Anda di halaman 1dari 39

Psikologi Dakwah

Psikologi ?
- Bahasa Yunani : psyce (jiwa) dan logos (ilmu)
- lImu baku untuk meneliti psycho, kejiwaan
manusia
- Memahami jiwa melalui prilaku, karakter,
gesture, body language dan temperamen.
Secara Etimimologi Dakwah ?
- Daa yadu dawatan
- Menyeru, memanggil, mengajak,
- Melayani, mengundang, menuntun,
- dan menghasud
Terminologi Dakwah

Syeikh Ali Mahfud mendefenisikan


dakwah adalah mendorong
(memotivasi) manusia untuk
melakukan kebaikan dan mengikuti
petunjuk dan menyuruh mereka
berbuat maruf dan mencegah dari
perbuatan mungkar agar mereka
memperoleh kebahagiaan dunia
akhirat
Abdul Munir Mulkan berpendapat
dakwah adalah mengubah ummat
dari suatu situasi kepada situasi lain
yang lebih baik didalam segi
kehidupan dengan tujuan
merealisasikan ajaran Islam didalam
kenyataan hidup sehari hari, baik
bagi kehidupan seorang pribadi,
kehidupan keluarga maupun
masyarakat sebagai suatu
keseluruhan tata kehidupan
Bentuk Dakwah
Dakwah tidak sama (identik) dengan
tabligh, ceramah dan khutbah. Tapi
mencakup komunikasi dakwah dengan
pesan pesan agama melalui lisan (bil
lisan), tulisan (bil kitabah) dan dengan
keteladanan dan aksi sosial (bil hal).
Unsur Dakwah

Suatu sistem yaitu :


- Dai,
- Madu,
- Metode pesan
yang bersumber pada Al Quran dan
Sunnah serta tujuan yang ingin
dicapai, yaitu untuk kebahagiaan
manusia baik di dunia dan di akhirat.
Psikologi Dakwah

Yaitu Ilmu yang mempelajari tingkah


laku manusia untuk diarahkan kepada
iman dan taqwa kepada Allah swt.
Dakwah dengan pendekatan kejiwaan.
Mengkaji tentang gejala gejala psikis
manusia yang memiliki potensi besar
untuk diarahkan kedalam kebaikan
universal atau dakwah ila al-khair.
Pusat Perhatian dari Psikologi
Dakwah
Analisa terhadap seluruh komponen
yang terlibat dalam proses dakwah.
Psikologi dakwah melacak sifat sifat
dan mempertanyakan mengapai dai
A berhasil mempengaruhi orang
orang yang di dakwahi sedangkan
dai B tidak.
Madu (dan juga dai) sebagai
manusia sifat sifatnya dan faktor
faktor apa (internal dan eksternal)
Mamfaat Psikologi Dakwah

1. Sebagai psikologi terapan


(langhsung disampaikan) karena ilmu
psikologi dakwah merupaka ilmu
bantu bagi kegiatan dakwah.
2. Dai dengan profil psikolog yang
suka berdakwah (mampu memahami
madu agar dakwah benar benar
dapat diterima oleh madu).
3. Bagaimana pesan dakwah menjadi
stimulus yang menimbulkan respon
madu.
4. Bagaimana proses menerima pesan
dakwah oleh madu faktor faktor
apa (personal dan situasional) yang
mempengaruhinya.
5. Bagaimana dakwah dapat dilakukan
secara persuasive, yaitu proses
mempengaruhi dan mengendalikan
perilaku madu dengan pendekatan
Tujuan Psikologi Dakwah

Penyampaian materi dakwah lebih


efektif
Memberikan pandangan tentang
mungkinnya dilakukan perubahan
tingkah laku atau sikap mental
psikologis sasaran dakwah sesuai
dengan pola pola kehidupan yang
dikehendaki oleh ajaran agama yang
di dakwahkan oleh dai.
Tahap Tercapainya Dakwah

1. Tahap kogniktif, adalah ketika


seorang madu mampu menangkap,
mengerti dan memahami apa yang
disampaikan oleh dai.
2. Tahap afeksi, adalah ketika seorang
madu diharapkan mampu
merasakan dan merenungkan secara
lebih mendalam apa yang telah
disampaikan oleh dai, tidak hanya
3. Tahap psikomotor, adalah tahap dimana
seorang madu telah mampu mengaplikasikan
atau menjalankan apa yang sebelumnya telah
disampaikan oleh seprang dai dan setelah
madu melakukan renungan secara
mendalam.
Sehingga kesadaran benar benar muncul
dalam diri seorang madu tentang apa
sesungguhnya kewajibannya terhadap
Tuhannya, apa sesungguhnya tugas dan
kewajiban di dunia ini agar pada sat
menjalankan tugas dan amalnya seorang
madu benar benar melakukan dengan
berdasarkan kesadarannya sendiri.
Mentalitas Dai
1. Memiliki kecintaan kepada ajaran
Islam
2. Wibawa dan sama antara perkataan
dan perbuatan
3. Bersahabat dalam berkomunikasi
4. Bersikap sabar dan optimisme
5. Jeli dan mampu memilih metode
dakwah yang efektif
6. Ketekunan untuk membina
Tujuan psikologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan kepada para
da'I tentang pola dan tingkah laku para mad'u dan hal-hal yang mempengaruhi tingkah
laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan (psikis) sehingga mempermudah
para da'I untuk mengajak mereka kepada apa yang dikehendaki oleh ajaran islam.

Tujuan lain dari psikologi dakwah adalah memberikan pandangan tentang mungkinnya
dilakukan perubahan tingkah laku atau sikap mental psikologis sasaran dakwah atau
penerangan agama sesuai dengan pola (pattern) kehidupan yang dikehendaki oleh ajaran
agama yang didakwahkan (diserukan) oleh aparat dakwah atau penerangan agama itu.

Dengan demikian maka psikologi dakwah mempunyai titik perhatian kepada


pengetahuan tentang tingkah laku manusia. Pengetahuan ini mengajak kita kepada usaha
mendalami dan memahami segala tingkah laku manusia dalam lapangan hidupnya
melalui latar belakang kehidupan psikologis.

Tingkah laku manusia adalah merupakan gejala dari keadaan psikologis yang terlahirkan
dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Perubahan tingkah laku
manusia baru terjadi bilamana ia telah mengalami proses belajar dan pendidikan.
. Madu (Objek Dakwah) dan Kondisinya
Pendekatan sistem (system approach) adalah pendekatan yang digunakan dalam
aktivitas dakwah. Artinya aktvitas dakwah tidak akan sukses tanpa adanya suatu
unsur atau faktor tertentu.
Salah satu unsur dakwah atau madu yakni manusia yang merupakan individu
atau bagian dari komunitas tertentu. Mempelajari tentang unsur ini merupakan
suatu keniscayaan dalam keberhasilan suatu dakwah.

1. Manusia Sebagai Individu

Dalam membentuk kepribadian manusia, fkator intern (bawaan) dan faktor


ekstern (lingkaran) saling mempengaruhi sebagai objek dakwah manusia
dibedakan oleh berbagai aspek:

1. Sifat-sifat kepribadian seperti, penakut, pemarah, suka bergaul, peramah,


sombong dsb
2. Intelengsi : aspek kecerdasan seseorang mencakup kewaspadaan,
kemampuan belajar, kecepatan berfikir dan kemampuan mengambil
kesimpulan.
3. Pengetahuan (knowledge)
4. Ketrampilan (skill)
5. Nilai-nilai (values)
6. Peranan (roles)
2. Manusia Sebagai Anggota Masyarakat (kelompok)

Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, sejak lahir ia


memerlukan orang lain untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Masyarakat sebagai objek dakwah atau sasaran dakwah adalah
salah satu unsur yang penting dalam sistem dakwah yang lain.
Masyarakat merupakan sasaran dakwah (objek dakwah) meliputi
masyarakat dari berbagai segi yaitu:

Segi sosiologis berupa masyarakat terasing, desa atau kota


marginal atau kota besar :

Segi structural berupa masyarakat pemerintah dan keluarga.


Segi sosio structural berupa golongan priyai dan santri.
Segi tingkat usia, golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
Segi okupasional (profesi atau pekerjaan) petani, pedagang dan
pegawai dan sebagainya.
Segi sosial-ekonomis berupa orang kaya dan orang miskin,
Segi jenis kelamin, pria dan wanita segi masyarakat khusus
berupa ; tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana dan
sebagainya
Masyarakat dalam perkembangannya di pengaruhi oleh berbagai
hal diantaranya:

a. Pengaruh Budaya

Secara umum, kebudayaan meliputi segala sesuatu yang dihasilkan dari


cipta rasa dan karsa manusia yang bersifat materi (pakaian, Rumah, mobil
dan sebagainya) maupun yang bersifat non materil seperti norma-norma,
nilai-nilai, kepercayaan dan lain-lain.

Kebudayaan suatu masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor


antara lain:

1. Faktor Geografis : tempat tinggal suatu masyarakat seperti pendesaan,


pegunungan, perkotaan dan sebagainya.

2. Faktor Keturunan : masyarakat keturunan adam dan hawa berkembang


menjadi miliaran manusia dengan ciri khas yang berbeda

3. pengaruh dari dunia luar : perpindahan bangsa ke bangsa lain


mengakibatkan budaya asli luntur dan bercampur.
Organisasi Sosial
Organisasi sosial memiliki pengaruh
yang besar dalam kehidupan
manusia sebagai contoh sebuah
organisasi keagamaan yang
merupakan sumber nilai, kebiasaan
dan kepercayaan dalam lingkup yang
lebih besar Negara dapat dikatakan
sebagai organisasi sosial dimana ia
merupakan sumber dari norma-
norma dan nilai bagaimana warganya
bersikap dan berperilaku.
INTERAKSI PSIKOLOGIS DAI DAN
MADU
A. Motivasi Tingkah Laku
1. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi

HM. Arifin mengatakan bahwa, secara


fundamental motivasi bersifat dinamis
yang melukiskan ciri-ciri tingkah laku
manusia yang terarah pada suatu tujuan.
Dengan motivasi seseorang dapat melipat
gandakan usahanya untuk mengetahui
rintangan dan mencapai tujuan tersebut.
Klasifikasi Motif

Ahli psikolog menggolongkan motif sebagai berikut:

a. Santai
Santain membagi motif menjadi 2 bagian yaitu :
physiological drive dan sosial motives.
Physiological ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis dengan
dorongan ini seseorang menjadi tenang seperti rasa lapar, haus, lelah dan
sebagainya.
Sedangkan sosial motives adalah dorongan-dorongan yang ada
hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat, seperti dorongan
estetis dan dorongan ingin selalu berbuat baik (etika).

b. Wood Worth
Wood worth mengklasifikasikan motif menjadi un-learned motives dan
learned motives.
Unlearned motives adalah motiv yang timbul di sebabkan oleh
kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan tubuh, seperti rasa lapar,
haus, sakit.
Sedangkan learned motives dapat berupa perasaan suka dan tidak suka.
Aspek ini meliputi motif-motif untuk mendekatkan diri dan menjauhkan diri
dari sesuatu.
Motiv dalam Al-Quran
Isyarat tentang adanya tingkah laku manusia
(motif) dalam sistem nas dipaparkan Al-Quran
dalam surat Yusuf ayat 53:

Artinya :
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi Rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Isyarat di atas secara jelas mengisyaratkan
adanya sesuatu di dalam sistem nafsu yang
menggerakkan tingkah laku manusia yang
mengajak pada kejahatan.
Dorongan-dorongan fisiologis
1. Dorongan untuk menjaga diri
Dalam Al-Quran Surat An-Naba : 78:9-11
berbunyi
Artinya :
Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
dankami jadikan malam sebagai pakaian,
dan kami jadikan siang untuk mencari
penghidupan (Q.S. An-Naba : 78: 9-11)
2. Dorongan mempertahakan
kelestarian hidup
Dorongan yang dimaksud di atas adalah
dorongan seksual dan dorongan keibuan.
a. Dorongan seksual : yaitu satu fungsi penting
melahirkan keturunan demi kelangsungan hidup
Dorongan keibuan : Allah menciptakan darma
setiap diri wanita dengan alamiah yang
membuat mereka siap untuk melaksanakan
misi utamanya untuk melahirkan demi
kelangsungan hidup jenis manusia.
b. Dorongan-dorongan Psikis
1. Dorongan untuk memiliki
Dorongan untuk memiliki adalah dorongan
psikis yang dipelajari manusia dalam proses
sosialisasi yang dijalaninya. Melalui kebudayaan
di mana ia hidup, manusia belajar rasa cinta
untuk memiliki harta benda dan berbagai hak
milik tersebut menumbuhkan rasa aman dari
kemiskinan.
2. Dorongan memusuhi
Dorongan memusuhi tampak dalam tingkah
laku manusia yang memusuhi orang lain
dengan tujuan untuk memusuhinya dengan
bentuk fisik maupun dengan kata-katanya.
3. Dorongan berkompetisi
Kompetisi merupakan salah satu dari
dorongan-dorongan psikis yang dipelajari
seseorang melalui lingkungannya. Al-Quran
sendiri memberikan dorongan kepada
manusia untuk berkompetisi dalam
melakukan kebaikan dan kebajika serta
berpegang teguh pada nilai-nilai manusiawi
yang luhur.
3.Dorongan Beragama

Dorongan beragama merupakan dorongan psikis yang


mempunyai landasan alamiah dalam waktak kejadian
manusia.
Dalam relung jiwanya manusia merasakan adanya
dorongan untuk mencari dan memikirkan Sang
Penciptanya dan Pencipta alam semesta, dorongan untuk
menyembah-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya
setiap kali ia ditimpa malapetaka dan bencana.
Namun godaan duniawi yang lebih mementingkan
kebutuhan jasmani atau materi dapat membuat manusia
lupa pada fitrahnya sebagai makhluk berTuhan bahkan
lambat laun dapat terkikis sehingga manusia akan
semakin jauh dari nilai-nilai spiritualitas keagamaan yang
sebenarnya tersembunyi dalam relung bawah sadarnya.
Interaksi Sosial

Menurut Wood Worth yang dikutip oleh W.A. Gerungan. Pada


dasarnya terdapat empat jenis hubungan antara individu
dengan lingkungan yaitu:

1. Individu bertentangan dengan lingkungan


2. Individu menggunakan lingkungannya.
3. Individu berpartisipasi (ikut serta) dengan lingkungannya dan
4. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya

Hubungan manusia dengan manusia (interaksi sosial) berkisar


pada usaha menyesuaikan diri baik bersikap autoplastis
(mengubah diri sesuai dengan lingkungannya) maupun
aloplastis (usaha seseorang untuk merubah lingkungannya)
sesuai keadaan (keinginan), dimana individu yang satu
menyesuaikan diri dengan individu yang lain.
1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antara


dua orang atau lebih dimana tingkah laku seseorang diubah oleh
tingkah laku orang lain. Interaksi sosial yang demikian merupakan
prilaku timbale balik dimana masing-masing individu dalam proses
itu mengharapkan dan menyesuaikan diri dengan tindakan yang
dibutuhkan orang lain.

Faktor-faktor adanya interaksi sosial.

a. Faktor Imitasi
Imitasi memiliki nilai positif terutama dalam bidang pendidikan
dan perkembangan individu, dimana imitasi dapat merangsang
perkembangan watak seseorang. Imitasi juga dapat mendorong
individu atau kelompok untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan
baik. Sedngkan segi negatifnya, hal-hal yang salah ataupuns ecara
moral ditolak selain itu, imitasi ini menimbulkan terhambatnya
perkembangan berfikir kritis artinya adanya peranan imitasi dalam
interaksi social dapat memajukan gejala-gejala kebiasaan malas
berfikir kritis.
b. Factor Sugesti :Factor sugesti memegang
peranan penting baik dalam pandangan politik,
orang tua, pendidik, teman sebaya, yang ikut
membantu dalam pembentukan norma kelompok
dan prasangka-prasangka social.
Sugesti dapat terjadi dengan mudah pada
keadaan-keadaan tertentu:

1.Sugesti karena hambatan berfikir


2.Sugesti karena keadaan pikiran terpecah-pecah
3.Sugesti karena otoritas
4.Sugesti karena manyoritas
5.Sugesti karena will to believe (membuat sadar
karena adanya sikap-sikap dan pandangan
orang lain.
c. Factor Identifikasi
Identifikasi adalah sebuah istilah dalam psikologi
Sigmund freud untuk menguraikan mengenai
cara seorang anak belajar norma-norma social
dari orangtuanya, yaitu kecenderungan bersifat
sadar bagi seorang anak.
Proses identifikasi pertama-tama berlangsung
secara tidak sadar keduanya secara irasional
berdasarkan perasaan-perasaan dan
kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan
secara rasional.
Identifikasi dilakukan seseorang kepada oran
glain yang dianggapnya ideal dalam satu segi
untuk memperoleh sistem norma, sikap dan nilai
yang dianggap ideal.
d. Faktor Simpati
Simpati dapat idartikan sebagai perasaan
tertarik seseorang terhadap orang lain. Seperti
halnya prosesi identifikasi timbulnya simpati
merupakan proses sadar bagi diri mansuia
yang merasa simpati terhadap orang lain.
Peranan simpati terlihat dalam hubungan
persahabatan antara dua orang atau lebih.
Simpati hanya berkembang dalam suatu relasi
kerjasama antara dua orang atau lebih yang
menjamin terdapatnya saling pengertian
antara individu-individu tersebut justru karena
adanya simpati dapat diperoleh saling
pengertian yang lebih mendalam.
2. Macam-Macam Interaksi
Menurut R.F. Bales dan Strodtbeek (1951) interaksi
dikategorikan kepada 4 macam:

a. Tindakan integrative ekspresif, tingkah laku terpadu dan


menyatakan dorongan kejiwaan seseorang seperti :
menolong atau memberi pujian kepada orang lain

b. Tindakan menggerakkan kelompok kearah penyelesaian


problem: memberi jawaban pendapat dan penjelasan

c. Tindakan mengajukan pertanyaan, permintaan orientasi,


sugesti atau pendapat.

d. Tindakan integrative ekspresif yang bersifat negative


termasuk kategori ini : pernyataan tidak setuju, ketegangan
dan pertentangan dan pengunduran diri
3. Interaksi Sosial dalam Proses Dakwah
a. Pelaksanaan dakwah (dai)
Dai merupakan kunci yang menentukan keberhasilan dan
kegagalan dakwah, oelh karena itu factor ini ada syarat-syarat
dan cirri-ciri jasmani dan Rohani yang sangat kompleks bagi
pelaksana, penentu dan pengendali sasaran dakwah.
b. Objek Dakwah (madu)
Objek dakwah dari aspek psikologis memiliki variability yang
luas dan rumit menyangkut pembawaan, lingkungan berbeda
yang menuntut pendekatan berbeda pula
c. Lingkungan Dakwah
Lingkungan sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan
sasaran dakwah bagi individu atau kelompok manusia serta
kebudayaan.
e. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah adalah suatu factor yang menjadi pedoman
arah proses yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten
Ketertarikan masyarakat terhadap dai disebabkan beberapa
factor antara lain:
1. Adanya pesona dai misalnya sikap lemah lembut dan
berbudi halus, memecahkan problem social dan memberi
harga kepada masyarakat luas.
2. Masyarakat membutuhkan kehadiran dai, suasana
psikologis menunggu kehadiran seseorang yang didambakan
mengisi kekosongan.
3. Hubungan batin : masyarakat merindukan seorang pimpinan
spiritual kedekatan hubungan batin antara dai dan madu.
Proses bagaimana madu menerima informasi, mengolahnya, menyimpan
dan menghasilkan informasi dalam komunikasi psikologi disebut sistem
komunikasi intra personal. Proses ini meliputi sensasi, persepsi memori dan
berfikir.
a. Sensasi
Sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsangan) fungsi alat indra
dalam menerima informasi dari lingkungan yang sangat penting.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia
memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi
informasi. Seperti jug ahalnya sensasi, persepsi di tentukan oleh factor
personal dan situasional.
c. Memori
Salah satu kelebihan manusia dalam kemampuannya menyimpan informasi
yang sangat banyak dalam waktu yang lama dan dapat mengingat kembali.
Jiika computer mampu menyimpan data untuk suatu saat dapat dipanggil
kembali. Maka kemampuan manusia menyimpan informasi sangat canggih
dibandingkan computer.
Memori bekerja melalui tiga tahap:
1. Perekam informasi yang berasal dari persepsi dicatat melalui
jaringan saraf
2. penyimpanan informasi dalam bentuk tertentu dalam waktu
tertentu. Informasi berkembang terus, bias juga berkembang
sendiri.
3. pemanggilan atau mengingat kembali apa yang telah disimpan
baik sekadar terlintas atau memang senagaja di ingat-ingat karena
infomrasi tersebut memang diperlukan.
d. Berfikir
Berfikir adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep
dan lambing sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berfikir
merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungand
engan menggunakan lambing-lambang, sehingga tidak perlu
langsung melakukan kegiatan yang tampak.
Pola berfikir manusia dapat diklasifikasikan menjadi tiga:
1. Metode berifkir realistis
Berfikir realistis dibedakan menjadi dua :
a) Metode berfikir deduktif mengambil kesimpulan
khusus dari pernyataan yang bersifat umum
b) Metode berfikir induktif dimulai dari pernyataan
khusus untuk kemudian mengambil simpulan umum
atau kesimpulan umum dari pernyataan khusus.
2. Berfikir Kreatif
Metode berfikir kreatif digunakan dengan maksud
agar memperoleh rumusan atau kesimpulan
yangbenar atau keputusan yang tepat, pemecahan
masalah yang tepat atau penemuan yang valid.
Proses berfikir kreatif menurut pada psikolog melalui lima
tahapan:
a) Orientasi : yakni merumuskan dan mengidentifikasikan
masalah
b) Preparasi : yakni mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
c) Inkubasi : yakni berhenti dulu ketika menghadapkan
kesulitan mencari jalan pemecahan.
d) Iluminasi, yakni mencari ilham
e) Verifikasi, yaitu menguji dan menilai secara kritis
pemecahan masalah yang dipikirkan.
Cirri-ciri orang kreatif menurut Colemen antara lain:
a. Memiliki kecerdasan rata-rata
b. Memiliki sifat terbuka
c. Memiliki sikap bebas, otonom dan percaya diri
3. Berfikir Dan Bertafakur (merenung)
Nabi mengingatkan bahwa berfikir tentang
sesuau yang berada diluar kpaasitas akal
dapat mengakibatkan bencana. Namun
demikian berarti Al-Quran sering mengur
manusia karena kurang menggunakan
fikiranyaan sedangkan ornag yang suka
merenung secara mendalam tentang
fenomena alam sebagai ciptaan Allah (zikir
dan berfikir) oleh Al-Quran diberi gelar
sebagai Ulul al-Bab.

Anda mungkin juga menyukai