Anda di halaman 1dari 28

Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah atas karunia, rahmat, serta hidayah dari


Allah SWT, kami dapat menyelesaikan modul dan rancangan intervesi
kelompok yang berjudul “” tanpa ada hambatan yang berarti.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada dosen
pembimbing kami Ibu Dian Caesaria Widyasari, S.Psi., M.Sc, kepada seluruh
pihak sekolah SMA Muhammadiyah 1 Malang, dan teman-teman sekalian yang
telah membantu dalam penyusunan laporan akhir ini. Tanpa dukungan dari
berbagai pihak mungkin laporan ini tidak bisa selesai tepat waktu
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Malang, Desember 2019

Penyusun
PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang
ditandai dengan perubahan biologis, perubahan psikologis dan perubahan
sosial (Notoatmodjo dalam Namira, 2018). Masa remaja sering juga disebut
dengan masa storm and stress. Stanley (Santrock, 2011) menjelaskan bahwa
masa storm and stress merupakan masa yang diwarnai dengan konflik dan
perubahan suasana hati. Salah satu bentuk konflik yang sering dialami oleh
remaja, yaitu konflik yang berkaitan dengan akademik. Adanya tekanan dan
masalah yang dihadapi remaja di lingkungan sekolah dapat menjadi stressor
bagi remaja sehingga mengalami stres akademik.

Stres akademik, diartikan sebagai suatu keadaan individu yang mengalami


tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik, yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi
(Govaerst & Gregoire, 2004). Stres akademik juga dijelaskan sebagai stres
yang muncul karena adanya tekanan-tekanan untuk menunjukkan prestasi
dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat
sehingga siswa semakin merasa terbebani oleh berbagai tekanan dan
tuntutan.
Fenomena terkait stres akademik juga terjadi pada SMA Muhammadiyah 1
Malang dimana berdasarkan hasil asesmen pada 30 siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Malang menunjukkan bahwa 90% siswa kelas X mengalami
stres akademik dengan kategori tinggi dan 10% siswa kelas X mengalami stres
akademik dengan kategori sedang. Berdasarkan jurusan, sebanyak 43% siswa
kelas X MIPA mengalami stres akademik tinggi dibandingkan 47% siswa kelas
X IPS . Sementara, terdapat 3% siswa kelas X MIPA dan 7% siswa kelas X IPS
yang melaporkan mengalami stres akademik rendah.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi siswa sehingga mengalami
stres akademik Menurut Sarafino dan Smith (dalam Namira, 2018) yang dapat
dikelompokkan berdasarkan sumbernya, yaitu ada faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal yaitu kegiatan belajar yang padat, tekanan dari
orangtua, guru maupun kompetisi dengan teman untuk berprestasi tinggi.
Sementara, pada faktor internal yang memengaruhi stres akademik salah
satunya adalah pola pikir, kepribadian dan keyakinan.
Berdasarkan uraian tersebut, dirasa perlu untuk melakukan intervensi demi
membantu para siswa mengelola stres akademik yang mereka rasakan.
Intervensi yang akan diberikan adalah dalam bentuk Konseling Kelompok
yang menjadi media untuk sekelompok siswa saling bertukar pikiran,
memberikan masukan, mencari dan mendapatkan solusi bersama terkait
dengan masalah yang dihadapi oleh masing-masing siswa. Intervensi ini
diutamakan untuk siswa kelas X IPS yang menunjukkan tingkat stres
akademik yang tinggi.
Teknik yang digunakan sendiri yaitu Focus Group Discussion (FGD). FGD biasa
juga disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan
cara melakukan wawancara kelompok yang dilakukan melalui diskusi terarah
dalam kelompok tersebut. Diskusi akan membicarakan tentang suatu fokus
masalah atau topik tertentu dan dipandu oleh seorang fasilitator atau
moderator.
TABEL KESELURUHAN AGENDA

No Hari/Tanggal Pertemuan Tahapan Konseling Aktivitas Tempat


 Konselor memperkenalkan diri kepada konseli
 Konselor memberikan waktu kepada konseli untuk
memperkenalkan diri
 Konselor menjelaskan tujuan adanya konseling,
membuat kesepakatan dan aturan dalam konseling,
menentukan masalah yang akan diselesaikan
Kelas X IPS SMA
Rabu, 30 berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan.
1 1 Orientasi dan Eksplorasi Muhammadiyah 1
Oktober 2019  Membangun rapor dan kepercayaan dalam konseling
Malang
 Menentukan tujuan jangka panjang dan jangka
pendek yang diinginkan konseli dengan mengikuti
kegiatan konseling
 Memberikan lembar pretest untuk mengukur stres
akademik dan self efficacy
 Menutup kegiatan
transisi:
 Konselor membuka konseling dan menegaskan
kembali kesepakatan yang telah disepakati pada
pertemuan sebelumnya. Kelas X IPS SMA
Selasa, 5 Transisi, Kohesivitas
2 2  Konselor menjelaskan tujuan kegiatan konseling. Muhammadiyah 1
November 2019 dan Produktivitas
 Konselor memberikan waktu kepada konseli untuk Malang
menceritakan kembali permasalahan yang dialami.
 Konselor memberikan materi psikoedukasi mengenai
“Manajemen Stres” dengan tujuan konseli dapat
menerapkan cara tersebut sebagai acuan untuk
mengelola stres yang dialami.
 Konselor juga menggunakan teknik active listening
sebagai cara untuk memunculkan solusi atau
tanggapan atas permasalahan yang dialami anggota
lain.
 Konselor membantu konseli dalam mengembangkan
solusi yang terbaik bagi mereka
kohesivitas:
 Konselor memberikan logbook sebagai penugasan
konseli. Logbook sendiri berisi mengenai sumber
stres, respon stres, cara mengelola stres, serta hasil
penerapan strategi pengelolaan stres yang dilakukan
oleh konseli.
 Konselor mempertegas perihal komitmen anggota
untuk mengikuti kegiatan hingga sesi akhir.
 Konselor menutup kegiatan
 Konselor membuka kegiatan dengan menegaskan
kembali kesepakatan yang telah disepakati
sebelumnya.
 Mengulas bersama hasil logbook yang telah Kelas X IPS SMA
Selasa, 12 Konsolidasi dan
3 3 ditugaskan pada pertemuan sebelumnya dan saling Muhammadiyah 1
November 2019 Terminasi
memberikan pendapat mengenai hasil logbook. Malang
 Konselor menanyakan efektifitas dari strategi yang
sudah diterapkan berdasarakan materi psikoedukasi
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
 Konselor menanyakan hambatan yang dialami konseli
saat latihan manajemeng stres secara mandiri.
 Konselor meringkas atau menyimpulkan apa yang
telah dicapai selama kegiatan konseling
 Konselor mengakhiri kegiatan konseling.
 Konselor membuka kegiatan kemudian menanyakan
perkembangan dan hambatan yang dialami setelah
melakukan konseling
Kelas X IPS SMA
 Memberikan lembar post-test untuk mengukur stres
Evaluasi Muhammadiyah 1
akademik dan self efficacy.
Malang
 Melakukan evaluasi untuk sesi konseling yang sudah
dilakukan.
 Menutup kegiatan.
TABEL TIAP TAHAPAN
PERTEMUAN 1
TAHAP ORIENTASI DAN EKSPLORASI
PENGANTAR
Pada sesi ini, konseli sudah saling mengenal dengan anggota kelompok dan konselor beserta rekannya
dengan cara memperkenalkan diri. Konselor memberi informasi terkait tujuan serta membentuk
kontrak dan norma selama proses konseling berlangsung. Pada sesi ini lebih ditekankan untuk
membangun hubungan dan dinamika kelompok yang baik demi kelancaran tahapan selanjutnya serta
memudahkan konselor dalam mengumpulkan data. Disini juga diminta untuk membangun rasa saling
percaya dengan anggota lainnya. Konselor juga menanyakan kembali hasil asesmen yang telah
dilakukan. Jika ada yang masih ragu dan khawatir untuk menceritakan masalahnya, konselor akan
membantu mereka untuk percaya dan terbuka dengan sesama anggota kelompok.
TUJUAN
1. Konseli saling mengenal satu sama lain
2. Konselor mengenalkan diri kepada konseli
3. Membangun rapport agar konseli nyaman ketika berbicara dengan konselor.
4. Menetapkan kontrak dan norma kelompok selama proses berlangsung
5. Membantu individu yang masih khawatir untuk menceritakan masalah
 Menjelaskan peran dan fungsi konselor
 Kontrak dan kesepakatan selama konseling
MATERI
 Identifikasi masalah yang ingin diselesaikan berdasarkan hasil asesmen
yang telah dilakukan.
 Memberikan lembar pretest kepada konseli
WAKTU 35 menit
 alat tulis
 air mineral dan snack
ALAT DAN BAHAN
 lembar pretest stres akademik
 daftar hadir
Pertemuan 1
Perkenalan dan Pembukaan (10 menit)

PROSEDUR 1. Konselor mengucapkan salam, mengucapkan terimakasih atas kedatangan


konseli, dan berdoa sebelum kegiatan dimulai. Kemudian konselor
memperkenalkan diri.
2. Kemudian konseli satu persatu memperkenalkan diri mulai dari nama
lengkap dan nama panggilan.
Kegiatan Kelompok (20 menit)
1. Pemberian informasi, tujuan dan kesepakatan.
Konselor akan menjelaskan tujuan dan maksud terbentuknya kelompok.
Tujuan terbentuknya kelompok adalah agar mampu untuk bertukar pikiran
dan sudut pandang terhadap permasalahan yang dihadapi oleh teman-
temannya dan dapat menyelesaikan permasalahan terkait manajemen
stress. Menjelaskan peran dan fungsi konselor. Peran konselor adalah
sebagai fasilitator dalam kegiatan yang akan berlangsung, gunanya adalah
memandu jalannya konseling. Konselor kemudian menjelaskan mengenai
kesepakatan seperti aturan-aturan selama masa konseli dan tanggung
jawab konseli terhadap kelompok, komitemen anggota dalam mengikuti
setiap sesi konseling, menonaktifkan alat elektronik, ke toilet, serta
kegunaan kelompok yaitu membantu konseling dalam menyelesaikan
masalahnya bersama teman-teman, agar beban yang dipikul tidak terlalu
berat. Kemudian akan menentukan masalah yang akan diselesaikan yaitu
masalah-masalah mengenai manajemen stres.
2. Menanyakan kekhawatiran dan keraguan konseli
sebelum masuk kedalam sesi ini, konselor memberikan lembar pretest
kepada konseli dengan tujuan untuk mengetahui tingkat stres akademik
yang dialami konseli. Kemudian, konselor menanyakan apakah ada
kekhawatiran serta keraguan dalam benak konseli saat mengikuti kegiatan
ini.
3. Membangun rapport dan kepercayaan konseli
Konselor diminta untuk membangun rapport dengan bercerita/sharing
permasalahan umum konseli agar kegiatan konseling kelompok berjalan
dengan baik dan membangun kepercayaan konseli dengan konseli lainnya
agar nantinya dapat menceritakan masalahnya tanpa ada rasa khawatir.
4. Mereview hasil asesmen
Setelah para konseli nyaman dengan keberadaan konseli lainnya serta
keberadaan konselor, kegiatan dilanjutkan dengan mereview hasil asesmen
yang telah didapatkan pada pertemuan sebelumnya.

Penutup (5 menit)
1. Konselor mengucapkan terima kasih atas kedatangan dan partisipasi
konseli
2. Konselor memberikan mood meter dengan tujuan untuk mengetahui
suasana hati konseli selama sesi konseling berlangsung.
3. Konselor dan konseli mendiskusikan waktu dan tempat untuk sesi
selanjutnya. Kemudian konselor juga mempertegas perihal komitmen
anggota untuk mengikuti kegiatan hingga sesi akhir.
MONITORING  Konseli mampu untuk terbuka dan tidak ada rasa khawatir serta ragu untuk
berada didalam kelompok dalam melakukan konseling.
 Konseli mampu menceritakan apa yang dirasakan setelah melakukan sesi
konseling bersama.

PERTEMUAN 2
TAHAP TRANSISI, KOHESIVITAS DAN PRODUKTIVITAS
PENGANTAR
Pada sesi ini konselor menegaskan kembali kesepakatan yang sudah disepakati kemudian menjelaskan
tujuan konseling kelompok serta kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama konseling berlangsung.
Konselor diharapkan mampu memberi arahan kepada konseli untuk mulai terbuka dalam
menceritakan permasalahannya. Konselor memberikan materi “Manajemen Stres” kepada konseli
dengan tujuan konseli dapat mengelola stres akademik yang dialami dengan baik, sehingga pada
akhirnya konseli dapat meminimalisir stres yang dialami. Kemudian, konselor juga menggunakan
teknik active listening sebagai cara untuk memunculkan solusi atau tanggapan atas permasalahan yang
dialami anggota lain. Konselor juga akan memberikan solusi dengan tujuan sebagai perbandingan
apabila solusi yang sebelumnya dirasa kurang efektif. Setelah itu konselor memberikan lembar
penugasan(logbook) guna melihat ada atau tidak perubahan yang terjadi terhadap solusi atau alternatif
pemecahan masalah yang telah disepakati. Pada sesi ini juga diharapkan para konseli sudah
mendapatkan solusi dan menerapkan tugas yang diberikan oleh konselor.
TUJUAN
1. Menceritakan dengan detail permasalahan yang dialami oleh setiap konseli
2. Konseli mampu mengenali dan memahami permasalahan dirinya sehingga dapat menemukan
alternatif pemecahan masalah dalam manajemen stres
3. Memberikan tugas kepada konseli agar dapat melihat sejauh mana alternative pemecahan masalah
yang diberikan akan berdampak pada konseli.
MATERI 1. Menentukan permasalahan
Tujuan dari menentukan permalahan yang akan dibahas yaitu agar
konseli dapat menemukan pilihan strategi yang dapat ia lakukan untuk
menghadapi permasalahan terkait stres akademik.
2. Psikoedukasi “Manajemen Stres”
psikoedukasi ini diberikan dengan tujuan agar konseli dapat mengelola
stres yang dialami dengan baik
3. Mencari Solusi
Tujuan dari mencari solusi ialah agar konseli mendapatkan masukan
alternatif strategi untuk mengelola stres akademik, baik dari konseli
sendiri maupun dari anggota kelompok.
4. Pemberian Penugasan (Logbook)
Tujuan dari pemberian penugasan adalah untuk mengetahui atau
meninjau sejauh mana konseli dapat mengubah perilakunya dalam
mengelola stres melalui berbagai alternatif strategi yang sudah
diberikan para konseli.
WAKTU 45 menit
ALAT DAN BAHAN - Daftar hadir
- Alat tulis
- Kertas HVS
PROSEDUR Pembukaan (3 Menit)
1. Konselor membuka kegiatan dengan memberi salam serta berdoa
demi kelancaran kegiatan.
2. Kemudian konselor kembali menegaskan lagi kesepakatan-
kesepakatan yang telah disepakati dipertemuan sebelumnya
Kegiatan kelompok (40 Menit)
3. Penentuan masalah
setelah pada posisi yang nyaman, konseli diminta untuk menentukan
permasalahan siapa yang akan dibahas terlebih dahulu dengan cara
menceritakan kembali permasalahan mereka. Para konseli dengan teknis
berbicara satu persatu dan menceritakan permasalahan stres akademik.
4. Materi “Manajemen Stres”
psikoedukasi ini diberikan dengan tujuan agar konseli dapat mengelola
stres yang dialami dengan baik. Materi ini sendiri memuat definisi stres,
penyebab stres, tingkatan dan strategi mengatasinya. Kemudian
dikaitkan dengan masalah stres akademik yang dialami konseli.
5. Memunculkan solusi
Setelah membahas materi dan menghubungkan dengan masalah yang
dialami konseli, konselor melakukan konseling dengan teknik Listening
yang digunakan agar dapat memunculkan solusi atau tanggapan atas
permasalahan yang diceritakan oleh para konseli. Para konseli mencoba
mengungkapkan solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh konseli yang
memiliki masalah tersebut dengan bantuan konselor dalam
mengembangkan solusi yang terbaik. Konselor hanya memandu jalannya
konseling dan menanggapi solusi yang diberikan oleh konseli, bukan
memberi solusi terbaik secara penuh.
6. Memberikan Penugasan
Setelah para konseli dan konselor selesai dalam berbagi ide mengenai
solusi apa saja yang tepat bagi masalah-masalah stres akademik,
konselor memberikan lembar penugasan yang harus konseli isi. Konselor
akan menjelaskan tujuan dari lembar penugasan dan cara
penggunaannya
Penutup (3 Menit)
1. Konselor membacakan kesimpulan yang telah ia dapat dari sesi ini,
antara lain ialah dampak yang ditimbulkan apabila tidak dapa
memanajamen stres dengan baik serta solusi-solusi yang telah
dikemukakan.
2. kemudian konselor mengingatkan konseli agar mengisi logbook yang
telah diberikan, dan tidak lupa untuk membawanya dipertemuan
selanjutnya.
3. Konselor pun mengucapkan terima kasih kepada para konseli atas
partisipasinya dan juga memberikan kesempatan kepada para konseli
untuk bertanya apabila ada yang belum jelas.
4. Konselor kemudian menanyakan pertemuan selanjutnya dan
mempertegas perihal komitmen anggota untuk mengikuti kegiatan
hingga sesi akhir.
5. Konselor memberikan mood meter dengan tujuan untuk mengetahui
suasana hati konseli selama sesi konseling berlangsung.
MONITORING  Konseli mampu menceritakan masalah yang terjadi secara detail dan
mampu menemukan solusi untuk permasalahan yang dihadapi.
 Konseli mampu menceritakan apa yang dirasakan setelah melakukan
sesi konseling.

PERTEMUAN 3
TAHAP KONSOLIDASI , TERMINASI DAN EVALUASI
PENGANTAR
Pada sesi ini konselor membahas hambatan apa saja yang di alami oleh konseli selama menjalankan
solusi yang diberikan dan penugasan yang diberikan pada sesi sebelumnya. Konseli diminta untuk
membandingan solusi mana yang lebih efektif. Setelah mendapat solusi yang benar-benar efektif,
konselor meminta konseli untuk terus menerapkannya. Konselor juga mengulas hasil penugasan yang
telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, pada sesi ini seluruh anggota mengulas
bagaimana perasaan dan perubahan setelah menjalani proses konseling serta memberikan lembar
post-test untuk mengukur stres akademik konseli.
TUJUAN
MATERI - Review perkembangan
Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana konseli dapat
melaksanakan solusi yang diberikan dan mengulas hasil penugasan yang
diberikan.
- Hambatan
Tujuan dari kegiatan ini mengidentifikasi hambatan beserta solusi untuk
mengatasi hambatan tersebut berdasarkan tugas yang diberikan.
- Perasaan konseli terkait kesuksesan konseling
Tujuan dari kegiatan ini ialah mengetahui perasaan konseli setelah
melaksanakan kegiatan konseling yang telah dilaksakan.
WAKTU 45 menit
ALAT DAN BAHAN  Alat tulis
 Daftar Hadir
 Snack & Air Mineral
PROSEDUR Pembukaan (5 Menit)
1. Konselor membuka kegiatan dengan memberi salam serta berdoa demi
kelancaran kegiatan.
2. Kemudian konselor kembali menegaskan lagi kesepakatan-
kesepakatan yang telah disepakati dipertemuan sebelumnya

Kegiatan Kelompok (25 Menit)


1. Menceritakan perkembangan solusi
Setelah konseli membentuk lingkaran seperti biasa dan duduk dengan
nyaman, para konseli diminta untuk menceritakan perkembangan dari
penerapan strategi mengelola stres akademik dan lembar penugasan
yang telah mereka laksanakan.
2. Membahas hambatan (jika ada)
Konselor kemudian menanyakan apakah menemui hambatan dalam
melaksanakan tugas. Jika ditemukannya hambatan maka mulai mencari
alternatif solusi lainnya.
3. Membahas perasaan konseli
Jika memang tidak ada hambatan, konselor kemudian menanyakan
bagaimana perasaan konseli setelah melaksanakan kegiatan konseling.
4. Menyimpulkan kegiatan
Selanjutnya, konselor meringkas atau menyimpulkan apa yang telah
dicapai oleh para konseli dalam kegiatan konseling. Konselor
menanyakan perkembangan dan hambatan yang dialami oleh konseli
setelah adanya proses konseling kelompok. Selanjutnya konselor
memberikan lembar post-test stres akademik. Setelah para konseli
mengisi lembar post test, konselor kemudian memberikan lembar
evaluasi pelaksaan.

Penutup (5 Menit)
1. Konselor mengucapkan terima kasih kepada konseli atas waktu yang
telah diberikan dan juga memberikan kesempatan kepada konseli
untuk bertanya apabila ada yang belum jelas.
2. Konselor memberikan mood meter dengan tujuan untuk mengetahui
suasana hati konseli selama sesi konseling berlangsung.
3. Konselor mengakhiri konseling kelompok dengan ucapan salam.
EVALUASI  Konseli mampu menjalankan penugasan yang diberikan dan
memberikan pendapat dari masing-masing anggota terhadap konseli
lainnya serta menemukan solusi untuk permasalahan yang dihadapi.
 Konseli melaporkan perkembangan dan menceritakan hambatan
mengenai masalah yang dihadapi berdasarkan solusi yang telah di
temukan.
 Konseli memberikan pendapat mengenai konseling kelompok yang
telah dijalani.
 Konseli mampu menerapkan solusi yang telah ditemukan dengan
efektif, diketahui dengan cara permasalahan yang dihadapi berangsur
berkurang hingga hilang.
DAFTAR PUSTAKA

Govaerst, S. & Gregoire, J. (2004). Stressfull Academic Situations: Study on


Appraisil Variables in Adolescence. British Journal of Clinical Psychology, 54,
261-271.

Namira, R. (2018). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Stres Akademik


Pada Remaja SMA Di Yogyakarta. Skripsi, 1-164.

Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. (Terjemahan:


Sarah Genis B) Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

1. Handout Materi Psikoedukasi

BAGAIMANA CARA MENGELOLA STRES?

 Pengertian Stres
Stress adalah suatu bentuk ketegangan fisik, psikis, emosi, dan mental,
yang dialami oleh seseorang sehingga dapat mempengaruhi kegiatan
orang tersebut. Menurut Sarafino dan Smith (dalam Raisya Namira, 2018),
stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan karena adanya
ketidaksesuaian antara kondisi psikologis dan fisik sehingga
menimbulkan reaksi yang menantang dari psikologis maupun fisik.
 Macam-macam stres
a) Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat,
positif, dan konstruktif (bersifat membangun).
b) Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak
sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak).
 Pengertian Stres Akademik
Alvin (dalam Raisya Namira, 2018) berpendapat bahwa stres akademik
merupakan kondisi yang muncul karena adanya tuntutan untuk mencapai
prestasi dalam kondisi persaingan akademik yang meningkat sehingga
individu semakin terbebani oleh berbagai tuntutan dan tekanan.
 Penyebab Stres Akademik
Menurut Desmita (dalam Sri Dewi Utami, 2015) terdapat beberapa faktor
penyebab individu mengalami stres akademik, yaitu:
a. Physical demands
Physical demands adalah stres siswa yang bersumber dari lingkungan
fisik sekolah. Dimensi dari lingkungan fisik sekolah yang dapat
menyebabkan terjadinya stres akademik meliputi: keadaan iklim
ruangan kelas, temperatur yang tinggi, pencahayaan dan penerangan,
perlengakapan atau sarana/prasarana penunjang pendidikan, daftar
pelajaran, kebersihan dan kesehatan sekolah, keamanan dan
penjagaan sekolah.
b. Task demands
Tuntutan tugas diartikan sebagai tugas-tugas pelajaran yang harus
dikerjakan atau dihadapi oleh peserta didik yang dapat menimbulkan
perasaan tertekan atau stres. Aspek dari tuntutan tugas meliputi:
tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah dan di rumah, mengikuti
pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi ulangan atau
ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian, dan mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler.
c. Role demands
Tuntutan peran secara tipikal berkaitan dengan harapan tingkah laku
yang dikomunikasikan oleh pihak sekolah (kepala sekolah, guru-guru
dan pegawai) serta oleh orangtua dan masyarakat kepada siswa,
seperti harapan memiliki nilai yang bagus, mempertahankan nama
baik dan keunggulan sekolah, memiliki sikap dan tingkah laku yang
baik memiliki motivasi belajar yang tinggi, harapan berpartisipasi
dalam memajukan kehidupan masyarakat, menguasai keterampilan
yang dibutuhkan di lapangan pekerjaan. Semua harapan peran ini
dapat menjadi salah satu sumber stres bagi siswa, terutama ketika ia
merasa tidak mampu memenuhi harapan-harapan peran tersebut. Jadi
tuntutan peran berhubungan dengan tingkah laku lain yang
diharapkan dari siswa sebagai pemenuhan fungsi pendidikan di
sekolah.
d. Intepersonal demands
Di lingkungan sekolah, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat
mencapai prestasi akademik yang tinggi, melainkan sekaligus harus
mampu melakukan interaksi sosial atau menjalin hubungan baik
dengan orang lain. Bahkan keberhasilan siswa di sekolah banyak
ditentukan oleh kemampuannya mengelola interaksi sosial. Hal ini
karena sebagian besar waktunya dihabiskan bersama orang-orang di
luar lingkungan keluarganya, seperti teman sebaya dan guru-guru.
 Golongan Stres Akademik
Oon (2007 dalam Elyani Fachrosi, 2012) mengemukakan empat tipe stres
akademik, yaitu:
a) Stres reaktif
Disebabkan oleh tekanan dan tuntutan terhadap siswa yang melebihi
kemampuannya. Contohnya: reaksi terhadap tes mendadak, terlambat
menghadiri kegiatan penting di sekolah, atau dimarahi di depan kelas.
b) Stres kumulatif
Respon terhadap stres yang masih berlangsung dan gejalanya
meningkat dari waktu ke waktu. Masalah-masalah tersebut sering
menjadi penyebab siswa tidak produktif. Contohnya: siswa tidak
mampu mengerti instruksi di kelas atau terus menerus diomeli atau
dimarahi.
c) Stres insiden kritis
Reaksi terhadap tuntutan yang mendadak, diluar dugaan, ancaman,
dan insiden-insiden khusus. Stres jenis ini menyebabkan reaksi
emosional yang kuat. Contohnya: diganggu secara fisik oleh kakak
kelas di sekolah atau terlibat dalam kecemasan yang mengancam jiwa.
d) Stres post-traumatik
Reaksi terhadap ingatan tentang suatu insiden traumatis yang
berhubungan dengan stres. Ingatan ini bersifat mengganggu yang
menjadi pemicu reaksi stres. Stres ini juga sering disebut disfungsi
kesadaran. Ini terjadi ketika pikiran selama kondisi sadar diisi oleh
ingatan traumatis akibat insiden kritis, misalnya dibawah ancaman
sebilah pisau. Stres ini membutuhkan pengobatan dan pertolongan
psikologis jangka panjang.
 Dampak Negatif dari Stres di Sekolah
Menurut McPherson (2010 dalam Elyani Fachrosi, 2012) dampak
negatif dari stres yang muncul di sekolah adalah sebagai berikut:
a) Burnout
Siswa merasa lelah dengan kegiatan sekolah biasa akan kehilangan
minat untuk belajar. Hal ini terjadi dikarenakan siswa kehilangan
insentif pada tugastugas tertentu yang dirasa terlalu menghabiskan
waktu dan energi yang banyak. Jika perasaan ini tidak tertolerir
akan berubah menjadi depresi.
b) Menyontek
Kebiasaan dalam menilai kesuksesan pada performansi di sekolah
menyebabkan stres pada siswa di sekolah. Pemikiran siswa untuk
mencapai peringkat yang tinggi memunculkan perilaku menyontek
untuk mencapainya.
c) Gangguan makan
Tekanan akademik yang intens berkontribusi pada kemungkinan
kecenderungan terhadap gangguan makan. Cemas yang berlebihan
terhadap peringkat bukanlah penyebab suatu gangguan namun
beresiko memperburuk. Gangguan makan yang sering ditemui
adalah anoreksia, bullimia, dan “binge eating” (perilaku makan yang
kompulsif).
d) Penggunaan Obat-obatan
Terkadang tekanan akademik, berkolaborasi dengan tekanan
teman sebaya, memunculkan keinginan siswa untuk
bereksperimen dengan alkohol dan obatobatan. Hasil dari
penggunaan dan konsumsi obat-obatan dapat menyebabkan rasa
lelah, iritabilitas, sakit kepala dan rasa tidak nyaman pada badan.
Dapat membuat proses berpikir menurun, siswa tidak
menyelesaikan pekerjaan rumahnya seperti biasa, kesulitan
berkonsentrasi dan sulit mempelajari materi baru.
 Solusi untuk menghindari dan Mengatasi Stres
a) Tidur cukup
b) Atur Waktu
c) Pola makan sehat
d) Olahraga
e) Meditasi
f) Menulis diary
g) Psikoterapi
2. Lembar Pretest dan Post-test Skala Stres Akademik

Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut disajikan sejumlah pernyataan, mohon Anda baca dan pahami


baik–baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah satu pilihan
yang tersedia di sebelah kanan pernyataan berdasarkan keadaan diri Anda yang
sesungguhnya. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan Anda.
Alternatif jawaban yang tersedia terdiri dari 5 pilihan, yaitu:

STS : jika pernyataan SANGAT TIDAK SESUAI anda lakukan atau anda
rasakan
TS : jika pernyataan TIDAK SESUAI anda lakukan atau anda rasakan
R : jika pernyataan RAGU-RAGU anda lakukan atau anda rasakan
S : jika pernyataan SESUAI anda lakukan atau anda rasakan
SS : jika pernyataan SANGAT SESUAI anda lakukan atau anda rasakan

Jika Anda ingin mengganti jawaban Anda, berikan tanda = pada jawaban yang
salah dan berikan tanda silang pada kolom jawaban yang Anda anggap paling
sesuai.
Isilah pernyataan yang ada sesuai dengan diri anda dan periksalah jawaban anda,
pastikan tidak ada yang kosong. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-
beda, tidak ada jawaban yang benar atau salah, dan tidak ada penilaian baik atau
buruk. Semua jawaban adalah benar. Kerahasiaan jawaban anda akan terjamin
sepenuhnya.
No Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya cemas setiap menghadapi ujian mendadak
2 Saya merasa takut karena diganggu secara fisik oleh teman
sekelas saya
3 Saya tetap tenang saat menghadapi masa ujian
4. PR yang terlalu banyak membuat saya ingin menangis
5. Kepala saya bertambah pusing karena terlalu banyak PR yang
akan dikumpulkan
6. Saya tidak takut dihukum guru jika perbuatan itu memang
salah saya
7. Saya cemas saat harus masuk pelajaran yang gurunya saya
takuti
8. Saya sering kali berpikir untuk absen dari sekolah karena
terlalu banyak PR
9. Kepala saya pusing saat orang tua saya bertanya tentang nilai
raport saya
10. Emosi saya tetap stabil walaupun mendekati hari ujian
semester
11. Saya merasa takut karena diganggu secara fisik oleh kakak
kelas saya
12. Saya gugup saat harus menjawab pertanyaan lisan guru
13. Saya sering menangis, akibat dimarahi orang tua karena nilai
raport saya jelek
14. Walaupun PR banyak, saya tetap bisa mengerjakan dengan
tenang.
15. Jantung saya berdetak keras saat masuk pelajaran yang saya
takuti
16. Saya takut harus sekelompok dengan teman yang bukan teman
dekat saya
17. Saya tidak cemas berdiskusi materi pelajaran dengan guru
saya
18. Saya seperti akan menangis saat dimarahi guru di depan kelas
19. Semakin banyak PR yang akan dikumpul membuat saya lupa
mengerjakannya
20. Saya sulit berkonsentrasi saat ujian akan berlangsung
21. Saya menangis saat mendapat hukuman fisik dari guru
22. Berkali-kali mendapatkan nilai jelek, membuat saya merasa
takut akan tinggal kelas
23. Saya merasa lelah untuk ikut serta dalam kegiatan penting di
sekolah seperti pensi (pentas seni)
24. Saya akrab dengan senior saya baik di dalam maupun di luar
sekolah
25. Tidak masalah bagi saya untuk sekelompok dengan teman
yang bukan teman dekat saya
26. Badan saya gemetaran saat tiba-tiba disuruh menjawab soal
oleh guru saya
27. Saya takut dengan hukuman yang diberikan orang tua bila
nilai raport yang jelek
28. Saya tetap tenang walaupun ada teman lain yg mengejek
peringkat saya
29. Suasana hati (mood) saya buruk saat harus sekelompok
dengan teman lain yang bukan teman dekat saya
30. Saya menjadi mudah lelah akibat terlalu sering memikirkan
kemampuan saya bila dibandingkan dengan teman lainnya
31. Saya sulit berkonsentrasi saat belajar dalam kelompok yang
bukan teman dekat saya
32. Saya tetap bisa memusatkan perhatian walaupun pada
pelajaran yang gurunya saya takuti
33. Saya sering lupa mengerjakan PR yang akan dikumpul akibat
jadwal sekolah yang padat
3. Lembar Penugasan (Logbook) pada pertemuan ke-2

Nama :
Kelas :

Hari/Tanggal Sumber Stres Respon Stres Cara Mengelola Stres Hasil Penerapan
Pengelolaan Stress
4. Lembar Monitoring (Mood Meter) pada pertemuan ke-2 dan 3

Pertemuan : Tanggal :

😊 😐 ☹
5. Lembar Evaluasi Kegiatan pada pertemuan ke-3

LEMBAR EVALUASI

Nama :
Kelas :

Kuesioner ini dipergunakan untuk perbaikan berkelanjutan, mohon diisi dengan


sungguh-sungguh. Silakan isi dengan cara melingkari angka 1/2/3/4 sesuai dengan
penilaian yang ingin diberikan.

No Aspek Nilai Indikator

1 Tema kegiatan 1 Tema kegiatan sangat tidak sesuai dengan kebutuhan siswa

2 Tema kegiatan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa

3 Tema kegiatan cukup sesuai dengan siswa

4 Tema kegiatan sesuai dengan kebutuhan siswa

2 Ketepatan Waktu 1 Kegiatan dimulai dan selesai tidak tepat waktu

2 Kegiatan dimulai dan selesai tepat waktu

3 Kegiatan dimulai dan selesai tidak tepat waktu

4 Kegiatan dimulai dan selesai dengan tepat waktu

3 Suasana 1 Tidak kondusif, ramai, gaduh, ribut, tidak menyenangkan

2 Tidak kondusif, tidak menyenangkan

3 Cukup Kondusif

4 Sangat kondusif dan menyenangkan

4 Kelengkapan 1 Materi tidak lengkap dan tidak disertai contoh


Materi
2 Materi tidak lengkap dan disertai contoh

3 Materi lengkap, tidak disertai contoh

4 Materi lengkap dan dan disertai contoh

5 Sikap 1 Pemateri tidak menerapkan 3S (senyum, salam, sapa),


Penyelenggara bersikap tidak sopan, berbicara kasar

2 Pemateri tidak menerapkan 3S


3 Pemateri menerapkan 3S

4 Pemateri menerapkan 3, bersikap sopan dan berkomunikasi


dengan bahasa yang santun

6. Komentar

7. Saran

Anda mungkin juga menyukai