Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) & ROTHWELL-


MILLER INTEREST BLANK (RMIB)

Tugas Ini Bertujuan Untuk Memenuhi Nilai Tugas Kuliah Asesmen Psikologi Anak
dan Remaja

Dosen Pengampu :
Magdalena Hanoum, M.Psi

Nama : Ferry Firmansyah


NPM : 41183507200060

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM 45
BEKASI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mata Kuliah Asesmen Psikologi Anak
dan Remaja yaitu laporan praktikum Intelligenz Struktur Test (IST) &
RMIB (Rothwell-Miller Interest Blank).
Adapun tugas laporan praktikum Intelligenz Struktur Test (IST)
RMIB (Rothwell-Miller Interest Blank) ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu saya tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan tugas ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada saya
sehingga saya dapat memperbaiki tugas tugas laporan praktikum Intelligenz
Struktur Test (IST) RMIB (Rothwell-Miller Interest Blank) ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga dari tugas tugas laporan
praktikum Intelligenz Struktur Test (IST) & RMIB (Rothwell-Miller Interest
Blank) ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi terhadap pembaca.

Bekasi,24 Desember 2022

Ferry Firmansyah
DAFTAR ISI
A. IDENTITAS TESTEE
1. Identitas Testee
a. Nama : Azzahrha Sukma
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 28 Januari 2003
d. Usia : 19 Tahun
e. Umur Kronologis : 19 Tahun 10 Bulan 23 hari
f. Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Atas (SMA)
2. Nilai IQ
Nilai IQ yang didapat oleh testee adalah 73.
3. Tujuan Tes
Tujuan dari tes Intelligenz Struktur Test (IST) ini adalah untuk mengukur konstruk
inteligensi manusia.
4. Pelaksanaan Tes
Tes ini dilaksanakan pada Rabu, 21 Desember 2022 di gedung B kampus Unisma
Bekasi.
5. Alat Tes Yang Digunakan
Alat tes yang digunakan adalah Intelligenz Struktur Test (IST)

B. LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI (IST)


1. Hasil Observasi (Sehari-hari)

NO Aspek Observasi

1 Ciri-ciri Testee a.Fisik

Menurut KBBI fisik adalah jasmani atau badan yang


daapat diartikan ciri-ciri fisik adalah kondisi atau
bentuk badan/tubuh testee. Ciri-ciri fisik testee sebagai
berikut:

-Bertubuh kurus
-Muka bulat
-Kulit kuning langsat
-bola mata coklat
-berpostur tubuh agak pendek

b. Non Fisik
Ciri-ciri non fisik adalah tanda-tanda selain fisik yaitu
kegemaran, prestasi, sifat. Ciri-ciri non-fisik testee
sebagai berikut:
-suka berbicara
-gemar dengan keramaian
-pintar dalam bersosialisasi
-suka terhadap anak-anak
2 Motivasi Menurut Maslow (1970) motivasi adalah tenaga
pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia
berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Testee adalah seorang yang
bersemangat dalam menjalani hidupnya. Ia merupakan
orang yang rajin dalam hal akademik seperti dalam
perkuliahannya. Testee juga dapat mandiri dalam
menjalani hidupnya yang jauh dari orang tua.

3 Kognitif Kognitif adalah seluruh kegiatan mental yang membuat


suatu individu bisa menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu peristiwa, sebagai akibatnya
individu tadi mendapatkan pengetahuan setelahnya.
Testee adalah seorang yang pintar dalam hal akademik
dibuktikan dengan terpilihnya ia dalam kegiatan
kampus mengajar yang diselenggarakan oleh
pemerintah pusat.

4 Afeksi Dirgagunarsa (1989:96) kebutuhan afeksi merupakan


kebutuhan dimana seseorang ingin memperoleh respon
atau perlakuan hangat dari orang lain, misalnya orang
tua, guru atau teman-teman. Testee merupakan orang
yang hangat dan bersahabat kepada orang lain.
Lingkungan testee juga dikelilingi oleh orang-orang
yang peduli terhadapnya.

5 Interaksi Menurut Soejono Soekanto (1988: 50), "Interaksi sosial


Sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena
tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan
bersama. Testee memiliki banyak teman di kampusnya
dan ia juga dapat dengan mudah menjalin interaksi
sosial dengan orang-orang baru baik yang usianya sama
dengan testee maupun orang yang berbeda usianya
dengan dia.

2. Tabel Hasil Skoring IST

Subtest Deskripsi Skor Kasar Skor Skala Kategorisasi


(RW) (SW)

SE Melengkapi Kalimat 7 89 Di bawah rata-


rata

WA Mencari Kata 7 88 Di bawah rata-


Berbeda rata
AN Persamaan Kata 4 85 Di bawah rata-
rata

GE Sifat yang Dimilki 6 88 Di bawah rata-


Bersama rata

ME Latihan Simbol 4 83 Di bawah rata-


rata

RA Berhitung 2 80 Di bawah rata-


rata

ZR Deret Angka 6 90 Rata-rata

FA Memilih Bentuk 8 94 Rata-rata

WU Latihan Balok 6 89 Di bawah rata-


rata

Jumlah 50 82 Di bawah rata-


rata

IQ TOTAL 73 Lambat
Belajar

3. Pembahasan
a. IQ Total
Psychological testing didefinisikan sebagai Setiap pelaksanaan tes
psikologis memerlukan alat atau instrumen yang berbeda-beda yang biasanya
disesuaikan dengan kondisi individu karena alat tes psikologi tidak memiliki
sifat one-size-fit-all (Eabon & Abrahamson, 2013). Banyaknya alat tes
psikologi yang ada memunculkan pengelompokan alat tes yang didasarkan
pada kategori tertentu. Pengelompokan ini bertujuan untuk mempermudah
praktisi maupun ilmuwan untuk memilih alat tes psikologi yang paling sesuai
untuk digunakan, seperti akan mengukur apa, bagaimana cara penggunaannya,
mengapa sebuah alat digunakan hingga bagaimana skoringnya (Institute of
Medicine (IOM), 2015). Meskipun dikelompokkan berdasarkan kategori
tertentu, IOM (2015) menegaskan bahwa pengelompokan ini tidak bersifat
mutlak dalam membedakan satu alat dengan alat yang lain karena overlapping
antar kategori masih terjadi.
Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh psikolog dalam
melakukan penilaian terhadap individu sesuai dengan tujuan dari diberikannya
tes tersebut. Tes psikologi ini dirasakan sangat esensial bagi para pendidik,
para konselor (guru pembimbing), serta para orangtua dalam memahami
potensi-potensi, bakat atau kemampuan siswa. Dalam menyajikan fungsi-
fungsi hasil tes psikologis, tes psikologis dapat digunakan sebagai suatu alat
prediksi, suatu bantuan diagnosis, suatu alat pemantau (monitoring), dan
sebagai suatu instrument evaluasi. Salah satu alat tes psikologi yang
digunakan adalah Intelligenz Struktur Test (IST)
Salah satu alat tes psikologi yang sering digunakan adalah Intelligenz
Struktur Test (IST). Intelligence Structure Test (IST) merupakan alat tes
inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main
Jerman pada tahun 1953 dan telah diadaptasi di Indonesia. IST berdasarkan
pada teori inteligensi yang menyatakan bahwa inteligensi merupakan suatu
gestalt yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara
bermakna. Intelligenz Struktur Test (IST) merupakan salah satu jenis alat ukur
yang mengukur konstruk inteligensi manusia. Sebagai alat ukur inteligensi,
IST menghasilkan skor mean dalam konteks inteligensi yang disebut dengan
Intelligence Quotient (IQ). Norma IST tersedia untuk umur 12 tahun sampai
umur 60 tahun dengan pembagian kelompok umur sebagai berikut 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19-20,21-25, 26-30, 31-35, 36-40,41-45, 46-50 dan 51-60
tahun.
Subtes dalam tes IST ini memiliki 9 subtes sebagai berikut:
 Subtes 1 : Satzerganzung/Melengkapi kalimat. Mengukur kemampuan
“Judment subject” yaitu kemampuan menilai kemandirian dirinya.
 Subtes 2 : Wourtauswahl/Melengkapi kata-kata (WA). Mengukur kecepatan
subyek dalam menangkap dan menyerap maksud, inti, makna, isi pokok dari
suatu perintah atau informasi yang disampaikan secara verbal dari orang lain.
 Subtes 3 : Analogien/Persamaan kata (AN). Mengukur kemampuan proses
berpikir yang mencakup analisis, judgment dan kesimpulan.
 Subtes 4 : Gemeinsamkeiten/Sifat yang dimiliki bersama (GE). Mengukur
kemampuana analisa secara logis.
 Subtes 5 : Rechhenaufgaben/Berhitung (RA). Mengukur perhatian,
konsentrasi dan kemampuan mengingat.
 Subtes 6 : Zahlenreihen/Deret angka (ZR). Mengukur kemampuan
memcahkan masalah praktis dalam berhitung.
 Subtes 7 : Figurenauswahl/Memilih bentuk (FA). Mengukur keampuan dalam
berhitung yang didasarkan pada pendekatan analisis atas informasi faktual
dalam bentuk angka.
 Subtes 8 : Wurfelaufgaben/Latihan balok (WU). Mengukur kemampuan
imajinasi dan kreatifitas subyek.
 Subtes 9 : Merkaufgaben/Latihan simbol (ME). Mengukur kemampuan
analitis yang disertai kemampuan membayangkan secara antisipatif ada
perubahan keadaan ruang. Serta mengukur kreatifitas dan kemampuan
Menyusun atau mengkonstruksi perubahan, imajinasi dan fleksibilitas.

Berikut pengelompokan intelegensi berdasarkan skala dari David Wechsler.


Dari hasil tes yang sudah dilakukan oleh tester kepada testee
didapatkan hasil IQ total dari testee ialah 73 dan termasuk kedalam kategori
lamabat belajar. Dalam subtes pertama yaitu SE didapatkan hasil 89 dan
berada dalam kategori dibawah rata-rata. Subtes kedua yaitu WA didapatkan
hasil 88 dan masuk kedalam kategori dibawah rata-rata. Subtes ketiga yaitu
AN didapatkan hasil 85 yang masuk ke dalam kategori dibawah rata-rata.
Subtes empat yaitu GE mendapatkan hasil 88 termasuk kedalam kategori
dibawah rata-rata. Subtes kelima yaitu ME mendapatkan hasil 83 termasuk
kedalam kategori dibawah rata-rata. Subtes keenam yaitu RA mendapatkan
hasil 80 termasuk kategori dibawah rata-rata. Subetest ketujuh yaitu ZR
mendapatkan hasil 90 termasuk kedalam kategori rata-rata. Subtes kedelapan
yaitu FA mendapatkan skor 94 termasuk kedalam kategori rata-rata. Subtes
terakhir yaitu WU mendapatkan skor 89 termasuk keddalam kategori dibawah
rata-rata.
b. Interpretasi Subtest
IST ini terdiri dari 9 subtes, masing masing-masing subtes mengukur
bagian-bahian terstentu, komponen, yaitu Intelligenz Struktur Test (IST)
memuat 9 subtes antara lain : Satzerganzung (SE) yaitu melengkapi kalimat,
Wortauswahl (WA) yaitu melengkapi kata kata, Analogien (AN) yaitu
persamaan kata, Gemeinsamkeiten (GE) yaitu sifat yang dimiliki bersama,
Rechhenaufgaben (RA) yaitu kemampuan berhitung, Zahlenreihen (SR) yaitu
deret angka, Figurenauswahl (FA) yaitu memilih bentuk,Wurfelaufgaben
(WU) yaitu latihan balok, dan Merkaufgaben (ME) yaitu latihan symbol
(Kumolohadi & Suseno, 2012).
Subtes Pertama yang terdapat dalam tes IST ini adalah Satzerganzung
(SE) berupa tes melengkapi kalimat. Pada subtest pertama ini testee
mendapatkan skor 89 yang termasuk ke dalam kategori dibawah rata-rata.
Testee terlihat kurang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di
dalam tes ini.
Subtes kedua ialah Wortauswahl (WA) diamana testee diminta untuk
melengkapi kata-kata yang hilang didalam sebuah kalimat. Dalam subtest ini
testee mednapatkan skor 88 dimana skor ini masuk kedalam kategori dbawah
rata-rata. Testee kurang dapat memilih kata—kata yang tepat untuk
melengkapi kalimat yang ada didalam seubtest ini.
Subtes ketiga adalah Analogien (AN) yang merupakan tes mencari
persamaan kata. Di dalam subtes ini testee mendapatakan skor 85 dimana skor
ini termasuk kedalam kategori lambat belajar. Testee dalam subtes ini kurang
dapat mencari persamaan kata yang tepat untuk kata yang lain.
Subtes keempat adalah Gemeinsamkeiten (GE) yang berupa tes
memilih kalimat yang memiliki sifat yang sama. Dalam subtes ini testee
mendapatkan skor 88 dan masuk kedalam kategori dibawah rata-rata. Dalam
subtes ini testee kurang dapat memilih kalimat yuang memiliki sifat yang
sama.
Subtes kelima adalah Rechhenaufgaben (RA) dimana testee diminta
untuk mengerjakan tes berhitung. Di dalam tes ini testee mendapatkan skor 80
dan termasuk kedalam kategori lambat belajar. Dalam subtest ini testee tidak
menyelesaikan semua soal yang ada dan banyak jawaban testee yang salah.
Subtest keenam adalah Zahlenreihen (SR) yang berisi tentang soal
deret angka dimana testee diperintahakan untuk mengurutkan deret-deret
angka yang memiliki pola. Didalam subtes ini testee mendapatkan skor 90 dan
termasuk kedalam kategori dibawah rata-rata. Dalam subtes ini testee masih
kurang untuk menyusun deret angka sesuai pola dan banyak dari soal yang
tidak terjawab oleh testee.
Subtest ketujuh adalah Figurenauswahl (FA) merupakan tes memilih
bentuk. Dalam subtes ini testee mendapatkan skor 94 dan masuk kedalam
kategori rata-rata. Testee mampu untuk memilih bentuk-bentuk yang teapat di
dalam setiap soal yang ada di dalam subtes ini.
Subtes kedelapan adalah Wurfelaufgaben (WU) merupakan tes yang
berbentuk soal memilih balok yang sesuai. Didalam subtes ini testee
mendapatkan skor 89 dan masuk kedalam kategori dibawah rata-rata. Di
dalam subtes ini testee masih banyak melakukan kesalahan ketika memilih
motif balok yang sesuai.
Subtes kesembilan atau subtes terakhir adalah Merkaufgaben (ME)
yang merupak tes simbol. Dalam subtes ini testee mendapatkan skor 83 dan
termasuk kedalam kategorilamabt belajar. Didalam subtes ini testee masih
banyak melakukan kesalahan dalam menjawab soal.
c. IQ Verbal

IQ Verbal = SW(SE)+SW(WA)+SW(AN)+SW(GE)

4
= 89+88+85+88
4
= 350
4
= 87,5
Kemampuan verbal adalah kemampuan untuk mengekspresikan pikiran
secara jernih melalui kata-kata, baik ditulis maupun diucapkan (Russel,
2011: 69-70). Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan dan
pengembangan bahasa secara umum. Orang yang berkemampuan verbal
tinggi akan berbahasa lancar, baik, dan lengkap (Gardner dalam Suparno,
2001: 26). Dari hasil tes yang sudah dilakukan dan telah melakukan skoring
oleh tester didapatkan skor IQ Verbal dari testee yaitu 87,5 yang tergolong
ke dalam kategori dibawah rata-rata. Testee disini dapat dikatakan rendah
dalam hal-hal verbal seperti berkata-kata,menulis dan bercerita.

d. IQ Numerik
IQ Numerik = SW(RA)+SW(ZR)
2
= 80+90
2
= 170
2
= 85

Kemampuan numerik adalah kemampuan berpikir, mengorganisasi informasi


untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan angka (Sumada dkk,
2013). Individu yang memiliki kemampuan numerik, pada umumnya
mempunyai cara berpikir yang teratur dalam mengerjakan sesuatu dan
menyelesaikan masalah. Pada IQ numerik yang didapatkan testee dalam test
ini didapatkan skor 85 dan tergolong dalam kategori dibawah rata-rata. Testee
cenderung kesulitan jika dihadapkan dengan soal-soal yang berhubungan
dengan angka dan berhitung.

e. IQ Spasial
IQ Spasial = SW(FA)+SW(WU)
2
= 94+89
2
= 183
2
= 91,5
Kemampuan spasial adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang secara
tepat atau dengan kata lain kemampuan untuk menvisualisasikan gambar,
yang di dalamnya termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara
tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali
perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan
mengubahnya dalam bentuk nyata (Arcat, 2014: 71). Di dalam aspek IQ
spasial testee mendapatkan skor 91,5 dan termasuk ke dalam kategori rata-
rata. Disini testee dapat dengan baik mengerjakan soal-soal bertipe gambar
atau objek. Testee dapat dengan tepat menegetahui bentuk-bentuk visual yang
ada di sekitarnya.
f. Corak Berpikir
Corak Berpikir = GE+RA >/< AN+ZR
= 88+80 >/< 85+90
= 168 >/< 175
=GE+RA < AN+ZR (FLEXIBILITAT)
Dalam corak berpikir disini testee masuk ke dalam kategori flexibilitat yang
memiliki selisih “7” yang dikatakan berkencederungan.
g. Grafik/Profil Hasil Tes IST
Kategorisasi M/W SE WA A GE ME RA Z FA WU
N R
Sangat superior ≥120

Superior 113-119

Diatas Rata-rata 107-112

Rata-rata 93-106

Dibawah rata- 87-92


rata

Lambat Belajar 80-86

Keterbelakanga ≤69
n Mental

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa dari titik awal ditarik garis
lurus kebawah dan ini dikategorisasikan sebagai grafik W yang dapat
diartikan bahwa testee disini lebih cenderung berpikir praktis-konkrit .Berfikir
konkrit praktis merupakan kemampuan seseorang dalam membuat keputusan,
suatu penilaian yang mendekati realitas.

C. LAPORAN HASIL TES MINAT BAKAT (RMIB)


RMIB merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengidentifikasi
minat. Strong Jr. Strong (1955) menyampaikan definisi yang didasarkan definisi
kamus Webster. Minat didefinisikan sebagai "kecenderungan untuk memperhatikan
dan digerakkan oleh objek tertentu.
Pada awalnya, Rothwell mengemukakan 9 jenis pekerjaan melalui self report
tentang rasa suka atau tidak suka pada bidang pekerjaan ataupun aktivitas tertentu.
Tes ini lebih lanjut kemudian dikembangkan oleh Miller menjadi 12 pekerjaan.
Berikut ini adalah ke 12 pekerjaan yang ada pada test RMIB :
1. Outdoor (OUT) Outdoor merupakan jenis pekerjaan yang berhubungan dengan
aktivitas di luar ruangan, atau aktivitas lapangan ataupun aktivitas yang
memungkinkan untuk melakukan kegiatan di luar ruangan, yang membutuhkan
mobilitas dan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Mechanical (ME) Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang menggunakan mesin,
peralatan mesin, alat gerak mekanik. Menyukai kegiatan yang mempelajari prinsip
mekanik dan pengoperasiannya dan juga memanipulasi, memanfaatkan dan
memodifikasi, memperbaiki ataupun memfungsikan berbagai peralatan. Tes ini juga
berusaha untuk bisa melihat seberapa besar keinginan dan kemauan individu untuk
terlibat dan mengembangkan kontribusinya untuk menggunakan alat guna
mengasilkan produk tertentu.
3. Computational (COMP) Berupaya untuk mendeteksi rasa suka atau tidak suka
seseorang berhubungan dengan angka, operasi hitungan, analisa berhubungan dengan
angka, melakukan manipulasi, forecasting yang berhubungan dengan angka. Individu
menikmati bekerja dengan angka .
4. Scientific (SCL) Merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan analisa,
penyelidikan, penelitian, eksperiman dan berbagai hal yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan. Individu menunjukkan kemauan, kontribusi, komitmen untuk
mengembangkan dan bekerja dengan angka. Ia tidak segan berkreasi dan
memaknakan data numerik.
5. Personal Contact (PERS) Mengidentifikasi minat pada pekerjaan yagn
berhubungan dengan manusia, hubungan interpersonal, melakukan pendektan
personal, menjalin diskusi, dan juga hubungan dengan relasi personal, minat di
bidang ini melibatkan dorongan untuk menjalin hubungan dan melakukan pendekatan
pada orang.
6. Aesthetic (AESTH) Mengidentifikasi rasa suka akan pekerjaan yang berhubungan
dengan seni, baik sebagai penikmat seni atau orang yang memproduksi seni atau
berhubungan dengan kreasi seni, memanipulasi, menggunakan alat maupun
melakukan aktivitas yang bersifat memproduksi musik, seni ataupun menjadi ahli
atau penikmat seni yang menghayati aspek estetika.
7. Literary (LIT) Merupakan upaya untuk identifikasi pekerjaan yang berkaitan
dengan membaca buku, membaca, mengarang, aktivitas yang berhubungan dengan
kata, kalimat, dan segala bentuk kegiatan literature, seperti menulis, mengarang, dan
sebagainya. Baik sebagai penikmat yang cerdas, menunjukkan kemauan untuk bisa
terlibat.
8. Musical (MUS) Mengidentifikasi aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan
yang berkaitan dengan music, beik dalam bentuk menyeleksi music, hingga
melakukan aktivitas seperti memainkan alat music, menciptakan lagu, instrumentalia.
Bisa juga digunakan untuk identifikasi seberapa besar komitmen dan
kesungguhannya dalam menunjukkan kontribusi dalam menjalankan aktivitas
berhubungan dengan musik.
9. Social Service (SOS) Menyangkut minat yang berhubungan dengan aktivitas yang
berkaitan dengan kehidupan sosial, pelayanan masyarakat, berbagai bentuk layanan
pada penduduk dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau
memberikan jalan keluar mengenai masalah sosial. Menunjukkan kepedulian dan
kontribusi dan kemauan untuk memperhatikan, memikirkan membantu dan juga
mendukung kehidupan sesama manusia yang lebih baik.
10. Clerical (CLER) Berhubungan dengan minat untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan tugas – tugas rutin,tugas yang membutuhkan kecekatan dan ketrampilan
tanga, memanipulasi dan merekayasa objek dengan mengandalkan kecermatan,
konsistensi dan kerapihan pada objek yang memutuhkan perhatian pada unsur detil.
11. Practical (PRAC) Menyangkut rasa suka atau tidak suka akan pekerjaan yang
sifatnya praktis, membutuhkan keahlian, dan keterampilan untuk membuat suatu
objek tertentu. Menyangkut kemampuan memproduksi, memanipulasi ataupun
memodifikasi objek atau benda.
12. Medical (MED) Mengidentifikasi pekerjaan yang berkaitan dengan pengobatan,
penyembuhan, dan juga perawatan secara medis ataupun yang berhubungan dengan
Kesehatan. Menunjukkan perhatian, keterlibatan, kontribusi dan waktu untuk
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan.

1. Hasil Observasi

NO Aspek Observasi

1 Ciri-ciri Testee a.Fisik

Menurut KBBI fisik adalah jasmani atau badan yang


daapat diartikan ciri-ciri fisik adalah kondisi atau
bentuk badan/tubuh testee. Ciri-ciri fisik testee sebagai
berikut:

-Bertubuh kurus
-Muka bulat
-Kulit kuning langsat
-bola mata coklat
-berpostur tubuh agak pendek

b. Non Fisik
Ciri-ciri non fisik adalah tanda-tanda selain fisik yaitu
kegemaran, prestasi, sifat. Ciri-ciri non-fisik testee
sebagai berikut:
-suka berbicara
-gemar dengan keramaian
-pintar dalam bersosialisasi
-suka terhadap anak-anak

2 Motivasi Menurut Maslow (1970) motivasi adalah tenaga


pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia
berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Testee adalah seorang yang
bersemangat dalam menjalani hidupnya. Ia merupakan
orang yang rajin dalam hal akademik seperti dalam
perkuliahannya. Testee juga dapat mandiri dalam
menjalani hidupnya yang jauh dari orang tua.

3 Kognitif Kognitif adalah seluruh kegiatan mental yang membuat


suatu individu bisa menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu peristiwa, sebagai akibatnya
individu tadi mendapatkan pengetahuan setelahnya.
Testee adalah seorang yang pintar dalam hal akademik
dibuktikan dengan terpilihnya ia dalam kegiatan
kampus mengajar yang diselenggarakan oleh
pemerintah pusat.

4 Afeksi Dirgagunarsa (1989:96) kebutuhan afeksi merupakan


kebutuhan dimana seseorang ingin memperoleh respon
atau perlakuan hangat dari orang lain, misalnya orang
tua, guru atau teman-teman. Testee merupakan orang
yang hangat dan bersahabat kepada orang lain.
Lingkungan testee juga dikelilingi oleh orang-orang
yang peduli terhadapnya.

5 Interaksi Menurut Soejono Soekanto (1988: 50), "Interaksi sosial


Sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena
tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan
bersama. Testee memiliki banyak teman di kampusnya
dan ia juga dapat dengan mudah menjalin interaksi
sosial dengan orang-orang baru baik yang usianya sama
dengan testee maupun orang yang berbeda usianya
dengan dia.

2. Hasil Skoring

aspek A B C D E F G H TOTA RANK


L

OUTD 12 12 7 10 11 7 10 4 73

MECH 3 7 8 11 12 11 2 1 55
4
COMP 4 10 12 3 18 11 9 65
2
SCIE 3 9 6 2 3 3 11 39 2
8
PERS 8 11 5 6 2 4 6 50
5
AEST 5 1 1 8 6 12 9 47
11
MUSI 10 4 2 9 8 8 12 72
1
LITE 6 2 3 4 9 7 5 37 1
7
SOCI 1 5 7 5 4 5 3 37 1
6
CLER 2 12 4 1 5 6 7 43 3

PRAC 9 9 3 9 10 1 1 2 44

MEDI 1 11 6 8 7 10 9 10 71
3. Kesimpulan
Pada hasil tes rimb ini testee medapatkan 2 aspek pekerjaan pada peringkat
pertama yaitu Literary (LIT) & Social Service (SOCI). Literary (LIT) adalah
aspek pekerjaan yang berkaitan dengan membaca buku, membaca, mengarang,
aktivitas yang berhubungan dengan kata, kalimat, dan segala bentuk kegiatan
literature, seperti menulis, mengarang, dan sebagainya. Baik sebagai penikmat
yang cerdas, menunjukkan kemauan untuk bisa terlibat. Social Service (SOS)
Menyangkut minat yang berhubungan dengan aktivitas yang berkaitan dengan
kehidupan sosial, pelayanan masyarakat, berbagai bentuk layanan pada penduduk
dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau memberikan jalan
keluar mengenai masalah sosial. Menunjukkan kepedulian dan kontribusi dan
kemauan untuk memperhatikan, memikirkan membantu dan juga mendukung
kehidupan sesama manusia yang lebih baik. Contoh pekerjaan pada aspek social
service adalah guru, dinas sosial, relawan bencana, psikolog, dan lain sebagainya.
Minat kedua yang didapatkan testee dalam tes rmib ini adalah Scientific
(SCL) Merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan analisa, penyelidikan,
penelitian, eksperiman dan berbagai hal yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan. Individu menunjukkan kemauan, kontribusi, komitmen untuk
mengembangkan dan bekerja dengan angka. Ia tidak segan berkreasi dan
memaknakan data numerik. Contoh pekerjaan yang cocok adalah ilmuwan,
peneliti, dan analisis kesehatan.
Minat terakhir yang terlihat dari testee di tes rmib ini adalah Clerical
(CLER) Berhubungan dengan minat untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
tugas – tugas rutin,tugas yang membutuhkan kecekatan dan ketrampilan tangan,
memanipulasi dan merekayasa objek dengan mengandalkan kecermatan,
konsistensi dan kerapihan pada objek yang memutuhkan perhatian pada unsur
detil. Seperti Manager bank, petugas arsip, pegawai kantor, juru ketik, pegawai
pos, dan lain-lain.
4. Analisa Kesesuaian Potensi & Minat Bakat
Minat menurut Sardiman, dari bukunya tahun 1990. Ia menyatakan bahwa
minat akan terlihat dengan baik jika mereka bisa menemukan objek yang disukai
dengan tepat sasaran serta berkaitan langsung dengan keinginan tersebut. Minat
juga harus memiliki objek yang jelas untuk mempermudah kemanaarahnya
seseorang harus bersikap dan menuju objek yang tepat. Sementara bakat Menurut
William B. Michael (suryabrata 1995) Bakat merupakan kapasitas pada diri
seseorang dalam melakukan tugasnya dan melakukan dengan pengaruh dan
latihan yang dijalaninya.
a. Potensi yang dimilliki
Dilihat dari hasil tes IST yang telah dilakukan oleh testee dan juga
hasil skoring yang te;ah dilakukan oleh tester dapat disimpulkan bahwa untuk
hasil IST dari testee masih tergolong kurang baik dan harus dilakukan
pengembangan diri oleh testee karena dari hasil skoring IST yang telah
dilakukan oleh tester hanya didapatkan skor 73 yang termasuk ke dalam
kategori lambat belajar.
Dari penghitungan antara IQ verbal, IQ numerik dan IQ spasial
didapatkan hasil sebagai berikut; IQ verbal (87,5). IQ numerik (85) dan IQ
spasial (91,5). Dalam penghitungan IQ ini testee mendapat skor paling tinggi
(91,5) dalam IQ spasial yang artinya testee menonjol dalam hal-hal
menggabarkan sesuatu secara visual dengan baik. Testee dapat berpikir dalam
gambar serta mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek
dunia visual-spasial Keseuaian/ketidaksuaian antara potensi yang dimiliki dan
minat yang dituju. Contoh pekerjaan yang mengandalkan kemampuan ini
adalah arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin.
b. Minat
Minat menurut Sardiman, dari bukunya tahun 1990 menyatakan bahwa
minat akan terlihat dengan baik jika mereka bisa menemukan objek yang
disukai dengan tepat sasaran serta berkaitan langsung dengan keinginan
tersebut. Minat dapat dikatakan juga sebagai kecenderungan jiwa yang tetap
ke jurusan suatu hal yang berharga bagi individu. Secara mudah minat adalah
ketertarikan seseorang terhadap sesuatu kegiatan atau suatu objek
Dapat dilihat dari kedua tes yang telah dilakukan oleh testee disini
menggambarkan minat dari testee. Dari hasil tes rmib terlihat ketertarikan
testee yang paling besar adalah ke dalam dunia literasi dan sosial. Testee disini
menaruh minatnya ke dalam dunia literasi seperti membaca atau mengarang.
Dapat dilihat testee memiliki kemauan untuk belajar dan terus meningkatkan
potensi dirinya dan ini juga akan berdampak baik untuk memperbaiki
intelegensi skor tes IST yang telah dikerjakan oleh testee. Testee juga tertarik
dalam dunia sosial dalam hasil tes rmib hal ini didukung juga oleh kegemaran
testee yang suka menjadi mentor kepada teman-temannya dan testee juga
pernah mengikuti kegiatan yang sifatnya sosial seperti Kampu Mengajar
(KM). Testee juga menaruh minat terhadap dunia penelitian dan juga dunia
perkantoran dilahat dari hasil tes rmib yaitu Scientific (SCL) dan Clerical
(CLER).
Pekerjaan yang mungkin dapat diambil testee anatara lain sebagai
berikut; guru,pekerja kantor, fotografer, artis, psikolog, juru ketik, konselor,
petugas dinas sosial, dan pegawai pos.
c. Keseuaian/ketidaksesuaian antara potensi yang dimiliki dan minat yang dituju
Dari hasil kedua tes yang sudah dilaksanakan tergambar bahwa testee
disini menaruh minat yang tinggi terhadap dunia kerja dalam lingkup literasi,
sosial, penelitian dan perkantoran. Dari kesuluran minat yang dimiliki oleh
testee harusnya ia memiliki IQ Verbal dan IQ Numerik yang menonjol dalam
tes IST karena peminatan yang ditunjukan oleh testee sangat mengandalkan
komunikasi dan juga perhitungan yang sangat mumpuni. Dari hasil tes IST
yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa testee lebih menonjol dalam IQ
spasial. Tetapi dapat diperhatikan bahwa testee disini dapat terus
meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan minatnya seperti mengajar di sekolahan. Dari hasil
mengajar yang telah dilakukan oleh testee dapat dilihat bahwa ia dapat dengan
baik melakukan kegiatan tersebut dan kemungkinan ia dapat terus
meningkatakan potensi dirinya dalam dunia literasi dan juga sosial. Tetapi jika
dilihat dalam minat kedua tertinggi testee yaitu dunia kerja yang berkaitan
dengan penelitian yang sejatinya sangat menuntut ketelitian dan juga
perhitungan yang kuat sepertinya testee akan kurang baik dalam melakukan
pekerjaannya di kemudian hari jika ia terjun kedalam dunia penelitian karena
IQ numerik yang dimiliki oleh testee tergolong sangat rendah jika
dibandingkan oleh kedua IQ lainnya. Untuk minat tertinggi ketiga testee yaitu
Clerical yang kebanyakan pekerjaanya bergelut dalam dunia perkantoran
dirasa testee masih dapat bekerja dengan baik dan ia juga mampu mengikuti
seluruh pekerjaan dalam bidang ini karena IQ spasial testee termasuk tertinggi
diantara kedua IQ lainnya.
d. Saran dan pengembangan
Dari hasil kedua tes yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
testee disini harus lebih rajin memeperdalam ilmu terutama ilmu-ilmu yang
bersangkutan dengan peminatannya. Dari hasil tes IST yang telah dilakukan
didapatkan hasil restee termasuk kedalam kategori lambat belajar tetapi jika
dilihat dari kegitan sehari-harinya yang suka mengerjakan tugas bersama
teman-temannya dan juga testee mengikuti kegiatan mengajar di sekolah maka
memungkinkan testee dapat mendapatakan hasil test yang lebih baik di
kemudian hari. Tester menyarankan untuk terus mengikuti kegitana-kegiatan
yang dapat meningkatkan potensi-potensi diri yang ada di dalam diri testee
dan jangan sampai testee masuk kedalam pergaulan yang salah.
Diharapkan testee dapat terus berkembang untuk meningkatakan
potensi dirinya dikemudian hari. Testee masih harus banyak belajar dan
memperdalam ilmu jika ingin mencapai minatnya. Bukannya tidak mungkin
jika testee memiliki kemauan yang tinggi maka akan tecapai minat yang ia
kehendaki di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai