Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Psikologi Islam dan Budaya Edisi April 2020, Vol.3, No.

1
ISSN online 2615-8183 / print 2615-8191 Hal. : 47-60
DOI : 10.15575/jpib.v3i1.4132

Penerapan Psikologi Islam dalam Praktik Profesi Psikolog Muslim

Yulia Hairina1*, Mubarak2


1,2
Universitas Islam Negeri Antasari, Jl. A. Yani KM.4, Banjarmasin, Indonesia
e-mail: *yhairina@uin-antasari.ac.id

Abstract / Abstrak Keywords / Kata kunci

This research aims to describe the application of Islamic Psychology in the practice of Islamic Psychology;
Muslim psychologists and the obstacles in its application. This study uses a qualitative Profession;
approach for taking respondents using purposive sampling techniques. There are Moslem Psychologist
twenty respondents in this study. The method used in collecting data from this study is
the interview and Focus Group Discussion. This study found that the understanding of
Islamic Psychology was quite diverse, but in essence, an approach that used the
Quran and Hadist was the primary reference source. Its application, including the
psychological services, and the process of counseling and therapy were carried out by
integrating psychology and Islam. The cases also handled varied, not limited to severe
or mild cases. The challenges were related to the ability of the psychologists and the
acceptance of the clients.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan Psikologi Islam dalam Psikologi Islam;
praktek Psikolog Muslim serta mengetahui kendala dalam penerapannya. Penelitian ini Profesi;
menggunakan pendekatan kualitatif, untuk pengambilan responden menggunakan Psikolog Muslim
teknik purposive sampling. Terdapat dua puluh orang responden yang sesuai dengan
karakteristik penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Penelitian ini menemukan bahwa
pemahaman tentang Psikologi Islam cukup beragam namun intinya sama yaitu
pendekatan yang menggunakan Alquran dan Hadis sebagai sumber rujukan utama.
Terkait penerapannya dimulai dari bentuk pelayanan psikologi dari awal sampai akhir,
kemudian dalam proses konseling, dan terapi yang dilakukan juga dilakukan dengan
proses integrasi antara psikologi dan Islam. Kasus-kasus yang ditangani juga beragam
tidak terbatas pada kasus yang berat maupun ringan. Kendala yang dihadapi dalam
penerapannya terkait dengan kemampuan psikolog sendiri dan penerimaan dari klien.

Pendahuluan pada individu beragama khususnya muslim


Wacana Psikologi Islam mulai hangat (Dewi & Huda, 2013).
dibicarakan sekitar tahun 1960-an, yaitu Di Indonesia eksistensi Psikologi Islam di
munculnya perspektif baru oleh pakar Psikolog mulai sekitar tahun 80-an, cukup banyak karya
Muslim dimana berusaha untuk ilmiah yang berfokus pada dinamika dan
mengoptimalisasikan konsep teoretis psikologi turunannya pada ranah Psikologi Islam yang
yang didasarkan atas ajaran agama Islam telah ditulis para “tokohnya” antara lain Abdul
(Baharuddin, 2004). Momentum yang dianggap Mujib, melalui karyanya yang berjudul “Fitrah
mengawali eksistensi Psikologi Islam secara & Kepribadian Islam, sebuah pendekatan
terprosedural adalah saat ahli psikolog ternama, psikologis” (Mujib, 1999). Selain itu juga ada
Malik Badri mempublikasikan sebuah buku Fuad Nashori yang mencoba mereformulasikan
yang hingga sekarang popular dengan the dengan tulisannya yaitu “Membangun
Dilema of Moslem Psychologist (Badri, 1994). Paradigma Psikologi Islam” (Nashori, 1994),
Buku tersebut memberikan pemikiran baru ada juga karya lainnya oleh Hanna Djumhana
yang menyadarkan banyak pihak terutama Bastaman yaitu “Integrasi Psikologi dengan
Psikolog Muslim yang menganggap bahwa cara Islam” (Bastaman, 1995). Kemudian pada
kerja konsep psikologi Barat yang sudah tidak perkembangannya diikuti oleh beberapa tokoh
sesuai dengan fenomena dan kasus yang terjadi lain khususnya para akademisi diantaranya
adalah Ancok dan Nashori (2011) dalam

47
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

“Psikologi Islami, Solusi Islam atas Problem- merupakan kajian beberapa non Muslim. Hal
problem Psikologi”. Karya-karya tersebut lain yang mendasari eksistensi Psikologi Islam
menyodorkan ide tentang Psikologi Islam juga terkait dengan kesadaran bahwa Islam
dengan perspektif dan sisi pandang tertentu dari sendiri sejak lama memiliki pandangan yang
masing-masing penulisnya yang tentunya hal konsisten tentang manusia sesuai dengan ajaran
ini adalah bentuk upaya untuk membangun di dalam Islam dimana “jiwa” pada hakikatnya
teori Psikologi Islam. telah berada pada tatanan khusus yang penting
Psikologi Islam dalam perspektif untuk dikaji di kalangan ilmuwan Islam (Ismail
etimologi, mempunyai pengertian yang & Anwar, 2011).
mengarah kepada ilmu kejiwaan. Sedangkan Psikologi Islam secara epistemologi
dalam perspektif Islam, jiwa sepadan dengan berangkat dari perspektif kejiwaan yang
kata nafs walaupun ada pula yang terdapat dalam kajian Filsafat Islam dan
menggunakan kata jiwa dengan kata ruh, qalb Tasawuf Falsafi, para ahli falsafah Islam antara
dan fitrah (Baharuddin, 2007). Istilah Psikologi lain seperti Al-Kindi (801 - 866 M), Ar-Razi
Islam dicoba didefinisikan oleh beberapa tokoh (864 - 925 M), Al-Farabi (872 - 950 M), Ibnu
baik yang berlatar belakang studi Islam maupun Miskawaih 1030 M), Ibnu Sina (980 - 1037 M),
psikologi sendiri. Mujib dan Mudzakir (2002) Ibnu Hazm (994 - 1064M), Al-Ghazali 1058 -
berasumsi lain dengan menyatakan bahwa 1111 M), Ibnu Bajah (1082 - 1138 M), Ibnu
Psikologi Islam berhubungan secara langsung Thufail (1185 M), Ibnu Rushd (1126 - 1198 M),
dengan kajian, aspek, dan perilaku kejiwaan, Fakhruddin Al-Razi (1150 - 1210 M), Ibnu
sehingga dalam kesadarannya individu mampu Taimiyah (1263 - 1328 M), Ibnu Qayyim Al-
untuk membentuk diri yang lebih berkualitas Jauziyah (1292 - 1350 M) dan ahli falsafah
serta mereka mendapatkan kebahagiaan yang Ikhwan Ash-Shafa (Najati, 2003). Ilmuwan
tentunya menenteramkan kehidupan mereka. Muslim mengkaji dan menulis tentang ilmu
Nashori mendefinisikan Psikologi Islam psikologi sejak lama walaupun istilah
sebagai cara pandang psikologi yang didasarkan “psikologi” belum ada pada saat itu, mereka
pada hakikat manusia sesuai dengan keyakinan umumnya menggunakan istilah “nafs” yang
dalam Islam yang senantiasa menitikberatkan merujuk pada kepribadian manusia dan “fitrah”
pada kepribadian dan pola perilaku individu yang berarti sifat dasar manusia. Mereka pada
yang bersifat filsafat, teori, metodologi dan dasarnya membahas bahwasanya jiwa (nafs) itu
pendekatan masalah dengan didasarkan sumber bersumber dari Alquran dan Hadis yang
formal Islam (Alquran dan Hadis), akal, indera kemudian diperkaya dengan filsafat Yunani
dan intuisi dengan tujuan meningkatkan yang telah direvitalisasi sebagai landasan
kesehatan mental dan kualitas keberagamaan mengkaji jiwa (Yudiani, 2013). Pemikiran
(Nashori, 2002). Husain (2006) dalam bukunya inilah yang kemudian menjadi cikal bakal dari
juga menyatakan bahwa Psikologi Islam intinya Psikologi Islam.
melibatkan integrasi teoretis dan penerapan Kehadiran Psikologi Islam apabila dilihat
praktis prinsip-prinsip Islam baik tentang dari sisi pengembangan ilmu, sebagai bentuk
bimbingan konseling, pengembangan upaya dalam membandingkan dan sekaligus
kepribadian, terapi, kesehatan positif dan menjadi counter discourse terhadap teori-teori
banyak bidang lainnya. psikologi yang dibangun dari paradigma
Isu mengenai Psikologi Islam yang sangat sekuler. Selain bias budaya, teori-teori dari
masif di kalangan ilmuwan Psikolog Muslim barat dianggap terlalu bebas dan mengabaikan
saat ini, tidak terlepas dari sejarah islamisasi unsur-unsur yang lebih tinggi seperti metafisik
pengetahuan, atau dalam tulisannya Zulkarnain dan spiritual-transendental. Oleh karena itu,
(2019) mengistilahkan dengan “buah Islamisasi bisa jadi akan mengakibatkan benturan-
Sains” atau “Kebangkitan Islam” tidak hanya benturan tersendiri pada budaya timur.
tuntutan dari Ilmuwan Muslim tetapi juga Tentunya masyarakat Indonesia yang mayoritas

48 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

merupakan masyarakat muslim yang lebih tataran konsep maupun teoretis, melainkan juga
sesuai dengan menjadikan teori Psikologi ke- pada ranah praktis yang sifatnya aplikatif yaitu
Islaman, karena teori tersebut dipercaya dapat dengan menggunakan metode eksperimen
meliputi seluruh perilaku manusia dan dengan intervensi berbasis keislaman atau
membuktikan mengenai self-image maupun berbasis ibadah dalam upaya memecahkan
self-esteem sebagai muslim yang taat persoalan psikologis manusia, misalnya
(Zaharuddin, 2013). penelitian yang dilakukan oleh Retnowati
Kajian penelitian empirik terkait dengan (2011) tentang pelatihan rileksasi dengan zikir,
Psikologi Islam mulai berkembang, diawali atau Wardaningsih dan Widyaningrum (2018)
dengan pendekatan literatur atau kualitatif yaitu tentang intervensi do’a terhadap depresi.
melakukan komparasi antara konsep psikologi Agustin (2018) juga melakukan penelitian
barat dan konsep Islam, misalnya penelitian intervensi dengan model integrasi Psikologi
yang dilakukan Gumiandari (2011) yang Islam yaitu model konseling kelompok dengan
melakukan telaah terhadap konsep kepribadian teknik self management tazkiyatun nafs, dan
modern. Safitri dkk. (2019) juga melakukan banyak intervensi psikologi Islam lainnya.
studi komparasi terkait dengan konsep Terdapat pula penelitian korelasional yang
kebersyukuran. membahas tentang hubungan antar berbagai
Pada perkembangannya penelitian dengan variabel yang dihubungkan dengan konsep
pendekatan kuantitatif juga dilakukan, yaitu Islam (Hasan, 2012). Misalnya penelitian yang
dengan mengoperasionalkan konsep-konsep dilakukan oleh Fairuzzahra dkk. (2018) tentang
Islam dengan menggunakan skala Likert, husnudzon dan kecemasan atau Saputro dkk.
dengan argumentasi bahwa pengukuran selama (2017) tentang Qana`ah ditinjau dari kepuasan
ini lebih banyak menggunakan pengukuran hidup dan stress.
yang diambil dari Psikologi barat (Ismail dan Sebagai seorang muslim termasuk
Anwar, 2017). Oleh karenanya menjadi suatu ilmuwan psikologi atau psikolog yang perlu
keharusan tentunya untuk memasukkan dipegang dan menjadi acuan tentunya adalah
konstruk- konstruk dan indikator-indikator yang firman Allah dan sabda Rasul-Nya, dengan
bersumber dari budaya, sosial, ideologi dari pijakan ini tentunya sangat dianjurkan setiap
sumber ajaran Islam dan juga khazanah ilmuwan psikologi atau psikolog memegang
keislaman. Penelitian-penelitian tentang teguh ajaran agamanya (Purwanto, 2007).
pembuatan alat ukur oleh ilmuwan psikologi Lebih-lebih agama Islam mengajarkan tidak ada
dan Psikolog Muslim semakin berkembang pertentangan antara agama dan ilmu
pesat, seperti yang pernah dilakukan oleh Rusdi pengetahuan, selama keduanya dikaji dan
(2018) yang mencoba mengkonstruksi alat ukur dimengerti dengan benar. Sedang dari sisi
Hasad, konsep Ridha pada 2017 dan Syukur praktisnya, pengembangan Psikologi Islam
pada 2016, atau penelitian Sari dan Sofia merupakan oase baru khususnya bagi praktisi
(2018) dengan alat ukur Amanah. Konstruksi psikologi (psikolog), dalam menjalankan tugas
alat ukur Psikologi Islam lainnya seperti dan fungsinya, untuk menciptakan suasana
Tabayyun (Fathoni dkk., 2020), alat ukur batin yang sejahtera dan bahagia hakiki kepada
kesabaran (Ramdani dkk., 2018), serta para kliennya.
religiusitas dalam Islam (Salsabila dkk., 2019). Psikologi Islam sebagai disiplin ilmu
Sartika dan Kurniawan (2015) membuat skala diakui pada awalnya menghadapi problem
Tawakal, Ahya (2019) mengembangkan skala metodologis yang rumit (Mujib, 2005) begitu
Qana`ah, serta Farmawati dan Hidayati (2019) juga dalam tataran teoretik, aplikasi maupun
melakukan penelitian tentang alat ukur kelembagaannya (Zaharuddin, 2013). Bastaman
Kepribadian Islami. (2005) dalam tulisannya yang berjudul “Dari
Penelitian lainnya yang juga menggunakan KALAM sampai ke API” beliau mengangkat
pendekatan kuantitatif tidak hanya dalam kembali keresahan yang terjadi pada

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 49
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

sekelompok generasi muda peminat Psikologi Sebagai pakar ilmu perilaku, psikolog dapat
Islam, dalam tulisannya mengungkapkan bahwa membantu untuk memberikan gambaran
mengapa perkembangan Psikologi Islam sangat masalah secara menyeluruh, membimbing
lambat? Lebih lanjut dalam tulisannya mereka penyelesaian masalah dan memberikan saran
mempertanyakan “mengapa lebih banyak penanganan perilaku. Psikolog menitikberatkan
berputar pada dataran teoretis dan kurang penanganan pada menata kembali pola interaksi
menggarap wilayah aplikatif?” tuntutan seperti keluarga, membentuk pola pikir yang sehat,
ini tentunya perlu didukung dan diperjuangkan konseling pribadi dan keluarga, serta pada
bersama, bukankah suatu kajian atau suatu kasus anak menekankan pada pola asuh orang
mazhab memang harus menunjukkan nilai tua yang tepat, strategi belajar dan modifikasi
aplikasinya? (Nurjan, 2017). perilaku (Dennis, 2011). Psikolog Muslim
Hal inilah yang kemudian menjadi latar diharapkan dapat memberikan andil besar
belakang dari penelitian ini, yaitu untuk dalam proses pengembangan Psikologi Islam
menggambarkan penerapan Psikologi Islam terutama dari sisi praktisnya. Dari latar
dalam praktek profesi Psikolog Muslim. Karena belakang di atas maka penelitian ini bertujuan
hal ini menjadi salah satu tantangan bagi untuk melakukan eksplorasi tentang penerapan
Psikolog Muslim baik di dunia internasional praktek Psikologi Islam pada psikolog Muslim.
maupun di Indonesia sendiri untuk
mengembangkannya. Othman dan Mohammad Metode
(2019) dalam tulisannya menyebutkan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
tantangan terbesar dalam penerapan Psikologi
pendekatan kualitatif yang menghasilkan data
Islam yaitu menerjemahkan ke dalam setiap
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan.
lingkup kehidupan Muslim. Realitas dunia yang
Metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini
terus berubah tentu akan memberikan tantangan
bertujuan untuk memperoleh gambaran dan
yang cukup untuk memenuhi tugas itu, tidak
informasi terhadap data secara lebih mendalam
terkecuali di Provinsi Kalimantan Selatan di
dengan pendekatan tematik, menurut Boyatzis
mana masyarakatnya dikenal dengan Urang
(1998) pendekatan tematik adalah metode untuk
Banjar yang mayoritas beragama Islam.
mengidentifikasi, menganalisis dan melaporkan
Berdasarkan sensus penduduk jumlah pemeluk
tema-tema yang terpola.
Islam di Kalimantan Selatan mencapai 97%
Lokasi penelitian di Provinsi Kalimantan
(Suryadinata dkk., 2003), tentunya menjadi
Selatan. Pengambilan responden menggunakan
salah satu hal yang perlu dipikirkan oleh
teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik
Psikolog Muslim yang berpraktek dalam upaya
pemilihan informan sebagai sumber data
memberikan intervensi psikologis yang
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
harapannya juga tidak lepas dari unsur atau
responden dalam penelitian ini yaitu orang yang
nilai-nilai Islam. Psikolog Muslim idealnya
dianggap paling tahu tentang apa yang
memahami kesulitan dalam ilmu Psikologi dan
diharapkan peneliti. Kriteria sumber data yaitu:
juga tidak lepas dari konteks Islam dan itu
berprofesi sebagai Psikolog dan aktif
membuat lebih mudah untuk menangani
berpraktek (dengan surat izin praktek yang
masalah yang dihadapi, apalagi jika berkaitan
masih aktif), bersedia menjadi subjek
melalui perspektif spiritual.
penelitian, sudah berpraktek selama ≥ 3 tahun,
Data HIMPSI (Himpunan Psikologi
beragama Islam, mewakili kabupaten dan kota
Indonesia) Wilayah Kalimantan Selatan
di Provinsi Kalimantan Selatan. Responden
memaparkan terdapat ± 60 orang jumlah
berjumlah 20 orang yang mewakili kabupaten
psikolog Muslim yang tersebar di beberapa
dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan
kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan
Selatan, dan sesuai dengan kriteria yang
Selatan. Para psikolog ini secara umum
ditetapkan peneliti (lihat tabel 1).
memiliki peran besar dalam masyarakat.

50 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

Tabel 1 waktu untuk mengumpulkan para responden


Data Umum Partisipan terutama responden yang berdomisili di
Nama Lama kabupaten-kabupaten yang jaraknya relatif jauh.
Inisial Praktek Daerah Praktek Usia FGD dimulai pukul 14.00 WITA sampai
AF 7 th Kab. Batola 34 th dengan 17.00 WITA diselingi dengan istirahat.
CH 7 th Kab. Batola 35 th FGD dilakukan dalam dua sesi, sesi pertama
LA 4 th Kab. Batola 31 th bertujuan mengeksplorasi terkait penerapan
DN 4 th Kota Banjarmasin 28 th Psikologi Islam serta kasus-kasus yang
ST 15 th Kota Banjarmasin 52 th ditangani, kemudian pada sesi kedua
MF 3 th Kota Banjarmasin 31 th dilanjutkan dengan pembahasan kendala dalam
MB 10 th Kota Banjarmasin 37 th proses penerapannya. Hasil wawancara dan
NS 3 th Kota Banjarmasin 31 th FGD direkam dan kemudian disalin ke dalam
HF 3 th Kota Banjarmasin 32 th bentuk transkrip yang selanjutnya ditentukan
DT 5 th Kab. Tanah Laut 33 th menjadi tema.
TH 15 th Kab. HSS 40 th Analisis data menggunakan analisis
PM 9 th Kab. HST 37 th tematik, di mana prosesnya dimulai dari
MY 5 th Kab. HST 34 th melakukan pengkodean informasi dan
DA 13 th Kab. Banjar 49 th menghasilkan daftar tema. Keterangan kode
HP 5 th Kab. Banjar 33 th yang diberikan pada transkrip yaitu dengan
SK 8 th Kota Banjarbaru 35 th urutan R untuk responden, kemudian nama
RF 13 th Kota Banjarbaru 41 th insial dari responden, dilanjutkan dengan tema
RV 6 th Kota Banjarbaru 31 th yang dihasilkan (yaitu: A1 adalah sikap dan
RA 15 th Kab. HSU 49 th persepsi, A2 adalah penerapan dan kasus yang
SD 13 th Kab. Tabalong 40 th
ditangani, A3 dan A4 adalah kendala internal
dan kendala eksternal dalam penerapannya),
Teknik pengumpulan data dengan metode dilanjutkan lagi dengan metode untuk
wawancara dan Focus Group Discussion pengambilan data (Wnc yaitu wawancara dan
(FGD), metode ini mengandalkan perolehan FGD) dan terakhir Brs adalah menunjukkan
data atau informasi dari suatu interaksi letak baris pada halaman transkrip wawancara.
responden berdasarkan hasil diskusi dalam
suatu kelompok yang berfokus untuk Hasil
melakukan bahasan. Selain itu, metode ini
dilakukan juga sebagai bentuk melakukan Pernyataan-pernyataan yang dihasilkan
pengecekan derajat kepercayaan melalui dari wawancara dan FGD dikelompokkan
triangulasi data. Triangulasi data dengan menjadi tema-tema besar berdasarkan kategori
sumber juga dilakukan yaitu membandingkan dari responden. Berdasarkan analisis data,
hasil wawancara yang diperoleh dari masing- ditemukan tema-tema sebagai berikut:
masing sumber atau responden sebagai
pembanding untuk membandingkan dan Sikap dan Pemahaman Psikolog Muslim
mengecek kebenaran informasi yang diperoleh. terhadap Psikologi Islam
Pengambilan data melalui metode Dari hasil pengolahan data terhadap hasil
wawancara dilakukan sebanyak dua kali, wawancara dan FGD, diperoleh beberapa
dengan jenis wawancara semi terstruktur yang tanggapan tentang tema sikap dan pemahaman
dilakukan secara langsung dan via telepon terkait dengan Psikologi Islam. Sikap yang
terutama untuk psikolog yang berada di disampaikan responden dalam berbagai bentuk
kabupaten atau daerah) sedangkan untuk pernyataan antara lain: menerima dengan baik
pengambilan data FGD dilakukan satu kali di kehadiran Psikologi Islam, terbuka dengan
kota Banjarmasin karena kesulitan mencari eksistensinya, sangat setuju dengan kehadiran

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 51
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

Psikologi Islam di tengah masyarakat “Psikologi Islam itu artinya ilmu psikologi
Kalimantan Selatan yang identik dengan umum yang diintegrasikan dengan ilmu agama
religius dan islami. Hal lain yang juga menjadi Islam, hakikatnya integrasi merupakan
dasar sikap para responden merasa optimis pemikiran untuk menjadikan wawasan Islam
dengan Psikologi Islam tersebut karena menurut mengenai manusia sebagai landasan psikologi,
mereka pengembangannya sangat baik dan akan mengembalikan ke fitrah” (responden ST)
banyak manfaatnya bagi orang banyak,
khususnya kalangan muslim. Apalagi “Psikologi Islam itu adalah integrasi psikologi
permasalahan manusia yang semakin hari dengan Islam dengan memasukkan unsur-unsur
semakin beragam, dan kadangkala tidak bisa nuansa islami” (responden DA)
selesai dengan tuntas apabila hanya
menggunakan ilmu psikologi. Berikut kutipan Berdasarkan tema mengenai pemahaman
dari pernyataan responden: mereka tentang definisi Psikologi Islam dapat
disimpulkan bahwa definisi Psikologi Islam
“Mengingat sifat manusia itu ada plus dan diantaranya: 1) Psikologi Islam adalah integrasi
minus, pendekatan psikologi Islam atau antara ilmu psikologi dan keislaman yang
spiritual cukup ampuh untuk menghadapi berlandaskan Alquran dan Hadis, 2) Psikologi
berbagai fenomena di sini khususnya” Islam artinya pendekatan yang digunakan
(responden ST) adalah pendekatan ibadah, 3) Psikologi Islam
berarti ilmu Psikologi dengan pendekatan
“Islam adalah way of life, karena selalu ada Islam, 4) Psikologi Islam artinya ilmu psikologi
jalan keluar dari setiap keadaan karena yang bernuansa nilai-nilai keislaman.
sebenarnya yang tertuang dalam Alquran dan
Hadis sudah terverifikasi mulai dari zaman Penerapan Psikologi Islam dalam Praktek
Nabi Adam As. hingga Nabi Isa As. dan Psikolog Muslim
disimpulkan pada zaman Nabi Muhammad Tema untuk penerapannya sendiri terdiri
Saw. Permasalahan pada manusia yang ada dari berbagai kasus serta pengalaman
saat ini hanyalah pengulangan dari masalah- berpraktek para responden. Menurut responden,
masalah yang telah ada di zaman nabi-nabi penerapan Psikologi Islam tidak hanya dimulai
terdahulu, termasuk masalah-masalah saat memberikan intervensi tetapi dimulai dari
psikologis” (responden DA) etika dalam melayani klien. Integrasi nilai-nilai
Sementara untuk tema persepsi juga islami sudah diterapkan dari proses pelayanan
termasuk beragam dalam memahami Psikologi kepada klien.
Islam. Terlihat pada ungkapan responden di
bawah ini: “Mempraktekkan Psikologi Islam itu mulai
mana memulainya yaitu dari pertemuan
“Bahwa Psikologi Islam yaitu psikologi dengan pertama proses memberikan layanan. Begitu
pendekatan Islam dan psikologi yang juga dalam proses konseling saat ini saya lebih
berlandaskan dengan Alquran dan Hadis” banyak membawa ke arah rumus Allah dalam
(responden CH) perilaku dan eksistensi manusia di muka bumi
ini” (responden CH)
“Psikologi Islam adalah integrasi yaitu
menyamakan frekuensi antara psikologi dan “Penerapannya dalam pelayanan psikologis
Islam, basisnya dikembalikan ke Alquran dan lebih memunculkan dan mengedukasi para
Hadis” (responden TH) klien tentang dasar kehidupan manusia dan
eksistensi dirinya. Setelah itu breakdown
kepada permasalahan yang sedang dialami
klien. Karena segala sesuatu yang terjadi

52 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

diizinkan Allah Swt. semua ada maksud dan lain yang baik. Seperti rindu, khusuk, dimulai
tujuannya, setelah proses emosional sudah cair dari taubat atau pembersihan dalam
dan tidak terhambat” (responden AF) penanganan kasus depresi” (responden TH)

“Penerapan psikologi Islam dimulai sejak “Kasus yang dihadapi karena seringkali
tahap proses terapi diberikan, yaitu dimulai bergelut dengan orang tua, maka dalam
dari tauhid, ini untuk memodifikasi mindset intervensi konseling memasukkan konsep
klien dan arah problem solvingnya” (responden tawakal terutama pada orang tua dengan anak
DA) ABK” (responden RA)

Pada tataran aplikatif untuk Psikologi “Menangani orang yang hidupnya dalam
Islam sebenarnya menurut para responden tidak keadaan yang tidak bisa berubah tapi masih
khusus pada kasus-kasus tertentu. Semua tidak bisa diterima sepenuhnya dengan konsep
masalah bisa diselesaikan dengan pendekatan ikhlas dan tawakal” (responden DA)
Psikologi Islam. Kasus-kasus tertentu juga lebih
mudah ditangani ketika menggunakan Selain itu, menurut responden konsep
pendekatan Psikologi Islam. Berikut adalah integrasi psikologi dan Islam yang sudah
ungkapan pengalaman responden terkait pernah ada dalam terapi maupun pelatihan juga
penerapan Psikologi Islam dalam praktek: dilakukan, misalnya memberikan terapi zikir
pada narapidana narkoba, atau kasus-kasus
“Kalau sepengalaman saya, banyak kasus kecemasan dan depresi. Konseling qurani dalam
yang dapat diselesaikan dengan pendekatan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh
Psikologi Islam baik kasus keluarga terutama klien. Keuntungannya menurut sebagian
kasus keretakan rumah tangga, meminta klien responden adalah muncul insight jauh lebih
untuk melakukan pendekatan kepada Allah dan cepat dibanding dengan metode lainnya karena
meningkatkan ibadah-ibadah, ada juga kasus dikembalikan dengan fitrahnya.
ingin bunuh diri, relatif lebih mudah dengan Bentuk implementasi lainnya bisa
pendekatan religi dalam penanganannya” dilakukan dengan perpaduan intervensi dari
(responden ST) barat dengan Islam, misalnya dalam SEFT (Self
Emotional Freedom Therapy), Psikologi
“Bentuk penerapan dalam intervensi, misalnya
Transpersonal, terapi nafas dengan zikir.
melakukan CBT, positif self talk yang lebih
diarahkan kepada husnudzon kepada Allah,
“Konsep yang menurut saya paling dapat
manusia dan dirinya sendiri terkait dengan hal-
diterima itu adalah konsep fitrah ya, konsep
hal yang timbul dari dirinya sendiri”
fitrah interpersonal, kalau kajian dari Islam itu
(responden MF)
tobat, rujuk, kembali, artinya dalam suatu hal
yang sifatnya itu bisa membuat seorang itu
Responden lain juga memiliki pengalaman
kembali ke fitrah, itu harus menunjuk kepada
lebih spesifik terhadap penanganan kasus pada
Allah, kepada eksistensi terus saya melakukan
praktek mereka, berikut pernyataannya:
konsikuen personal secara teknis oke”
(responden TH)
“Penerapan Psikologi Islam biasanya
memasukkan unsur-unsur fitrah dan “Menggunakan terapi kognitif islami pada
transpersonal. Seseorang harus kembali kepada proses konselingnya mengarah pada esensi
eksistensi dirinya… taubat, tindakan kembali adanya manusia dan ayat dalam Alquran yang
kepada fitrah, sebuah kunci untuk membuka menyatakan tiap ada masalah pasti ada jalan
keadaan-keadaan, kembali menjadi putih, maka keluarnya” (responden SK)
akan membuka jalan yang baru. Akan dapat hal

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 53
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

Penerapan Psikologi Islam dalam praktek “Salah satu permasalahannya dalam


yang dilakukan sebagian responden mengatakan prakteknya adalah tentang kepiawaian kita
bahwa perlu memperhatikan agama klien, selain sebagai psikolog dalam memodifikasi cara
itu juga diperlukan kepekaan dalam menangkap praktek kita sehingga bisa dimasukkan nilai
penerimaan klien, artinya tidak menunjukkan keislaman. Sehingga Alquran dan Hadis itu
reaksi-reaksi penolakan terhadap nilai-nilai memang benar-benar harus dikuasai”
keislaman baik dalam proses konseling maupun (responden DA)
terapi/ treatment.
“Kendala lainnya adanya ‘penolakan’ dari
Kendala dalam Penerapan Psikologi Islam psikolog itu sendiri, hal ini menjadi tantangan
Tema ketiga dalam penelitian ini yaitu untuk para psikolog. Salah satu solusinya
terkait dengan kendala penerapan Psikologi adalah dengan mengaji, belajar lebih dalam
Islam dalam prakteknya. Secara umum para benar-benar dalam hal ilmu agama, contohnya
responden berpendapat bahwasanya dalam memperbanyak mendengar ceramah, mencari
proses penerapannya ada dua faktor yang guru dalam mempelajari ilmu agama, makanya
menjadi kendala yaitu faktor dari dalam diri di Islam dikenal dengan keabsahan ilmu yang
psikolog itu sendiri dan juga klien yang disebut dengan ‘sanad’, pada dasarnya
dihadapi. Berikut kutipan pendapat dari substansi psikologi itu sebenarnya telah ada
responden: dalam pemikiran Islam, kajian tafsirnya, kajian
tasawufnya, kalau tidak belajar hal tersebut
“Dalam proses menerapkan Psikologi Islam dengan benar, saya rasa akan sulit dalam
kendalanya ada pada psikolog itu sendiri, mengintegrasikan” (responden ST)
apabila ia ingin total dalam penerapan
Psikologi Islam ia wajib mempelajari bukan Sedangkan untuk faktor eksternal
dari khazanah buku-buku teks melainkan juga biasanya dari klien sendiri, penerimaan dari
dengan mengambil keilmuan berdasarkan klien tentu berbeda-beda, misalnya klien yang
pengalaman praktek tasawuf dari sumber- memiliki dasar agama yang rendah, atau klien
sumber pengetahuan yang terpercaya seperti yang menolak ketika psikolog memberi tahu
alim ulama yang memiliki kedekatan hubungan tentang konsep-konsep Islam, adanya blocking
dengan Allah” (responden TH) dari klien tentang “penyerahan diri” kepada
Allah. Berikut hasil pendapat responden:
“Sebagai psikolog Muslim yang menerapkan
Psikologi Islam dalam prakteknya maka “Klien yang memiliki dasar agama yang
psikolog itu perlu mengupas Alquran tidak rendah, selama hidup tidak menerapkan
hanya mengaji tapi lebih mengaji betul, pedoman agama dalam kehidupan sehari-hari”
mencari makna dan tafsir, misalnya konsep (responden HF)
qana’ah, mungkin kalau dalam psikologi kita
mengenal ada tiga aspek yaitu kognitif, afektif “Klien umumnya lebih menyukai penjelasan
dan psikomotorik dalam membentuk tingkah masalah atau kasus yang ditimpanya dari
laku seseorang, maka untuk itu kita juga perlu perspektif psikologi yang mendalam dan
mencari tahu apa saja kaitannya ketiga aspek kontekstual” (responden SH)
itu dengan qana`ah” (responden AF)
“Adanya blocking dari klien tentang
“Kendala ada di kita sendiri, selain kita penyerahan diri kepada Allah karena
mempelajari buku atau teori tentang psikologi pemahaman tawakal yang dangkal” (responden
maupun jurnal penelitian namun secara Islam NS)
yaitu Alquran juga perlu kita kaji, tidak hanya Dari hasil wawancara terkait penerapan
membaca nash (isi) saja tapi mencoba Psikologi Islam dalam praktek Psikolog Muslim
mengkaji maknanya” (responden HP) maka dapat disimpulkan bahwasanya Psikolog

54 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

Muslim memiliki sikap dan penerimaan yang Islam adalah integrasi antara ilmu psikologi dan
positif terhadap Psikologi Islam, walaupun keislaman yang berlandaskan Alquran dan
pemahaman mereka sendiri cukup bervariasi Hadis, b) Psikologi Islam artinya pendekatan
terhadap Psikologi Islam namun pada dasarnya yang digunakan adalah pendekatan ibadah, c)
kesamaannya terletak pada sumber utama Psikologi Islam berarti ilmu Psikologi dengan
rujukan Psikologi Islam yaitu pada Alquran dan pendekatan Islam, d) Psikologi Islam artinya
Hadis, pada kenyataannya mereka merasa ilmu psikologi yang bernuansa nilai-nilai
masih perlu meningkatkan kemampuan dan keislaman. Secara umum pemahaman Psikolog
juga skill serta keyakinan atau kepercayaan diri Muslim di Kalimantan Selatan cukup baik
dalam penerapan Psikologi Islam dalam karena dari penelusuran literatur definisi
menghadapi berbagai kasus di lapangan. tentang Psikologi Islam sendiri sebenarnya
cukup beragam, Daradjat memberikan definisi
Diskusi Psikologi Islam adalah “Ilmu yang berbicara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tentang manusia terutama kepribadian manusia
secara umum responden memiliki sikap yang yang bersifat filsafat, teori, metodologi dan
proaktif yaitu besikap positif terhadap Psikologi pendekatan problem dengan didasari sumber-
Islam. Seperti yang dikatakan Nashori (1996), sumber formal Islam (Alquran dan Hadis), akal,
bahwa sikap Psikolog Muslim atau ilmuwan indera dan intuisi” (Mubarok, 2002).
psikolog terhadap Psikologi Islam terbagi Sementara itu Mujib dan Mudzakir (2002)
menjadi tiga ada yang proaktif, apatik dan menawarkan definisi lain yaitu kajian Islam
antagonistik. Namun untuk responden dalam yang berhubungan dengan aspek-aspek dan
penelitian ini sebagian besar memiliki respon perilaku kejiwaan, agar secara sadar ia dapat
yang positif, terbuka dan menerima serta membentuk kualitas diri yang lebih sempurna
optimis dengan perkembangan Psikologi Islam. dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia
Optimisme yang responden rasakan dan di akhirat. Lain halnya dengan Husain
khususnya karena masyarakat Banjar yang (2006) dalam bukunya menyatakan bahwa
mayoritas beragama Islam tentunya akan lebih Psikologi Islam melibatkan integrasi teoretis
mudah diterima ketika pendekatannya juga dan penerapan praktis prinsip-prinsip Islam
memiliki nuansa Islam yang kental. Latar baik tentang bimbingan konseling,
belakang kebudayaan dan karakteristik pengembangan kepribadian, terapi, kesehatan
masyarakat Banjar sendiri membuat Psikologi positif dan banyak bidang lainnya.
Islam lebih sesuai untuk aplikasi dalam Ancok dan Nashori (2011) mengartikan
penangangan kasus-kasus psikologis. Hal ini Psikologi Islam sebagai ilmu yang mempelajari
juga disebabkan psikologi kontemporer yang manusia dengan berlandaskan pada Islam. Dari
umumnya dibangun oleh ilmuwan psikologi beberapa pemaparan terkait dengan definisi
barat dirasa kurang tepat dengan situasi pada Psikologi Islam maka dapat dikatakan bahwa
budaya timur dan khususnya sebagian individu pengertian Psikologi Islam sendiri cukup
Muslim di Indonesia. Budaya barat yang liberal beragam. Afrinaldi (2015) dalam tulisannya
dan sekuler, menyebabkan banyak bias ketika mengungkapkan bahwa definisi dan konseptual
diterapkan untuk budaya timur terutama dalam dari Psikologi Islam sendiri sampai sekarang
konteks budaya Islam (Hamim, 2010). Selain belum ada kesepakatan universal, bahkan
itu Psikologi Islam juga dianggap menempatkan sampai sekarang masih bisa diperdebatkan.
kembali kedudukan agama (faktor Tuhan– Perbedaan dalam definisi Psikologi Islam
spiritual) dalam kehidupan manusia terletak pada sumber referensi, lebih lanjut ia
(Zulkarnain, 2019). mengatakan persamaan dari Psikologi Islam
Secara umum dari pemahaman responden terkait dengan pondasinya dari Alquran dan
akan definisi Psikologi Islam dapat Hadis hanya dua hal ini yang menjadi sumber
dikategorikan menjadi empat yaitu: a) Psikologi rujukannya, yang mana kemudian para ilmuwan

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 55
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

menguraikan makna psikologis dan keduanya dipakai untuk saling mendukung


mengkonseptualisasikannya ke dalam memahami manusia.
pemahaman dan praktek psikologi (Afrinaldi, Hawari (2007) juga mengatakan zikir
2015). adalah terapi kejiwaan yang lebih tinggi dari
Hasil wawancara diperoleh informasi psikoterapi biasa, karena metode ini
bahwa responden dalam penerapan Psikologi mengandung unsur spiritual dari agama, yang
Islam sebagian besar berupaya menghasilkan harapan, kepercayaan diri yang
mengembangkannya atau turut mempraktek- kemudian dapat meningkatkan kekebalan
kannya walaupun diakui mereka masih belum tubuh. Do’a dan zikir adalah konsep agama
optimal karena beberapa kendala. Penerapannya yang berisi harapan. Konsep ini relevan ketika
sendiri dimulai dari awal pelayanan (etika disandingkan dengan psikologi karena konsep
dalam melayani klien, kepribadian psikolog itu dari psikologi yaitu untuk mengelola jiwa
sendiri juga harus mencerminkan keislaman) manusia yang selalu berada dalam kenyamanan.
dan pada saat memberikan intervensi baik Nashori (2002) dalam bukunya Agenda
konseling maupun terapi. Kasus-kasus yang Psikologi Islam juga menegaskan bahwa
dihadapi oleh mereka dalam menerapkan Psikologi Islam mempunyai potensi untuk
Psikologi Islam juga beragam dan semuanya menjawab tantangan kehidupan masyarakat
bisa saja diintegrasikan dengan nilai atau modern, terutama problem psikologis. Psikologi
pendekatan ibadah. Kasus-kasus yang bisa Islam dengan menyadari fitrah manusia yang
ditangani dengan Psikologi Islam ada yang secara alami cenderung untuk menyembah
tergolong berat misalnya depresi, keinginan tuhannya, mencoba memenuhi kebutuhan
bunuh diri, masalah keluarga; perceraian, paling mendasar manusia dengan menyadarkan,
keretakan perkawinan atau pengasuhan anak menuntun atau mendorongnya secara sadar
dan lain-lain, atau yang sifatnya ringan memenuhinya. Psikologi Islam menitikberatkan
misalnya dalam masalah kepercayaan diri. pada perilaku-perilaku individu terkait dengan
Psikologi Islam sebenarnya dapat keyakinannya kepada Allah, termasuk
diaplikasikan dalam membantu seseorang untuk bagaimana individu tersebut melaksanakan
memahami banyak hal dalam diri manusia, berbagai macam perintah keagamaan sesuai
ekspresi diri, aktualisasi diri, realisasi diri, dengan Alquran dan Hadis, bila dikaitkan
konsep diri, citra diri, harga diri, kesadaran diri, dengan konsep ontologi maka hal ini menjadi
kontrol diri, evaluasi diri baik untuk diri sendiri sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Selain
maupun orang lain. Jika pemahaman diri intervensi yang murni dan bersumber dari
menghadapi perilaku menyimpang, Psikologi ajaran Islam, intervensi integrasi Islam dan
Islam berusaha menawarkan berbagai konsep psikologi juga dilakukan oleh Psikolog Muslim.
ilahiyah, untuk kehidupan berkualitas yang Kendala yang dihadapi dalam penerapan
lebih baik dan bahagia (Afrinaldi, 2015). Psikologi Islam adalah faktor internal dari
Berdasarkan hasil wawancara dapat psikolog Muslim itu sendiri. Keyakinan dan
diketahui bahwa penerapan Psikologi Islam kepercayaan terhadap Psikologi Islam menjadi
yang dilakukan juga menggunakan pendekatan faktor yang berpengaruh dalam proses
tradisi umat Islam yang sudah dilakukan oleh penerapannya. Hal ini seperti yang dikatakan
responden, yang mana intervensi berbasis Zaharuddin (2013) bahwasanya Psikologi Islam
ibadah. Misalnya penggunaan zikir, tawakal, mempunyai nilai tambah yang tidak dimiliki
salat dan lain-lainnya, hal ini dilakukan untuk oleh psikolog kontemporer lainnya, namun
pengembalian manusia itu sendiri pada sayangnya di kalangan Psikolog Muslim sendiri
fitrahnya. Hal ini seperti yang diungkapkan masih tidak terdapat kepercayaan terhadap ilmu
oleh Ancok dan Nashori (2011) bahwa dalam ini.
Psikologi Islam ilmu pengetahuan dikaji dengan Selain itu, kemampuan baik pengetahuan,
semangat spiritual, baik pikir maupun zikir keterampilan maupun wawasan Psikolog

56 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

Muslim dalam penerapan Psikologi Islam juga Simpulan


menjadi faktor penting. Zaharuddin (2013)
Eksistensi Psikologi Islam direspon secara
mengungkapkan alasan mengapa Psikologi
positif oleh Psikolog Muslim. Mereka juga
Islam masih berputar pada kalangan terbatas,
optimis terhadap perkembangannya di masa
karena sulit ditemukan sumber daya insani yang
depan, apalagi untuk masyarakat muslim, maka
memiliki pengetahuan integratif antara Islam
Psikologi Islam dirasa sangat tepat dan mudah
dan psikologi. Hal ini senada dengan apa yang
diterima. Implementasi Psikologi Islam yang
disampaikan oleh Ancok dan Nashori (2011)
dilakukan oleh Psikolog Muslim dalam
yang mengatakan bahwa dibutuhkan seorang
prakteknya dimulai dari proses etika pelayanan,
psikolog yang musafir untuk pengembangan
proses konseling dan terapi atau terapi lainnya
dan pengaplikasian pendekatan-pendekatan
dengan banyak menggunakan konsep integrasi.
Psikologi Islam di Indonesia.
Kasus-kasus yang ditangani juga beragam,
Adz-Dzakiey (2018) juga sependapat
walaupun ada kendala-kendala dalam proses
bahwasanya ketika psikolog Muslim memiliki
penerapannya, harapannya ke depan
perhatian yang sangat besar untuk menerapkan
pengembangan kompetensi Psikolog Muslim
Psikologi Islam maka ada beberapa syarat yang
yang menggunakan pendekatan Psikologi Islam
harus mereka siapkan, yaitu: 1) pemahaman
perlu ditingkatkan untuk menghadirkan
yang dalam tentang pesan-pesan Alquran secara
sumbangan Islam bagi kemanusiaan.
historis (tanzil) dan secara hakikat (tanzih), 2)
pemahaman yang dalam tentang pesan-pesan Referensi
As-Sunnah secara historis (syariat) dan secara
Adz-Dzakiey, H. B. (2018). Pengantar
hakikat, 3) ia harus sebagai pelaku dari ilmu
psikologi Islam. PP. Raudhatul Muttaqien.
yang dibangunnya bukan hanya sebagai
Afrinaldi. A. R., & Arif, M. (2015). Psycho
pengamat atau komentator, 4) penguasaan Ilmu
religious therapy through prayers and
Hakikat dan Ilmu Tasawuf yang cukup, 5)
dzikir in Islamic psychology perspective.
adanya hubungan batin yang kuat dengan yang
Journal Science and Economics. 200-205.
maha Psikolog yaitu Allah Swt. dan Rasul-Nya
Agustin, L. (2018). Intervensi psikologi Islam:
Muhammad Saw., serta 6) adanya keterbukaan
Model konseling kelompok dengan teknik
antara ilmuwan yang menguasai ilmu
self management tazkiyatun nafs. Jurnal
ketuhanan dan ilmu-ilmu keislaman atau
Psikologi Islam, 5(2).75-86.
kemakhlukan, khususnya masalah-masalah
Ahya, A. (2019). Eksplorasi dan pengembangan
yang berhubungan dengan manusia sehingga
skala qana`ah dengan pendekatan spiritual
akan lebih mudah melahirkan disiplin ilmu
indigenous. Jurnal Ilmiah Psikologi
secara komprehensif dan teamwork.
Terapan, 7(1). 13-27.
Penerapan Psikologi Islam menjadi salah
https://doi.org/10.22219/jipt.v7i1.7834
satu tantangan bagi Psikolog Muslim dalam
Ancok, D., & Nashori, F. (2011). Psikologi
upaya pengembangan Psikologi Islam,
Islami. Solusi Islam atas problem-problem
diharapkan Psikolog Muslim akan mampu
psikologi. Pustaka Pelajar.
menyediakan pendekatan-pendekatan yang
Al-Karam, C. Y. (2018). Islamic psychology:
sifatnya praktis yang berguna bagi
Toward a 21st century definition and
penyembuhan manusia maupun peningkatan
conceptual framework. Journal of Islamic
kualitas manusia. Hasil penelitian ilmiah juga
Ethic, 2. 97-109.
dapat menjadi rujukan dalam menerapkan
https://doi.org/10.1163/24685542-
Psikologi Islam ke dalam ranah praktik
12340020
(Susanty, 2018).
Badri, M. (1994). The dilemma of moslem
psychologist. Terj. Siti zainab luxfiati.
Pustaka Firdaus.

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 57
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

Baharuddin. (2004). Paradigma psikologi https://doi.org/10.15642/JIIS.2010.4.2.341-


islami. Pustaka Pelajar. 357
Baharuddin. (2007). Paradigma psikologi Hasan, A. B. P. (2012). Psikologi Islam sebagai
islami: Studi tentang elemen psikologi dari ilmu penegtahuan: Epistemologi dan
Alquran. Pustaka Pelajar. pengembangan di masa depan. Jurnal
Bastaman, H. D. (1995). Integrasi psikologi Psikologi, 5(1). 1-29.
dengan Islam. Yayasan Insan Kamil dan Hawari, D. (2007). Do’a dan dzikir sebagai
Pustaka Belajar. pelengkap terapi medis. PT. Dana Bhakti
Bastaman, H. D. (2005). Dari KALAM sampai Prima Yasa.
ke API. Jurnal Psikologi Islami, 1(1). 5- Husain, A. (2006). Islamic psychology:
15. Emergency of a new field. Global Vision
Boyatzis, R. E. (1998). Transforming Publishing House.
qualitative information: Thematic analysis Ismail, K., & Anwar, K. (2011). Psikologi
and code development. Sage. Islam: Suatu pendekatan psikometrik
Dennis, F. G. (2001). Bekerja sebagai Psikolog. remaja beresiko. Jurnal e-Bangi: Jurnal
Erlangga. Dakwah, Sosial dan Kemanusiaan, 6(1).
Dewi, S., & Huda, M. J. (2013). Dikotomi 77-89.
paradigma psikologi islami: Studi kasus Ismail, K., & Anwar, K. (2017). Gagasan
sejarah integrasi antara ilmu dan Islam di gerakan psikologi Islam: Suatu pendekatan
Indonesia. Proceeding Annual psikometrik. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
International Confrence on Islamic Studies Keislaman, 16(1). 137-151.
ke XIII. Mubarok, A. (2002). Psikologi dakwah. Pustaka
Fairuzzahra, D. A., Aryandari, D., & Purwadi, Firdaus.
M. (2018). Hubungan antara husnudzon Mujib, A., & Mudzakir, J. (2002). Nuansa-
dan kecemasan pada mahasiswa. Jurnal nuansa psikologi Islam. PT. Raja Grafindo
Psikologi Islam, 5(2). 69-74. Persada.
Farmawati, C., & Hidayati, N. (2018). Mujib, A. (1999). Fitrah & kepribadian Islam,
Penyusunan dan pengembangan alat ukur Sebuah pendekatan psikologis. Darul
islamic personality scale (IPS). Jurnal Falah.
Psikologi Islam dan Budaya, 1(2). 19-30. Mujib, A. (2005). Pengembangan Psikologi
https://doi.org/10.15575/jpib.v2i1.4318 Islam melalui pendekatan studi Islam.
Fathoni, A. B., Verina, A., Rahmah, B., Jurnal Psikologi Islami, 1(1). 21.
Paiqotul, N., & Ramdani, Z. (2020). Najati, M. U. (2003). Psikologi dalam tinjauan
Defining tabayyun as a psychological hadits Nabi. Mustaqiim.
attribute: Study of thematical exploration. Nashori, F. (1996). Fase-fase perkembangan
International Summit on Science psikologi islami. Jurnal Psikologika, 1(1).
Technology and Humanity (ISETH2019) 23-35.
Advancing Scientific Thought for Future Nashori, F. (2002). Agenda psikologi Islam.
Sustainable Development (January). Pustaka Pelajar.
Gumiandari, S. (2011). Kepribadian manusia Nashori, F. (1994). Membangun paradigma
dalam perspektif psikologi Islam (Telaah psikologi Islam. Sipress.
kritis atas psikologi kepribadian modern). Nurjan, S. (2017). Refleksi psikologi islami
Jurnal Holistik, 12(1). 259-296. dalam dunia psikologi di Indonesia.
Hamim. (2001). Religious anthropocentrism: ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2).
The discourse of islamic psychology 63.
among Indonesian muslim intellectual Othman, N., & Mohammad, K. A. (2019).
Islam. Journal of Indonesian Islam, 4(2). Applying the main concepts of islamic
psychology to islamic counseling.

58 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

International Journal of Academic Saputro, I., Hasanti, A. F., & Nashori, F. (2017)
Research in Business & Social Science, Qanaah pada mahasiswa ditinjau dari
9(5). 383-393. kepuasaan hidup dan stress. Jurnal Ilmiah
Purwanto, Y. (2007). Epistemologi psikologi Penelitian Psikologi: Kajian Empiris dan
Islam dialektika pendahuluan psikologi Non Empiris, 3(1). 11-20.
barat dan psikologi islami. PT. Refika Sartika, A., & Kurniawan, I. N. (2015). Skala
Aditama. tawakal kepada Allah: Pengembangan
Ramdani, Z., Supriyatin, T., & Susanti, S. ukuran psikologis surrender to god dalam
(2018). Perumusan dan pengujian perspektif Islam. Jurnal Psikologika,
instrumen alat ukur kesabaran sebagai 20(2). 129-142.
bentuk coping strategy. Jurnal Psikologi Suryadinata, L., Arifin, E. N., & Ananta, A.
Islam dan Budaya, 1(2), 97-106. (2003). Indonesia’s population: Ethnicity
https://doi.org/10.15575/jpib.v1i2.2955 and religion in a changing political
Retnowati, S. (2011). Pengaruh pelatihan landscape. Institute of Southeast Asian
rileksasi dengan dzikir untuk mengatasi Studies.
kecemasan ibu hamil pertama. Jurnal Susanty, R. (2018). Konstruksi alat ukur dalam
Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan penelitian psikologi Islam. Jurnal Middle
Psikologi Islam, 8(1), 1-22. East and Islamic Studies, 5(1). 98-112.
Rusdi, A. (2016). Syukur dalam psikologi Islam Wardaningsih, S., & Widyaningrum, D. P.
dan konstruksi alat ukurnya. Jurnal Ilmiah (2018). Pengaruh intervensi do’a dan
Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & dzikir al-ma’tsurat terhadap skor depresi
Non-Empiris, 2(2). 37-54. pada pasien diabetes melitus di puskesmas
Rusdi, A. (2017). Rida dalam psikologi Islam melati 1. Indonesian journal of Nursing
dan konstruksi alat ukurnya. Jurnal Practices, 2(2), 54-60.
Psikologi Islam, 4(1). 95-117. Yudiani, E. (2013). Pengantar psikologi Islam.
Rusdi, A. (2018). Pengembangan skala hasad Jurnal Ilmu Agama, 14(2). 175-186.
dalam psikologi Islam. Jurnal Psikologi Yusuf, A. R. (2019). Pengembangan alat ukur
Islam, 5(2), 117-130. khusyuk sholat dalam kaitan pengaruh
Safitri, N., Rachmadi, A. G., & Aini, T. Q. positifnya bagi kesehatan. Jurnal Magna
(2019). Kebersyukuran: Studi komparasi Medica: Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran
perspektif psikologi barat dan Islam. dan Kesehatan, 6(1), 88-93.
Jurnal Psikologika, 24(2). Zaharuddin. (2013). Telaah kritis terhadap
Salsabila, D. F., Rofifah, R., Natanael, Y., & pemikiran psikologi Islam di Indonesia.
Ramdani, Z. (2019). Uji validitas konstruk Jurnal Intizar, 19(1), 163-183.
indonesian-psychological measurement of Zulkarnain. (2019). Eksistensi perkembangan
islamic religiousness (I-PMIR). Jurnal mazhab psikologi Islam sebagai aliran
Psikologi Islam dan Budaya, 2(2), 1-10. baru dalam psikologi. Journal of
https://doi.org/10.15575/jpib.v2i2.5494 Psychology, Religion and Humanity, 1(1).
Sari, E. P., & Sofia, N. (2018). Konstruksi alat 20-35.
ukur amanah dalam perspektif Al Quran
dan Hadits. Jurnal Psikologi Islam, 5(1).
13-26.

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 59
PENERAPAN PSIKOLOGI ISLAM DALAM PRAKTIK PROFESI PSIKOLOG MUSLIM

60 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1

Anda mungkin juga menyukai