kehidupan yang luar biasa. Karakteristik manusia dalam era modernisasi yang
berkecenderungan hidup ini dengan logika dan orientasi modern, kerja dan materi
menjadi aktualisasi kehidupan masyarakat dan gagasan tentang makna dan karakter
Masyarakat tergiring pada proses penyamaan diri dengan segala materi dan
dalam hampir seluruh konstruk kehidupan manusia. Namun pada sisi lain juga tidak
dapat dihindari modernitas mempunyai sisi gelap yang menimbulkan akses negatif
kehidupan materialistik, hedonisme dan egois, perlu adanya revolusi mental dalam
batin. Para tokoh dan hujjatul Islam mencoba untuk mencari solusi terhadap
pendidikan akhlaq sebagai salah satu landasan dasar dari sebuah proses
1
Komaruddin Hidayat & Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan, Perspektif Filsafat Perenial,
(Jakarta: Paramadin, 1995), 45.
mengklasifikasikan pendidikan menjadi dua golongan besar yaitu pendidikan
jasmani dan pendidikan rohani. Untuk dapat mencapai pendidikan yang sempurna
kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial.3 Hal tersebut di atas dapat dicapai
Ajaran, amalan dan ritual dalam tarekat dapat dibedakan menjadi dua yaitu
ajaran-ajaran yang bersifat umum dan khusus. Pertama, Ajaran yang bersifat
khusus, yaitu amalan yang benar-benar harus dilaksanakan pengikut sebuah tarekat,
dan tidak boleh diamalkan orang di luar tarekat atau pengikut tarekat lain. Amalan
khusus ini bisa dilaksanakan secara individu (fardiyyah) maupun secara kolektif
ada dan menjadi tradisi dalam tarekat, tetapi amalan ini juga biasa dilakukan oleh
masyarakat Islam di luar pengikut tarekat. Amalan ini bisa dilaksanakan secara
2
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ Ulum Al-Din, Jilid III(Beirut: Dar al-Fikr, 1989), 12.
3
Suko Wiyono, Implementasi Modem Pembelajaran Berkarakter Bangs, (Malang: UWM Press,
2011),5.
Sesuatu yang membedakan bahwa ajaran itu bersifat umum maupun khusus
adalah prosesi bay’ah dan talqin. Apabila seseorang telah mengikuti prosesi
tersebut pada suatu tarekat, maka ia akan diberikan amalan-amalan yang memiliki
ciri khusus dalam tarekat tersebut, walaupun umat Islam lain yang bukan pengikut
suatu tarekat tersebut, walaupun umat Islam lain yang bukan pengikut suatu tarekat
antara lain : Istighfar, Shalawat Nabi, Zikir, Muraqabah, Wasilah, Rabitah, Suluk
dan Uzlah, Zuhd dan Wara’, Wirid, Hizb, Khataman dan Khususiyyah, Ataqah dan
Ajaran, amalan dan ritual tarekat tersebut di atas selalu dilakukan secara
cara membiasakan untuk selalu melakukan ajaran, amalan dan ritual tarekat tersebut
menjadi sifat/trait, habit maupun attitude bagi individu dan masyarakat. Begitu
yang baik bagi individu dan masyarakat. Prakterk ajaran, amalan dan ritual tarekat
4
KH. A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalm Tasawuf, (Surabaya: Imtiyaz,2011),
6 – 23.
yang dilakukan secara rutin (istiqamah), akan membentuk pembiasaan untuk
kecerdasan spiritual manusia dengan melakukan ajaran, amalan dan ritual tarekat.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa ajaran, amalan, dan ritual tarekat sebagai media
pendidikan karakter.
a. Psikologis Individu
5
Winfred F. Hill, Theories of Learning (Teori-Teori Pembelajaran), (Bandung: NusaMedia,2012),
65.
6
Kepribadian terus berkembang dan berubah dan di dalam diri individu ada pusat organisasi yang
mewadahi semua komponen kepribadian yang menghubungkan suatu dengan lainnya.
7
Kepribadian bukan hanya konstruk yang hipotetik, tetapi merupakan fenomenayang nyata yang
merangkum elemen mental dan neural, disatukan ke dalam unitas kepribadian.
8
Kepribadian itu mengerjakan sesuatu, bukan hanya sekedar konsep yang menjelaskan tingkah laku
orang tetapi bagian dari individu yang berperan aktif dalam tingkah laku orang itu.
Psikologi individu mempunyai arti penting sebagai cara untuk
terdapat pada manusia, juga memiliki banyak kekuatan rohani, yang jika
kesempurnaan hidup.11
mahluk yang memiliki dimensi jiwa dan raga. Tetapi pertanyaan yang
9
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1982), 199.
10
Ibid
11
Sayyid Mujtaba Musava Lari, Psikologi Islam (Membangun kembali Moral Generasi Muda),
(Jakarta: Pustaka Hidayah, 1990),11.
dihadapi, maka ia adalah manusia yang sehat dan tidak perlu dirisaukan.
Tetapi jika fikiran sudah tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan yang
orang lain. Pada saat kita memahami orang lain, individu bisa berfungsi
terhadap diri sendiri. Pemahaman kita terhadap diri sendiri. Pemahaman kita
b. Sikap Sosial
mempunyai peranan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia,
12
Achmad Mubarok, Psikologi Qur’ani, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), 2.
13
Agus Abdul Rachman, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), 72.
lakunya terhadap obyek attitude-nya. Adanya attitude-attitude
obyeknya.14
bagaimana interaksi antara memori dan penilaian lain yang baru. Attitude
dinyatakan tidak hanya oleh seorang saja, tetapi juga oleh orang-orang lain
bertingkah laku secara tertentu, sehingga attitude sosial dan attitude pada
umumnya yaitu mempunyai sifat-sifat dinamis yang sama seperti sifat motif
14
WA. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1996), 150.
dan motivasi. Yaitu merupakan salah satu penggerak intern di dalam pribadi
dengan suatu obyek yang sama. Eiser menyebutkan ada tiga jenis attitude
ambivalence yaitu :
satu waktu terdapat kognisi positif dan afeksi negatif terhadap suatu
obyek tertentu.
15
Ibid,
informasi yang mengonfirmasi dan konsisten dengan keyakinan, perasaan
c. Konformitas Sosial
kita memang perlu menyesuaikan diri terhadap orang lain dan juga karena
tindakan orang lain bisa memberikan informasi mengenai cara yang terbaik
dalam rangka untuk merubah perilaku jangaka waktu yang lama, maka
yang ada di sekitarnya. Konformitas itu akan sangat berhasil apabila pihak
otoritas tersebut hadir secara fisik. Orang akan tidak konformitas lagi dan
kembali pada perilaku lama apabila otoritas atau kelompok yang sangat
berpengaruh sudah tidak ada lagi. Namun pada umumnya lebih tertarik
16
Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 133.
untuk membentuk perubahan dalam diri yang permanen daripada
radio, buku risalah dan lain-lain. Tetapi pengaruh dari luar dirim manusia
manusia itu. Jadi dalam pembentukan dan perubahan attitude itu terdapat
memegang peranannya.18
Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daua pilih seseorang untuk
17
David O. Sears, Jonathan L. Freedman, L. Anner Peplau, Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, tt),
103.
18
Ibid
terhadap pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap
Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok. Sherif dalam Ahmadi
(hubungan langsung) dari satu fihak. Faktor ini pun masih tergantung pula
banyak atau tidak, ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap
baru itu.
tarekat dengan merubah dan membentuk sikap pada individu yang lain
19
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Semarang: Rineka Cipta, 1991), 172.
kelompok itu adalah bahwa ia mengidentifikasi dirinya dengan kelompok
tempat ia pada waktu itu sudah tidak lagi menjadi anggota, atau terhadap
group.20
jamaah tarekat, terjadi keadaan negatif yang menimpanya dan sangat sulit
20
Ibid
dihadapi dan dicari jalan keluarnya. Keadaan negatif yang dialami suatu
sumber kejadian dan keadaan sosial ekonomi. Dalam hal ini sangat
Orang yang memiliki masalah seperti ini, biasanya berasal dari kalangan
para calon anggota ikhwan tarekat yang datang pada mursyid untuk mohon
menimbulkan rasa jenuh. Hal seperti ini banyak dialami oleh para pekerja
seperti ini juga dialami oleh mereka yang tergolong kelas sosial ekonomi
dan juga pengetahuan yang ditawarkan aliran agama asal. Keadaan tersebut
dialami oleh beberapa orang yang merasa tidak puas dengan pengalaman
rohai dari aliran agama yang telah mereka yakini. Mereka menginginkan
metode pendekatan taqarrub alternatif kepada Allah yang lebih khusyu’ dan
spiritual. Oleh karena itu kehadiran tarekat dianggap sebagai salah satu jalan
ingin mereka capai adalah derajat tertentu dalam tahapan tasawuf. Keadaan
sosial psikologis bagi komunitas pengamal. Hal ini sesuai dengan yanng
Sholichin, Sufi Modern bahwa, dalam pada itu dunia dewasa ini dilanda
21
Dadang Kahmad, Tarekat dalam Islam (Spiritualitas Masyarakat Modern), (Bandung: Pustaka
Setia, 2002), 120-121.
dengan bangkitnya keagamaan meningkat perubahan sosial psikologis bagi
politik.22
organisasi para salik yang kebanyakan diikuti oleh orang awam dan para
tercapainya tujuan pertama dan utama tersebut. Secara garis besar orang
1) Tazkiyyat al-Nafs
22
Muhammad Solichin, Sufi Modern, (Jakarta: Gramedia, 2013), 198
23
Karena sebenarnya istilah tarekat itu sendiri terambil dari bahasa Arab Thareqah yang berarti
metode atau jalan. Yakni metode atau jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Baca A, Wahib
Mu’thi, “Tarekat: Sejarah Timbulnya, Macam-macam, dan Ajaran-ajarannya dalam tasawuf”,
(Jakarta: Yayasan Waqaf Paramadina, T.Th), 141.
tradisi tarekat.24 Karena dengan bersihnya jiwa dari berbagai
Firman Allah :
24
Mir. Valiudin, Contemplative Disiplicines in Sufism, diterjemahkan oleh MS. Nasrullah dengan
judul Zikir dan Kontemplasinya dalam Tasawuf, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996) 45. Baca juga
dalam kitab-kitab para pengikut tarekat, biasanya disebutkan bahwa tarekat adalah ilmu yang
membahas hal ihwal jiwa, yang menyangkut masalah karakteristik penyakit-penyakitnya dan cara
penyembuhannya. Baca dalam Zamrozi Saerozi. At. Tadzkirat al-Nafi’at fi silsilati al-Qadiriyah wa
Naqshabandiyyah, Jilid I (Pare: TP, 1983), 13-14.
25
Kementerian Agama RI, hlm. 568.
26
Ibid
2) Taqarrub ila Allah
3) Mengambil Berkah
27
Ibid
kesejahteraan hidup, kesuksesan usaha dan lain-lain. Adanya
28
Ibid