelesaikan tuntutan- tuntutan yang
bertentangan dari id dan superego,dan
5. Mempertahankan kehidupan individu serta berusaha supaya spesies
dikembangbiakkan.13

12
Ferdinand Zaviera,Prismasophie, 2007, Teori Kepribadian Sigmund Freud, hal. 93
13
Yustinus Semium, 2006, Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud,
Yogyakarta: Kanisius, hal 66
9

c. Superego
superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter
dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk,
boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu
yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat dan
mulai berkembang pada usia 4-6 tahun.
Superego memiliki 2 subsistem: hati nurani (conscience) dan
ego ideal.
• Hati nurani berkembang dari pengalaman- pengalaman dihukum
karena perilaku yang tidak pantas berisikan nilai- nilai apa yang tidak
boleh dilakukan, sementara
• Ego ideal berkembang dari pengalaman- pengalaman mendapat
penghargaan karena melakukan perilaku yang benar sehingga isinya
adalah apa yang seharusnya dilakukan.14

E. Dinamika Kepribadian
a. Insting
Insting adalah suatu representasi mental dari kebutuhan fisik
atau tubuh. Dengan demikian, insting dapat didefinisikan sebagai
perwujudan psikologis dari sumber rangsangan somatic dalam
yang dibawa sejak lahir. Ada empat ciri khas insting, yaitu :
1) Impetus (pressure),yaitu daya atau kekuatan yang ditentukan oleh
intensitas kebutuhan yang mendasarinya.
2) Sumber, yakni asal dari insting yang harus dicari pada proses-proses
kimia dan fisika pada tubuh.
3) Tujuan. Dorongan-dorongan insting tertuju pada satu tujuan :
kepuasan atau reduksi tegangan.
4) Objek,adalah seluruh kegiatan yang menjembatani antara
munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya.

14
Paulus Budiraharjo, 1997, Mengenal Kepribadian Mutakhir, hal. 22
10

b. Kecemasan (Anxiety)
Anxiety menurut Freud adalah perasaan tidak menyenangkan
yang disertai sensasi tubuh yang memberikan tanda pada seseorang
akan adanya bahaya. Hanya ego yang merasakan anxiety, namun id,
superego dan dunia nyata masing-masing menciptakan anxiety yang
berbeda:
1) Neurotic anxiety bersumber dari id, rasa cemas terhadap sesuatu
yang tidak jelas atau rasa takut kalau-kalau instink akan keluar
jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat
Berdasaraka pengertian tersebut, dapat disimpulkan behwa
kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan
dapat diperkirakan pada diri seseorang atau lebih bisa dilihat dari
luar, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikn diri
terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu
merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu ,
seperti bagaimana kita berbicara, penampilan fisik dan sebgainya.
2) Moral anxiety bersumber dari superego, rasa cemas akibat tidak
mampu memenuhi standar moral/kesempurnaan tertentu atau rasa
takut terhadap hati nuraninya sendiri.
3) Realistic anxiety bersumber dari dunia luar yang nyata, mendekati
rasa takut akibat penghayatan akan kejadian nyata atau rasa takut
akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan
semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego
karena kecemasan member sinyal kepada kita ahwa ada bahaya dan
kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan
meningkat sampai ego dikalahkan.

F. Proses Pembentukan Kepribadian


Menurut Sobur kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jiwa
dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan
11

tindakan seseorang, hal ini disebut integrasi. Integrasi dari pola-pola


kepribadian yang dibentuk oleh sesorang dan pembentukan pola kepribadian
ini terjadi melalui proses interaksi dalam dirinya sendiri, dengan pengaruh-
pengaruh dari lingkungan luar.15
Menurut Murray bahwa faktor-faktor genetika dan pematangan
mempunyai peranan penting dalm perkembangan kepribadian. Setiap masa
perkembangan manusia atau seseorang terjadi proses-proses genetik
pematangan. Selama masa pertama, yaitu masa kanak-kanak, adolesen dan
dewasa awa, komposisi structural baru muncul dan menjadi bertambah
banyak. Masa usia setengah baya ditandai oleh rekomposisi konservatif atas
struktur dan fungsi yang telah muncul. Selama masa terakhir, masa usia lanjut
kapasitas untuk membentuk komposisi baru menjadi berkurang. Sebaliknya,
atrofi dari bentuk dan fungsi yang menjadi meningkat. Dalam setiap, terdapat
banyak program peristiwa tingkah laku dan pengalaman yang lebih kecil yang
berlangsung dibawah bimbingan proses pematangan yang dikontrol secara
genetis. 16
Lingkungan menurut Sobur juga berpengaruh dalam proses
pembentuk kepribadian anak. Dalam hubungan pengaruh mempengaruhi,
terlihat bahwa anak dalam perkembangan dirinya memperlihatkan sifat-sifat
yang tertuju pada lingkungan. Lingkungan menerima sifat tersebut dan
memperlihatkan reaksi yang dibentuk atas dasar sifat-sifat, penampilan anak,
dan pengolahan lingkungkungan itu. Jadi lingkungan juga berubah dan
memperlihatkan proses perubahan. Lingkungan yang berubah itu memberikan
juga perangsang pada anak, yang berpengaruh terhadap prkembangan anak
khususnya perkembangan pembentukan kepribadian. Dengan demikian, anak
yang berkembang memberikan penampilan pada satu pihak dan pilak lain
menerima penampilan lingkungan yang mengubahnya.17
Menurut Yususf dan Nurihsan menjelaskan bahwa secara garis besar
ada dua faktor utama mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan
15
Alex Sobur, Op. cit, hlm. 313
16
Ibid, hlm 313
17
Ibid, hlm 314
12

kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan


(environment), yaitu:
a. Faktor genetika (pembawaan)
Faktor genetika menjelaskan bahwa kepribadian juga dapat
dipengaruhi oleh salah satu faktor tersebut. Bermula adanya hereditas
individu yang akan lahir dibentuk oleh 23 kromosom (pasangan x x)
dari ibu, dan 23 kromosom (pasangan x y) dari ayah. Berbagai studi
tentang perkembangan prenatal (sebelum kelahiran atau masa dalam
kandungan menunjukkan bahwa kemampuan menyesuaikan diri
terhadap kehidupan setelah kelahiran (post natal) berdasar atau
bersumber pada masa konsepsi. Kepribadian sebenarnya tidak
mendapat pengaruh langsung dari gen dalam pembentukannya, karena
yang dipengaruhi gen secara langsung adalah : kualita system saraf,
keseimbangan biokimia tubuh.
b. Lingkungan
Walaupun begitu, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya
dengan perkembangan kepribadian adalah sebagai
1. Sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian seperti fisik,
intelegensi, dan tempramen.
2. Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi
lingkungannya sangat baik atau kondusif), perkembangan kepribadian
itu tidak dapat melebihi kapasitas tau potensi hereditas) dan
mempengaruhi keunikan kepribadian. 18
Menurut C.S Hall, dimensi-dimensi tempramen seperti emosional,
aktivitas, agresifitas, dan kretivitas bersumber dari plasma benih (gen)
demikian juga halnya dengan intelegensi.19
Sehingga jika ditarik suatu kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mendorong proses pembentukan dan perkembangan kepribadian adalah

18
Yusuf dan Nurihsan, Op, cit. hlm 20
19
Ibid, hlm 20
13

faktor hereditas (pembawaan atau gen) dn juga ditambah faktor


lingkungan.

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian


Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Kepribdian merupakan
karakteristik yang relative stabil. Perubahan dalam kepribadian tidak bisa
terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman,
tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari
individu :
a. Pengalaman awal: Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya
pengalaman awal (masa kanak-kanak) dalam perkembangan
kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman
yang sulit dihapus dari ingatan.
b. Pengaruh budaya: dalam menerima budaya anak mengalami tekanan
untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar
yang ditentukan budayanya.
c. Kondisi Fisik : kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh menentukan pa yang
dpoat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara
tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga
dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik
yang mempengaruhi kepribadiaan alain adalah kelelahan, malnutrisi,
gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endoktrin ke
kelenjar tiroid ( membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak
puas, curiga, dan sebagainya).
d. Daya Tarik : orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya
memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari
pada orang yang dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki
karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang
menguntungkan.
14

e. Intelegensi: perhatikan lebih terhadap anaka yang pandai dapat


menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh.
Apabila berdekatan dekat orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang
memberikan perlakuan yang kurang baik.
f. Emosi : ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinilai sebagai orang
yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang
murung dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
g. Nama : walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh
terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak
menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam
hidupnya. Nama yang dipakai memanggil, mereka ( karena nama itu
mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilaianya orang terhadap
dirinya.
h. Keberhasilan dan Kegagalan : Keberhasilan dan kegagalan akan
mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep diri,
sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.
i. Penenrimaan Sosial : anak yang diterima dalam kelompok sosialnya
dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya
anak yang tidak diterima dalam lingkungfan sosialnya akan membenci
orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.
j. Pengaruh Keluarga : pengaruh keluarga sangat mempengaruhi
kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di
dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
k. Perubahan Fisik : perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya
perubahan kematangan fisik yang mengarah kepad perbaikan
kepribadian. Akan tetapi , perubahan fisik yang mengarah pada
klimakterium daengan meningkatnya usia dianggap sebagai suatu
kemunduran menuju kea rah yang lebih buruk.
Menurut Sujanto bahwa pribadi tumbuh atas dua kekuatan, yaitu kekuatan
dari dalam, yang dibawah sejak lahir, berwujud benih, bibit atau juga
15

disebut kemampuan-kemampuan dasar. KH. Dewantara menyebutnya faktor


dasar, dan faktor dari luar, faktor lingkungan, atau yang oleh KH. Dewantara
disebut faktor ajar.20

H. Macam-Macam Tipe Kepribadian


Tipe kepribadian berdasarkan aspek biologis,Hippocrates membagi
kepribadian menjadi 4 kelompok besar dengan fokus pada cairan tubuh yang
mendominasi dan memberikan pengaruh kepada individu tersebut. 4 jenis
cairan tubuh), pembagiannya meliputi : empedu kuning (choleris), empedu
hitam (melankolis), cairan lendir (flegmatis) dan darah (sanguinis)21
a. Sanguinis,karakteristiknya cepat, periang, tidak stabil. Disebabkan
oleh pengaruh proses darah.
b. Choleris, karakteristiknya mudah marah. Disebabkan oleh proses
empedu kuning.
c. Melankolis, karakteristiknya pesimis, pemurung. Disebabkan oleh
pengaruh proses empeddu hitam.
d. Flegmatis, karakteristiknya lamban, tidak mudah bergerak.
Disebabkan oleh pengaruh proses lendir.

20
Sujanto, dkk 2004. Hlm. 3
21
Patyy dkk, 1982. Hlm 155
BAB III
KESIMPULAN

Kepribadian berasal dari bahasa Inggris yaitu personality, Belanda


(personalita), Prancis (personalia). Sedangkan akar katanya berasal dari
bahasa latin yaitu persona yang berarti topeng, maksudnya topeng yang
dipakai oleh actor. Sedangkan kepribadian menurut psikologi diartikan
sebagai suatu organisasi yang dinamis dari system psikofisik individu yang
menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas, menurut Allport
sistem psikofisik disini berarti jiwa dan raga.
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan
terbentuk oleh proses sosialisi. Kepribadian merupakan kecendrungan
psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik
berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Al-Qusy, 1974, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental, terj. Zakiah


Daradjat, Jakarta:Bulan Bintang, hal. 58
Alwisol, 2006, Psikologi Kepribadian Edisi Revisi, Malang: UMM Press, hal. 125
Alex Sobur, Op. cit, hlm. 313
Calvin S. Hall and Gardner Lienzey, 1993, Teori-teori Holistik
E. Koeswara, 1991, Teori-Teori Kepribadian, Bandung: PT Eresco, hal.27
Ferdinand Zaviera,Prismasophie, 2007, Teori Kepribadian Sigmund Freud, hal. 93
Gregory G. Young, Membaca Kepribadian Orang, ( Jogjakarta : Diva Press, 2012),
hlm. 13
Hamim Rosyidi, 2010, Hand outpsikologi kepribadian I, Surabaya: IAIN Sunan
Ampel, hal. 1
Ibnu Al-Qayyim, 1983, Risalah f Amradl al-Qalb, Riyadl: Dar Thaybah, hal. 42.
Ibid, hlm 20
Ibid, hlm 313
Ibid, hlm 314
Patyy dkk, 1982. Hlm 155
Paulus Budiraharjo, 1997, Mengenal Kepribadian Mutakhir, hal. 22
Sumadi Suryabrata, 2002, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT Raja
Sujanto, dkk 2004. Hlm. 3
Yustinus Semium, 2006, Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud,
Yogyakarta: Kanisius, hal 66
Yusuf dan Nurihsan, Op, cit. hlm 20
Zakiah Daradjat, 1982, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, hal.11

17

Anda mungkin juga menyukai