Psikologi ?
- Bahasa Yunani : psyce (jiwa) dan logos (ilmu)
- lImu baku untuk meneliti psycho, kejiwaan
manusia
- Memahami jiwa melalui prilaku, karakter,
gesture, body language dan temperamen.
Secara Etimimologi Dakwah ?
- Daa yadu dawatan
- Menyeru, memanggil, mengajak,
- Melayani, mengundang, menuntun,
- dan menghasud
Terminologi Dakwah
Tujuan lain dari psikologi dakwah adalah memberikan pandangan tentang mungkinnya
dilakukan perubahan tingkah laku atau sikap mental psikologis sasaran dakwah atau
penerangan agama sesuai dengan pola (pattern) kehidupan yang dikehendaki oleh ajaran
agama yang didakwahkan (diserukan) oleh aparat dakwah atau penerangan agama itu.
Tingkah laku manusia adalah merupakan gejala dari keadaan psikologis yang terlahirkan
dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Perubahan tingkah laku
manusia baru terjadi bilamana ia telah mengalami proses belajar dan pendidikan.
. Madu (Objek Dakwah) dan Kondisinya
Pendekatan sistem (system approach) adalah pendekatan yang digunakan dalam
aktivitas dakwah. Artinya aktvitas dakwah tidak akan sukses tanpa adanya suatu
unsur atau faktor tertentu.
Salah satu unsur dakwah atau madu yakni manusia yang merupakan individu
atau bagian dari komunitas tertentu. Mempelajari tentang unsur ini merupakan
suatu keniscayaan dalam keberhasilan suatu dakwah.
a. Pengaruh Budaya
a. Santai
Santain membagi motif menjadi 2 bagian yaitu :
physiological drive dan sosial motives.
Physiological ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis dengan
dorongan ini seseorang menjadi tenang seperti rasa lapar, haus, lelah dan
sebagainya.
Sedangkan sosial motives adalah dorongan-dorongan yang ada
hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat, seperti dorongan
estetis dan dorongan ingin selalu berbuat baik (etika).
b. Wood Worth
Wood worth mengklasifikasikan motif menjadi un-learned motives dan
learned motives.
Unlearned motives adalah motiv yang timbul di sebabkan oleh
kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan tubuh, seperti rasa lapar,
haus, sakit.
Sedangkan learned motives dapat berupa perasaan suka dan tidak suka.
Aspek ini meliputi motif-motif untuk mendekatkan diri dan menjauhkan diri
dari sesuatu.
Motiv dalam Al-Quran
Isyarat tentang adanya tingkah laku manusia
(motif) dalam sistem nas dipaparkan Al-Quran
dalam surat Yusuf ayat 53:
Artinya :
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi Rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Isyarat di atas secara jelas mengisyaratkan
adanya sesuatu di dalam sistem nafsu yang
menggerakkan tingkah laku manusia yang
mengajak pada kejahatan.
Dorongan-dorongan fisiologis
1. Dorongan untuk menjaga diri
Dalam Al-Quran Surat An-Naba : 78:9-11
berbunyi
Artinya :
Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
dankami jadikan malam sebagai pakaian,
dan kami jadikan siang untuk mencari
penghidupan (Q.S. An-Naba : 78: 9-11)
2. Dorongan mempertahakan
kelestarian hidup
Dorongan yang dimaksud di atas adalah
dorongan seksual dan dorongan keibuan.
a. Dorongan seksual : yaitu satu fungsi penting
melahirkan keturunan demi kelangsungan hidup
Dorongan keibuan : Allah menciptakan darma
setiap diri wanita dengan alamiah yang
membuat mereka siap untuk melaksanakan
misi utamanya untuk melahirkan demi
kelangsungan hidup jenis manusia.
b. Dorongan-dorongan Psikis
1. Dorongan untuk memiliki
Dorongan untuk memiliki adalah dorongan
psikis yang dipelajari manusia dalam proses
sosialisasi yang dijalaninya. Melalui kebudayaan
di mana ia hidup, manusia belajar rasa cinta
untuk memiliki harta benda dan berbagai hak
milik tersebut menumbuhkan rasa aman dari
kemiskinan.
2. Dorongan memusuhi
Dorongan memusuhi tampak dalam tingkah
laku manusia yang memusuhi orang lain
dengan tujuan untuk memusuhinya dengan
bentuk fisik maupun dengan kata-katanya.
3. Dorongan berkompetisi
Kompetisi merupakan salah satu dari
dorongan-dorongan psikis yang dipelajari
seseorang melalui lingkungannya. Al-Quran
sendiri memberikan dorongan kepada
manusia untuk berkompetisi dalam
melakukan kebaikan dan kebajika serta
berpegang teguh pada nilai-nilai manusiawi
yang luhur.
3.Dorongan Beragama
a. Faktor Imitasi
Imitasi memiliki nilai positif terutama dalam bidang pendidikan
dan perkembangan individu, dimana imitasi dapat merangsang
perkembangan watak seseorang. Imitasi juga dapat mendorong
individu atau kelompok untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan
baik. Sedngkan segi negatifnya, hal-hal yang salah ataupuns ecara
moral ditolak selain itu, imitasi ini menimbulkan terhambatnya
perkembangan berfikir kritis artinya adanya peranan imitasi dalam
interaksi social dapat memajukan gejala-gejala kebiasaan malas
berfikir kritis.
b. Factor Sugesti :Factor sugesti memegang
peranan penting baik dalam pandangan politik,
orang tua, pendidik, teman sebaya, yang ikut
membantu dalam pembentukan norma kelompok
dan prasangka-prasangka social.
Sugesti dapat terjadi dengan mudah pada
keadaan-keadaan tertentu: