Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

Dosen Pengampu : Dr.Nasichah,MA

Nama : Faisal Ibnu Khafiz


Nim : 11200530000067
Kelas : MD 3c
Matkul : Psikologi Dakwah

1. Psikologi dakwah menurut teori : Psikologi dakwah merupakan cabang pengetahuan baru
yang merupakan gabungan antara kajian psikologi dengan ilmu dakwah. Psikologi dakwah
juga pada hakikatnya merupakan bagian dari psikologi islam, karena dalam psikologi
dakwah, landasan yang digunakan sama dengan yang digunakan dalam psikologi islam,
yaitu alqur’an dan Hadis. 1

Menurut saya psikokologi dakwah ialah ilmu yang mempelajari segala tingkah laku
manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah bertujuan untuk mengendalikan
perilaku manusia terkait dalam proses dakwah serta mengoptimalkan tujuan dari dakwah
tersebut.

2. Objek artinya sasaran, hal, perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Objek
merupakan syarat mutlak di dalam suatu ilmu pengetahuan, justru karena objek inilah yang
akan menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam pengupasan masalahnya atau
objeklah yang akan membatasi persoalannya. Tanpa objek tertentu yang akan menjadi
pokok pembicaraan, dapatlah dipastikan bahwa tidak ada pembahasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi keilmuannya

Objek Material Psikologi adalah Manusia sebagai makhluk yang berjiwa. Objek Material
Dakwah ialah Manusia sebagai makhluk yang ber-Ketuhanan. Jadi, Objek Material
Psikologi Dakwah yaitu Manusia sebagai objek psikologi dan sebagai sasaran dakwah.

1
https://www.kompasiana.com/
Objek Formal Psikologi adalah Tingkah laku manusia sebagai pernyataan gejala-gejala
jiwanya. Objek Formal Dakwah ialah Manusia (individu, keluarga, kelompok, kaum,
masyarakat) untuk diarahkan ke jalan Tuhannya. Jadi, Objek Formal Psikologi Dakwah
yaitu Manusia dengan segala tingkah laku¬nya yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah
2

3. Sejarah psikologi islam :


1. Periode Klasik
Psikologi Islam sebenarnya telah dimulai sejak Islam ada, sejak jaman Nabi
Muhammad SAW masih hidup. Namun pada perkembangannya kajian mengenai jiwa
(nafs) terpecah menjadi dua kelompok utama:
a. Kelompok pertama, periode ini berlangsung dari zaman kenabian hingga Daulah
Umayyah, mereka adalah generasi ulama awal yang membahas jiwa (nafs) semata-semata
bersumber dari Al-Qur’an dan hadist. Selanjutnya kajian kelompok ini berkembang
menjadi Ilmu kalam dan tasauf. Salah seorang tokoh yang terkenal dari kelompok ini
adalah Imam Ghazali.

b. Kelompok kedua muncul pada periode kekuasan Daulah Abbasyyiah, mereka


melakukan gerakan penterjemahan, mengomentari, memperkaya filsafat Yunani. Selain
AlQur’an dan Hadhist, kelompok ini juga memanfaatkan filsafat yunani yang telah
direvitalisasi sebagai landasan mengkaji jiwa. Salah seorang tokoh yang mewakili mereka
adalah adalah Ibnu Rusyd. Selanjutnya kajian mereka berkembang menjadi filsafat Islam.

Jadi, dalam kurun waktu kurang lebih 7 (tujuh) abad, dalam dunia Islam, jiwa dibahas
dalam kajian yang bersifat sufistik dan filosofis. Setelah dunia Islam meredup dan
digantikan oleh dominannya budaya sekuler barat, kajian jiwa secara Islamipun mengalami
kemunduruan, sementara itu kajian psikologi kontemporer berkembang pesat hingga
sekarang.

2. Periode Modern

2
http://lilikdakwah.blogspot.com/
Berawal sejak tahun 1950-an di Amerika muncul gerakan Psikologi Islam. Gerakan ini
muncul karena dorongan adanya tuntutan nyata untuk mengatasi krisis yang dihadapi
umat manusia. Gerakan ini terus berlanjut dan psikologi Islam terus mendapatkan
perhatian hingga pada tahun 1978 diadakan Symposium on Pshichology and Islam di
Riyadh, Arab Saudi. Bahkan, the International Institute of Islamic Thought (ITT), yang
merupakan sebuah lembaga kajian yang berpusat di Washington Amerika yang
mengkhususkan diri dalam Islamisasi ilmu, dalam konfrensinya di Pakistan pada tahun
1985 secara khusus merekomendasikan untuk menggali gagasan-gagasan psikologi
yang terkandung dalam Al-Qur’an.3

4. Surat An Nahl ayat 125-128:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan
siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang
lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (Hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu
itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran)
mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Dari ayat di atas, pokok-pokok pandangan Psikologi Islam mengenai dakwah diantaranya
yaitu pertama, dakwah harus dilakukan dengan hikmah, dengan kata-kata yang baik serta
argumentasi yang baik. Kedua, harus bersabar dan optimis dalam berdakwah. Sabar akan
segala macam kesulitan dan optimis bahwa Allah akan memberikan jalan bagi mereka yang
mendapat petunjuk. Allah akan selalu mendapingi mereka yang bertaqwa dan berbuat
kebaikan (dalam hal ini melaksanakan dakwah).4

3
https://media.neliti.com/
4
https://harisnurali.wordpress.com/tag/psikologi-dakwah/
Dalam salah satu hadits rasulullah bersabda yang artinya : Hendaklah kalian
bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian menyampaikan
kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya kalian diutus
untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.

Dalam salah satu hadits yang


diriwayatkan oleh imam Muslim, nabi Muhammad bersabda yang artinya
“Tidaklah engkau berbicara kepada suatu kaum dengan suatu pembicaraan yang
dipahami akal.”5

5. Manusia menurut psikologi : Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat berperan
sebagai subjek maupun objek. Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat menarik.
Manusia berperan sebagai subjek dalam melaksanakan tindakan atau tingkah laku dalam
lingkungannya selain itu manusia juga bisa memikirkan dirinya sebagai objek pikiran dan
renungan.6
Menurut Islam : manusia berasal dari satu asal yaitu dari Adam dan Hawa.Manusia
merupakan makhluk Allah SWT dalam sebaik-baik bentuk. Di samping itu manusia
dibekali dengan ilmu dan akal serta kemauan, dengan demikian dia punya kapasitas sebagai
khalifah Allah di muka bumi7.

6. Pendekatan sistem (system approach) adalah pendekatan yang digunakan dalam aktivitas
dakwah. Artinya aktvitas dakwah tidak akan sukses tanpa adanya suatu unsur atau faktor
tertentu. Salah satu unsur dakwah atau mad‘ū yakni manusia yang merupakan individu atau
bagian dari komunitas tertentu. Mempelajari tentang unsur ini merupakan suatu
keniscayaan dalam keberhasilan suatu dakwah.

5
https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/Taujih/article/viewFile/7209/4180
6
https://dosenpsikologi.com/
7
https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-tujuan-manusia-diciptakan-menurut-islam-berikut-penjelasannya-
kln.html
Manusia sebagai objek psikologi dakwah memiliki sikap dan tingkah laku yang berada satu
dengan yang lain. Masing-masing inividu memiliki karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh hereditas (pewarisan) dan lingkungannya.
a. Manusia Sebagai Individu Dalam membentuk kepribadian manusia, faktor intern
(bawaan) dan faktor ekstern (lingkaran) saling mempengaruhi sebagai objek dakwah
manusia dibedakan oleh berbagai aspek:
1) Sifat-sifat kepribadian seperti, penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, sombong dan
sebagainya.
2) Intelegensi: aspek kecerdasan seseorang mencakup kewaspadaan, kemampuan belajar,
kecepatan berfikir dan kemampuan mengambil kesimpulan. 3) Pengetahuan (knowledge).
4) Ketrampilan (skill).
5) Nilai-nilai (values).
6) Peranan (roles).

b. Manusia Sebagai Anggota Masyarakat (Kelompok)


Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, sejak lahir ia memerlukan orang lain
untuk memenuhi segala kebutuhannya. Masyarakat sebagai objek dakwah atau sasaran
dakwah adalah salah satu unsur yang penting dalam sistem dakwah yang lain. Masyarakat
merupakan sasaran dakwah (objek dakwah) tersebut meliputi masyarakat dari berbagai
segi: segi sosiologis berupa masyarakat terasing, desa atau kota marginal atau kota besar:
segi structural berupa masyarakat pemerintah dan keluarga. Segi sosio structural berupa
golongan priyai dan santri. Segi tingkat usia, golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
Segi okupasional (profesi atau pekerjaan) petani, pedagang dan pegawai dan sebagainya.
Segi sosial-ekonomis berupa orang kaya dan orang miskin, segi jenis kelamin, pria dan
wanita segi masyarakat khusus berupa; tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana dan
sebagainya.
8

8
file:///C:/Users/user/Downloads/401-Article%20Text-938-1-10-20180422.pdf

Anda mungkin juga menyukai