PSIKOTERAPI ISLAM
Disusun oleh:
Jiharudin 19410027
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021/2022
A. Latar Belakang
Islam sebagai salah satu agama dengan penganut terbanyak pun memiliki
ajaran mengenai penyembuhan gangguan jiwa. Ajaran itu didasarkan pada
tuntutan kitab suci Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Selain itu, ada pula ajaran yang
dilakukan oleh kaum sufi dengan corak tasawufnya.
B. Psikoterapi Islam
Psikoterapi Islam adalah suatu upaya untuk mengobati penyakit jiwa atau
menerapkannya dalam beberapa cara untuk menyembuhkan penyakit jiwa seperti
kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari melalui keyakinan
agama ketika berbicara dengan guru atau teman. (Adz Dzaky, 2008).
Fungsi dan tujuan dari psikoterapi islam menurut Samsul Munir Amin (2010)
yaitu:
Cina telah dikenal sebagai bangsa yang unggul dalam bidang pengobatan
tradisional, ramu-ramuan, astronomi dan lainnya sejak abad keenam. Dengan kata
lain, Cina lah juga menjadi pusat peradaban yang pesat selain Amerika dan Eropa
pada saat itu. Berbeda dengan masyarakat Amerika dan Eropa yang saat itu malah
mengembangkan ilmu psikologi. Disiplin ilmu ini lahir mandiri pada tahun 1897
di Eropa dan terus berkembang pesat di Eropa dan Amerika. Psikologi
berkontribusi besar dalam mengembangkan sumber daya manusia.
Hal ini menunjukkan bahwa psikologi sebenarnya sudah ada sebelum Eropa
dan Amerika mengembangkan ilmu ini. Tetapi tidak bisa dibantah bahwa barat
yang mengukuhkan ilmu psikologi. Maka untuk menghargai ilmuwan muslim
seperti Ibnu Sina dan Al-Ghazali, kita sebagai pelajar harus mempelajari psikologi
untuk meninjau konsep-konsep psikologi dalam sudut pandang islam.mpsikologi
barat. Karl Marx yang menyatakan bahwa manusia modern akan mengalami suati
dehumanisasi, yaitu mereka berjaya dalam menggapai hal-hal material. Hal ini
membuat manusia rentan terhadap stress, penyakit kejiwaan, depresi hingga
bunuh diri. Lalu psikologi islamlah yang mengatasi dan mengimbangi psikologi
barat.
Dari pengertian psikologi islam diatas, dapat didefinisikan atas tiga unsur pokok,
yaitu:
Adanya doa yang diulang sepanjang hari dalam Islam dipandang dapat
memberikan kelegaan dan relaksasi bahkan untuk waktu yang singkat dengan
memungkinkan seseorang untuk menjernihkan pikirannya dari paduan suara
kehidupan sehari-hari, masalah yang mengganggu pikirannya. Ini memberikan
pelepasan mental. Ketika doa terus dilakukan dalam jangka waktu tertentu, setelah
beberapa waktu seseorang dapat menghilangkan pikiran yang merusak kesehatan
mentalnya sepenuhnya (Plante, 1999). Seorang konsultan dapat menggunakan doa
sebagai pemecah kebekuan untuk memiliki komunikasi yang mendalam dengan
klien dan memiliki hubungan terapeutik dengan klien (Taylor, 2003). Manfaat
yang paling penting dari berdoa adalah bahwa seseorang akan tahu bahwa dia
tidak sendirian karena dengan berdoa, klien memiliki sedikit kecemasan tentang
masa depan, tidak memandang hidup dengan pesimis dan memiliki harapan yang
baik.
Selain berdoa, membaca ayat-ayat suci juga dapat dilakukan. Dalam konteks
ini, dapat dikatakan bahwa membaca Al-Qur'an baik dalam bahasa aslinya
maupun dalam terjemahan memiliki efek melegakan pada individu yang memiliki
masalah psikologis. Ketika makna Al-Qur'an yang mendalam dan kaya
dipertimbangkan, itu dapat digunakan sebagai teknik terapi (Halil, 2019).
McCullis (2012) menunjukkan bahwa teknik ini merupakan alat yang efektif dan
efisien dalam perangkat terapi dan terapi penguatan.
Terakhir adalah memaafkan diri sendiri dan orang lain. Dalam teknik
memaafkan, keyakinan spiritual dan agama klien digunakan untuk memungkinkan
mereka memaafkan diri sendiri dan orang lain. Agama dan spiritualitas mengajak
manusia untuk memaafkan, bersyukur, penyayang dan baik. Misalnya, penelitian
membuktikan sisi positif dari dimaafkan (Barrera, 2012). Memaafkan adalah
penangkal kemarahan, permusuhan, dan rasa sakit. Penelitian menunjukkan
bahwa orang dengan spiritualitas yang kuat lebih optimis, lebih energik dan
memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik.
Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.
Barrera. (2012) integrating religion and spirituality into treatment for late-life
anxiety: three case studies. Cognitive and behavioral practice,19(2),346-
358 https://doi.org/10.1016/j.cbpra.2011.05.007
Jaya, yahya. 2009. Peranan Taubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental. Jakarta:
YPI Ruhama.