Anda di halaman 1dari 18

Kepribadian Dan Sikap Keagamaan Remaja Di Desa Muktijaya Kecamatan

Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang

Nama Penulis: Nanda Nazmil Fathir1

Abstraksi
Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri setiap manusia,
baik manusia itu beragama maupun tidak. Secara umum kepribadian terdapat
dalam diri setiap individu yang normal. Sedangkan orang yang tidak normal
kepribadiannya tidak tertentu dan tidak dapat diamati secara pasti, walaupun
pada dasarnya setiap kepribadian itu dapat diamati melalui gejala-gejala
yang tampak. Orang yang disebut normal adalah orang yang seoptimal
mungkin melaksanakan iman dan amal soleh disegala tempat. Kebalikan dari
ketentuan itu adalah abnormal yaitu, sifat-sifat dholim, fasik, syirik, kufur,
nifak. Penulis meneliti tentang kepribadian dan sikap keagamaan remaja di
desa muktijaya dengan menggunakan metode penelitiankualitatif dengan
Teknik pengumpulan data literatur, observasi, dan wawancara guna untuk
mengeteahui tipe-tipe kepribadian, hubungan dan sikap keagamaan, dan
dinamika kepribadian didesa muktijaya kecamatan cilamaya kulon kabupaten
karawang.

Kata Kunci : Kepribadian, Sikap, Keagamaan.

A. Pendahuluan

Dalam memahami kepribadian dan sikap keagamaan, ada banyak tipe-tipe yang di
paparkan oleh berbagai macam teori dari para ahli, mulai dari teori barat yang sangat
dikenal dalam psikologi seperti teori Freud dalam memandang kepribadian dan juga
agama. Begitu pula dengan teori yang menjelaskan tentang kepribadian yang
dihubungkan dengan agama islam. Selain dijelaskan secara gamblang dalam Al-qur’an,
kita harus bisa mengikuti dan mengaplikasikan sebagaimana tipe-tipe kepribadian yang
baik. Dan bisa menjadi contoh bagi orang yang ada di sekitar kita. Sebab, jika kita
sebagai manusia menjalani kehidup panjang ini dengan baik, maka baik pula jiwa dan
raga kita dan selalu menjalankan perintah-Nya. ada bermacam-macam tipe yang
dimiliki oleh manusia. Ada manusia yang dikatakan sehat atau normal dan ada juga
manusia yang dikatakan abnormal. Maksudnya dalam penelitian ini akan dijelaskan
bahwa jika ia manusia normal, maka ia akan menjalankan tipe kepribadian yang baik
dan tidak melanggar norma-norma maupun nilai-nilai yang bertentangan dengan agama.

1
Pendidikan Agama Islam
STAI KH. EZ MUTTAQIEN PURWAKARTA
nandanazmilfathir@gmail.com

1
Sebaliknya, jika ia manusia yang dikatakan abnormal, ia tidak dapat menjalani
kehidupan dengan kepribadian yang sehat. Sebab ia banyak melanggar perintah-Nya
yang telah banyak di sebutkan dalam al-qur’an.Baiklah untuk memperjelas, dan agar
kita dapat memahami langsung apa saja yang termasuk tipe-tipe kepribadian dari
berbagai macam teori yang dijelaskan oleh para ahli, maka penelitian ini mencoba
mengupas tuntas tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian dan sikap
keagamaan tersebut.
Kepribadian dalam khasanah peradaban dan pemkiran Islam telah mendapatkan
posisi yang penting meski tidak pernah disebut teori. Konsep-konsep kepribadian
tersebut semuanya berbahan buku yang sama, yaitu dua raja dalil ( Al-Qur’an dan Al-
Hadits). Penafsiran keduanya menjadi karya-karya tulis yang luar biasa. Memang tidak
mudah untuk menyusun teori alternatif bagi teori kepribadian. Belajar dari teori-teori
kepribadian yang ditawarkam psikologi kontemporer.
Sebenarnya tidak pantas untuk menyandingkan firman Allah dan sabda Rasulullah
SAW dengan kata-kata keilmuan psikologi, terutama psikologi barat. Tetapi selama
ilmu itu bersifat eksakta dan sains murni maka ia merupakan bagian dari sunatullah
yang boleh di sadur sebagai khasanah kekayaan intelektual.
Pada ilmu psikologi kepribadian dibahas dalam kajian ilmu yang termasuk bagian
dari psikologi secara tersendiri. Maka hal itu memunculkan ilmu baru yaitu psikologi
kepribadian. Kemudian dalam psikologi agama juga dibahas kepribadian orang
beragama atau dapat dikatakan kepribadian orang menurut pandangan atau sudut
pandang agama.
Dalam pandangan psikologi agama manusia mempunyai kepribadian yang berbeda-
beda, maka dari itu menimbulkan sikap keagamaan yang berbeda-beda pula. Disamping
itu juga menimbulkan sesuatu yang berbeda, jika orang tersebut berbeda agama, karena
agama yang satu dengan agama yang lain berbeda.
Penulis meneliti tentang kepribadian dan sikap keagamaan remaja di desa
muktijaya, yang penulis ambil dari berbagai literatur yang ditemukan dan menggunakan
metode penelitian observasi dan wawancara.

2
B. Teori
Istilah yang dikenal dalam kepribadian adalah: Mentality, yaitu situasi mental yang
dihubungkan dengan kegiatan mental atau intelektual.
1. Personality, yaitu karakteristik.
2. Individuality, adalah sifat seseorang yang menyebabkan sifat berbeda dari orang
lain.
3. Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifat-sifat
mempertahankan diri terhadap sesuatu dari luar2.
Selanjutnya berdasarkan pengertian dari kata-kata tersebut, beberapa ahli
mengemukakan definisinya sebagai berikut:3
1). Allport
Dengan mengecualikan beberapa sifat kepribadian dapat dibatasi sebagai cara bereaksi
yang khas dari seseorang individu terhadap perangsang sosial dan kualitas penyesuaian
diri yang dilakukannya terhadap segi sosial dari lingkungannya.
2). Mark A. May
Apa yang memungkinkan seseorang berbuat efektif atau memungkinkan seseorang
mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Dengan kata lain kepribadian adalah nilai
perangsang sosial seseorang.
3). Woodwort Kualitas dari tingkah laku seseorang.
4). Morisson Keseluruhan dari apa yang dicapai seseorang individu dengan jalan
menampilkan hasil-hasil kultural dari evolusi sosial.
5). Hartmann
Susunan yang terintegritaskan dari ciri-ciri umum seseorang individu sebagaimana
dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang diperlihatkannya kepada orang lain.
6). L.P Thorp
Sinonim dengan pikiran tentang berfungsinya seluruh individu-individu secara
organisme yang meliputi seluruh aspek yang secara verbal terpisah-pisah seperti:
Intelek, watak , motif dan emosi, minat, kesediaan untuk bergaul dengan orang lain
(sosialias) dan kesan individu yang ditimbulkanya pada orang lain serta efektivitas
sosial pada umumnya.
7). C.H Judd:
2
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta:1996), PT. RajaGrafindo Persada. H. 149
3
Jalaludin, Ibid. H. 150-151

3
Hasil lengkap serta merupakan suatu keseluruhan dari proses perkembangan yang telah
dilalui individu.
8). Wetherington
Dari seluruh definisi yang telah dikemukakan diatas wetheringthon
menyimpulkan, bahwa kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Manusia karena keturunannya mula sekali hanya merupakan individu dan kemudian
barulah merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya.
Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara
terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.
Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pkiran orang lain
dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang.
Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras
tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang.
Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan
kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial.
Selanjutnya dari sudut filsafat dikemukakan pendapat:4
William Stern
Menurut W.Stern kepribadian adalah suatu kesatuan banyak (Unita multi
compleks) yang diarah kan kepada tujuan-tujuan terentu dan mengandung sifat-sifat
khusus individu, yang bebas menentukan dirinya sendiri.
Dalam uraian selanjutnya ia mengemukakan ciri-ciri kepribadian:
Kesatuan banyak: Mengandung unsur-unsur yang banyak dan tersusun secara hierarki
dari unsur yang berfungsi tinggi ke unsur yang rendah.
Bertujuan: mempunyai tujuanyang erdiri dari mempertahankan diri dan
mengembangkan diri.
Individualitas: Merdeka untuk menentukan dirinya sendiri dan kesadaran tidak termasuk
ke dalamnya.
Berdasarkan pendapat ini W.Stern menganggap bahwa Tuhan juga termasuk
suatu pribadi, karena Tuhan menurutnya mempunyai tujuan dalam diri Nya dan tidak
ada tujuan lain di atas Nya.
Prof. Kohnstamm

4
Jalaludin, Ibid. H. 151

4
Ia menentang pendapat W.Stern yang meniadakan kesadaran dalam pribadi
terutama pada Tuhan. Menurut Kohnstamm Tuhan merupakan pribadi yang menguasai
alam semesta. Dengan kata lain kepribadian sama artinya dengan teistis (Keyakinan).
Orang yang berkepribadian menurutnya adalah orang yang berkeyakinan ke-Tuhanan.
Selanjutnya dari pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam pribadi seseorang terkumpul beberapa aspek yang terintegrasikan, berupa:
Keyakinan hidup yang dimiliki seseorang: Filsafat, keyakinan, cita-cita, sikap dan era
hidupnya.
Keyakinan mengenai diri: perawakan jasmani, sifat psikis, intelegensi, emosi,
kemauan, pandangan terhadap orang lain, kemampuan bergaul, kemampuan memimpin,
dan kemampuan bersatu.
Keyakinan mengenai kemampuan diri: status diri dalam keluarga dan
masyarakat, status sosial berdasarkan keturunan dan historis.
Manusia melaksanakan perbuatanya untuk memenuhi naluri-naluri dan kebutuhan
jasmaninya. Perkumpulan perbuatan-pernuatan tersebut adalah tingkah laku manusia.
Tingkah laku ini bergantung pada pemahaman-pemahaman atau (mafahim) manusia
tentang segala sesuatu (asyya’), aktivitas dan kehidupan. Tingkah lakulah yang
menunjukkan kepribadian manusia, sedangkan tampan, postur tubuh, warna kulit atau
jenis kelamin itu tidak menentukan kepribadian.5
Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita. Kepribadian juga
merupakan kecenderungan-kecenderungan manusia terhadap realita.6
Kepribadian yang khas adalah kepribadian dimana pola pikir dan pola jiwa pemiliknya
terdiri dari satu jenis. Lalu kecenderungan nya tunduk kepa dan kecenderungannya,
maksudnya pola jiwa nya tunduk pada pola pikirnya. Ia cenderung pada segala sesuatu
(benda) dan perbuatan sesuai dengan pemahaman-pemahamannya dalam memenuhi
naluri dan kebutuhan jasmaninya dengan mensetandarkan pada standar pemikiran dasar
(ideologi)7.
Kepribadian yang khas ini tidak terwujud kecuali dengan kepribadian yang
berideologi (mabda’iyah) seperti kepribadian islam, kepribadian kapitalisme, dan
kepribadian komunisme karena pola pikir dan pola jiwa setiap kepribadian tersebut

5
Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian, (Bandung: 2007), PT. Refika Aditama. H. 253-254
6
Ibid. H.254
7
Ibid. H. 263-264

5
standarnya pada pemikiran dan kecenderungan nya yaitu aqidah aqliyah yang
memancarkan sistem untuk mengatur semua interaksi manusia inilah yang dinamakan
ideologi8.
Kepribadian tidak khas adalah pola pikirnya berbeda dengan pola jiwanya,
kepribadian yang tidak khas ini tumbuh pada seseorang ketika standar yang membangun
pemikirannya berbeda dengan standar yang membangun kecenderungan nya.
Orang-orang yang memilki kepribadian tidak khas, tingkah laku mereka selalu tampak
gelisah dan kacau, karena pemikiran mereka adalah bukan kecenderungan mereka.
Kepribadian yang tidak khas terkadang menjadi kepribadian kacau. Memilik
kepribadian yang tidak khas ini tidak membuat kaidah-kaidah yang tetap untuk pola
pikir dan pola jiwanya. Jadi pemikiran dan kecenderungan nya terhadap segala seseuatu
dan perbuatan saling berselisih, kontradiksi, berbeda-beda dan terpengaruh oleh
lingkungan dari waktu ke waktu.
Kepribadian tidak khas terkadang stagnan. Orang yang memiliki kepribadian
tersebut menjadikan sebuah kaidah atau kaidah-kaidah yang kokoh untuk menghukumi
perbuatan dan segala sesuatu (benda-benda) yang terindra olehnya9.
Dalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis Prof. Heyman
mengemukakan, dalam diri manusia terdapat tiga unsur: emosionalitas, aktivitas dan
sekunder. Emosionalitas merupakan unsur yang mempunyai sifat yang didominasi oleh
emosi yang positif. Aktivitas, yaitu sifat yang dikuasai oleh aktivitas gerakan. Fungsi
sekunder, yaitu sifat yang didominasi oleh ketentuan perasaan. Selain tipe dan struktur,
kepribadian juga memiliki semacam dinamika yang unsurnya secara aktif ikut
mempengaruhi aktivitas seseorang. Unsur tersebut adalah:
1. Energi ruhaniah yang berfungsi sebagai pengatur aktivitas ruhaniah seperti
berpikir, mengingat, mengamati dan sebagainya.
2. Naluri, berfungsi sebagai pengatur kebutuhan primer seperti makan, minum dan
seks. Sumber naluri adalah kebutuhan jasmani dan gerak hati. Naluri mempunyai
sumber (pendorong), maksud dan tujuan.
3. Ego (aku sadar), yang berfungsi untuk merendahkan ketegangan dalam diri
dengan cara melakukan aktivitas penyesuaian dorongan yang ada dengan kenyataan
objektif (realitas).
8
Ibid. H. 271
9
Yadi Purwanto,Ibid. H. 273-274

6
4. Super ego, yang berfungsi sebagai pemberi ganjaran batin baik berupa
penghargaan maupun berupa hukuman. Dalam kaitan dengan tingkah laku keagamaan,
maka dalam kepribadian manusia sebenarnya telah diatur untuk menyelaraskan tingkah
laku manusia agar tercapai ketentraman dalam batinnya. Secara fitrah manusia memang
terdorong untuk melakukan sesuatu yang baik, namun terkadang naluri mendorong
manusia untuk segera memenuhi kebutuhannya yang bertentangan dengan realita yang
ada.
A. Tipe-tipe Kepribadian10
Secara garis besarnya pembagian kepribadian manusia ditinjau dari berbagai aspek:
a. Aspek biologis
Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini didasarkan atas
konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang, tokoh-tokoh yang
mengemukakan teorinya bedasarkan aspek biologis ini antaranya:
Hippocrates dan Galenus
Mereka berpendapat, bahwa yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang adalah
jenis cairan tubuh yang paling dominan, yaitu:
1. Tipe choleris
Tipe ini disebabkan cairan empedu kuning yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya
agak emosi: mudah marah dan mudah tersinggung.
2. Tipe Melancholis
Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam yang dominan dalam tubuh nya. Sifatnya
agak tertutup : rendah diri, mudah sedih, sering putus asa.
3. Tipe Plegmatis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan. Sifat yang dimilikinya agak
statis: Lamban, apatis, pasif, pemalas.
4. Tipe Sanguinis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah yang dominan. Sifat yang dimilkinya
agak aktif, cekatan, periang, mudah bergaul.
Cretchmer
Dalam membagi tipe wataknya Cretchmer mendasarkan pada bentuk tubuh seseorang,
yaitu :
1. Tipe Astenis (Litosome)
Yaitu tipe orang yang memiliki tubuh tinggi, kurus, dada sempit dan lengan kecil.
2. Tipe Piknis
Yaitu tipe orang yang memiliki bentuh tubuh gemuk bulat. Sifat yang dimilikinya
antaralain : Periang, mudah bergaul dan suka humor.
3. Tipe Atletis

10

7
Yaitu Tipe orang yang memiliki bentuk tubuh tubuh atlit tinggi, kekar dan berotot, sifat-
sifat yang dimiliki antara lain: mudah menyesuaikan diri, berpendirian teguh dan
pemberani.
4. Tipe Displastis
Yaitu Tipe manusia yang memiliki bentuk tubuh campuran. Sifat yang dimiliki tipe ini
adalah sifat yang mudah terombang ambing oleh situasi sekelilingnya. Oleh karena itu
di istilahkan Cretchmer tpe ini adalah tipe orang yang tidak mempunyai ciri kepribadian
yang mantap.
Sheldon
Sheldon membagi tipe kepribadian berdasarkan dominasi lapisan yang berada dalam
tubuh seseorang. Berdasar aspek ini ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1. Tipe Ektomorph, yaitu tipe orang yang berbadan kurus tinggi, karena lapisan
badan bagian luar yang dominan. Sifatnya antara lain suka menyendiri dan
kurang bergaul pada masyarakat.

2. Tipe Mesomorph, yaitu tipe orang yang berbadan sedang dikarenakan lapisan
tengah yang dominan. Sifat orang tipe ini adalah: giat bekerja dan mampu
mengatasi sifat agresif.

3. Tipe Endomorph, yaitu tipe orang yang berbadan gemuk, bulat dan anggota
badan yang pendek, karena lapisan dalam tubuhnya yang dominan. Sifat tipe
orang ini adalah: kurang cerdas, senang makan, suka dengan kemudahan yang
tidak banyak membawa resiko dalam kehidupan.

b. Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan pada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang. Yang
mengemukakan teorinya berdasarkan aspek sosiologi ini antara lain:
Edward Spranger.
Ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh pandangan hidup mana
yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1. Tipe Teoritis, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada masalah teori
dan nilai-nilai: ingin tahu, meneliti dan mengemukakan pendapat.
2. 2). Tipe Ekonomis, Orang yang perhatianya tertuju kepada manfaat segala
sesuatu berdasarkan faidah yang dapat mendatangkan untung rugi.
3. 3). Tipe Esthetis, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada masalah-
masalah keindahan.
4. 4). Tipe Sosial, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada kepentingan
masyarakat dan pergaulan.
5. 5). Tipe Politis, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada kepentingan
kekuasaan, kepentingan dan Organisasi.
6. 6). Tipe Religius, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada ketaatan pada
agama. Senang dengan masalah-masalah ketuhanan dan keyakinan agama.

8
Murray
Murray membagi tipe kepribadian:
1) Tipe Teoritis, yaitu orang yang menyenangi ilmu pengetahuan, berpikir logis
dan rasional.
2) Tipe Humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat kemanusiaan yang
mendalam.
3) Tipe Sensasionis, yaitu tipe orang yang suka sensasi, berkenalan.
4) Tipe Praktis yaitu tipe orang yang giat bekerja dan mengadakan praktek.

Fritz kunkel
Fritz kunkel membagi tipe kepribadian menjadi:
1) Tipe Sachelichkeit, yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian terhadap
masyarakat.

2) Tipe Ichhaftigkeit, yaitu tipe orang yang menaruh perhatianya kepada


kepentinganya sendiri.

Menurut Fritz kunkel antara Tipe Sachelichkeit dan Tipe Ichhaftigkeit berbanding
terbalik. Jika seseorang memiliki Sachelichkeit yang besar maka, Ichhaftigkeit menjadi
kecil dan sebaliknya.

c. Aspek Psikologis
Dalam membagi tipe kepribadian berdasarkan tipe psikologis Prof. Heymann
mengemukakan, bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsur: emosionalitas, aktifitas
dan fungsi sekunder (proses pengiring)
1) Emosionalitas, merupakan unsur yang mempunyai sifat yang di dominasi oleh
emosi yang positif, sifat umumnya adalah: kurang respek terhadap orang lain, perkataan
berapi-api, tegas, ingin menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung suka berlebih-
lebihan.
2) Aktifitas, sifat yang dikuasai oleh aktifitas gerakan, sifat umum yang tampak
adalah: lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang, dan selalu melindungi orang
lemah.
3) Fungsi sekunder (proses pengiring), yaitu sifat yang didominasi oleh kerentanan
perasaan, sifat umum yang tampak: watak tertutup, tekun, hemat, tenang dan dapat
dipercaya.

B. Hubungan Dan Sikap Keagamaan

1. Struktur kepribadian Sigmound freud


Merumuskan sistem kepribadian menjadi tiga sistem. Ketiga sistem itu dinamainya id,
ego dan super ego. Dalam diri orang yang memilki jiwa sehat ketiga sistem itu bekerja

9
dalam susunan yang harmonis. Segala bentuk tujaun dan segala gerak-geriknya selalu
memenuhi keperluan dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya kalau ketiga
sistem itu bekerja secara bertentangan, maka orang tersebut dinamainya sebagai orang
yang tak dapat menyesuaikan diri. Ia menjadi tidak puas dengan dirinya dan
lingkungannya. Dengan kala lain efisiensinya menjadi berkurang.
a. Id (das es)
Sebagai suatu sistem Id mempunyai fungsi menunaikan prinsip kehidupan asli manusia
berupa penyaluran dorongan naluriah. Dengan kata lain Id mengemban prinsip
kesenangan (Pleasure Principle), yang tujuanya untuk membebaskan manusia dari
ketegangan dorongan naluri dasar: makamn, minum, seks dll.
b. Ego (das es)
Ego merupakan sistem yang berfungsi menyalurkan dorongan Id ke keadaan yang
nyata. Freud menamakan misi yang di emban oleh ego sebagai prinsip kenyataan
(objektive atau reality principle). Segala bentuk dorongan naluri dasar dari Id hanya
dapat direalisasi dalam bentuk nyata melalui bantuan ego. Ego juga mengandung
prinsip kesadaran
c. Super Ego (das Uber ich)
Sebagai suatu sistem yang memiliki unsur moral dan keadilan. Maka sebagian besar
Super Ego mewakili alam ideal. Tujuan Super Ego adalah membawa individu kearah
kesempurnaan sesuai dengan pertimbangan keadilan dan moral. Ia merupakan kode
modal seseorang dan berfungsi pula sebagai pengawas tindakan yang dilakukan oleh
ego. Jika tindakan itu sesuai dengan pertimbangna moral dan keadilan, maka ego
mendapat ganjaran berupa rasa puas atau senang. Sebaliknya jika bertentangan, maka
ego menerima hukuman berupa rasa gelisah dan cemas. Super Ego mempunyai dua
anak sistem, yaitu ego ideal dan hati nurani.

H.J Eysenck
Menurut Eysenck kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan dan disposisi-disposisi
yang terorganisasi dalam susunan hierarkis berdasarkan atas keumuman dan
kepentingannya, diurut dari yang paling bawah ke yang paling tinggi adalah:
1) Specifik response, yaitu tindakan atau respon yang terjadi pada suatu keadaan
atau kejadian tertentu, jadi khusus sekali.
2) Habitual response, mempunyai corak yang lebih umum dari pada Specifik
response, yaitu respon-respon yang berulang-ulang terjadi saat individu
menghadapi kondisi atau situasi yang sama.
3) Trait, yaitu terjadi saat Habitual response yang saling berhubungan satu sama
lain dan cenderung ada pada individu tertentu.
4) Tipe, yaitu organisasi dalam individu yang lebih umum, lebih mencakup lagi.

Sukamto M.M
Menurut pendapat Sukamto M.M kepribadian terdiri dari empat sistem atau aspek:
a. Qalb (Angan-angan kehatian).

10
b. Fuad (Perasaan/hati nurani/ulu hati).
c. Ego (Aku sebagai pelaksana dari kepribadian).
d. Tingkah laku (Wujud gerakan)
Meskipun keempat aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen,
prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, namun keempatnya berhubungan dengan erat
dan tidak dapat dipisahkan.

a). Qalb adalah hati yang menurut istilah kata atau terminologis adalah sesuatu yang
berbolak balik (sesuatu yang lebih), berasal dari kata Qolaba, artinya membolak-
balikan. Qalb bisa diartikan hati sebagai hati sekepal(biologis), dan juga bisa berarti’
kehatian’ (nafsiologis). Ada sebuah hadist nabi riwayat bukhari muslim berbunyi
sebagai berikut: “ ketahuilah bahwa didalam tubuh ada sekepal daging. Kalau itu baik,
baiklah seluruh tubuh. Kalau itu rusak- rusak lah seluruh tubuh. Itulah qalb”
Secara nafsiologis qalb disini dapat diartikan sebagai radar kehidupan dilaksanakan.
Qalb adalah reservoir energi nafsiah yang menggerakkan ego dan fuad. Dilihat dari
beberapa segi, ada kecenderungan bahwa teori freud tentang Id mirip dengan karakter
hati yang tidak berisi iman, yaitu qalb yang selalu menuntut kepuasan dan menganut
prinsip kesenangan (pleasure principle). Ia menghendaki agar segala sesuatu segera
dipenuhi atau dilaksanakan. Kalau satu segi sudah terpenuhi, ia menuntut lagi yang lain,
dan begitu seterusnya. Ia menjadi anak manja dari kepribadian.
b) Fuad
Fuad adalah perasaan yang terdalam dari hati yang sering kita sebut hati nurani (cahaya
mata hati) dan berfungsi sebagai penyimpan daya ingatan. Ia sangat sensitif terhadap
gerak atau dorongan hati dan merasakan akibatnya, kalau hati kufur, Fuad pun kufur
dan menderita. Kalau hati bergejolak karena terancam oleh bahaya atau hati tersentuh
oleh siksaan batin, fuad terasa seperti terbakar. Kalau hati tenang, Fuad pun tentram dan
senang. Satu segi kelebihan fuad dibanding dengan hati ialah, bahwa fuad itu dalam
situasi yang bagaimanapun, tidak bisa dusta. Ia tidak bisa menghianati kesaksian
terhadap yang dipantulkan oleh hati dan apayang diperbuat oleh ego. Ia berbicara apa
adanya. Berbagai rasa yang dialami oleh fuad ditutukan dalam al-quran sebagai berikut:
1) Fuad bisa bergoncang gelisah (Qs al-Qashas: 10)
Dan fuad ibu musa menjadi bingung (kosong) Hampir saja ia membukakan rahasia
(Musa), Jika aku tidak meneguhkan hatinya, sehingga ia menjadi: orang yang beriman.
2) Dengan diwahyukannya al-quran kepada Nabi, fuad Nabi menjadi teguh (QS al-
furqan: 32) dan orang-orang kafir bertanya: “mengapa al-quran tidak diturunkan
kepadanya dengan sekaligus”? Demikianlah, karena dengan (cara) itu, Aku hendak
meneguhkan fuadmu, dan aku bacakan itu dengan tertib (sebaik-baiknya).
3) Fuad tidak bisa berdusta (QS Anm Najm: 11): Fuad tidak berdusta tentang apa
yang dilihatnya.
4) Orang yang zalim hatinya kosong (bingung). (QS Ibrahim:43):
Dengan terburu-buru sambil menundukkan kepala, mereka tidak berkedip, tetapi
fuadnya kosong (bingung)

11
5) Orang musrik, fuad dan pandanganya dibolak-balikan atau diguncang (QS al-
an’am: 110):
Aku goncangkan fuad dan pandangan mereka (kaum musrikin), sebagaimana jejak
semula mereka tidak mau beriman, dan aku biarkan mereka dalam kedurhakaanya
mengembara tanpa arah tertentu.
c) Ego
Aspek ini timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan
dunia kenyataan (realitas). Ego atau aku bisa dipandang sebagai eksekutif kepribadian,
mengntrol cara-cara yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan, memilih objek-
objek yang bisa memenuhi kebutuhan, mempersatukan pertentangan-pertentangan
antara qalb dengan fuad dengan dunia luar. Ego adalah derivat dari qalb dan bukan
untuk merintanginya. Kalau qalb hanya mengenal dunia sesuatu yang subyektif dan
yang objek (dunia realitas). Didalam fungsinya, Ego berpegang pada prinsip kenyataan
atau realiti principle. Tujuan prinsip kenyataan ini adalah mencari objek yang tepat
(serasi), Untuk mereduksikan keteganganya yang timbul dalam organisme. Ia
merumuskan suatu rencana pemuasan kebutuhan dan mengujinya (biasanya dengan
tindakan). Untuk mengetahui apakah rencana tersebut berhasil atau tidak.
d) Tingkah laku
Nafsiologi kepribadian berangkat dari kerangka acuan dan asumsi asumsi subyektif
tentang tingkah laku manusia, karena menyadari bahwa tidak seorangpun bisa bersifat
objektif sepenuhnya dalam mempelajari manusia. Tingkah laku ditentukan oleh
keseluruhan pengalaman yang di sadari oleh pribadi. Kesadaran merupakan sebab dari
tingkah laku. Artinya, bahwa apa yang dipikir dan dirasakan oleh individu itu
menentukan apa yang akan dikerjakan, adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh
kepribadian seseorang dan ikut serta menentukan tingkah lakunya.
Masalah normal dan abnormal tentang tingkah laku dalam nafsiologi ditentukan oleh
nilai dan norma yang sifatnya universal. Orang yang disebut normal adalah orang yang
seoptimal mungkin melaksanakan iman dan amal soleh disegala tempat. Kebalikan dari
ketentuan itu adalah abnormal yaitu, sifat-sifat dholim, fasik, syirik, kufur, nifak, dan
sejenis itu11.

C. Dinamika Kepribadian
Selain tipe dan struktur kepribadan juga memiliki dinamika yang unsurnya secara aktif
ikut mempengaruhi aktifitas seseorang. Unsur-unsur tersebut adalah:
Energi rohaniyah (psychis energy) yang berfungsi sebagai pengatur aktifitas rohaniyah
seperti berfikir, mengingat, mengamati dan sebagainya.
Naluri yang berfungsi sebagai pengatur kebutuhan primer seperti makan, minum dan
seks. Sumber naluri adalah kebutuhan jasmaniyah dan gerak hati. Berbeda dengan
energi rohaniyah, maka naluri mempunyai sumber (pendorong), maksud dan tujuan.
Ego (aku sadar) yang berfungsi untuk meredakan ketegangan dalam diri dengan cara
melakukan aktifitas penyesuain dorongan-dorongan yang ada dengan kenyataan
11
Jalaludin, Ibid. H. 160-165

12
obyektif (realitas). Ego memiliki kesadaran untuk menyelaraskan dorongan yang baik
dan buruk hingga tidak terjadi kegelisaahan atau ketegangan batin.
Super ego yang berfungsi sebagai ganjaran batin baik berupa penghargaan (rasa puas,
senang dan berhasil) maupun berupa hukuman (rasa bersalah, berdosa dan menyesal).
Penghargaan batin diperankan oleh ego-ideal, sedangkan hukuman batin dilakukan oleh
hati nurani12.
Pemenuhan dorongan pertama akan menyebabkan terjadi kegelisahan pada ego,
sedangkan pemenuhan dorongan kedua akan menjadikan ego tentram. Dengan
demikian, kemampuan ego untuk mempertahankan diri tergantung dari pembentukan
ego-ideal. Dalam kaitan inilah bimbingan dan kaitanya agama sangat berfungsi bagi
pembentukan kepribadian seseorang. Pendidikan moral dan ahlak ini adalah upaya
membekali ego-ideal dengan nilai-nilai luhur.
Dalam konteks ini terlihat bagaimana pentingya pendidikan agama diberikan kepada
anak-anak dalam usia dini dalam upaya mengisi nilai-nilai agama agar karakternya
terbentuk, oleh pengaruh nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai agama ini kemudian akan
memperkuat ego-ideal yang sekaligus akan berfungsi sebagai pemberi ganjaran batin.
Jika kondisi ego-ideal ini berperan secara dominan dalam diri seseorang, maka ego akan
senantiasa terpelihara dari pengaruh dorongan naluri yang menyalahi norma dan
agama13.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang memiliki
karakteristik bahwa dasarnya menyatakan dalam keadaan sebenarnya atau sebagaimana
adanya (natural setting) dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau
bilangan (Rasimin, 2018). Untuk menggambarkan dan menginterpretasikan obyek
sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2003). Kepribadian dan Sikap keagamaan Remaja
di Desa Muktijaya Karawang.
Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada masalah penelitian yang
bertumpu pada Kepribadian Dan Sikap Keagamaan Remaja Data-data yang dijadikan
acuan dalam penelitian ini diambil dari data lapangan yang diperoleh dari informan
meliputi orang tua, remaja dan tokoh masyarakat yang berkenaan dan relevan dengan
Kepribadian dan Sikap Keagamaan Di Desa Muktijaya Karawang.
Dalam pengumpulan data menggunakan dua hal yaitu observasi, interview. Observasi
adalah pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat
indra (Arikunto, 1996). Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data melalui
pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki meliputi
pelaksanaan Kepribadian Dan Sikap Keagamaan remaja Desa Muktijaya Karawang,
serta data-data lain yang diperlukan. Dalam observasi ini peneliti menggunakan
observasi langsung dengan menggunakan pedoman sebagai pengamatan. Pedoman
12
Jalaludin, Ibid. H. 166
13
Jalaludin, Ibid. H. 167-168

13
observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Dalam observasi pengamat tinggal memberi tanda pada kolom tempat peristiwa muncul.
Interview merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi
langsung antara penyelidik dengan subyek atau responden. Dalam melaksanakan
interview pewawancara membawa pedoman yang hanya garis besar tentang hal-hal
yang akan ditanyakan. Tanya jawab ini dilakukan oleh peneliti kepada remaja, orang tua
dan tokoh masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh data tentang kepribadian
dan sikap keagamaan remaja desa muktijaya karawang.
Analisis data dalam penelitian ini menerapkan fakta pola pikir serta metode analisis data
non statistik, dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi (Sudjana, 2001). Metode deskripsi yang
penulis gunakan dengan menggunakan pendekatan induktif yaitu: peneliti menganalisis
berangkat dari kasus yang bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata (ucapan atau
perilaku obyek penelitian atau situasi di lapangan) untuk kemudian dirumuskan menjadi
konsep teori, prinsip, proposisi atau definisi yang bersifat umum (Rasimin, 2018).

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian
Desa Muktijaya sebagai salah satu Desa yang beraada di Kecamatan Cilamaya
Kulon Kabupaten Karawang yang mana masyarakat disana dalam kehidupan
kesehariannya sebagai petani padi dan TKI seperti Taiwan, Arab Saudi, Korea, Jepang
dan Malaysia. Berdampak secara langsung pada Kepribadian dan Sikap Keagamaan
dikehidupan remaja.
Desa Muktijaya terdiri dari 450 remaja yang memilki usia 11 sampai 19 tahun,
dengan latar belakang Pendidikan yang sangat beragam mulai dari lulusan SD, SMA,
dan bahkan ada yang tidak lulus sekolah. Pekerjaan yang paling banyak dilakukan
adalah sebagai petani di sawah, kuli bangunan dan berternak dan berkebun.
Remaja Di Desa Muktijaya sangat beragam aspek Kepribadiannya seperti aspek
biologis, sosiologis, dan aspek psikologis. aspek biologis sebagaimana dijelaskan
Hippocrates dan Galenus mereka berpendapat, bahwa yang mempengaruhi ada empat
tipe: Pertama: tipe choleris sifatnya agak emosi mudah marah dan mudah tersinggung.
Kedua tipe Melancholis yang sifatnya agak tertutup seperti rendah diri, mudah sedih,
dan sering putus asa. Kemudian Ketiga tipe Plegmatis sifat yang dimilikinya agak statis
seperti Lamban, apatis, pasif, dan pemalas.dan yang Keempat tipe Sanguinis sifat yang
dimilkinya agak aktif, cekatan, periang, dan mudah bergaul. Remaja di desa muktijaya
berbeda-beda suku ada suku jawa, suku sunda dan suku Betawi akn tetapi bahasa yang

14
digunakan adalah bahasa jawa karena kebanyakan masyarakat suku jawa dan berbahasa
jawa tentu kepribadian dan budayanya jawa.
Kepribadian sosial remaja di desa muktijaya berbeda dengan desa yang lain
walaupun desa ini mulai berkembang sejak sepuluh tahun terkahir masyarakat mulai
menyadari zaman yang serba instant ada Sebagian dari mereka yang pandangan
hidupnya kedepan menerima perubahan-perubahan zaman seperti teknologi digital
mereka membeli segala kebutuhan yang modern seperti handphone, laptop, kamera dll
dan ada juga yang masih menjalani hidup hanya menekuni dalam bidang keagamaan
dan menjaga pelestarian budaya yang kurang tertarik dengan budaya luar atau era
digital.
seperti teori Edward Spranger ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang
ditentukan oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Akan tetapi remaja desa
muktijaya memiliki tiga tipe pertama tipe ekonomis, Orang yang perhatianya tertuju
kepada manfaat segala sesuatu berdasarkan faidah yang dapat mendatangkan untung
rugi dan yang kedua tipe sosial, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada
kepentingan masyarakat dan pergaulan. dan juga tipe religius, Orang yang perhatianya
selalu diarahkan kepada ketaatan pada agama. Senang dengan masalah-masalah
ketuhanan dan keyakinan agama.
Fritz kunkel membagi tipe kepribadian menjadi dua yaitu tipe Sachelichkeit, yaitu
tipe orang yang banyak menaruh perhatian terhadap masyarakat.dan tipe Ichhaftigkeit,
yaitu tipe orang yang menaruh perhatianya kepada kepentinganya sendiri. menurut Fritz
kunkel antara Tipe Sachelichkeit dan Tipe Ichhaftigkeit berbanding terbalik. Jika
seseorang memiliki Sachelichkeit yang besar maka, Ichhaftigkeit menjadi kecil dan
sebaliknya.
Dalam segi aspek psikologis remaja desa muktijaya tergolong inklusif dan mereka
seringkali berbeda dalam berpendapat mengenai hal-hal yang agamis, seperti contohnya
tanah wakaf warisan dan perebutan hak milik mereka. seperti Prof. Heymann
mengemukakan, bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsur: emosionalitas, aktifitas
dan fungsi sekunder (proses pengiring) Emosionalitas, merupakan unsur yang
mempunyai sifat yang di dominasi oleh emosi yang positif, sifat umumnya adalah
kurang respek terhadap orang lain, perkataan berapi-api, tegas, ingin menguasai,
bercita-cita yang dinamis, pemurung suka berlebih-lebihan. Aktifitas, sifat yang

15
dikuasai oleh aktifitas gerakan, sifat umum yang tampak adalah lincah, praktis,
berpandangan luas, ulet, periang, dan selalu melindungi orang lemah. Fungsi sekunder
(proses pengiring), yaitu sifat yang didominasi oleh kerentanan perasaan, sifat umum
yang tampak: watak tertutup, tekun, hemat, tenang dan dapat dipercaya.
Hubungan kepribadian dan sikap keagamaan remaja desa muktijaya
Remaja Desa Muktijaya lebih banyak belajar ilmu agama dibandingkan ilmu
pengetahuan umum. Karena pada dasarnya orang tua mereka berasal dari keluarga yang
sekolah atau mengaji pondok pesantren didaerah maupun diluar daerah. Tentu saja para
remaja lebih sering mengaji, memepelajari dan mendalami ilmu keagamaan setelah
sholat wajib.
Menurut pendapat Sukamto M.M kepribadian terdiri dari empat sistem atau aspek
yaitu Qalb (Angan-angan kehatian), Fuad (Perasaan/hati nurani/ulu hati), Ego (Aku
sebagai pelaksana dari kepribadian), Tingkah laku (Wujud gerakan).
Meskipun keempat aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen,
prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, namun keempatnya berhubungan dengan erat
dan tidak dapat dipisahkan.
Orang yang disebut normal adalah orang yang seoptimal mungkin melaksanakan
iman dan amal soleh disegala tempat. Kebalikan dari ketentuan itu adalah abnormal
yaitu, sifat-sifat dholim, fasik, syirik, kufur, nifak, dan sejenis itu. sebuah hadist nabi
riwayat bukhari muslim berbunyi sebagai berikut: “ketahuilah bahwa didalam tubuh ada
sekepal daging. Kalau itu baik, baiklah seluruh tubuh. Kalau itu rusak- rusak lah seluruh
tubuh. Itulah qalb”.
Pada masa remaja adalah masa-masa dimana kepribadian berdinamika secara aktif
dan dapat mengpengeruhi aktifitas seseorang seperti beberapa remaja didesa muktijaya
karawang. Kepribadian rohaniyah terganggu karena tidak menjalankan perintah allah
SWT berakibat gelisah, sedih karena tidak didukung oleh super ego dimana ego
mendapat kan ganjaran dari super ego seperti kesedihan dan kebahagiaan.
Kepribadian remaja dan sikap keagamaan didesa muktijaya karawang bisa
dikendalikan dengan beberapa hal yaitu: Energi rohaniah yang berfungsi sebagai
pengatur aktivitas rohaniah, Naluri yang berfungsi sebagai pengatur kebutuhan primer,
Ego, Super ego. Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan, maka dalam
kepribadian manusia sebenarnya telah diatur semacam sistem kerja untuk

16
menyelaraskan tingkah laku manusia agar tercapai ketentraman dalam batinnya. Secara
fitrah manusia memang terdorong untuk melakukan sesuatu yang baik, benar dan indah.
Namun terkadang naluri mendorong manusia untuk segera memenuhi kebutuhannya
yang bertentangan dengan realita yang ada.
Dari beberapa peneliti temukan banyak nya persoalan kepribadian dan sikap
beragama didesa muktiaya karawan dengan menemukan factor positif yang mendukung
yaitu lingkungan agamis seperti kegiatan-kegiatan agama yang masih ada dan ada juga
lingkungan dimana remaja melakukan kegiatan-kegiatan perjudian dan narkoba tetapi
hanya tergolong sedikit, remaja desa muktijaya bisa dikatakan sikap keberagamaan
yang tergolong religious dengan latar belakang mengaji dipesantren bisa dikatakan ide
egos dan super ego bisa dinyatakan kesenangan apabila super ego menilai ide dengan
hasil super ego mengganjarkan atau memberikan kesenangan, kebahagiaan tanpa
menyesal dengan kesadaraan hati.

2. Pembahasan

E. Penutup
Dalam kaitanya dengan tingkah laku keagamaan, maka dalam kepribadian manusia
sebenarnya telah diatur semacam sistem kerja untuk menyelaraskan tingkah laku
manusia agar tercapai ketenteraman dalam batinya. Secara fitrah manusia memang
terdorong untuk melakukan sesuatu yang baik, benar dan indah. Namun terkadang
naluri mendorong manusia untuk segera memenuhi kebutuhanya yang bertentangan
dengan realita yang ada. Misalnya dorongan untuk makan ingin dipenuhi, tetapi
makanan tidak ada (realita) maka timbul dorongan untuk mencuri. Jika perbuatan itu
dilaksanakan, maka ego (aku sadar), akan merasa bersalah karena mendapat hukuman
dari ego ideal ( norma yang terbentuk dalam batin baik oleh norma masyarakat maupun
agama). Sebaliknya jika dorongan untuk mencuri tidak dilaksanakan, maka ego akan
memperoleh penghargaan dari hati nurani.

DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta:1996), PT. RajaGrafindo Persada.
Purwanto, Yadi, Psikologi Kepribadian, (Bandung: 2007), PT. Refika Aditama.
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta:1996), PT. RajaGrafindo Persada. H. 149
Jalaludin, Ibid. H. 150-151
Jalaludin, Ibid. H. 151
Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian, (Bandung: 2007), PT. Refika Aditama. H. 253-
254

17
Ibid. H.254
Ibid. H. 263-264
Ibid. H. 271
Yadi Purwanto,Ibid. H. 273-274
Jalaludin, Loc. Cit. H. 153-160
Jalaludin, Ibid. H. 160-165
Jalaludin, Ibid. H. 166
Jalaludin, Ibid. H. 167-168

Metode penelitian kuantitatif

Bagaimana Teori dan pembahasan keterkaitan

Bagaimana Tipe2 kepribadian dll pembahasan didesa tersebut

Meneliti responden dan termasuk tergolong ke teori tipe

Sejarah dan latar belakang remaja

Bagaimana Kepribadian tertentu bersikap atau berperilaku kegaamaan

18

Anda mungkin juga menyukai