Anda di halaman 1dari 11

BOOK CHAPTER

PSIKOTERAPI ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Psikoterapi

Dosen Pengampu: Dr. Muallifah, S.Psi, MA

Disusun oleh:

Jiharudin 19410027

Amanda Almira L 19410105

Viramita Tiyana 19410133

Amalia Mufida 19410129

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021/2022
A. Latar Belakang

Psikoterapi adalah teknik penyembuhan gangguan psikologis. Pembahasan


mengenai psikoterapi menjadi suatu keharusan bagi mereka yang berminat pada
ilmu psikologi. Mempelajarinya lebih serius lagi pantas dilakukan oleh orang-
orang yang berminat pada psikologi klinis.

Dalam penyembuhan penyakit jiwa, agama juga memiliki ajaran tersendiri


bagi penganutnya. Ajaran itu berbeda sesuai dengan ajaran agama yang dianut
seseorang. Akan tetapi, tujuannya sama seperti psikoterapi, yaitu menyembuhkan
penyakit jiwa.

Islam sebagai salah satu agama dengan penganut terbanyak pun memiliki
ajaran mengenai penyembuhan gangguan jiwa. Ajaran itu didasarkan pada
tuntutan kitab suci Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Selain itu, ada pula ajaran yang
dilakukan oleh kaum sufi dengan corak tasawufnya.

Makalah ini hadir untuk membahas mengenai psikoterapi islam. Yang


mana hal tersebut bisa digunakan sebagai perbandingan dan korelasi antara
psikoterapi dari barat dengan ajaran islam dari timur. Oleh karena itu, makalah ini
diberi judul “Psikoterapi Islam”.

B. Psikoterapi Islam

Psikoterapi adalah upaya untuk mengobati pasien dengan metode bergerak,


memperlambat gejala yang ada, menyesuaikan, mengatur perilaku disfungsional,
dan mengoreksi perkembangan dan pertumbuhan kepribadian yang positif.
(Mubasyaroh, 2017).

Psikoterapi Islam atau psikoterapi barat yang diislamkan adalah psikoterapi


dengan ajaran Islam yang mengarang Al-Qur'an dan hada dengan sumber utama
atau yang biasa dikenal dengan psikoterapi filsafat Islam (Mappiare, 2006).
Psikoterapi merupakan upaya mengatasi gangguan jiwa dengan menyesuaikan diri
dengan standar yang sesuai. (Ramayulis, 2007).

Psikoterapi menyembuhkan jiwa, Psikologi berarti jiwa dan terapi berarti


penyembuhan. Dari segi psikoterapi merupakan upaya memberikan pelayanan
konseling sebagai upaya penyembuhan penyakit psikis. Psikoterapi digunakan
untuk masalah yang berkaitan dengan perasaan, perilaku, dan pemikiran.
Psikoterapi adalah penyembuhan berdasarkan metode psikologis atau metode
psikologis (Yahya, 199 ).

Psikoterapi Islam adalah upaya mengatasi masalah mental berdasarkan


perspektif Islam. Dalam psikoterapi Islam, iman dan kedekatan dengan
penyembuh dipandang sebagai pendorong yang sangat penting dari kesejahteraan
psikologis. Psikoterapi Islam juga didasarkan pada keadaan mental seseorang dan
upaya aktual untuk perbaikan diri. Dalam psikoterapi Islam juga terjadi
peningkatan kualitas mental seseorang untuk mencapai kehidupan yang bahagia.
Psikoterapi Islam adalah upaya penyembuhan jiwa manusia secara spiritual
berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits, dengan menggunakan analisis empiris dan
ma'rifat esensial dari segala sesuatu yang dilihat orang (Anshori, 2000).

Psikoterapi Islam adalah suatu upaya untuk mengobati penyakit jiwa atau
menerapkannya dalam beberapa cara untuk menyembuhkan penyakit jiwa seperti
kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari melalui keyakinan
agama ketika berbicara dengan guru atau teman. (Adz Dzaky, 2008).

1. Fungsi dan tujuan dari psikoterapi islam

Fungsi dan tujuan dari psikoterapi islam menurut Samsul Munir Amin (2010)
yaitu:

a. Fungsi psikoterapi islam :


1) Memberikan pemahaman dan pengertian mengenai manusia dan masalah
dalam hidup serta mencari bagaimana solusi dari masalah tersebut secara
baik, benar, dan mulia berdasarkan Al-quran sebagai pedomannya.
2) Memberikan potensi yang mengarah pada kegiatan setiap individu tetap
terjaga dalam koridor Islam.
3) Menganalisis secara mendalam mengenai segala peristiwa, kejadian, dan
perkembangan.
4) Mengembangkan potensi dan ilmu keislaman.
5) Meningkatkan kualitas suber daya manusia menjadi lebih baik.
b) Tujuan psikoterapi Islam :
1) Memberikan pertolongan kepada individu dengan tujuan sehat jasmaniah
dan rohanian, spiritual dan moral.
2) Menggali dan mengembangkan potensi essensial sumber daya.
3) Mengarahkan individu pada perubahan konstruksi dalam kepribadian dan
etos kerja
4) Meningkatkan kualitas keimanan, keislaman, keihsanan, dan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari
5) Mengarahkan individu mengenai, mencintai, dan mengerti esensi atau jati
diri Sang Pencipta.
c) Objek psikoterapi islam
1) Moral atau akhlak adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang
melahirkan perilaku dengan mudah tanpa proses pemikiran, pertimbangan
ataupun penelitian, atau sikap mental yang tergambar melalu bentuk
berpikir, berbicara, bertingkah laku sebagai ekspresi jiwa.
2) Mental adalah hal yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan ataupun
proses asosiasi pikiran, akal, dan ingatan.
3) Spiritual adalah hubungan dengan masalah ruh, semangat, religius, yang
berhubungan dengan agama, keimanan, menyangkut nilai-nilai
transendental.
4) Fisik yaitu kondisi bentuk perubahan fisik mahusia sebagai indikasi pada
ketidaknormalan.
2. Metode Psikoterapi Islam

Psikoterapi islam bersifat komprehensif dan teosentris yang bermaksud tidak


hanya menggunakan metode ijtihadiyah saya namun juga menggunakan metode
fikriyah dan nakliyah eksperimen, wawancara, observasi, dan laboratorium (Natta,
2018).

C. Kaitan Psikologi dan Islam

Cina telah dikenal sebagai bangsa yang unggul dalam bidang pengobatan
tradisional, ramu-ramuan, astronomi dan lainnya sejak abad keenam. Dengan kata
lain, Cina lah juga menjadi pusat peradaban yang pesat selain Amerika dan Eropa
pada saat itu. Berbeda dengan masyarakat Amerika dan Eropa yang saat itu malah
mengembangkan ilmu psikologi. Disiplin ilmu ini lahir mandiri pada tahun 1897
di Eropa dan terus berkembang pesat di Eropa dan Amerika. Psikologi
berkontribusi besar dalam mengembangkan sumber daya manusia.

Abad ketujuh merupakan zaman yang dikenal sebagai Zaman keemasan


peradaban islam dimana masa ini merupakan masa dimana berbagai disiplin ilmu
berkembang pesat. Pada masa ini islam memimpin dunia dalam bidang sains
kurang lebih selama lima abad dan menyumbangkan banyak pengetahuan dalam
berbagai bidang keilmuan pada Eropa. Selama zaman keemasan islam, banyak
cendekiawan muslim yang mempelajari ilmu dalam konteks Al-Quran, yang telah
menghasilkan banyak karya yang berkontribusi besar pada berbagai bidang
keilmuan hingga sekarang. Sehingga Eropa menyerap karya ilmuwan muslim
dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa latin. Hasil kontribusi para ilmuwan
muslim ini menjadi tonggak sejarah yang mencapai kemajuan dalam bidang
anatomi, kedokteran, kimia, matematika, astronomi, kosmologi, fisika, arsitektur,
filsafat dan juga psikologi.

Hal ini menunjukkan bahwa psikologi sebenarnya sudah ada sebelum Eropa
dan Amerika mengembangkan ilmu ini. Tetapi tidak bisa dibantah bahwa barat
yang mengukuhkan ilmu psikologi. Maka untuk menghargai ilmuwan muslim
seperti Ibnu Sina dan Al-Ghazali, kita sebagai pelajar harus mempelajari psikologi
untuk meninjau konsep-konsep psikologi dalam sudut pandang islam.mpsikologi
barat. Karl Marx yang menyatakan bahwa manusia modern akan mengalami suati
dehumanisasi, yaitu mereka berjaya dalam menggapai hal-hal material. Hal ini
membuat manusia rentan terhadap stress, penyakit kejiwaan, depresi hingga
bunuh diri. Lalu psikologi islamlah yang mengatasi dan mengimbangi psikologi
barat.

Psikologi islam merupakan ilmu yang menjelaskan tentang kepribadian


manusia dengan sifst filsafat, metodologi, teori dan pendekatan masalah
berlandaskan sumber Al-Quran dan Hadits, akal, indera dan intuisi (Prof Zakiah
Daradjat dalam Mubarak 2002).
Dalam penjelasan lain, Mujib dan Muzakir (2002) mendefisikan psikologi
islam sebagai kajian islam yang berhubungan dengan perilaki kejiwaan manusia
dan aspek-aspek agar sadar dapat membentuk kualitas diri dengan sempurna
untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dari pengertian psikologi islam diatas, dapat didefinisikan atas tiga unsur pokok,
yaitu:

1. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kajian masalah-masalah dengan


berlandaskan islam. Psikologi memiliki kedudukan yang sama dengan
keilmuan bidang ekonomi islam, sosiologi islam, politik islam dan lain-
lain. Dalam kata lain islam disini mencakup cara pandang, pola pikir,
aliran, paradigma ataupun corak. Jadi, psikologi dibangun dengan corak
dan pola pikir berlandaskan pada keilmuan islam, sehingga membentuk
aliran secara mandiri dengan unik dan berbeda dengan psikologi
kontemporer pada umumnya yang terikat dengan ontologi,aksiologi dan
estimologi dalam konteks keislaman.
2. Psikologi islam tidak hsnys mengkaji perilaku kejiwaan manusia beserta
aspek-aspeknya saja, tetapi juga mengkaji tentang hakikat jiwa yang
sesungguhnya.
3. Psikologi islam merupakan ilmu yang menjunjung tinggi nilai etik, karena
hakiki tujuan psikologi islam untuk merangsang kesadaran diri supaya
membentuk kualitas diri secara sempurna demi mendapat kebahagiaan
hidup di dunia maupun akhirat.

Lalu dalam perkembangan psikologi, seiring berjalannya waktu munculah


psikologi modern yang mempelajari perilaku manusia yang dirumuskan atas dasar
spekulasi yang ketangguhannya dibuktikan menggunakan metode ilmiah dengan
berbagai penelitian. Dalam menguji ketangguhan psikologi modern menggunakan
metode ilmiah yang empirik, objektif, rasional dan kontinu, dimana teori ini dapat
digunakan terus menerus hingga pada taraf tertentu yang memiliki keunggulan.
Keunggulan ini menjelaskan prediksi tingkah laku manusia dengan aturan-aturan
tertentu. Aturan-aturan tersebut pun diberlakukan dan hal-hal seperti kriminalitas,
perampokan, pencurian dan pembunuhan menurun angkanya. Dari hal yang telah
disebutkan, hal tersebut membuktikan bahwa hukuman dapat memberikan
dampak psikologis bagi pelaku, sehingga pelaku merasa tertekan dan tidak berniat
mengulanginya lagi, seperti yang diharapkan dari tujuan pelaksanaan hukuman.
Hukuman terhadap 4 tindakan diatas dan hukumannya sudah diberlakukan
terhadap umat islam terdahulu. Maka dari itu islam dibutuhkan untuk melengkapi
perkembangan psikologi modern.

Islam terhadap konsep psikologi modern dibutuhkan dengan pertimbangan


dengan menggunakan islam sebagai sumber pedoman, pandangan, dan tata nilai
kehidupan bagi manusia. Islam merupakan satu-satunya agama yang dalam kitab
sucinya, Al-Quran mengutamakan ilmu pengetahuan. Dan Al-Quran adalah kitab
yang berisi ilmu pengetahuan sehingga dijadikan sumber pengetahuan oleh para
ilmuwan muslim. Maka dari itu, islam dipandang sebagai pena analisis dalam
membedah teori-teori psikologi modern. Malik B. Badri adalah tokoh dalam hal ii,
ia mengungkapkan tentang penilaian krisis islam terhadap konsep psikoanalisis
dan psikologi perilaku. 

D. Psikoterapi Transpersonal Dalam Islam

Terdapat suatu penelitian yang menemukan bahwa klien memiliki berbagai


macam pengalaman unik yang dinilai cukup sulit dicari persamaan katanya dalam
bahasa ilmiah. Hal tersebut ditemukan ketika peneliti menggunakan psikoterapi
transpersonal yang berupa visualisasi, release serta afirmasi. Sehingga dicobalah
untuk membahas ketiga teknik tersebut dengan menggunakan tinjauan keislaman.
Teknik tersebut sebagai berikut.

Terdapat teknik tafakkur. Menurut Khomeni (2004) tafakkur adalah aktivitas


akal. Aktivitas ini meliputi segala masalah yang di hadapi oleh klien dicoba untuk
ditata kembali dengan tujuan agar mendapatkan kesimpulan kesimpulan yang
belum ditemukan. Tafakkur membawa seseorang pada "diri sejati", kemudian
tafakkur juga membawa jiwa yang tak tenang, rasa terasingkan, makna yang
hilang menuju jiwa yang tenang. Tafakkur ini dapat menggabungkan komponen
dari fisik, emosi, mental serta spiritual yang ada pada seseorang. Kemudian
tafakkur dapat membuat akhlah seseorang menjadi lebih baik dan merubah pikiran
tentang dirinya secara perlahan (Pasiak, 2003).

Selanjutnya adalah tawakal. Munawir (1984) mengungkapkan bahwa tawakal


asal katanya adalah tawakala yang berati menyerahkan, mewakilkan atau
mempercayakan. Seseorang yang sudah bertawakal berarti telah menyerahkan,
mewakilkan serta mempercayakan semua urusannya kepada Allah. Seseorang
yang telah bertawakal akan merasa bahwa dirinya telah dalam pengawasan Allah
SWT. Segala kehidupannya telah diawasi. Gerak dan diam kehidupannya itu
dikendalikan oleh kekuatan serta daya dari Allah (Haryono, 2005).

Adanya doa yang diulang sepanjang hari dalam Islam dipandang dapat
memberikan kelegaan dan relaksasi bahkan untuk waktu yang singkat dengan
memungkinkan seseorang untuk menjernihkan pikirannya dari paduan suara
kehidupan sehari-hari, masalah yang mengganggu pikirannya. Ini memberikan
pelepasan mental. Ketika doa terus dilakukan dalam jangka waktu tertentu, setelah
beberapa waktu seseorang dapat menghilangkan pikiran yang merusak kesehatan
mentalnya sepenuhnya (Plante, 1999). Seorang konsultan dapat menggunakan doa
sebagai pemecah kebekuan untuk memiliki komunikasi yang mendalam dengan
klien dan memiliki hubungan terapeutik dengan klien (Taylor, 2003). Manfaat
yang paling penting dari berdoa adalah bahwa seseorang akan tahu bahwa dia
tidak sendirian karena dengan berdoa, klien memiliki sedikit kecemasan tentang
masa depan, tidak memandang hidup dengan pesimis dan memiliki harapan yang
baik.

Selain berdoa, membaca ayat-ayat suci juga dapat dilakukan. Dalam konteks
ini, dapat dikatakan bahwa membaca Al-Qur'an baik dalam bahasa aslinya
maupun dalam terjemahan memiliki efek melegakan pada individu yang memiliki
masalah psikologis. Ketika makna Al-Qur'an yang mendalam dan kaya
dipertimbangkan, itu dapat digunakan sebagai teknik terapi (Halil, 2019).
McCullis (2012) menunjukkan bahwa teknik ini merupakan alat yang efektif dan
efisien dalam perangkat terapi dan terapi penguatan.

Terakhir adalah memaafkan diri sendiri dan orang lain. Dalam teknik
memaafkan, keyakinan spiritual dan agama klien digunakan untuk memungkinkan
mereka memaafkan diri sendiri dan orang lain. Agama dan spiritualitas mengajak
manusia untuk memaafkan, bersyukur, penyayang dan baik. Misalnya, penelitian
membuktikan sisi positif dari dimaafkan (Barrera, 2012). Memaafkan adalah
penangkal kemarahan, permusuhan, dan rasa sakit. Penelitian menunjukkan
bahwa orang dengan spiritualitas yang kuat lebih optimis, lebih energik dan
memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa psikoterapi islam adalah teknik penyembuhan


jiwa yang didasarkan pada ajaran Al-quran dan hadist sebagai sumber utama.
Psikoterapi islam sudah diterapkan oleh ulama-ulama sejak lama, salah satunya
oleh Imam Al-Ghazali dan Ibnu Sina. Dalam islam, salah satu bentuk
implementasi psikoterapi adalah konsep tafakur dan konsep tawakal.
DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. 2008. Konseling dan psikoterapi Islam.


Yogyakarta: Al-Manar.

Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.

Barrera. (2012) integrating religion and spirituality into treatment for late-life
anxiety: three case studies. Cognitive and behavioral practice,19(2),346-
358 https://doi.org/10.1016/j.cbpra.2011.05.007

Fuad Anshori. 2000. Aplikasi Psikologi Islam. Yogyakarta.

Hafizallah, Y. (2013). Psikologi Islam. Nucleic Acids Research, 34(11), 1–19.


Halil. (2019). Teknik Konseling Spiritual Islam. Psikologi Dan Konseling
Spiritual. 4, 333-350. https://dx.doi.org/10.12738/spc.2019.4.3.069

Haryono, M. Y. (2005). Insan Kamil. Jakarta: Kalam Nusantara.

Jaya, yahya. 2009. Peranan Taubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental. Jakarta:
YPI Ruhama.

Khomeini, I. 2004. Insan Ilahiah, Bandung: Mizan.

Mappiare, Andi. 2006. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta:


RajaGrafindo Persada.

McCulliss D. (2012). Bibliotherapy: historical and research perspectives. Journal


Of Poetry Therapy. 25, (1) 23-38.
https://doi.org/10.1080/08893675.2012.654944

MS, Amiruddin. 2015. Psikoterapi Dalam Perspektif Islam. Sumatera Utara :


UIN.

Mubasyaroh. 2017. Pendekatan Psikoterapi Islam dan Konseling Sufistik dalam


Menangani Masalah Kejiwaan. STAIN Kudus, vol. 8, No. 1.

Munawir, A. (1984). Kamus Al-Munawwir. Jakarta: Pustaka Progressif.

Nata, Abuddin. 2018. Psikologi Pendidikan Islam. Depok : PT. Rajagrafindo.


Partanto, Pius A. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola

Pasiak, T. 2003. Revolusi IQ/EQ/SQ. Bandung: MMU.

Plante, T. (1999). A Collaborative Relationship Between Professional


Psychology : A Case Example And Suggested Principle For Success.
Professional psychology research and practice, 30, 541-546.
https://dx.doi.org/10.1037/0735-7035-7028.30.6.541

Prabowo, H. 2006. Psikoterapi Transpersonal. Seri Latihan Kesadaran.


Desember 2008.

Sollod, R. N. 1993. Integrating Spiritual Healing Approaches and Techniques


into Psychotherapy. http://www.psychwww.com/psyrelig/index.htm.
Diunduh tanggal 12 Desember 2021.
Taylor, E. J. (2003). Prayer’s Clinical Issue and Implications. Holistic Nurings
Practice. 16,4, 179-188 https://dx.doi.org/10.1097/00004650-200307000-
00004
Yudiani, E. (2013). Pengantar Psikologi Islam. Jurnal Ilmu Agama UIN Raden
Fatah, 14(2), 175–186.

Anda mungkin juga menyukai