SELF PRESENTATION
MATA KULIAH PSIKOLOGI SOSIAL
KELOMPOK 10 :
Elvira Rosa Egryana 201810230311155
Shabrina Firdaus Fivinda 201810230311338
Bakhtiar 201810230311378
Lalu Muhammad Rifky 201810230311395
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Self-Presentation
2.1.1 Definisi
Presentasi diri atau self-presentation merupakan cara seseorang untuk
mengungkapkan atau menceritakan tentang diri sendiri. Bagaimanapun cara
seseorang untuk membatasi atau menutup diri, tetap akan ada sedikit cerita
tentang diri seseorang tersebut. Meskipun seseorang mencoba untuk jujur dalam
mempresentasikan dirinya, kenyataannya seseorang akan tetap membuat kesan
atau citra yang baik di hadapan publik. Menurut Goffman (Dayakisni &
Hudaniah, 2009), dalam berbagai pengalaman setiap orang dengan sengaja
ataupun tidak disengaja memaksa mereka untuk menciptakan dirinya guna
memainkan peran tertentu sebagaimana yang dikehendakinya. Sesungguhnya
untuk beberapa orang yang melakukan penglolaan kesan (self presentation) akan
mengatur apa yang dikatakannya serta dilakukannya dengan memperlihatkan
sikap atau perilaku yang berpura-pura ketika dihadapan orang lain (Franzoi,
2003).
4.1 Hasil
Hasil dari data yang telah kami olah menggunakan metode statistik, dari
30 partisipan yang berpartisipasi, terdapat 27 partisipan menunjukan real-self nya
atau menunjukan diri aslinya di media sosial, 18 dari 30 partisipan menunjukan
false-self atau diri yang tidak sebenarnya, dan 30 dari 30 partisipan menunjukan
ideal-self mereka atau citra yang ingin ditunjukkan pada media sosial. Jika
dipresentasekan, 18,24% menunjukan real-self, 27,36% menunjukan false-self
sedangkan yang tertinggi adalah 30,40% adalah ideal-self.
Dari hasil yang didapat, menunjukan bahwa ideal-self adalah yang paling
sering dilakukan atau ditunjukkan saat menggunakan media sosial. Seseorang
cenderung menunjukan citra terbaik atau penampilan yang diinginkan pada media
sosial mereka.
4.2 Diskusi
Dari hasil yang didapatkan bisa dikatakan bahwa lebih banyak yang
menunjukkan ideal-self mereka daripada real-self maupun false-self. Kebanyakan
dari mereka mereka lebih percaya diri jika menampilkan diri ideal mereka
daripada menjadi diri sendiri.
Salah satu hal yang membuat media sosial begitu populer dikarenakan
seseorang bisa bebas mengekspresikan diri mereka sendiri atau menampilkan
ideal-self mereka, jadi saat menggunakan media sosial seseorang bisa menjadi
apapun yang mereka mau entah itu meniru tokoh idola ataupun orang yang sangat
berbeda dengan dirinya di kehidupan sehari-hari.
Kepercayaan diri yang kurang juga bisa memicu hal tersebut. Individu dengan kepercayaan
diri rendah cenderung lebih berhati-hati
dan tidak langsung dalam presentasi diri mereka dibandingkan dengan mereka
dengan kepercayaan diri yang tinggi (Baumeister et al., 1989).
BAB V
KESIMPULAN