Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Psikologi

Volume 44, Nomor 2, 2017: 83 – 96


DOI: 10.22146/jpsi.27578

Validitas Utrecht-Management of Identity Commitments


Scale (U-MICS) Versi Indonesia: Struktur Faktor,
Invariansi Pengukuran Gender, dan Usia
Darmawan Muttaqin1
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Abstract. The purpose of this study was to examine the psychometric properties of
Indonesian version of the U-MICS, a measure three identity dimensions. Participants were
910 adolescents (12-21 years old). The Confirmatory Factor Analyses and Multi-Group
Analyses were used to examine the factor structure, gender, and age measurement
invariance of Indonesian version of the U-MICS. We further tested the gender and age
differences using Multivariate Analysis of Variance. The results indicated that the factor
structure of Indonesia version of the U-MICS with a solution three factors was very fit with
data and there were measurement invariance across gender and age groups. Gender and
age differences on identity dimensions were also found. The results suggest that Indonesian
version of the U-MICS was a measurement tool that has consistency of structure factors
when used to measure the identity dimensions in Indonesian adolescents.
Keywords: adolescents, identity, Indonesian, measurement invariance, U-MICS

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji properti psikometris dari U-MICS versi
Indonesia yang mengukur tiga dimensi identitas. Partisipan yang terlibat sebanyak 910
remaja (12-21 tahun). Analisis konfirmatori faktor dan analisis multi-kelompok digunakan
untuk menguji struktur faktor, invariansi pengukuran gender, dan usia dari U-MICS versi
Indonesia. Penulis menguji perbedaan gender dan usia dengan menggunakan analisis
varians multivariat. Hasil analisis mengindikasikan bahwa struktur faktor dari U-MICS
versi Indonesia dengan solusi tiga faktor sesuai dengan data dan terdapat invariansi
pengukuran antar kelompok gender dan usia. Perbedaan gender dan usia pada dimensi
identitas juga ditemukan. Hasil menunjukkan bahwa U-MICS versi Indonesia merupakan
alat ukur yang memiliki konsistensi struktur faktor ketika digunakan untuk mengukur
dimensi identitas pada remaja Indonesia.
Kata kunci: identitas, Indonesia, invariansi pengukuran, remaja, U-MICS

Erik Erikson1telah memberikan kerangka bagi remaja yang digambarkan sebagai


teori yang paling komprehensif dalam interaksi dari pencapaian identitas dan
menjelaskan pembentukan identitas kebingungan identitas (Erikson, 1950,
selama masa remaja (Allison & Schultz, 1968). Berdasarkan teori dari Erikson,
2001). Pembentukan identitas dianggap Marcia (1966) mengusulkan model status
sebagai tugas perkembangan yang utama identitas. Model yang dikembangkan oleh

1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat melalui:
darmawan.muttaqin@staff.ubaya.ac.id

JURNAL PSIKOLOGI 83
MUTTAQIN

Marcia telah menginspirasi beberapa (2008). Model ini merupakan perluasan


peneliti untuk mengembangkan model dari konseptualisasi dimensi identitas yang
pembentukan identitas yang lebih dikembangkan Marcia (1966) yaitu
komprehensif (Schwartz, 2001). Salah satu eksplorasi dan komitmen. Selain itu, model
model pembentukan identitas yang ini didasarkan pada penelitian Meeus
dikembangkan berdasarkan konsep sebelumnya (Meeus, 1996; Meeus, Iedema,
Erikson (1950) dan Marcia (1966) adalah Helsen, & Vollebergh, 1999; Meeus,
model tiga dimensi identitas yang diukur Iedema, & Maasen, 2002) yang menemukan
dengan Utrecht-Management of Identity bahwa komitmen dan eksplorasi
Commitments Scale (U-MICS; Crocetti, mendalam saling berkaitan dalam proses
Rubini, & Meeus, 2008). pembentukan identitas. Hal ini
Seiring dengan perkembangan model menunjukkan bahwa remaja yang sudah
pembentukan identitas, penelitian tentang memiliki komitmen terus mengeksplorasi
pembentukan identitas juga berkembang di pilihan mereka sedangkan remaja yang
berbagai negara di dunia (Schwartz, kurang melakukan eksplorasi mendalam
Zamboanga, Meca, & Ritchie, 2012). Secara memiliki komitmen yang lemah.
khusus, U-MICS telah divalidasi dan Temuan Meeus (Meeus, 1996; Meeus
digunakan di berbagai negara (Crocetti dkk., 1999, 2002) menjadi dasar pemikiran
dkk., 2015; Dimitrova dkk., 2016; Karaś, Crocetti, Rubini, dan Meeus (2008) yang
Cieciuch, Negru, & Crocetti, 2014; mengatakan bahwa individu membentuk
Morsünbül, Crocetti, Cok, & Meeus, 2014). dan merevisi identitas dari waktu ke
Di Indonesia, Muttaqin dan Ekowarni waktu. Berdasarkan pemikiran tersebut,
(2016) pernah memvalidasi dan meng- mereka menambahkan dimensi peninjauan
gunakan U-MICS untuk memahami kembali komitmen untuk melengkapi
pembentukan identitas remaja di Yogya- dimensi komitmen dan eksplorasi
karta. Namun, validasi tersebut masih mendalam. Dengan demikian, model tiga
terbatas pada pengujian model pengu- dimensi identitas mencakup komitmen,
kuran yang belum memberikan informasi eksplorasi mendalam, dan peninjauan
mengenai invariansi pengukuran gender kembali komitmen (Crocetti, Rubini, &
dan usia. Padahal, invariansi pengukuran Meeus, 2008; Crocetti, Schwartz, Fermani,
merupakan salah satu aspek validitas Klimstra, & Meeus, 2012). Komitmen
konstruk sebuah alat ukur yang akan mengarah pada proses menentukan pilihan
digunakan untuk membandingkan kelom- yang dibuat oleh individu terkait dengan
pok seperti gender dan usia (Bagozzi & berbagai domain identitas yang disertai
Edwards, 1998; Chen, 2007; Cheung & dengan rasa percaya diri terhadap
Rensvold, 2002). Oleh karena itu, pada pilihannya (Crocetti, Fermani, Pojaghi, &
penelitian ini penulis berusaha menguji Meeus, 2011; Crocetti, Jahromi, & Meeus,
properti psikometris berupa struktur 2012; Crocetti, Rubini, & Meeus, 2008).
faktor, invariansi pengukuran gender, dan Komitmen dapat dianggap sebagai
usia dari U-MICS versi Indonesia yang indikator pembentukan identitas yang
mengukur tiga dimensi identitas (Crocetti, berhasil (Crocetti, Klimstra, Hale, Koot, &
Rubini, & Meeus, 2008). Meeus, 2013; Crocetti, Scrignaro, Sica, &
Magrin, 2012; Crocetti, Sica, Schwartz,
Model tiga dimensi identitas
Serafini, & Meeus, 2013).
Model tiga dimensi identitas dikem-
bangkan oleh Crocetti, Rubini, dan Meeus

84 JURNAL PSIKOLOGI
UTRECHT-MANAGEMENT OF IDENTITY COMMITMENTS SCALE (U-MICS) VERSI INDONESIA

Eksplorasi mendalam mengarah pada tersebut dilakukan dengan melibatkan satu


proses merefleksikan komitmen yang negara seperti remaja Turki (Morsünbül
sudah dibuat, mencari informasi tam- dkk., 2014) dan Swiss dengan French-
bahan, dan berdiskusi dengan orang lain speaking context (Zimmermann, Mahaim,
terkait identitas yang sudah dipilih Mantzouranis, Genoud, & Crocetti, 2012);
(Crocetti, Rubini, Berzonsky, & Meeus, dua negara yang meliputi remaja Italia dan
2009; Crocetti, Rubini, Luyckx, & Meeus, Belanda (Crocetti, Schwartz, Fermani, &
2008; Crocetti, Schwartz, dkk., 2012). Meeus, 2010); tiga negara yang meliputi
Eksplorasi mendalam dapat dianggap remaja Italia, Polandia, dan Romania
sebagai pedang bermata dua yaitu (Karaś dkk., 2014); tujuh negara yang
berkaitan dengan rasa ingin tahu tetapi meliputi remaja Bulgaria, Republik Ceko,
juga dapat memunculkan kebingungan Italia, Kosovo, Romania, Slovenia, dan
identitas (Crocetti, Klimstra, dkk., 2013; Belanda (Dimitrova dkk., 2016); serta
Crocetti, Scrignaro, dkk., 2012; Crocetti, sepuluh negara yang meliputi remaja Italia,
Sica, dkk., 2013). Individu yang melakukan Belanda, Polandia, Portugal, Romania,
eksplorasi mendalam dapat menjadi Swiss, Turki, Cina, Japan, dan Taiwan
semakin yakin atau skeptis terhadap (Crocetti dkk., 2015).
pilihan identitas mereka karena terlalu Secara lebih lanjut, hasil penelitian
mengevaluasi dan merenungkan komit- sebelumnya juga menunjukkan bahwa U-
men yang sudah dibuat (Crocetti, Rubini, & MICS dapat digunakan untuk memban-
Meeus, 2008). dingkan dimensi identitas antar kelompok.
Peninjauan kembali komitmen meng- Hal ini didasarkan pada hasil pengujian
arah pada proses perbandingan komitmen terhadap beberapa level invariansi
yang sudah dibuat dengan alternatif pengukuran (invariansi konfigurasi,
komitmen yang lain. Hal ini terjadi ketika metrik, skalar, dan kovarians) dari U-
tujuan, nilai, dan keyakinan terhadap MICS. Secara khusus, Morsünbül dkk.
komitmen yang sudah dibuat tidak lagi (2014) dan Crocetti dkk. (2015) telah
memuaskan bagi individu sehingga melakukan pengujian invariansi pengu-
memungkinkan individu untuk memper- kuran gender dari U-MICS pada remaja
baiki atau mengubah komitmen yang yang berasal dari Turki dan 10 negara yang
sudah ada (Crocetti dkk., 2011; Crocetti, berbeda baik di Eropa, Asia Tengah, dan
Klimstra, dkk., 2013; Crocetti, Sica, dkk., Asia. Tidak hanya menguji invariansi
2013). Peninjauan kembali komitmen pengukuran gender, Morsünbül dkk.
berkaitan dengan kondisi individu yang (2014) juga melakukan pengujian terhadap
mengalami ketidakseimbangan dan invariansi pengukuran usia dari U-MICS
ketidaknyamanan (Crocetti, Scrignaro, yang melibatkan remaja awal, tengah, dan
dkk., 2012). akhir di Turki. Baru-baru ini, pengujian
terhadap invariansi pengukuran negara
Utrecht-management of identity commitments dari U-MICS juga telah dilakukan dengan
scale melibatkan remaja yang berasal dari tiga
atau lebih negara yang berbeda (Crocetti
Untuk mengukur model tiga dimensi
dkk., 2015; Dimitrova dkk., 2016; Karaś
identitas, Crocetti, Rubini, dan Meeus
dkk., 2014).
(2008) mengembangkan U-MICS. U-MICS
telah divalidasi oleh beberapa peneliti pada
remaja di hampir seluruh dunia. Validasi

JURNAL PSIKOLOGI 85
MUTTAQIN

Tujuan penelitian remaja Indonesia ditinjau dari gender dan


usia. Pengujian ini diharapkan dapat
Pada penelitian ini, penulis menguji
memberikan gambaran mengenai dimensi
properti psikometris dari U-MICS versi
identitas pada remaja laki-laki dan perem-
Indonesia yang mengukur tiga dimensi
puan, serta pada remaja awal, tengah, dan
identitas. Pertama, penulis menguji struk-
akhir di Indonesia.
tur faktor dari U-MICS versi Indonesia
dengan menggunakan analisis konfir-
matori faktor (CFA). Penulis menerapkan Metode
solusi tiga faktor yang merupakan temuan
dari penelitian sebelumnya yang melibat- Partisipan penelitian ini adalah 910 remaja
kan partisipan dari negara Belanda-Italia, Indonesia (387 laki-laki dan 523 perem-
Turki, dan Swiss (Crocetti dkk., 2010; puan) yang berusia 12-21 tahun (M = 16,45
Morsünbül dkk., 2014; Zimmermann dkk., tahun, SD = 2,54) di Daerah Istimewa
2012). Pengujian ini diharapkan dapat Yogyakarta. Partisipan terdiri dari 299
memberikan informasi mengenai struktur remaja awal (134 laki-laki, 165 perempuan)
faktor dari U-MICS versi Indonesia ketika yang merupakan siswa Sekolah Menengah
digunakan untuk mengukur tiga dimensi Pertama dengan usia 12-15 tahun (M =
identitas. 13,47 tahun, SD = 0,68), 318 remaja tengah
(118 laki-laki, 200 perempuan) yang
Kedua, penulis menguji invariansi
merupakan siswa Sekolah Menengah Atas
pengukuran gender dan usia dari U-MICS
dengan usia 15-18 tahun (M = 16,45 tahun,
versi Indonesia. Pengujian ini melibatkan
SD = 0,80), dan 293 remaja akhir (135 laki-
beberapa level invariansi pengukuran
laki, 158 perempuan) yang merupakan
yaitu (a) invariansi konfigurasi (jumlah
mahasiswa perguruan tinggi dengan usia
faktor dan komposisi aitem dalam faktor
18-21 tahun (M = 19,49 tahun, SD = 0,77).
sama antar kelompok), (b) invariansi
metrik (muatan faktor pada setiap aitem U-MICS (Crocetti, Rubini, & Meeus,
setara antar kelompok), (c) invariansi 2008) digunakan untuk mengukur dimensi
skalar (muatan faktor dan intersep pada identitas yaitu komitmen, eksplorasi men-
setiap aitem setara antar kelompok), dan dalam, dan peninjauan kembali komitmen.
(d) invariansi kovarians (kovarians di Alat ukur ini biasa digunakan untuk
antara faktor laten setara antar kelompok) mengukur tiga dimensi identitas pada
(Byrne & van de Vijver, 2010; van de domain pendidikan dan relasi dengan
Schoot, Lugtig, & Hox, 2012; Vandenberg & teman yang dianggap domain paling
Lance, 2000). Dengan pengujian invariansi penting selama masa remaja. Respons U-
pengukuran gender dan usia, penulis MICS menggunakan lima pilihan respons
berharap U-MICS versi Indonesia dapat skala Likert mulai dari 1 (sangat tidak
digunakan untuk membandingkan sesuai) sampai 5 (sangat sesuai).
identitas antara remaja laki-laki dan Aitem U-MICS berjumlah 26 aitem
perempuan, serta antara remaja awal, yang terdiri dari tiga subskala yaitu
tengah, dan akhir di Indonesia. komitmen (10 aitem, misalnya, “Pendi-
Ketiga, dengan asumsi adanya inva- dikan akan menjamin hidup saya” dan
riansi pengukuran gender dan usia, penulis “Sahabat saya memberikan saya rasa
menguji perbedaan dimensi identitas percaya diri”); eksplorasi mendalam (10
(komitmen, eksplorasi, mendalam, dan aitem, misalnya “Saya berusaha mencari
peninjauan kembali komitmen) pada tahu sebanyak mungkin mengenai

86 JURNAL PSIKOLOGI
UTRECHT-MANAGEMENT OF IDENTITY COMMITMENTS SCALE (U-MICS) VERSI INDONESIA

pendidikan saya” dan “Saya mencoba (Crocetti dkk., 2010; Morsünbül dkk., 2014;
mencari tahu apa pendapat orang Zimmermann dkk., 2012). Secara khusus,
mengenai sahabat saya”); dan peninjauan untuk dimensi komitmen dan eksplorasi
kembali komitmen (6 aitem, misalnya mendalam, masing-masing terdiri dari satu
“Saya sering berpikir hidup saya akan lebih paket yang berisi empat aitem dan dua
baik jika saya mencari pendidikan yang paket yang berisi tiga aitem. Dimensi
berbeda” dan “Saya sering berpikir bahwa peninjauan kembali komitmen memuat
sahabat baru akan membuat hidup saya tiga paket yang berisi dua aitem. Untuk
lebih menarik”). mengevaluasi model yang disusun,
U-MICS telah diterjemahkan dari beberapa indeks ketepatan model yang
Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dengan digunakan yaitu Goodness of Fit Index (GFI),
menggunakan panduan dari International Comparative Fit Index (CFI), dan Root Mean
Test Commission (Hambleton, 2005) oleh Square Error of Approximation (RMSEA).
Muttaqin dan Ekowarni (2016). Dengan Secara khusus, indeks tersebut dapat
melibatkan 396 remaja yang berusia 12-21 dipertimbangkan sebagai indikator
tahun di Yogyakarta, Muttaqin dan ketepatan model ketika nilai GFI dan CFI
Ekowarni (2016) melaporkan bahwa U- lebih besar atau sama dengan 0,9 (Bentler &
MICS versi Indonesia memiliki reliabilitas Bonett, 1980; Cole, 1987) dan nilai RMSEA
komposit sebesar 0,865 untuk subskala kurang dari 0,1 (Cudeck & Browne, 1992).
komitmen, 0,709 untuk subskala eksplorasi Tujuan kedua dari penelitian ini
mendalam, dan 0,802 untuk subskala adalah menguji invariansi pengukuran
peninjauan kembali komitmen. Model gender dan usia dari U-MICS versi Indo-
pengukuran U-MICS versi Indonesia nesia. Analisis multi-kelompok digunakan
memiliki indeks ketepatan model dengan untuk menguji invariansi pengukuran
nilai CFA sebesar 0,960, GFI sebesar 0,959, gender dan usia. Berdasarkan rekomendasi
dan RMSEA sebesar 0,075. dari Chen (2007), ∆CFI ≥ -0,010 dan
dilengkapi dengan ∆RMSEA ≥ 0,015 dapat
Prosedur analisis data digunakan sebagai indikator dari tidak
adanya invariansi pengukuran di antara
Tujuan pertama dari penelitian ini adalah
sub-kelompok. Nilai minus pada ∆CFI
menguji struktur faktor dari U-MICS versi
menunjukkan indeks ketepatan model
Indonesia. Untuk tujuan tersebut, penulis
yang diuji dikurangi dengan indeks
melakukan analisis konfirmatori faktor
ketepatan model dasar yang selalu lebih
dengan maximum likelihood estimation
tinggi daripada model yang diuji. Terakhir
melalui program AMOS 21 (Arbuckle,
tujuan ketiga dari penelitian ini adalah
2012). Pengujian struktur faktor dilakukan
menguji perbedaan dimensi identitas
dengan membuat paket aitem (item
(komitmen, eksplorasi mendalam, dan
parceling) secara acak. Pemaketan dilaku-
peninjauan kembali komitmen) ditinjau
kan pada skala yang memiliki aitem lebih
dari gender dan usia. Pengujian perbedaan
dari lima pada setiap konstruk dan jumlah
gender dan usia dilakukan melalui
sampel yang besar (Bagozzi & Heatherton,
MANOVA dengan menggunakan skor
1994). Berdasarkan penelitian sebelumnya,
faktor yang diperoleh dari estimasi analisis
penulis menyusun sembilan paket untuk
konfirmatori faktor.
U-MICS versi Indonesia yang terdiri tiga
paket untuk dimensi komitmen, eksplorasi
mendalam, dan peninjauan kembali

JURNAL PSIKOLOGI 87
MUTTAQIN

Hasil laki-laki, remaja perempuan, remaja awal,


remaja tengah, dan remaja akhir di
Struktur faktor U-MICS versi Indonesia Indonesia.

Hasil analisis konfirmatori faktor yang Korelasi antar subskala dari U-MICS
dilaporkan pada Tabel 1, untuk seluruh versi Indonesia menunjukkan bahwa
sampel, indeks ketepatan model meng- komitmen memiliki hubungan positif
indikasikan bahwa model tiga faktor dari dengan eksplorasi mendalam (r = 0,592, p
U-MICS versi Indonesia sangat sesuai < 0,001) dan peninjauan kembali komitmen
dengan data dengan muatan faktor mulai (r = 0,114, p < 0,01), serta eksplorasi
dari 0,680 sampai 0,866. Secara detail, mendalam berhubungan positif dengan
model tiga faktor dari U-MICS versi peninjauan kembali komitmen (r = 0,430, p
Indonesia sesuai dengan data pada remaja < 0,001).

Tabel 1
Indeks ketepatan model dari U-MICS versi Indonesia
Indeks ketepatan model
χ /df
2 GFI CFI RMSEA
Total sampel ( N = 910) 3,524 0,980 0,982 0,053
Laki-laki (n=387) 2,397 0,969 0,978 0,060
Perempuan (n=523) 2,003 0,981 0,986 0,044
Remaja awal (n=299) 1,751 0,971 0,985 0,050
Remaja tengah (n=318) 1,903 0,969 0,981 0,053
Remaja akhir (n=293) 2,022 0,965 0,976 0,059

Gambar 1.
Struktur faktor model tiga faktor dari U-MICS versi Indonesia.
Catatan. Seluruh muatan faktor dan korelasi memiliki signifikasi p < 0,001 (kecuali korelasi antara
komitmen dan peninjauan kembali komitmen memiliki signifikasi p < 0,01)

88 JURNAL PSIKOLOGI
UTRECHT-MANAGEMENT OF IDENTITY COMMITMENTS SCALE (U-MICS) VERSI INDONESIA

Invariansi pengukuran gender dan usia 18,972, p > 0,001) dan usia (Wilks’ λ = 0,950,
F = 7,745, p > 0,001), tetapi interaksi antara
Hasil (Tabel 2) invariansi pengukuran
gender dan usia tidak signifikan (Wilks’ λ =
gender dan usia menunjukkan terdapat
0,997, F = 0,412, p ≥ 0,05). Hasil univariat
invariansi pengukuran pada pengujian
(lihat tabel 3) menunjukkan bahwa
invariansi konfigurasi dan metrik. Pada
perempuan lebih tinggi pada komitmen
pengujian invariansi skalar dan kovarians,
dan eksplorasi mendalam dibandingkan
∆CFI yang lebih besar dari -0,010 pada
dengan laki-laki. Sebaliknya, laki-laki lebih
invariansi skalar dan kovarians yang
tinggi pada peninjauan kembali komitmen
mengindikasikan tidak adanya invariansi
dibandingkan dengan perempuan. Pada
pengukuran, tetapi ∆RMSEA memiliki skor
perbedaan usia, remaja awal memiliki
yang lebih kecil dari 0,015.
komitmen yang lebih tinggi dibandingkan
dengan remaja tengah dan akhir. Pada
Perbedaan gender dan usia
eksplorasi mendalam dan peninjauan
Hasil MANOVA menunjukkan terdapat kembali komitmen, remaja tengah lebih
perbedaan skor faktor dimensi identitas tinggi dibandingkan remaja awal dan
ditinjau dari gender (Wilks’ λ = 0,941, F = akhir.

Tabel 2
Pengujian invariansi pengukuran gender dan usia dari U-MICS versi Indonesia

Indeks ketepatan Perbandingan


model model
χ2 df CFI RMSEA ΔCFI ΔRMSEA
Invariansi pengukuran gender
1. Invariansi konfigurasi 105,599 48 0,982 0,036
2. Invariansi metrik (dibandingkan dengan 1) 139,789 57 0,975 0,040 -0,007 0,004
3. Invariansi skalar (dibandingkan dengan 2) 207,525 66 0,957 0,049 -0,018 0,009
4. Invariansi kovarians (dibandingkan dengan
2) 213,454 69 0,956 0,048 -0,019 0,008

Invariansi pengukuran usia


1. Invariansi konfigurasi 136,218 72 0,981 0,031
2. Invariansi metrik (dibandingkan dengan 1) 153,149 90 0,981 0,028 0,000 -0,003
3. Invariansi skalar (dibandingkan dengan 2) 252,435 108 0,957 0,038 -0,024 0,010
4. Invariansi kovarians (dibandingkan dengan
2) 272,036 114 0,953 0,039 -0,028 0,011

Tabel 3
Rata-rata skor faktor dimensi identitas ditinjau dari gender dan usia

Perbedaan gender Perbedaan usia


Laki-laki Perempuan F Awal Tengah Akhir F
Komitmen 7,800 7,979 9,153** 7,989 7,809 7,917 3,058*
Eksplorasi mendalam 8,278 8,459 8,381** 8,261 8,476 8,403 4,327*
Peninjauan kembali komitmen 5,236 4,994 19,390*** 4,940 5,230 5,114 8,761***
*p < 0,05, **p < 0,01, ***p < 0,001

JURNAL PSIKOLOGI 89
MUTTAQIN

Diskusi Zimmermann dkk., 2012). Pada penelitian


ini, penulis menemukan adanya korelasi
Tujuan pertama penelitian ini adalah positif antara komitmen dengan
menguji struktur faktor dari U-MICS versi peninjauan kembali komitmen.
Indonesia dengan menggunakan analisis
Temuan ini sebenarnya justru
konfirmatori faktor (CFA). Hasil dari CFA
memperkuat asumsi dari model tiga
dengan melibatkan sampel yang besar dari
dimensi identitas yang menyatakan bahwa
remaja Indonesia mengindikasikan bahwa
identitas terbentuk dari interaksi terus
model tiga faktor dari U-MICS versi
menerus antara komitmen, eksplorasi
Indonesia sangat sesuai dengan data. Hasil
mendalam, dan peninjauan kembali
yang serupa ditemukan tidak hanya ketika
komitmen (Crocetti, Rubini, & Meeus, 2008;
melibatkan total sampel, tetapi juga ketika
Meeus, Van De Schoot, Keijsers, Schwartz,
penulis hanya melibatkan remaja laki-laki,
& Branje, 2010). Melalui eksplorasi
remaja perempuan, remaja awal, remaja
mendalam, remaja dapat
tengah, dan remaja akhir untuk pengujian
mempertimbangkan kesesuaian antara
CFA terhadap model tiga faktor dari U-
komitmen yang sudah dipilih dengan
MICS versi Indonesia. Temuan ini menun-
tujuan dan potensi yang dimilikinya.
jukkan bahwa model tiga faktor dari U-
Dengan rasa tahu yang tinggi terhadap
MICS versi Indonesia memiliki konsistensi
informasi mengenai komitmen tersebut,
struktur faktor ketika diuji pada sampel
remaja dapat melakukan peninjauan
remaja Indonesia, seperti halnya penelitian
kembali komitmen yang memungkinkan
sebelumnya yang dilakukan di berbagai
memilih komitmen yang lain ketika
negara di dunia (Crocetti dkk., 2015, 2010;
komitmen sebelumnya tidak memuaskan
Morsünbül dkk., 2014; Zimmermann dkk.,
(Crocetti, Klimstra, dkk., 2013; Crocetti,
2012).
Sica, dkk., 2013). Hal ini menunjukkan
Hasil korelasi antar subskala dari U- bahwa terdapat proses dual-siklus pada
MICS versi Indonesia menunjukkan bahwa model tiga dimensi identitas (Luyckx,
masing-masing subskala (komitmen, Goossens, & Soenens, 2006; Meeus, 2011).
eksplorasi mendalam, dan peninjauan
Tujuan kedua dari penelitian ini
kembali komitmen) saling berkorelasi
adalah menguji invariansi pengukuran U-
positif dengan subskala yang lainnya.
MICS versi Indonesia ditinjau dari gender
Secara umum, hasil korelasi antar subskala
dan usia. Berdasarkan hasil analisis data
yang penulis temukan sesuai dengan
ditemukan adanya invariansi pengukuran
penelitian sebelumnya, terutama korelasi
pada pengujian invariansi konfigurasi dan
positif antara komitmen dengan eksplorasi
metrik antar kelompok gender dan usia.
mendalam dan korelasi positif antara
Hal ini menunjukkan bahwa adanya
eksplorasi mendalam dengan peninjauan
kesamaan jumlah faktor antar, komposisi
kembali komitmen (Crocetti dkk., 2010;
aitem di dalam faktor, dan nilai muatan
Dimitrova dkk., 2016; Morsünbül dkk.,
faktor pada tiap aitem. Namun, pada
2014). Namun secara mengejutkan, pene-
pengujian invariansi skalar dan kovarians
litian ini juga menemukan hasil yang
ditemukan tidak adanya invariansi
bertentangan dengan penelitian sebelum-
pengukuran antar kelompok gender dan
nya yang menunjukkan korelasi negatif
usia. Tidak adanya invariansi pengukuran
antara komitmen dengan peninjauan
pada invariansi skalar menunjukkan
kembali komitmen (Crocetti, Jahromi, dkk.,
bahwa partisipan dari salah satu kelompok
2012; Crocetti, Rubini, & Meeus, 2008;

90 JURNAL PSIKOLOGI
UTRECHT-MANAGEMENT OF IDENTITY COMMITMENTS SCALE (U-MICS) VERSI INDONESIA

memberikan penilaian yang lebih tinggi pada peninjauan kembali komitmen.


atau lebih rendah dibandingkan partisipan Temuan ini sejalan dengan penelitian
dari kelompok lain. Hal ini dapat terjadi sebelumnya (Crocetti dkk., 2015; Crocetti,
karena adanya potensi bias yang Jahromi, dkk., 2012; Crocetti, Sica, dkk.,
didasarkan pada norma budaya atau 2013; Morsünbül dkk., 2014; Muttaqin &
perbedaan tahap perkembangan yang Ekowarni, 2016).
memengaruhi cara partisipan dalam Tingginya komitmen dan eksplorasi
merespons aitem (Chen, 2008). Sedangkan mendalam yang dimiliki oleh perempuan
tidak adanya invariansi pengukuran kova- merefleksikan bahwa perempuan lebih
rians menunjukkan adanya perbedaan baik dalam menentukan pilihan terhadap
korelasi antar konstruk yang ditemukan domain identitas (pendidikan dan relasi
pada antar kelompok. dengan teman) dan mencari informasi
Temuan ini mengindikasikan bahwa tambahan terkait dengan identitas yang
U-MICS versi Indonesia dapat digunakan sudah dipilih (Crocetti, Jahromi, dkk., 2012;
untuk membandingkan varians dan kova- Crocetti, Rubini, & Meeus, 2008).
rians atau koefisien jalur antar kelompok Sebaliknya, laki-laki memiliki peninjauan
(gender dan usia) karena memenuhi kembali komitmen yang lebih tinggi
invariansi konfigurasi dan metrik. Hal ini dibandingkan perempuan yang mengindi-
dikarenakan pengujian varians dan kova- kasikan bahwa mereka cenderung mem-
rians atau koefisien jalur antar kelompok pertimbangkan untuk memilih komitmen
tidak melibatkan rata-rata dan intersep dari yang lain ketika komitmen yang dipilih
aitem (Cheung, 2007). Jika dapat tidak lagi memuaskan (Crocetti, Klimstra,
memenuhi invariansi konfigurasi, metrik, dkk., 2013; Crocetti, Sica, dkk., 2013).
dan skalar, maka U-MICS versi Indonesia Hasil perbedaan usia pada dimensi
dapat digunakan untuk membandingkan identitas menunjukkan remaja awal lebih
latent mean antar kelompok (Cheung & memiliki komitmen dibandingkan remaja
Rensvold, 2002). Dengan demikian, U- tengah dan akhir, sedangkan pada eks-
MICS versi Indonesia dapat digunakan plorasi mendalam dan peninjauan kembali
untuk membandingkan dimensi identitas komitmen, remaja tengah lebih tinggi
antar kelompok melalui ANOVA, daripada remaja awal dan akhir. Tingginya
ANCOVA, MANOVA, dan MANCOVA komitmen yang dimiliki oleh remaja awal
tetapi tidak dapat membandingkan nilai menunjukkan bahwa individu sudah
rata-rata dari konstruk dimensi identitas memiliki komitmen ketika memasuki
melalui pendekatan Structural Equation remaja awal, setidaknya pada domain
Modeling (SEM). penting identitas seperti pendidikan dan
Tujuan terakhir dari penelitian ini relasi dengan teman, yang mungkin
adalah menguji perbedaan gender dan usia merupakan internalisasi dari orang tua
terhadap dimensi identitas (komitmen, atau figur otoritas lainnya (Berzonsky dkk.,
eksplorasi, mendalam, dan peninjauan 2013; Berzonsky & Kuk, 2005; Crocetti dkk.,
kembali komitmen) pada remaja Indonesia. 2011). Selanjutnya, ketika memasuki masa
Pada perbedaan gender, hasil remaja tengah, individu mulai
menunjukkan bahwa perempuan memiliki mengeksplorasi komitmen tersebut secara
komitmen dan eksplorasi mendalam yang mendalam dengan mencari informasi
lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, mengenai berbagai domain identitas
sedangkan sebaliknya, laki-laki lebih tinggi (Crocetti dkk., 2009; Crocetti, Schwartz,

JURNAL PSIKOLOGI 91
MUTTAQIN

dkk., 2012). Jika ternyata komitmen Extended Objective Measure of Ego Identity
tersebut tidak memuaskan, mereka dapat Status II (Bennion & Adams, 1986) yang
mempertimbangkan untuk memilih mengukur model status identitas.
komitmen yang lain (Crocetti dkk., 2011;
Crocetti, Jahromi, dkk., 2012; Crocetti, Sica,
Kepustakaan
dkk., 2013).
Allison, B. N., & Schultz, J. B. (2001).
Kesimpulan Interpersonal identity formation
during early adolescence. Adolescence,
Kesimpulan dari penelitian ini adalah U- 36(143), 509–23.
MICS versi Indonesia memiliki konsistensi Arbuckle, J. L. (2012). IBM SPSS Amos 21
struktur faktor ketika digunakan untuk users guide. Amos Development
mengukur dimensi identitas pada remaja Corporation.
Indonesia. Secara spesifik, alat ukur ini
Bagozzi, R. P., & Edwards, J. R. (1998). A
mengukur model tiga dimensi identitas,
general approach for representing
yaitu komitmen, eksplorasi mendalam, dan
constructs in organizational research.
peninjauan kembali. Selain itu, U-MICS
Organizational Research Methods, 1(1),
versi Indonesia juga dapat digunakan
45–87. doi:10.1177/109442819800100104
untuk membandingkan dimensi identitas
Bagozzi, R. P., & Heatherton, T. F. (1994). A
ditinjau dari gender dan usia pada remaja
general approach to representing
Indonesia.
multifaceted personality constructs:
Application to state self-esteem.
Saran
Structural Equation Modeling: A
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah Multidisciplinary Journal, 1(1), 35–67.
dapat dilakukan pengujian validitas dari doi: 10.1080/10705519409539961
U-MICS versi Indonesia dengan melibat-
Balistreri, E., Busch-Rossnagel, N. A., &
kan variabel lain yang pernah digunakan
Geisinger, K. F. (1995). Development
untuk memvalidasi U-MICS seperti konsep
and preliminary validation of the Ego
diri, simtom kecemasan umum,
Identity Process Questionnaire. Journal
kepercayaan orang tua, kepribadian,
of Adolescence, 18(2), 179–192. doi:
depresi, dan agresi (Crocetti dkk., 2010;
10.1006/jado.1995.1012
Morsünbül dkk., 2014) atau variabel lain
Bennion, L. D., & Adams, G. R. (1986). A
yang telah ditemukan memiliki korelasi
Revision of the Extended Version of the
dengan identitas seperti kesejahteraan
Objective Measure of Ego Identity
psikologi (Crocetti & Shokri, 2010; Karaś
Status: An Identity Instrument for Use
dkk., 2014; Vleioras & Bosma, 2005) dan
with Late Adolescents. Journal of
harga diri (Crocetti dkk., 2009; Morsünbül
Adolescent Research, 1(2), 183–197. doi:
& Atak, 2013; Taylor & Oskay, 1995). Selain
10.1177/074355488612005
melibatkan variabel lain, penelitian
selanjutnya dapat melibatkan alat ukur lain Bentler, P. M., & Bonett, D. G. (1980).
yang mengukur identitas seperti Identity Significance tests and goodness of fit in
Style Inventory (Berzonsky dkk., 2013) yang the analysis of covariance structures.
mengukur model gaya identitas, Ego Psychological Bulletin, 88(3), 588–606.
Identity Process Questionnaire (Balistreri, doi: 10.1037/0033-2909.88.3.588
Busch-Rossnagel, & Geisinger, 1995) dan Berzonsky, M. D., & Kuk, L. S. (2005).

92 JURNAL PSIKOLOGI
UTRECHT-MANAGEMENT OF IDENTITY COMMITMENTS SCALE (U-MICS) VERSI INDONESIA

Identity style, psychosocial maturity, factor analysis in test validation


and academic performance. Personality research. Journal of Consulting and
and Individual Differences, 39(1), 235– Clinical Psychology, 55(4), 584–594.
247. doi: 10.1016/ j.paid.2005.01.010 doi:10.1037/0022-006X.55.4.584
Berzonsky, M. D., Soenens, B., Luyckx, K., Crocetti, E., Cieciuch, J., Gao, C.-H.,
Smits, I., Papini, D. R., & Goossens, L. Klimstra, T. A., Lin, C.-L., Matos, P. M.,
(2013). Development and validation of … Meeus, W. H. (2015). National and
the revised Identity Style Inventory gender measurement invariance of the
(ISI-5): Factor structure, reliability, and Utrecht-Management of Identity
validity. Psychological Assessment, 25(3), Commitments Scale (U-MICS): A 10-
893–904. doi: 10.1037/ a0032642 nation study with university students.
Byrne, B. M., & van de Vijver, F. J. R. (2010). Assessment, 22(6), 753–768.
Testing for measurement and doi:10.1177/1073191115584969
structural equivalence in large-scale Crocetti, E., Fermani, A., Pojaghi, B., &
cross-cultural studies: Addressing the Meeus, W. H. (2011). Identity
issue of nonequivalence. International formation in adolescents from Italian,
Journal of Testing, 10(2), 107–132. mixed, and migrant families. Child &
doi:10.1080/15305051003637306 Youth Care Forum, 40(1), 7–23.
Chen, F. F. (2007). Sensitivity of goodness of doi:10.1007/s10566-010-9112-8
fit indexes to lack of measurement Crocetti, E., Jahromi, P., & Meeus, W. H.
invariance. Structural Equation (2012). Identity and civic engagement
Modeling: A Multidisciplinary Journal, in adolescence. Journal of Adolescence,
14(3), 464–504. doi: 10.1080 /1070 55107 35(3), 521–532. doi: 10.1016/
01301834 j.adolescence.2011.08.003
Chen, F. F. (2008). What happens if we Crocetti, E., Klimstra, T. A., Hale, W. W.,
compare chopsticks with forks? The Koot, H. M., & Meeus, W. H. (2013).
impact of making inappropriate Impact of early adolescent
comparisons in cross-cultural research. externalizing problem behaviors on
Journal of Personality and Social identity development in middle to late
Psychology, 95(5), 1005–1018. adolescence: A prospective 7-year
doi:10.1037/a0013193 longitudinal study. Journal of Youth and
Cheung, G. W. (2007). Testing Equivalence Adolescence, 42(11), 1745–1758.
in the Structure, Means, and Variances doi:10.1007/s10964-013-9924-6
of Higher-Order Constructs With Crocetti, E., Rubini, M., Berzonsky, M. D.,
Structural Equation Modeling. Organi- & Meeus, W. H. (2009). Brief report:
zational Research Methods, 11(3), 593– The Identity Style Inventory –
613. doi: 10.1177/1094428106298973 Validation in Italian adolescents and
Cheung, G. W., & Rensvold, R. B. (2002). college students. Journal of Adolescence,
Evaluating goodness-of-fit indexes for 32(2), 425–433. doi: 10.1016/
testing measurement invariance. j.adolescence.2008.04.002
Structural Equation Modeling: A Multi- Crocetti, E., Rubini, M., Luyckx, K., &
disciplinary Journal, 9(2), 233–255. Meeus, W. H. (2008). Identity forma-
doi:10.1207/S15328007SEM0902_5 tion in early and middle adolescents
Cole, D. A. (1987). Utility of confirmatory from various ethnic groups: From three
dimensions to five statuses. Journal of

JURNAL PSIKOLOGI 93
MUTTAQIN

Youth and Adolescence, 37(8), 983–996. Cudeck, R., & Browne, M. W. (1992).
doi: 10.1007/ s10964-007-9222-2 Constructing a covariance matrix that
Crocetti, E., Rubini, M., & Meeus, W. H. yields a specified minimizer and a
(2008). Capturing the dynamics of specified minimum discrepancy
identity formation in various ethnic function value. Psychometrika, 57(3),
groups: Development and validation of 357–369. doi: 10.1007/ BF02295424
a three-dimensional model. Journal of Dimitrova, R., Crocetti, E., Buzea, C.,
Adolescence, 31(2), 207–222. Jordanov, V., Kosic, M., Tair, E., … Uka,
doi:10.1016/j.adolescence.2007.09.002 F. (2016). The Utrecht-Management of
Crocetti, E., Schwartz, S. J., Fermani, A., Identity Commitments Scale (U-MICS)
Klimstra, T. A., & Meeus, W. H. (2012). measurement invariance and cross-
A cross-national study of identity national comparisons of youth from
status in Dutch and Italian adolescents. seven European countries. European
European Psychologist, 17(3), 171–181. Journal of Psychological Assessment,
doi: 10.1027/ 1016-9040/a000076 32(2), 119–127. doi: 10.1027/1015-
5759/a000241
Crocetti, E., Schwartz, S. J., Fermani, A., &
Meeus, W. H. (2010). The Utrecht- Erikson, E. H. (1950). Childhood and society.
Management of Identity Commitments New York: W.W. Norton & Company,
Scale (U-MICS) Italian validation and Inc.
cross-national comparisons. European Erikson, E. H. (1968). Identity: Youth and
Journal of Psychological Assessment, crisis. New York: W.W. Norton &
26(3), 172–186. doi: 10.1027/1015- Company, Inc.
5759/a000024 Hambleton, R. K. (2005). Issues, designs
Crocetti, E., Scrignaro, M., Sica, L. S., & and technical guidelines for adapting
Magrin, M. E. (2012). Correlates of tests into multiple languages and
Identity Configurations: Three Studies cultures. In R. K. Hambleton, P. F.
with Adolescent and Emerging Adult Merenda, & C. D. Spielberger (Eds.),
Cohorts. Journal of Youth and Adapting educational and psychological
Adolescence, 41(6), 732–748. tests for cross-cultural assessment (pp. 3–
doi:10.1007/s10964-011-9702-2 38). Mahwah, NJ, US: Erlbaum.
Crocetti, E., & Shokri, O. (2010). Iranian Karaś, D., Cieciuch, J., Negru, O., &
Validation of the Identity Style Crocetti, E. (2014). Relationships
Inventory. International Journal of between identity and well-being in
Testing, 10(2), 185–199. Italian, Polish, and Romanian
doi:10.1080/15305050903534696 emerging adults. Social Indicators
Crocetti, E., Sica, L. S., Schwartz, S. J., Research, 121(3), 727–743. doi:10.1007/
Serafini, T. E., & Meeus, W. H. (2013). s11205-014-0668-9
Identity styles, dimensions, statuses, Luyckx, K., Goossens, L., & Soenens, B.
and functions: Making connections (2006). A developmental contextual
among identity conceptualizations. perspective on identity construction in
Revue Européenne de Psychologie emerging adulthood: Change dyna-
Appliquée/European Review of Applied mics in commitment formation and
Psychology, 63(1), 1–13. doi:10.1016/ commitment evaluation. Developmental
j.erap.2012.09.001 Psychology, 42(2), 366–380.
doi:10.1037/0012-1649.42.2.366

94 JURNAL PSIKOLOGI
UTRECHT-MANAGEMENT OF IDENTITY COMMITMENTS SCALE (U-MICS) VERSI INDONESIA

Marcia, J. E. (1966). Development and Utrecht-Management of Identity


validation of ego-identity status. Commitments Scale (U-MICS): Gender
Journal of Personality and Social and age measurement invariance and
Psychology, 3(5), 551–558. convergent validity of the Turkish
doi:10.1037/h0023281 version. Journal of Adolescence, 37(6),
Meeus, W. H. (1996). Studies on identity 799–805.
development in adolescence: An doi:10.1016/j.adolescence.2014.05.008
overview of research and some new Muttaqin, D., & Ekowarni, E. (2016).
data. Journal of Youth and Adolescence, Pembentukan identitas remaja di
25(5), 569–598. doi:10.1007/ BF01537355 Yogyakarta. Jurnal Psikologi, 43(3), 231–
Meeus, W. H. (2011). The Study of 247. doi: 10.22146/jpsi.12338
Adolescent Identity Formation 2000- Schwartz, S. J. (2001). The evolution of
2010: A Review of Longitudinal Eriksonian and Neo-Eriksonian iden-
Research. Journal of Research on tity theory and research: A review and
Adolescence, 21(1), 75–94. integration. Identity, 1(1), 7–58.
doi:10.1111/j.1532-7795.2010.00716.x doi:10.1207/S1532706XSCHWARTZ
Meeus, W. H., Iedema, J., Helsen, M., & Schwartz, S. J., Zamboanga, B. L., Meca, A.,
Vollebergh, W. (1999). Patterns of & Ritchie, R. A. (2012). Identity around
adolescent identity development: the world: An overview. New Directions
Review of literature and longitudinal for Child and Adolescent Development,
analysis. Developmental Review, 19(4), (138), 1–18. doi:10.1002/cad.20019
419–461. doi:10.1006/drev.1999.0483 Taylor, R. D., & Oskay, G. (1995). Identity
Meeus, W. H., Iedema, J., & Maasen, G. H. formation in Turkish and American
(2002). Commitment and exploration late adolescents. Journal of Cross-
as mechanisms of identity formation. Cultural Psychology, 26(1), 8–22.
Psychological Reports, 90(3), 771–785. doi:10.1177/0022022195261002
doi: 10.2466/pr0.2002.90.3.771 van de Schoot, R., Lugtig, P., & Hox, J.
Meeus, W. H., Van De Schoot, R., Keijsers, (2012). A checklist for testing
L., Schwartz, S. J., & Branje, S. J. T. measurement invariance. European
(2010). On the progression and stability Journal of Developmental Psychology,
of adolescent identity formation: A 9(4), 486–492. doi: 10.1080/
five-wave longitudinal study in early- 17405629.2012.686740
to-middle and middle-to-late Vandenberg, R. J., & Lance, C. E. (2000). A
adolescence. Child Development, 81(5), Review and Synthesis of the
1565–1581. doi: 10.1111/j.1467- Measurement Invariance Literature:
8624.2010.01492.x Suggestions, Practices, and
Morsünbül, Ü., & Atak, H. (2013). Validity Recommendations for Organizational
and Reliability Study of the Turkish Research. Organizational Research
Version of Ego Identity Process Methods, 3(1), 4–70.
Questionairre. Educational Sciences: doi:10.1177/109442810031002
Theory & Practice, 13(4), 1–16. Vleioras, G., & Bosma, H. A. (2005). Are
doi:10.12738/estp.2013.4.1623 identity styles important for
Morsünbül, Ü., Crocetti, E., Cok, F., & psychological well-being? Journal of
Meeus, W. H. (2014). Brief report: The Adolescence, 28(3), 397–409.

JURNAL PSIKOLOGI 95
MUTTAQIN

doi:10.1016/j.adolescence.2004.09.001 structure, reliability, and convergent


Zimmermann, G., Mahaim, E. B., validity in French-speaking university
Mantzouranis, G., Genoud, P. A., & students. Journal of Adolescence, 35(2),
Crocetti, E. (2012). Brief report: The 461–465. doi: 10.1016/ j.adolescence.
Identity Style Inventory (ISI-3) and the 2010.11.013
Utrecht-Management of Identity
Commitments Scale (U-MICS): Factor

96 JURNAL PSIKOLOGI

Anda mungkin juga menyukai