Anda di halaman 1dari 8

Desensitisasi

Oleh:
1. Arnik Agniya F
2. Egi Dian Sofian
3. Endah Prakarti
4. Hana mukidah
5. Zeed hamdy R
Pengertian

Desensitisasi adalah teknik yang digunakan untuk menghapus tingkah laku yang
diperkuat secara negatif, dan menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon
yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan.
Karakteristik

Adapun karakteristik atau ciri-ciri terapeutik teknik desensitisasi sistematis


menurut pendekatan behavioral adalah :
a. Merupakan suatu teknik melemahkan respon terhadap stimulus yang tidak
menyenangkan dan mengenalkan stimulus yang berlawanan (menyenangkan)
b. Penaksiran objektif atas hasil-hasil terapi
c. Merupakan perpaduan dari beberapa teknik
Hakikat manusia

Pendekatan behavioral

memandang manusia atau kepribadian manusia pada hakikatnya adalah perilaku


yang dibentuk berdasarkan hasil belajar dari interaksi individu dengan
lingkungannya.
Tujuan

Tujuan teknik desensitisasi sistematis adalah :


a. Teknik desensitisasi sistematis bermaksud mengajar konseli untuk
menghilangkan respon kecemasan yang dialami konseli.
b. Mengurangi sensitifitas emosional yang berkaitan dengan kelainan pribadi
atau masalah sosial.
Prinsip

Berawal dari teori atau pendekatan konseling behavior focus perubahan tingkah
laku terdiri dari 3 kategori, antara lain :
a. Memperkuat tingkah laku
b. Modeling
c. Melemahkan tingkah laku
penerapan dalam pembelajaran

Fase-fase pembelajaran
1. Prosedur penyaringan
2. Penentuan hierarki
3. Pengaturan relaksasi
4. Prosedur desensitisasi (penyajian berbagai imajinasi dan relaksasi)
5. Penerapan tekhnik-tekhnik relaksasi pada tempat-tempat yang lain
Prosedur

a. Analisis Perilaku yang menimbulkan masalah (kecemasan/ketakutan)


b. Menyusun Hierarkhi atau jenjang-jenjang situasi yang menimbulkan masalah
(ketakutan/kecemasan) dari yang kurang hingga yang paling mencemaskan Konseli.
c. Menyusun Hierarki atau jenjang kecemasan harus bersama Konseli, dan konselor menuliskannya
pada selembar kertas.
d. Memberi latihan-latihan relaksasi otot-otot yang dimulai dari lengan hingga otot kaki. Kaki konseli
diletakkan di atas bantal atau kain wool. Secara terinci relaksasi otot dimulai dari lengan, kepala,
kemudian leher dan bahu, bagian belakang, perut dan dada, dan kemudian anggota bagian bawah.
e. Konseli diminta membayangkan situasi yang menyenangkannya seperti di pantai, di tengah taman
yang hijau dan lain-lain.
f. Konseli disuruh memejamkan mata, kemudian disuruh membayangkan situasi yang kurang
mencemaskan. Bila Konseli sanggup tanpa cemas atau gelisah, berarti situasi tersebut dapat diatasi
Konseli. Demikian seterusnya hingga ke situasi yang paling mencemaskan.
g. Bila pada suatu situasi Konseli merasa cemas/gelisah, konselor memerintahkan Konseli agar
membayangkan situasi yang menyenangkan tadi untuk menghilangkan rasa kecemasan/ketakutan yang
baru saja terjadi.

Anda mungkin juga menyukai