MAKALAH
Dosen Pemandu :
Disusun Oleh :
NIM: 50200118031
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Taufiq dan Anugrah-Nyalah sehingga Kami dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, untuk terwujudnya proses belajar. Salam dan Salawat senantiasa tercurah
kepada yang mulia Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarga dan para sahabat
beliau serta orang-orang yang seantiasa mengikuti ajaran beliau dengan benar
hingga hari kiamat. Maksud dan tujuan kami menyelesaikan makalah adalah
untuk memenuhi tugas Psikologi Kepribadian tahun pelajaran 2021/2022
Dengan judul “Konsep Dasar Kepribadian” agar pembaca lebih mengerti
tentang bagaimana bentuk Psikoterapi khususnya pada teori-teori dan bentuk
dasar kepribadaian. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa memberikan manfaat positif bagi
kita semua. Aamiin Yaa Rabbal ‘alamiin. Terima Kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………...………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………...………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN….......………………….......………………………….1
A. Latar Belakang Masalah……………………...………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………..………………...…………………2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...………………….3
A. Pengertian Kepribadian………………………………………...……….3
B. Ruang Lingkup Kepribadian…………………………………...……….4
C. Kepribadian Sehat………………………………………...…………….5
D. Teori Struktur Kepribadian……………………………………………..7
E. Dinamika Kepribadian…………………………………….…………….9
F. Proses Pembentukan Kepribadian………………….…….………...…..10
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian…….……….………13
H. Macam-macam Tipe Kepribadian…………………………....………...15
BAB III KESIMPULAN……….…………..…………………………..……….16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
1
Gregory G. Young, Membaca Kepribadian Orang, ( Jogjakarta : Diva Press, 2012),
hlm. 13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian berasal dari bahasa Inggris yaitu personality, Belanda
(personalita), Prancis (personalia). Sedangkan akar katanya berasal dari
bahasa latin yaitu persona yang berarti topeng, maksudnya topeng yang
dipakai oleh actor.2
Sedangkan kepribadian menurut psikologi diartikan sebagai suatu
organisasi yang dinamis dari system psikofisik individu yang menentukan
tingkah laku dan pemikiran individu secara khas, menurut Allport sistem
psikofisik disini berarti jiwa dan raga.3
Adapum menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut:
a. Alfred Adler
Kepribadian adalah gaya hidup individu cara yang
karakteristik mereaksinya seseorang terhadap masalah- masalah
hidup termasuk tujuan hidup.
b. Raimond Bernad Cattel
Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan untuk
memprediksi tentang apa yang dikeijakan seseorang dalam suatu
tertentu, mencakup semua tingkah laku individu baik yang terbuka
(lahiriyah) maupun yang tersembunyi.4
c. Sigmund Freud
Kepribadian adalah integrasi id (dorongan biologis), ego
(menimbang) dan super ego (norma social/ lingkungan).
2
Hamim Rosyidi, 2010, Hand outpsikologi kepribadian I, Surabaya: IAIN Sunan
Ampel, hal. 1
3
E. Koeswara, 1991, teori-teori kepribadian, Bandung: Eresco, hal. 10-1
4
Calvin S. Hall and Gardner Lienzey, 1993, Teori-teori Holistik
3
4
5
Sumadi Suryabrata, 2002, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT Raja
6
E. Koeswara, 1991, Teori-Teori Kepribadian, Bandung: PT Eresco, hal.27
5
C. Kepribadian Sehat
Kepribadian sehat adalah suatu kepribadian yang ditandai dengan
optimalnya fungsi akal dan qolbu dalam mengelola jasad dan naluri untuk
mencapai tujuan hidup yang ditetapkan individu dalam interaksinya dengan
manusia dan lingkungannya7
Konsep pribadi sehat menurut para tokoh psikologi sebagai berikut:
a. Pribadi yang sehat adalah orang yang matang ( G.W. Alport)
b. Orang yang berfungsi sepenuhnya (Carl Rogers)
c. Orang yang mengaktualisasi diri ( Maslow)
d. Orang yang mengatasi diri (Victor Frankl)
e. Orang yang disini dan kini (Fritz Ferl)8
7
Sumadi Suryabrata, 2002, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT Raja
8
Alwisol, 2006, Psikologi Kepribadian Edisi Revisi, Malang: UMM Press, hal. 125
9
Ibnu Al-Qayyim, 1983, Risalah f Amradl al-Qalb, Riyadl: Dar Thaybah, hal. 42.
6
10
Zakiah Daradjat, 1982, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, hal.11
7
11
Abdul Aziz Al-Qusy, 1974, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental, terj. Zakiah
Daradjat, Jakarta:Bulan Bintang, hal. 58
8
serta merta. Contohnya; seorang bayi yang sedang lapar, dia akan
menangis sejadi-jadinya. Si bayi tidak tahu "apa yang dia inginkan
dalam pengertian orang dewasa; dia hanya tahu bahwa dia
menginginkannya dan itu harus dipenuhi saat itu juga. Dalam
pandangan Freudian, si bayi tadi adalah id yang murni, atau lebih
tepatnya, nyaris murni. Id sebenarnya tidak lain tidak bukan dari
representasi psikis kebutuhan-kebutuhan biologis.12
b. Ego
Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai
pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai
realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur
dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai. Ego
mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Di
sini ego berperan sebagai "eksekutif' yang memerintah, mengatur dan
mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti "polisi
lalulintas" yang selalu mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia
luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di
sekelilingnya.
Fungsi-fungsi ego adalah :
1. Memberikan kepuasan kepada kebutuhan-kebutuhan akan
makanan dan melindungi organism,
2. Menyesuaikan usaha-usaha dari Id dengan tuntutan dari kenyataan
(lingkungan) sekitarnya,
3. Menekan impuls-impuls yang tidak dapat diterima oleh superego.
4. Mengkoordinasikan dan menyelesaikan tuntutan- tuntutan yang
bertentangan dari id dan superego,dan
5. Mempertahankan kehidupan individu serta berusaha supaya spesies
dikembangbiakkan.13
12
Ferdinand Zaviera,Prismasophie, 2007, Teori Kepribadian Sigmund Freud, hal. 93
13
Yustinus Semium, 2006, Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud,
Yogyakarta: Kanisius, hal 66
9
c. Superego
superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter
dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk,
boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu
yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat dan
mulai berkembang pada usia 4-6 tahun.
Superego memiliki 2 subsistem: hati nurani (conscience) dan
ego ideal.
• Hati nurani berkembang dari pengalaman- pengalaman dihukum
karena perilaku yang tidak pantas berisikan nilai- nilai apa yang tidak
boleh dilakukan, sementara
• Ego ideal berkembang dari pengalaman- pengalaman mendapat
penghargaan karena melakukan perilaku yang benar sehingga isinya
adalah apa yang seharusnya dilakukan.14
E. Dinamika Kepribadian
a. Insting
Insting adalah suatu representasi mental dari kebutuhan fisik
atau tubuh. Dengan demikian, insting dapat didefinisikan sebagai
perwujudan psikologis dari sumber rangsangan somatic dalam
yang dibawa sejak lahir. Ada empat ciri khas insting, yaitu :
1) Impetus (pressure),yaitu daya atau kekuatan yang ditentukan oleh
intensitas kebutuhan yang mendasarinya.
2) Sumber, yakni asal dari insting yang harus dicari pada proses-proses
kimia dan fisika pada tubuh.
3) Tujuan. Dorongan-dorongan insting tertuju pada satu tujuan :
kepuasan atau reduksi tegangan.
4) Objek,adalah seluruh kegiatan yang menjembatani antara
munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya.
14
Paulus Budiraharjo, 1997, Mengenal Kepribadian Mutakhir, hal. 22
10
b. Kecemasan (Anxiety)
Anxiety menurut Freud adalah perasaan tidak menyenangkan
yang disertai sensasi tubuh yang memberikan tanda pada seseorang
akan adanya bahaya. Hanya ego yang merasakan anxiety, namun id,
superego dan dunia nyata masing-masing menciptakan anxiety yang
berbeda:
1) Neurotic anxiety bersumber dari id, rasa cemas terhadap sesuatu
yang tidak jelas atau rasa takut kalau-kalau instink akan keluar
jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat
Berdasaraka pengertian tersebut, dapat disimpulkan behwa
kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan
dapat diperkirakan pada diri seseorang atau lebih bisa dilihat dari
luar, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikn diri
terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu
merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu ,
seperti bagaimana kita berbicara, penampilan fisik dan sebgainya.
2) Moral anxiety bersumber dari superego, rasa cemas akibat tidak
mampu memenuhi standar moral/kesempurnaan tertentu atau rasa
takut terhadap hati nuraninya sendiri.
3) Realistic anxiety bersumber dari dunia luar yang nyata, mendekati
rasa takut akibat penghayatan akan kejadian nyata atau rasa takut
akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan
semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego
karena kecemasan member sinyal kepada kita ahwa ada bahaya dan
kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan
meningkat sampai ego dikalahkan.
18
Yusuf dan Nurihsan, Op, cit. hlm 20
19
Ibid, hlm 20
13
20
Sujanto, dkk 2004. Hlm. 3
21
Patyy dkk, 1982. Hlm 155
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17