Anda di halaman 1dari 10

KEPRIBADIAN

PAPER

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Psikologi Dalam
Pendidikan Jasmani
Dosen : 1. Prof. Dr. Herman Surbajah, M.Si.
2. Dr. Dewi Susilawati, M.Pd

Oleh :

Susislo Sudarman

NIM :

2013115

Program Studi Pendidikan Jasmani Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Sumedang
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengantar
Manusia merupakan salah satu makhluk Allah yang sangat istimewa dan unik.
Penjelajahan tentang pencarian hakikat manusia membutuhkan beragam disiplin ilmu
yang luas dan mendalam. Berbagai penelitian terus dilakukan sehingga rahasia-rahasia
tentang manusia mulai terungkap. Dibandingkan dengan makhluk lainnya, manusia
merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna. Hal ini dikarenakan unsur kehidupan
yang ada pada manusia berkembang dan mengalami perubahan, baik perubahan dalam
segi fisiologis maupun segi psikologis. Sebagai makhluk berkembang, manusia dapat
ditinjau dari berbagai macam segi, sesuai dengan sudut tinjauan dalam mempelajari
manusia. Tinjauan mengenai manusia bermacam-macam, seperti manusia sebagai
makhluk sosial, manusia sebagai makhluk yang dapat didik, manusia sebagai makhluk
berkembang, dan sebagainya. Perkembangan manusia terjadi secara terus menerus dan
perkembangan tersebut disebabkan kodrat manusia yang mampu berfikir, bersosialisasi,
dan bergenerasi. Psikologi kepribadian merupakan cabang dari ilmu psikologi. Manusia
merupakan objek dalam ilmu psikologi yang pastinya memiliki kepribadian dan karakter
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sehingga, perlunya kita mengetahui tentang ilmu
tersebut untuk bisa memahami berbagai ragam watak seseorang yang berbeda. Dalam hal
ini, penulis akan membahas tentang psikologi kepribadian dalam sistematika psikologi,
kedudukan psikologi kepribadian sebagai bidang studi, unsur-unsur psikologi
kepribadian, sasaransasaran psikologi kepribadian dan studi kasus yang berkaitan dengan
keberadaan dan sasaran psikologi kepribadian.
Dalam kehidupan manusia sebagai individu ataupun makhluk sosial, kepribadian
senantiasa mengalami warna-warni kehidupan. Ada kalanya senang, tentram, dan
gembira. Akan tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga mengalami
hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya. Semua itu karena selain sebagai
makhluk individu juga sebagai makhluk sosial karena kita diciptakan bukan
perseorangan. Secara otomatis kontak sosial akan selalu terjalin dalam setiap putaran
kehidupan. Ini menunjukan bahwa manusia mengalami dinamika kehidupan.
Kepribadian pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan perilaku manusi secara
umum yang tercermin dari ucapan dan perbuatannya. Kepribadian itu berbeda dengan
karakter, karena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian baik
kepribadian maupun karakter berwujud tingkah laku yang ditujukan ke lingkungan sosial,
keduanya relatif permanen serta menuntun, mengarahkan serta dan mengorganisasikan
aktivirtas individu. Kepribadian meliputi segala corak perilaku dan corak yang khas dan
dapat diperkirakan pada diri seseorang atau lebih bisa` di lihat dari luar, yang digunakan
untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap ranhsangan sehingga corak tingkah
lakunya itu merupakan satu kes`atuan fungsional yang khas bagi individu. Wujud tingkah
laku yang ditujukan kelingkungan tersebut tentu terus berkembang dan adanya komponen
- konponen atau faktor-faktor yang mempengaruhinya yang saling berinteraksi sehingga
membentuk suatu kepribadian. Penting kiranya mempelajari kepribadian, oleh karena itu
di sini akan dijelaskan bagaimna kepribadian, konsep yang berhubungan dengannya
sampai adanya upaya untuk mengetahui kepribadian. Sehingga tercipta kehidupan yang
sesuai dengan tatanan maupun tuntutan masyarakat. Di sini, penulis akan membahas
tentang pengertian kepribadian, konsep yang berhubungan dengan kepribadian, dan upaya
mempelajari kepribadian. Pembahasan lebih komprehensif akan diberikan pada
pembahasan selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep kepribadian?
2. Apa saja konsep yang berhubungan dengan kepribadian?
3. Bagaimana upaya untuk mempelajari kepribadian?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep kepribadian.
2. Mengetahui konsep yang berhubungan dengan kepribadian.
3. Mengetahui upaya untuk mempelajari kepribadian.

1.4 Ruang Lingkup Materi


1. Kepribadian
2. Konsep yang berhubungan dengan kepribadian
3. Upaya mempelajari kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepribadian
Istilah kepribadian dalam bahsa inggris dinyatakan dengan personality. Istilah
ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona yang berarti topeng dan personare yang
artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang digunakan
oleh para pemain sandiwara pada zaman Yunani Kuno. Dengan topeng yang
dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan yang diucapkan, karakter dari tokoh
yang diperankan tersebut dapat menembus keluar dalam arti dapat dipahami oleh para
penonton. Kata kepribadian dalam kehidupan sehari-hari di gunakan untuk
menggambarkan:
(1) Identitas diri, contoh: “Saya seorang yang terbuka” atau “Saya seorang pendiam”
(2) Kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain, contoh “Dia agresif”
atau “Dia jujur”, dan
(3)Fungsi-fungsi kepribadian sehat atau bermasalah, contoh: “Dia baik” atau “Dia
mendendam.”.
Untuk memperoleh pemahaman tentang kepribadian ini, berikut di kemukakan
beberapa pengertian dari para ahli: Hall dan Lindzey mengemukakan bahwa secara
populer, kepribadian dapat di artikan sebagai:
(1) Keterampilan atau kecakapan social (social skill), dan
(2) Kesan yang paling menonjol, yang di tunjukkan seseorang kepada orang lain.
Selain itu Woodworth juga mengemukakan bahwa kepribadian merupakan
“Kualitan tingkah laku total individu”. Sementara Dashiell mengartikannya sebagai
“Gambaran total tentang tingkah laku individu yang terorganisasi”. Derlega, Winstead
dan Jones (2005) mengartikannya sebagai “Sistem yang relative stabil mengenai
karakteristik individu yang bersifat internal, yang berkontribusi terhadap pikiran,
perasaan, dan tingkah laku yang konsisten”. Pada mulanya Allport mendefinisikan
kepribadian sebagai “What a man really is”, tetapi definisi tersebut oleh Allport
dipandang tidak memadai, lalu ia merevisi definisi tersebut. Definisi yang dirumuskan
oleh Allport adalah: “Personality is the dynamic organization within the individual of
those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his
environment.” (Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagaai
sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan). Kemudian disusul David Krech dan Richard S. Crutchfield
(1969) dalam bukunya yang berjudul Elements of Psikologi mendefinisikan sebagai
berikut, “Personality is the integration of all of an individual’s characteristic into a
unique organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to his
continually changing environtment.” Kepribadian adalah integrasi dari semua
karakteristik individu kedalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang
dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
berubah terus menerus). Sedangkan Adolf Heuken SJ. Menyatakan sebagai berikut:
“Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan
seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial.
Semuanya ini telah ditata dalam caranya yang khas dibawah beraneka pengaruh dari
luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia
sebagaimana dikehendakinya.” Berdasarkan definisi dari, beberapa ahli dapat
disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut: pertama,
kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri atas aspek psikis,
seperti intelegensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dan sebagainya serta aspek fisik,
seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya. Kedua, kesatuan dari kedua
aspek tersebut berinteraksidengan lingkungannya yang mengalami perubahansecara
terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik. Ketiga,
kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam
perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap. Keempat, kepribadian
terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.

B. Konsep yang berhubungan dengan Kepribadian


Konsep - konsep kepribadian sebenarnya merupakan aspek - aspek atau
komponen - komponen kepribadian karena pembicaraan mengenai kepribadian
senantiasa mencakup apa saja yang ada di dalamnya, seperti karakter, sifat - sifat, dan
lainnya. Interaksi antara berbagai aspek tersebut kemudian terwujud sebagai
kepribadian. Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan
kadang - kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep - konsep yang berhubungan
dengan kepribadian diantaranya:
1) Character (Watak) ialah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang
menggerakkan kemauan sehingga orang tersebut bertindak. Yang dimaksudkan
bahwa kepribadian seseorang menunjukkan tindakan akibat kemauan yang teguh
dan kukuh maka ia dinamakan seseorang yang berwatak atau sebaliknya.
Menurut Sumadi (1985) dikutip dari Sunaryo (2004), watak adalah keseluruhan
atau totalitas kemungkinan - kemungkinan bereaksi secara emosional dan
volisional seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur - unsur dari
dalam (dasar, keturunan, dan faktor - faktor endogen) dan unsur - unsur dari luar
(pendidikan dan pengalaman, serta faktor - faktor eksogen). Secara arti normatif
kata watak dipergunakan apabila orang bermaksud mengenakan norma - norma
kepada orang yang sedang dibicarakan. Misalnya ungkapan “Ia orang yang
pandai, tetapi sayang tidak berwatak dan Ia orang yang terdidik, tetapi tak punya
watak”. Orang berwatak apabila sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dipandang
dari segi norma - norma sosial adalah baik dan sebaliknya. Secara arti deskriptif
watak menurut Allport (1937) bahwa “Character is personality evaluated, and
personality is character devaluated”. Menurutnya kepribadian dan watak adalah
satu dan sama, tetapi dipandang dari segi yang berlainan. Apabila orang akan
mengenakan norma-norma, yang berarti mengadakan penilaian lebih tepat
dipergunakan istilah “watak”. Apabila tidak mengadakan penilaian sehingga
menggambarkan apa adanya, dipakai istilah “kepribadian”.
2) Temperament (Tabiat) adalah kepribadian yang lebih bergantung pada keadaan
badaniah, atau kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau
fisiologis. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tabiat adalah konstitusi kejiwaan.
Temperament memiliki aspek yang meliputi: Motalitas (kegestian atau
kelincahan) ditentukan oleh otot, tulang dan saraf perifer. Contoh: Orang bekerja
dan bereaksi dengan lincah dan gesit. Vitalitas (daya hidup) lebih ditentukan
keadaan hormonal dan saraf otonom. Contoh: Orang dengan vitalitas tinggi: baru
bangun pagi sudah penuh gairah hidup dan memiliki berbagai rencana. Orang
yang mudah bosan, kurang kreativ, dan kurang inovatif. Emosionalitas (daya rasa)
lebih ditentukan keadaan neurohormonial dan saraf pusat. Contoh: Bila ada
sesuatu yang menakutkan, ada orang yang bereaksi segera dan spontan secara
emosional.
3) Traits (Sifat) ini berfungsi untuk menguntegrasikan kebiasaan, sikap dan
ketrampilan kepada pola-pola pikir, merasa dan bertindak. Traits dapat diartikan
sebagai aspek atau dimensi kepribadian yang terkait dengan karakteristik respon
atau reaksi seseorang yang relatif konsisten (ajeg) dalam rangka menyesuaikan
dirinya secara khas. Diartikan juga kecenderungan yang dipelajari untuk mereksi
rangsangan dari lingkungan. Deskripsi di atas menggambarkan bahwa traits
merupakan kecenderungan-kecenderungan yang dipelajari untuk mengevaluasi
situasi dan mereaksi situasi dengan cara-cara tertentu. Setiap traits mempunyai
tiga karakteristik, yaitu:
a) Uniquencess, kekhasan dalam berperilaku,
b) Likeableness, traits itu ada yang disenagi dan ada yang tidak disenangi, sebab
traits itu berkontribusi kepada keharmonisan atau ketidak harmonisan,
kepuasan atau ketidak kepuasan orang orang yang mempunyai traits tersebut.
Traits yang disengai seperti jujur, murah hati dan bertanggung jawab.
Sementara yang tidak disenagi seperti egois, tidak sopan dan kejam/bengis.
Sikap sesorang terhadap traits ini merupakan hasil belajar dari lingkungan
sosialnya; dan
c) Consistency, artinya seseorang itu diharap dapat berperilaku atau bertindak
secara ajeg.
4) Konsep yang keempat dari kepribadian adalah tipe. Perbedaan antara sifat dan tipe
menurut Allport adalah: Individu dapat memiliki sesuatu sifat, tetapi tidak dapat
memiliki suatu tipe, tipe adalah konstruksi ideal si pengamat dengan mengabaikan
sifat-sifat khas individualnya, tipe menunjukkan perbedaan buatan, sedangkan
sifat refleksi sebenarnya dari individu.
5) Sementara yang terakhir adalan Habit (Kebiasaan). Kebiasaan adalah bentuk
tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
mengandung unsur afektif perasaan.

C. Upaya Mempelajari Kepribadian


Upaya - upaya untuk memahami perilaku atau menyingkap kepribadian
manusia sudah lama dilakukan, dimulai dengan cara yang paling sederhana, yaitu
pendekatan nonilmiah, sampai dengan metode modern atau pendekatan ilmiah. Dari
cara yang sangat sederhana lahirlah pengetahuanyang bersifat spekulatif, dalam arti
kebenarannyatidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa
pengetahuan yang menjelaskan kepribadian secara spekulatif. Pengetahuan seperti ini
disebut juga ilmu semua (pseudo science). Beberapa ilmu semua adalah sebagai
berikut:
1) Chirologi, yaitu pengetahuan yang berusaha mempelajari kepribadian manusia
berdasarkan gurat-gurat tangan.
2) Astrologi, yaitu pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar
dominasi benda-benda angkasa terhadap apa yang sedang terjadi di alam,
termasuk waktu kelahiran seseorang.
3) Grafologi, yaitu pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar
tulisan tangan. Phisiolognomi, yaitu pengetahuan yang berusaha menjelaskan
kepribadian atas dasar keadaan wajah.
4) Phrenologi, yaitu pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian
berdasarkan keadaan tengkorak.
5) Onychology, yaitu pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar
keadaan kuku.

Cara mempelajari kepribadian yang dipandang lebih maju menghasilkan


bermacam - macam tipologi. Adapun usaha mempelajari kepribadian dengan
pendekatan ilmiah menghasilkan bermacam - macam teori kepribadian. Sebagai mana
dijelaskan sebelumnya bahwa teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap
pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori
kepribadian, usaha untuk memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit
untuk di laksanakan. Kemudian apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian?
Menurut Hall dan Lindzey, teori kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau
konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
BAB III
PENUTUP

1.1 Simpulan
Kata kepribadian dalam kehidupan sehari - hari di gunakan untuk menggambarkan:
(1) identitas diri, contoh: “Saya seorang yang terbuka” atau “Saya seorang pendiam”, (2)
kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain, contoh “Dia agresif” atau “Dia
jujur”, dan fungsi-fungsi kepribadian sehat atau bermasalah, contoh: “Dia baik” atau “Dia
mendendam.” Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian adalah: character
(karakter), temperament (temperamen), traits (sifat-sifat), type (attribute) dan habit
(kebiasaan). Konsep-konsep diatas merupakan aspek atau komponen kepribadian karena
pembicaraan mengenai kepribadian senantiasa mencakup apa saja yang ada di dalamnya,
seperti karakter, sifat-sifatdan seterusnya. Interaksi antara berbagai aspek tersebut
kemudian terwujud sebagai kepribadian. Upaya-upaya untuk memahami perilaku atau
menyingkap kepribadianmanusia sudah lama dilakukan, dimulai dengan cara yang paling
sederhana, yaitu pendekatan nonilmiah, sampai dengan metode modern atau pendekatan
ilmiah. Dari cara yang sangat sederhana lahirlah pengetahuan yang bersifat spekulatif,
dalam arti kebenarannya tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Widodo Supriono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Renika Cipta.
Alisuf, Sabri. 1993. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya.
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajia Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dirgagunarsa, Singgih. 1987. Pengantar Psikologi. Jakarta: Gunung Mulia.
Farozin, Fatiyah. 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta: Rineka Cipta.
Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Fudyartanta. 2005. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Zenith Publisher.
Ghufron, Nur. 2011. Psikologi. Kudus: Nora Media Enterprise.
Hergenhahndan Olson. TT. Theories of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana Premedia
Group.
Heuken, Adolf. TT. Tantangan Membina Kepribadian. Yogyakarta: Kanisius.
Http://www.tempo.co/read/news/2014/03/08/064560512/Bunuh-Kenalan-Facebook
IrwanTerancam-Hukuman-Mati.
Jaennudin, Ujam. 2012. Psikologi Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia.
Jalal, Abdul, Luqman. 2004. Keseimbangan antara Kebutuhan Akal, Jasmani dan Rohani.
Jakarta: Cendekia Sentra Muslim.
Khairani, Makmun. 2014. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Khasinah, Siti. 2013. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA, volume XIII nomor 2, 296-317, 2013 Banda Aceh: UIN Ar-Raniry.\
Koeswara. 2001. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco.
Laura A. King. 2010. Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif) buku 1. Terjemahan
Brian Marwensdy. Jakarta: Salemba Humanika..
Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Malasari Fajar, Nur. 2012. Sejarah Dan Sistem Psikologi. Depok: Raja Grafindo.
Marliani, Rosleny. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.
Mustakim, Abdul Wahib. 2003. Psikologi belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Prawira, Pirwa Atmaja.2013. Psikologi Kepribadian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Prayetno, 2003. Model Big Five. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahman dan Muzdalifah. 2009. Psikologi. Kudus: STAIN Kudus.
Nur Prabowo. 2014. Manusia sebagai Sasaran Psikologi Kepribadian. Jurnal Rasail. Vol.1,
No. 1, 2014.
Sujanto, Agus. 2001. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Perkasa.
Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Yogyakarta: Caps.
Supratiknya. 1993. Teori-teori Psikodinamika. Yogyakarta: Kanisius.
Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.
Syah, Muhibbin. 1993. Arti Penting Aspek Kognitif dalam Pengajaran Agama dalam
Mimbar Studi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syamsudin Abin, 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
W. S antrock, Jhon. Psikologi Edisi kedua. Jakarta: Kencana.
Walgito, Bimo, 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Widiastuti. 2004. Big Five Personality. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yusuf, Syamsu. 2012. Teori kepribadian. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai