Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EFIKASI DIRI

A. Deskripsi Konseptual

Seseorang bertindak bergantung pada hubungan timbal balik dari perilaku,

lingkungan, dan kondisi kognitif, terutama faktor kognitif yang berhubungan dengan

keyakinan bahwa mereka mampu atau tidak mampu melakukan perilaku dalam

mencapai tujuan yang diinginkan.1 Dengan demikian keyakinan seseorang dalam

bertindak akan mempengaruhi keberhasilan dalam menyelesaikannya karena dalam

keyakinan pada diri seseorang akan disertai bentuk tindakan, usaha yang dilakukan,

kekuatan menghadapi rintangan dan ketangguhan mengahadapi kemunduran.

Sebagaimana dijelaskan Bandura yang dikutif Feist, bahwa keyakinan manusia

mengenai efikasi diri menentukan bentuk tindakan yang mereka pilih untuk

dilakukan, seberapa besar usaha yang akan mereka lakukan, seberapa kuat mereka

bertahan dalam menghadap rintangan dan kegagalan, serta seberapa tangguh

dalam menghadapi kemunduran.2

Kajian efikasi diri yang dikembangkan dalam teori sebagai kajian ilmiah

dijelaskan oleh Bandura bahwa mereka yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan

meningkatkan prestasi diri karena mereka menganggap sesuatu yang sulit sebagai

tantangan bukan untuk dihindari. Mereka akan menetapkan tujuan yang menantang

dan menjaga komitmen yang kuat untuk mencapainya.3 Dengan demikian efikasi diri

memiliki peran yang penting pada diri seseorang dalam mencapai suatu tujuan.

Berikut dijelaskan beberapa definisi efikasi diri menurut para ahli.

1 Jess Feist dan Gregory J. Fesit, Theories of Personality terjemahan oleh Smita Prathita Sjahputri
(Jakarta: Salemba Humanika, 2014), p. 211.
2 Ibid., p. 212
3 Albert Bandura, “Self-Efficacy,“ Encyclopedia of Human Behavior, Vol. 4, New York: Academic

Press 1998, p. 2. Tersedia: http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1994 EHB.pdf (diakses 7


Desember 2015)
Definisi efikasi diri menurut Bandura adalah keyakinan seseorang akan

kemampuan diri dalam melaksanakan tindakan yang akan berpengaruh pada

kehidupan mereka.4 Selanjutnya Bandura juga menjelaskan bahwa keyakinan pada

kemampuan akan mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan,

memotivasi diri dan bertindak. Berdasarkan penelitian efikasi diri memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap motivasi seseorang dan pencapaian tujuan.5

Efikasi diri juga sebagai keyakinan diri berupa kepercayaan seseorang dalam

kemampuannya melakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas,

seperti ditegaskan oleh Greenberg dan A. Baron, efikasi diri adalah keyakinan

individu pada kemampuan diri dalam melaksanakan tugas tertentu dengan berhasil.6

Selanjutnya menurut Barry J. Zimmerman, Sebastian Bonner, and Robert Kovach

mengemukakan bahwa efikasi diri merupakan sejauh mana seseorang merasa

mampu dan berhasil melaksanakan tugas tertentu, seperti kemampuan

memecahkan masalah keilmuan. 7

Menurut Schunk yang dikutip Bayraktar, efikasi diri merupakan penilaian

individu atas kemampuannya untuk melaksanakan tindakan tertentu. Selanjutnya

menurut Ormrod yang dikutip Bayraktar, bahwa efikasi diri merupakan kepercayaan

bahwa seseorang memiliki kekuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan efikasi

diri yang tinggi, seseorang akan menetapkan tujuan yang menantang, percaya

4Ibid.
5 Albert Bandura, Exercise of Personal and Collective Efficacy in Changing Societies dalam Self-
Efficacy in Changing Societies (Cambridge: Cambridge University Press, 2009), pp. 2-3
6 Jerald Greenberg and Robert A. Baron, Behavior in Organization (New Jersey: Prentice Hall, 2003),

p. 88.
7 Barry J. Zimmerman, Sebastian Bonner, and Robert Kovach, Developing Self-Regulated Learners

Beyond Achievement to Self-Efficacy (Washington: American Psychological Associalion, 1996),


p.140.
bahwa mereka akan mencapai tujuan, berani mengambil risiko, dan yakin dengan

kemampuan mereka.8

Sebagai suatu keyakinan terhadap kinerja disampaikan oleh Albert Bandura

dalam bukunya Self Efficacy yang menyatakan bahwa efikasi diri didefinisikan

sebagai keyakinan seseorang tentang kemampuan diri mereka untuk menghasilkan

tingkat kinerja yang ditetapkan berpengaruh pada kehidupan mereka. Keyakinan

pada diri sendiri akan menentukan bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi

diri dan berperilaku.9 Selanjutnya menurut Santrock, efikasi diri merupakan

keyakinan akan kemampuan diri dalam menguasai suatu situasi dan menghasilkan

akhir yang diinginkan.10 Efikasi diri merupakan kepercayaan bahwa “saya bisa”,

siswa dengan efikasi diri yang tinggi akan mendukung pernyataan “saya tahu bahwa

saya akan mampu mempelajari materi di kelas ini” dan “saya berharap saya mampu

malakukan aktivitas ini dengan baik”.11 Menurut Dale Schunk yang dikutip Santrock,

siswa dengan efikasi diri rendah akan menghindari banyak tugas belajar, terutama

tugas yang sulit. Sebaliknya siswa dengan efikasi diri tinggi akan bersemangat

mengerjakan tugas belajar dengan mengerahkan upaya dan bertahan lama dalam

mengerjakan tugas.12

Keyakinan efikasi tersebut menghasilkan efek yang beragam melalui empat

proses utama yaitu kognitif, motivasi, afektif dan selektif.13 (1) Proses kognitif,

keyakinan efikasi pada proses kognitif ditentukan pola pikir pencapaian tujuan ke

depan. Penetapan tujuan ditentukan oleh penilaian diri terhadap kemampuan,

8
Ayşegül Bayraktar, “Nature of Interactions during Teacher-Student Writing Conferences, Revisiting
the Potential Effects of Self-Efficacy Beliefs,” Eurasian Journal of Educational Research, Issue 50,
2013, p. 66.
9 Albert Bandura, Ibid.
10 John W. Santrock, Perkembangan Anak, terjemahan oleh Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti

(Jakarta: Erlangga, 2007), p.265.


11 Ibid.
12 Ibid.
13 Albert Bandura, Exercise of Personal and Collective Efficacy in Changing Societies dalam Self-

efficacy in Changing Societies (Cambridge: Cambridge University Press, 2009), pp. 5-10.
semakin kuat efikasi diri semakin tinggi tujuan yang ditetapkan dan semakin tinggi

pula komitmen untuk mencapai tujuan tersebut. (2) Proses motivasi, keyakinan

efikasi berkontribusi pada motivasi melalui beberapa cara: menentukan tujuan bagi

diri sendiri, seberapa besar usaha yang dikeluarkan, berapa lama bertahan dalam

menghadapi kesulitan, dan ketahanan dalam menghadapi kegagalan. Ketika

dihadapkan pada rintangan dan kegagalan, jika tidak percaya kemampuan diri maka

usahanya akan berkurang atau cepat menyerah tetapi mereka yang memiliki

keyakinan yang kuat dalam kemampuan akan berusaha lebih kuat ketika mereka

gagal untuk menguasai tantangan. (3) Proses afektif, keyakinan seseorang pada

kemampuan dapat mengatasi tingkat stres dan depresi pada situasi yang sulit dan

mengancam. Efikasi diri yang dirasakan memainkan peran yang penting dalam

mengontrol kecemasan dimana individu yang percaya diri dapat mengatasi berbagai

situasi yang mengancam dan tidak merasa cemas dengan ancaman yang dihadapi.

Dengan adanya peningkatan efikasi diri maka kecemasan pada diri seseorang akan

berkurang dan digantikan sikap positif. (4) Proses selektif, Proses efikasi

memungkinkan orang menciptakan lingkungan yang menguntungkan dan

mengontrol atas orang-orang yang mereka temui sehari-hari. Orang menghindari

aktivitas dan lingkungan yang mereka percaya melebihi kemampuan untuk

mengatasinya. Tapi mereka siap melakukan kegiatan menantang dan memilih

lingkungan yang mampu dikelola. Dengan pilihan yang mereka tentukan, akan

menumbuhkan berbagai kompetensi, kepentingan, dan jaringan sosial yang

menentukan program hidup mereka.

Efikasi diri seseorang digambarkan oleh Schwarzer dan Renner yang dikutip

Fathiyah, dalam paradigmanya menguraikan bahwa ada 3 dimensi yang

menggambarkan efikasi diri pada seseorang. Dimensi tersebut adalah: (1)


Keyakinan untuk bertahan, yaitu keyakinan seseorang untuk tetap melaksanakan

tugas dalam segala situasi dan kondisi. (2) Keyakinan untuk meningkatkan

kemampuan, yaitu keyakinan untuk dapat mempelajari suatu kemampuan tertentu

dalam segala situasi dan kondisi. (3) Keyakinan untuk mengendalikan diri.14

Pernyataan serupa tentang dimensi efikasi diri diperkuat oleh Baron dan Greenberg

mengemukakan tiga komponen dasar efikasi diri, yaitu: (1) besarnya, tingkat

keyakinan individu dapat melaksanakan, (2) kekuatan, keyakinan seseorang bahwa

ia mampu menyelesaikan tugas, (3) generalitas, luasnya jangkauan efikasi diri atau

luasnya situasi dan tugas lain.15

Menurut Bandura dan Schunk, yang dikutip Santrock, efikasi diri dan

pencapaian membaik ketika individu menentukan tujuan yang spesifik, terfokus, dan

menantang. Selanjutnya disertai perencanaan untuk mencapai tujuan dan

melakukan evaluasi untuk menentukan tujuan di masa yang akan datang. Tujuan

yang tidak spesifik dan kabur adalah “saya ingin sukses”, sedangkan tujuan yang

konkret dan spesifik adalah “saya ingin mendapat peringkat yang baik di akhir

semester”. Individu dapat menetapkan tujuan jangka penjang dan untuk

mencapainya ditetapkan tujuan jangka pendek. Selanjutnya tujuan yang menantang

adalah komitmen untuk memperbaiki diri disertai dengan minat dan upaya yang

kuat.16

Selanjutnya menurut Bandura yang dikutip oleh Quigley, efikasi diri

didasarkan pada tiga dimensi, yaitu: (1) Magnitude, yaitu mengacu tingkat kesulitan

yang diyakini seseorang nampu dikerjakan, (2) Strength, berhubungan dengan

keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk melaksanakan tugas tertentu. (3)

14 Kartika Nur Fathiyah, “Konseling Kesehatan untuk Peningkatan Efikasi Diri Remaja Terhadap
Risiko Kesehatan,” Paradigma, Januari 2006, No. 01, Vol. 1, Th. 2006, p. 41.
15 Greenberg and Baron, loc. cit.
16 Santrock, loc. cit.
Generality, mengacu pada sejauh mana keberhasilan dan kegagalan dalam tugas

atau perilaku mempengaruhi tugas atau perilaku yang lainnya.17

Menurut Barry J. Zimmerman yang dikutip Bandura, sejumlah sifat unik dari

konstruk efikasi diri yang tersirat dalam metodologi penilaian. Pertama, efikasi diri

melibatkan penilaian dari kemampuan untuk melakukan tindakan daripada kualitas

pribadi seperti karakteristik fisik seseorang atau sifat-sifat psikologis. Kedua,

keyakinan efikasi adalah multidimensi bukan disposisi tunggal. Ketiga, efikasi diri

tergantung konteks. Keempat efikasi diri, berkaitan dengan dimensi kekuatan

mereka pada penguasaan kinerja daripada kriteria normatif atau lainnya.18

Menurut Bandura yang dikutip Feist, peningkatan atau penurunan tingkat

efikasi diri dipengaruhi salah satu atau kombinasi dari empat sumber: (1)

pengalaman menguasai sesuatu, (2) modeling sosial, (3) persuasi sosial, (4) kondisi

fisik dan sosial.19 Selanjutnya dijelaskan: (1) pengalaman menguasai sesuatu.

Secara umum, keberhasilan dalam performa akan meningkatkan ekspektasi

seseorang mengenai kemampuan, sedangkan kegagalan akan cenderung

menurunkan penilaian terhadap kemampuan diri. Hal ini mempunyai enam dampak

yaitu: pertama, performa yang berhasil akan meningkatkan efikasi diri secara

proporsional dengan kesulitan dari tugas tersebut. Kedua, tugas yang diselesaikan

dengan baik oleh diri sendiri akan akan lebih efektif daripada yang diselesaikan oleh

orang lain. Ketiga, kegagalan sangat mungkin menurunkan efikasi diri ketika

seseorang sudah memberikan usaha terbaik mereka, sedangkan jika kegagalan

dikarenakan yang bersangkutan belum berusaha secara maksimal kurang

mempengaruhi tingkat efikasi diri. Keempat, kegagalan dalam keadaan tekanan

17 Marian Quigley, Information Security and Ethics: Social and Organizational Issues (Hershey: IRM
Press, 2005), p. 33.
18 Barry J. Zimmerman, Self-efficacy and Educational Development dalam Self-efficacy in Changing

Societies (Cambridge: Cambridge University Press, 2009), pp. 203-204.


19 Feist, op. cit., pp. 213-216.
emosi yang tinggi tidak terlalu merugikan diri dibandingkan dengan kegagalan dalam

kondisi maksimal. Kelima, kegagalan sebelum mengukuhkan rasa menguasai

sesuatu akan lebih berpengaruh buruk pada rasa efikasi diri daripada kegagalan

setelahnya. Keenam, kegagalan akan berdampak ringan terhadap efikasi diri,

terutama pada mereka yang mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap

kesuksesan. (2) Modeling sosial, efikasi diri meningkat pada saat mengobservasi

pencapaian orang lain yang memiliki kompetensi yang setara, namun akan

berkurang ketika melihat rekan sebaya mengalami kegagalan. (3) Persuasi sosial,

dampak dari sumber ini relatif terbatas, tetapi di bawah kondisi yang tepat, persuasi

dari orang lain dapat menurunkan atau meningkatkan efikasi diri. Kata-kata atau

kritik dari sumber terpercaya mempunyai daya yang lebih efektif dalam

meningkatkan efikasi diri. Selain itu efikasi diri melalui persuasi sosial lebih efektif

apabila kegiatan yang ingin didukung untuk dicoba dalam jangkauan perilaku

seseorang. (4) Kondisi fisik dan sosial, emosi yang kuat biasanya akan mengurangi

performa, dan saat seseorang mengalami ketakutan kuat, kecemasan yang akut,

dan tingkat stres yang tinggi, kemungkinan akan mempunyai ekspektasi efikasi yang

rendah.

Berdasarkan kajian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah

keyakinan diri yang dimiliki oleh siswa akan kemampuan dalam mengorganisasi dan

melaksanakan tindakan yang meliputi magnitude (tingkat kesulitan tugas) yang

terdiri dari: mengerjakan sesuatu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, pilihan

tindakan yang dilakukan; strength (tingkat kekuatan) yang terdiri dari: keyakinan

yang kuat mencapai tujuan, keyakinan dalam melaksanakan pekerjaan; generality

(keadaan yang umum) yang terdiri dari: penguasaan kemampuan khusus,

penguasaan kemampuan pada berbagai bidang.


B. KONSTRUK DAN KISI-KISI INSTRUMEN

a. Definisi Konseptual

Efikasi diri adalah keyakinan diri yang dimiliki oleh siswa akan kemampuan dalam

mengorganisasi dan melaksanakan tindakan yang meliputi magnitude (tingkat kesulitan

tugas) yang terdiri dari: mengerjakan sesuatu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, pilihan

tindakan yang dilakukan; strength (tingkat kekuatan) yang terdiri dari: keyakinan yang kuat

mencapai tujuan, keyakinan dalam melaksanakan pekerjaan; generality (keadaan yang

umum) yang terdiri dari: penguasaan kemampuan khusus, penguasaan kemampuan pada

berbagai bidang.

b. Definisi Operasional

Efikasi diri merupakan keyakinan diri yang dimiliki oleh siswa akan kemampuan

dalam mengorganisasi dan melaksanakan tindakan meliputi magnitude (tingkat kesulitan

tugas) yang terdiri dari: mengerjakan sesuatu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, pilihan

tindakan yang dilakukan; strength (tingkat kekuatan) yang terdiri dari: keyakinan yang kuat

mencapai tujuan, keyakinan dalam melaksanakan pekerjaan; generality (keadaan yang

umum) yang terdiri dari: penguasaan kemampuan khusus, penguasaan kemampuan pada

berbagai bidang. Tingkat efikasi diri tercermin dari hasil pengukuran berupa skor yang

diperoleh melalui jawaban responden dari seperangkat angket dengan menggunakan skala

penilaian yang diberikan kepada siswa SMK Negeri di DKI Jakarta. Skor tersebut diperoleh

berdasarkan jawaban siswa atas 39 butir pernyataan yang menunjukkan kuat lemahnya

efikasi diri siswa dalam mengorganisir dan melaksanakan tindakan. Instrumen efikasi diri

merupakan skala dengan lima alternatif jawaban, pernyataan positif bobot penilaiannya

bergerak dari 1,2,3,4,5 dan pernyataan negatif bobot penilaiannya bergerak dari 5,4,3,2,1.

Analisis data menggunakan skor total dengan menjumlahkan skor tiap butir pernyataan dari

hasil pengukuran yang diperoleh melalui jawaban responden.


c. Kisi-Kisi Instrumen Efikasi Diri

Tabel 3.8. Kisi-Kisi Instrumen Efikasi Diri

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah


Positif Negatif
Magnitude Mengerjakan
(tingkat sesuatu yang
kesulitan memiliki tingkat
tugas), kesulitan tinggi
Pemilihan tindakan
yang dilakukan
Strength Keyakinan yang
(tingkat kuat mencapai
kekuatan) tujuan
Keyakinan dalam
melaksanakan
pekerjaan
Generality Penguasaan
(keadaan kemampuan
yang khusus
umum). Penguasaan
kemampuan pada
berbagai bidang
Jumlah
C. INSTRUMEN PENELITIAN

No Pernyataan
Magnitude (Tingkat Kesulitan Tugas)
Mengerjakan sesuatu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi
1. Saya menyerah saat dihadapkan pada tugas yang sulit dikerjakan
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
2. Motivasi saya saat mendapatkan soal ujian dari guru yang sulit
dikerjakan
(1) Sangat tidak terpacu (4) Terpacu
(2) Tidak terpacu (5) Sangat terpacu
(3) Kurang terpacu
3. Saya berani menghadapi pekerjaan/tugas yang penuh tantangan
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
4. Kesulitan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas mendorong saya
mencobanya
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
5. Dihadapkan pada materi pelajaran yang sulit dipahami mendorong
saya mempelajarinya
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
6. Saya menyerah saat dihadapkan pada persoalan yang sulit
diselesaikan
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
7. Saya yakin dapat mengerjakan semua tugas yang sulit dari guru
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
8. Saya menyerah menyelesaikan tugas tanpa bantuan teman
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
9. Saya kesulitan mengatasi hambatan dalam belajar
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
Pemilihan tindakan yang dilakukan
10. Saya percaya terhadap jawaban sendiri saat mengerjakan soal ujian
tanpa pengaruh orang lain
No Pernyataan
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
11. Saya membagi waktu dengan baik antara belajar dengan kegiatan
lainnya
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
12. Saya bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dimengerti
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
13. Saya mengulang kembali materi yang telah dijelaskan guru
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
14. Saya mengabaikan kesempatan bertanya pada guru di kelas
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
15. Saya berusaha keras dalam setiap mengerjakan tugas yang sulit
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
16. Saya belajar dengan serius saat menghadapi ujian
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
Strength (Tingkat Kekuatan)
Keyakinan yang Kuat Mencapai Tujuan
17. Saya dapat mencapai prestasi yang baik dalam belajar
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
18. Saya dapat membahagiakan orang tua
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
19. Hasil pekerjaan yang telah saya lakukan dapat diterima orang lain
dengan baik
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
20. Saya mampu mencapai tujuan setelah lulus nanti
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
21. Saya dapat mencapai keberhasilan dalam pekerjaan
No Pernyataan
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
22. Saya dapat meraih kesuksesan setelah lulus nanti
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
23. Saya dapat meraih cita-cita
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
Keyakinan dalam melaksanakan tindakan
24. Saya melaksanakan segala pekerjaan/tugas dengan penuh
keyakinan
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
25. Keberhasilan orang lain memacu saya untuk mencapainya
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
26. Saya dapat mengatasi setiap kesulitan dalam mengerjakan
tugas/pekerjaan yang diberikan guru
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
27. Saya dapat menyelesaikan setiap tugas/pekerjaan dengan baik
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
28. Saya menargetkan keberhasilan setiap mengerjakan tugas/pekerjaan
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
29. Saya dapat menempuh pendidikan dengan baik
(1) Sangat tidak yakin (4) Yakin
(2) Tidak yakin (5) Sangat yakin
(3) Kurang yakin
30. Kegagalan yang pernah saya alami membuat ragu dalam
melaksanakan tugas/pekerjaan
(1) Tidak pernah (4) Sering
(2) Pernah (5) Selalu
(3) Jarang
Generality (Keadaan yang Umum)
Penguasaan kemampuan khusus
31. Pengetahuan tentang merintis/memulai usaha yang saya miliki
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
No Pernyataan
(3) Kurang memadai
32. Pengetahuan dalam pengelolaan usaha yang saya miliki
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
(3) Kurang memadai
33. Keterampilan mengelola usaha yang saya miliki setelah mengikuti
pelajaran kewirausahaan
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
(3) Kurang memadai
34. Pengalaman berwirausaha yang saya miliki setelah mengikuti
pelajaran kewirausahaan
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
(3) Kurang memadai
35. Keterampilan penjualan yang saya miliki setelah mengikuti proses
pembelajaran
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
(3) Kurang memadai
Penguasaan kemampuan pada berbagai bidang
36. Penguasaan berbagai keterampilan yang saya miliki dalam
melakukan suatu profesi/pekerjaan
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
(3) Kurang memadai
37. Penguasaan berbagai pengetahuan yang saya miliki dalam
melakukan suatu profesi/pekerjaan
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
(3) Kurang memadai
38. Penguasaan berbagai pelajaran yang saya miliki dalam mencapai
prestasi
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
(3) Kurang memadai
39. Penguasaan berbagai teknologi yang saya miliki dalam melakukan
suatu profesi/pekerjaan
(1) Sangat tidak memadai (4) Memadai
(2) Tidak memadai (5) Sangat memadai
(3) Kurang memadai

Anda mungkin juga menyukai