Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Asesmen Minat Bakat dan Intelegensi Reni Susanti, M. Psi.,


Psikolog

LAPORAN HASIL TES PRAKTIKUM ASESMEN MINAT BAKAT DAN


INTELEGENSI

DISUSUN OLEH:

Ardina Azzahra Raziz (12060123704)

Kelas/Semester: 5E

Asisten Laboratorium:

Rezka Ayumi Shara (11960124921)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya yang
telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum
mata kuliah Asesmen Minat Bakat dan Intelegensi ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang
tes beserta hasil mengenai IST dan RMIB untuk dewasa dan NST dan CPM untuk anak
sekolah dasar yang telah dilakukan pada minggu lalu.

Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak
diantaranya; Ibu Reni Susanti, M.Psi., Psikolog selaku dosen mata kuliah Asesmen Minat
Bakat dan Intelegensi dan Kak Rezka Ayumi Shara selaku asisten lab. Oleh karena itu kami
sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih
jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini
dapat memberikan manfaat untuk saya dan pembaca kami khususnya, dan masyarakat
Indonesia umumnya.

Pekanbaru, 9 Desember 2022

Ardina Azzahra Raziz

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………2

Daftar Isi………………………………………………….3

TEST DEWASA

A. IST……………………………………………4
B. RMIB…………………………………………7

TEST ANAK-ANAK
A. NST………………………………………….12
B. CPM…………………………………………16

EVALUASI

a. Hambatan………………………………………..19
b. Manfaat………………...………………………..19
c. Kritik……………………...……………………..19
d. Saran……………………………………………..19

Daftar Pustaka…………………………………….………20

Lampiran………………………………………………….21

3
TEST DEWASA

A. IST

1. Biodata Testee
Nama: Mela Yuharma
Jenis Kelamin: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Sungai Tohor, 12 mei 2002
Usia: 20 tahun 6 bulan 10 hari
Alamat: Jl.Sungai Tohor Pusat
Tanggal Pemeriksaan: Rabu, 22 November 2022

2. Teori
Tes IST (intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes yang digunakan untuk
mengukur inteligensi individu. Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di
Frankfurt, Jerman pada tahun 1953. Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai
keseluruhan struktur dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas
dalam hasil tes. Intelegensi hanya akan dapat dikenali (dilihat) melalui manifestasinya
misalnya pada hasil atau prestasi suatu tes.

Pada Versi IST 2000-Revised ini dapat digunakan oleh para partisipan muda hingga
dewasa. namun, Saat ini negara Jerman telah membatasi tes ini untuk partisipan di
rentang usia 15 hingga 60 tahun saja. Karakteristik dari baterai tes Amthauer
menunjukkan adanya suatu interkorelasi yang rendah antar subtesnya (r=0.25) dan
korelasi antara subtes dengan jumlah (keseluruhan subtes) yang rendah pula (r=0.60).

Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian yang
saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu
meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu
pengambilan keputusan dalam hidup individu

Subtes IST
1. SE: melengkapi kalimat. Pada subtes ini yang diukur adalah pembentukan
keputusan, common sense (memanfaatkan pengalaman masa lalu), penekanan

4
pada praktis-konkrit, pemaknaan realitas, dan berpikir secara berdikari/
mandiri. 
2. WA: melengkapi kalimat. Pada subtes ini akan diukur kemampuan bahasa,
perasaan empati, berpikir induktif menggunakan bahasa, dan memahami
pengertian bahasa. 
3. AN: persamaan kata. Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan
fleeksibilitas dalam berpikir, daya mengkombinasikan, mendeteksi dan
memindahkan hubungan- hubungan, serta kejelasan dan kekonsekuenan dalam
berpikir. 
4. GE: sifat yang dimiliki bersama. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah
kemampuan abstraksi verbal, kemampuan untuk menyatakan pengertian akan
sesuatu dalam bentuk bahasa, membentuk suatu pengertian atau mencari inti
persoalan, serta berpikir logis dalam bentuk bahasa. 
5. RA: berhitung. Dalam subtes ini aspek yang dilihat adalah kemampuan
berpikir praktis dalam berhitung, berpikir induktif, reasoning, dan kemampuan
mengambil kesimpulan. 
6. ZR: deret angka. Dalam subtes ini akan dilihat bagaimana cara berpikir teoritis
dengan hitungan, berpikir induktif dengan angka-angka, serta kelincahan
dalam berpikir. 
7. FA: memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur kemampuan dalam
membayangkan, kemampuan mengkonstruksi (sintesa dan analisa), berpikir
konkrit menyeluruh, serta memasukkan bagian pada suatu keseluruhan. 
8. WU: latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah daya bayang
ruang, kemampuan tiga dimensi, analitis, serta kemampuan konstruktif teknis. 
9. ME: latihan simbol. Subtes ini mengukur daya ingat, konsentrasi yang
menetap, dan daya tahan.

Administrasi Test

Membuka dengan prolog seperti mengucapkan terima kasih, melakukan perkenalan diri,
menjelaskan tujuan pemeriksaan psikologis, menjelaskan prosedur pemeriksaan, menjelaskan
tentang alat yang akan digunakan, menginstruksikan untuk mematikan alat komunikasi,
menanyakan kesiapan testee, etika hasil, mengecek alat-alat yang akan digunakan,
melaksanakan test IST, melakukan skoring tes IST dan membuat laporan.

5
3. Hasil Tes

RW SW
SE 6 87
WA 9 95
AN 6 90
GE 9 96
ME 7 90
RA 3 83
ZR 2 81
FA 7 91
WU 8 95
Σ 57 86

4. Interpretasi Hasil Test


Dari hasil diatas terdapat hasil RW (Raw Score) meunjukkan 57 lalu setelah di
interpretasi dengan melihat norma dan disesuaikan dengan umur subjek menjadi 86
dimana menunjukkan bahwa IQ subjek adalah 79 dengan persenan 8%. (RW) 9 lalu di
interpretasikan dengan melihat norma 96 subjek memiliki kemampuan yang tinggi
dalam kemampuan untuk menyatakan pengertian akan sesuatu dalam bentuk bahasa,
membentuk suatu pengertian atau mencari inti persoalan, serta berpikir logis dalam
bentuk bahasa.
Skor tertinggi kedua WA yaitu dengan raw score (RW) 9 dan SW 95 menunjukkan
bahwa subjek memiliki kemampuan tinggi dalam Intelektual rasa bahasa kemampuan
menghayati bahasa, kemampuan berempati, menghayati, maupun berpikir induktif
dengan menggunakan bahasa.
Skor terendah berada pada subtes ZR dengan RW 2 dan SW 81 dimana memiliki
kemampuan rendah dalam berfikir teoritis dalam masalah hitungan maupun berpikir
induktif dengan angka-angka dan subtes RA dengan RW 3 dan SW 83 yang mana
subtes memiliki kemampuan rendah dalam berpikir praktis berhitung, berfikir
matematis dan berfikir logis induktif

5. Hasil Observasi
Pada saat hendak memulai pengerjaan tes, subjek mengerjakannya dengan tenang dan
memahami dengan baik instruksi yang telah diberikan. Pada saat sesi berhitung subjek
tidak banyak mencoret kertas dan pada bagian berhitung tidak penuh mengisi lembar
jawabannya. Karena ruangan diisi oleh 2 testee dan 2 subjek, pada akhir waktu subjek
tampak terganggu dengan suara disekelilingnya.

6
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tes diatas dapat dilihat subjek memiliki kemampuan intelektual
yang tinggi dalam kemampuan berbahasa dan dalam kemampuan untuk menyatakan
pengertian akan sesuatu dalam bentuk bahasa, membentuk suatu pengertian atau
mencari inti persoalan. Dan memiliki skor terendah dalam kemampuan berhitung atau
kemampuan berfikir logis.

B. RMIB

1. Teori
Tes Rothwell Miller Interest Blank (RMIB) merupakan salah satu tes psikologi untuk
menentukan minat dalam berbagai macam pekerjaan yang tersusun dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 macam pekerjaan. Setiap pekerjaan
merupakan keahlian khusus yang memerlukan latihan atau pendidikan keahlian
tersendiri.
Di dalam tes ini testee (orang yang akan dites) diminta untuk memilih pekerjaan mana
yang ingin testee lakukan atau pekerjaan mana yang testee sukai, terlepas dari
besarnya upah atau gaji yang akan diterima, dan terlepas dari apakah testee berhasil
atau tidak dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.

Tes RMIB merupakan suatu formulir yang berisikan suatu daftar pekerjaan yang
disusun menjadi 12 kategori dengan kode huruf dari A sampai I dan dibedakan antara
pria dan wanita. Masing-masing kelompok pekerjaan tertentu dengan alasan bahwa
banyak pekerjaan yang dapat digolongkan menjadi 12 jenis kategori.

Tujuan dibuatnya tes ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk mengukur minat seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu
pekerjaan dan ide-ide stereotipe terhadap pekerjaan yang bersangkutan.
b. Bagian dari upaya untuk memberikan bimbingan karir pada berbagai aktivitas tugas
yang diberikan. RMIB memberikan kesempatan pada individu memberikan gambaran
mengenai keinginan atau apa yang disukai individu berkaitan dengan pekerjaan
ataupun aktivitas yang dijalaninya.
c. Menggambarkan kecenderungan seberapa besar komitmen dan kemungkinan
seseorang menunjukkan keterlibatan serta kemauan berkontribusi pada berbagai
aktivitas yang dimaksud. Sebagai salah satu tes inventory yang secara khusus terfokus
pada penilaian minat individu, alat tes ini berusaha untuk mengidentifikasi preference
atau kecenderungan yang dimiliki seseorang

7
d. Memberikan gambaran mengenai persepsi, penilaian, rasa suka dan tidak suka akan
suatu aktivitas maupun mengenai pekerjaan–pekerjaan tertentu. Dengan
kecenderungan rasa suka/tidak suka akan suatu bidang pekerjaan atau aktivitas
tertentu, tes RMIB mampu untuk mengungkapkan jenis pekerjaan dan juga minat
yang ada dalam diri individu. Tes RMIB dimaksudkan untuk bimbingan karir. Minat
dapat digunakan sebagai salah satu prediktor bagi keberhasilan seseorang dalam
menjalakan tugas.

Subtest RMIB
Subtest dalam RMIB biasanya ditentukan berdasarkan aspek yang mendasarinya yang
awalnya Rothwell mengemukakannya berdasarkan 9 jenis pekerjaan. Namun, Miller
mengembangkannya menjadi 12 bagian, diantaranya:
a. Outdoor, pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas diluar, atau aktivitas
lapangan
b. Mechanical, pekerjaan yang biasanya menggunakan mesin, peralatan mesin, alat
gerak mekanik, dan lainnya dimana individu terlibat dan mengembangkan
kontribusinya untuk menggunakan alat guna menghasilkan produk.
c. Computational, mendeteksi rasa suka atau tidaknya seseorang dengan sesuatu yang
berhubungan dengan angka, perhitungan, analisa dan sebagainya.
d. Scientific, pekerjaan yang berhubungan dengan analisa, penyelidikan, dan
penelitian eksperimen yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
e. Personal Contact, pekerjaan yang berhubungan langsung dengan manusia, seperti
hubungan interpersonal, pendekatan personal, minat dibagian ini melibatkan dorongan
untuk melakukan pendekatan pada manusia lainnya.
f. Aesthetic, rasa suka terhadap pekerjaan yang berhubungan dnegan seni baik sebagai
penikmat, ataupun sebagai orang yamng memproduksinya.
g. Literary, pekerjaan yang berkaitan dengan membaca, dan juga berhubungan dengan
karya tulis. h. Musical, kegiatan atau minat individu dalam runag lingkup bidang
music
i. Social Service, minat yang berhubungan dengan aktivitas dan kehiatan dalam
kehidupan sosial yang berdampak bagi masyarakat secara luas
j. Clerical, kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan yang memerlukan kecekatan
rutin dan keterampilan dalam pengerjaannya
k. Practical, pekerjaan yang membutuhkan kemampuan dalam memodifikasi suatu
objek atau benda
l. Medical, pekerjaan yang berkaitan dengan pengobatan, perawatan, ataupun kegiatan
medis lainnya

8
Pengukuran dalam test RMIB
kecenderungan rasa suka dan tidak suka individu akan sesuatu kegiatan ataupun
pekerjaan, test ini juga merupakan bagian dari upaya dalam memberikan bimbingan
karir. RMIB test juga dapat mengidentifikasi preference atau kecenderungan yang
dimiliki individu. Prinsip dasar dari test ini adalah memberikan gambaran mengenai
persepsi, penilaian, rasa suka, dan tidak suka akan suatu aktivitas ataupun pekerjaan
tertentu.sebagai gambaran minat dapat menjadi salah stau predictor bagi keberhasilan
individu dalam menjalankan tugasnya

Administrasi Test
 Membagikan blangko RMIB kepada subjek, kemudian subjek diminta untuk
mengisi identitas dirinya pada lembar.
 Perlu dibedakan lembar yang diperuntukkan laki-laki dan perempuan.
 Menyampaikan instruksi “Berikut ini ada beberapa macam pekerjaan, yang
masuk ke dalam beberapa kategori. Pda setiap kluster ada 12 jenis pekerjaan
ataupun aktivitas yang mungkin diminati/disukai. Tugas dari peserta atau klien
adalah cukup memberikan rating 1 hingga 12 pada masing-masing pekerjaan
yang ada. Rangking 1 untuk pekerjaan yang paling disukai, sedangkan rating
12 adalah pekerjaan yang paling tidak disukai. Rating disesuaikan dengan
minat dan juga pandangan dari peserta atau klien, dan tidak harus dilakukan
secara berurutan. Setiap kulster akan memiliki angka 1 hingga 12 yang
berhubungan dengan peringkat minat yang dimiliki.”
 Menanyakan pada partsipan atau testee tentang pekerjaan yang diminati dan
disukainya, pada lembar tersendiri.
 Mengambil Kembali blangko yang diberikan.
 Melakukan Skoring

 Melakukan Interpretasi

9
2. Hasil Tes

kategori A B C D E F G H I Σ
OUT X3 12 7 10 3 1 1 3 3 43
ME 12 X4 10 6 5 2 3 2 11 55
COMP 10 11 X9 9 2 11 10 10 2 74
SCI 6 5 2 X5 9 6 4 1 6 44
PERS 7 3 1 4 X1 4 9 11 4 44
AESTH 2 1 4 3 11 X3 11 8 12 55
LIT 5 7 3 7 8 10 X8 9 10 67
MUS 11 8 6 2 12 8 7 X4 9 67
S.S. 1 9 11 11 6 12 2 12 X5 69
CLER 4 2 8 1 4 7 12 5 8 51
PRAC 8 10 12 12 7 9 6 7 1 72
MED 9 6 5 8 10 5 5 6 7 61
702

3. Interpretasi Hasil Test


Dari hasil skoring tes diatas dapat dilihat bahwa subjek (MY) mendapat hasil ranking
teringgi pada:
1. Outdoor
2. Scientific
3. Personal Contact
Berdasarkan hasil tes yang telah diisi oleh subjek dan setelah di skoring terdapat nilai
skor yang paling rendah yaitu pekerjaan yang palig diminati oleh subjek adalah;
1. Outdoor dengan persentil skor 43, Outdoor merupakan pekerjaan yang
berhubungan di aktivitas luar atau di lapangan. Contoh pekerjaan dengan jenis
outdoor ialah pertamanan, peternak, petani bunga, sales, guru pendidikan jasmani
dan marketing
2. Scientific dengan persentil skor 44 dan memiliki lebih banyak skor terendah ditiap
kolom subtes. Contoh pekerjaan yang berhubungan dengan scientific adalah
pekerjaan yang menyangkut aktifitas analisis, penyelidikan penelitian, eksperimen
kimia dan ilmu pengetahuan lainnya.
3. Personal Contact dengan skor 44 tetapi skor disetiap subjek skor memliki lebih
banyak angka yang lebih tinngi dibanding scientific jadi personal contact berada
di peringkat ketiga. Contoh jenis dari pekerjaan ini ialah pekerjaan yang

10
berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain
yang pada dasarnya membutuhkan kontak dengan orang lain.

4. Hasil Observasi
Pada saat tes berlangsung subjek (MY) mengerjakannya selama 27 menit 30 detik.
Subjek (MY) banyak bertanya mengenai instruksi tes dan maksud dari nama
pekerjaan yang tersedia. Subjek (MY) terlihat terlihat sedikit ragu dalam memilih
mana pekerjaan yang paling disuka dan tidak disuka terlihat dari dia bertanya “apakah
boleh memilih dua angka secara bersamaan?”

5. Kesimpulan
Dari hasil interpretasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa subjek
memiliki minat dalam kategori Outdoor, yang merupakan pekerjaan yang
berhubungan di aktivitas luar atau di lapangan. Scientific, pekerjaan yang
menyangkut aktifitas analisis, penyelidikan penelitian, eksperimen kimia dan ilmu
pengetahuan lainnya. Dan personal contact, yaitu pekerjaan yang berhubungan
dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain yang pada
dasarnya membutuhkan kontak dengan orang lain.

11
TEST ANAK-ANAK

A. NST

1. Biodata Testee

Nama: Ibni Fattan Fadhali

Jenis Kelamin: Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir: Pekanbaru, 22 Agustus 2013

Usia: 9 tahun 3 bulan 11 hari

Alamat: Jl. Sembilang no. 54

Tanggal Pemeriksaan: Jum’at, 2 Desember 2022

2. Teori

Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test atau yang lebih popular dikenal dengan istilah

NST adalah salah satu tes kesiapan anak masuk sekolah dasar. Tes ini disusun oleh

Prof. Dr. F.J. Monks, Drs. H. Rost dan Drs. N.H Coffie. Tses ini dikembangkan di

Nijmegen Netherland yang merupakan pengolahan tes Gopinger dari Jerman

Sulistyaningsih, (2005). NST dapat mengukur aspek-aspek kognitif, motorik halus,

dan motorik kasar, pemilaian sosial, serta emosional.

Adapun tujuan dari tes ini, yaitu:

1. Mengetahui tingkatan kematangan anak memasuki Pendidikan tingkat SD.

2. Prognosis (meramalkan) thd prestasi sekolah anak di SD.

3. Mengetahui kemampuan Mengetahui kemampuan-kemampuan tertentu anak yang

kemampuan tertentu anak yang sudahl belum matang dan perlu.

12
Subtest NST
Subtest 1: Pengamatan bentuk dan kemampuan membedakan Terdiri dari 8 soal,

dalam masing-masing soal terdapat 1 gambar (di sebelah kiri) yang harus dicocok

dengan 1 gambar dari kelima gambar pilihan (sebelah kanan).

Subtest 2: Motorik Halus Terdiri dari 8 soal, masing-masing soal berupa dua gambar.

1 gambar lengkap bentuknya, 1 gambar lain tidak lengkap bentuknya.

Subtest 3: pengertian jumlah dan perbandingan Terdiri dari 8 Soal : Terdapat

beberapa benda/ orang yang berderet

Subtes 4: Pengamatan Tajam Terdiri dari 8 soal. Setiap soal terdiri dari bentuk

binatang yang tersamar di antara bentuk lainnya

Subtes 5: Pengamatan Kritis Terdiri dari 8 soal. Gambar yang tidak lengkap

bentuknya Subtes 6: Konsentrasi Terdiri dari 12 baris berbagai bentuk. Terdapat 8

bentuk yang sesuai dengan bentuk yang diminta untuk di temukan

Subtes 7: Daya Ingat Terdiri dari 16 gambar. 8 di antaranya adalah gambar yang

pernah diperlihatkan sebelumnya

Subtes 8: pengertian tentang objek dan penilaian terhadap situasi Terdapat 4 pilihan

gambar/situasi. Di setiap soal terdapat 4 pilihan gambar/ situasi. Satu gambar/ situasi

yang merupakan pilihan yang di maksud

Subtes 9: Memahami Cerita Terdiri dari 15 pilihan gambar. 8 diantaranya merupakan

yang sesuai dengan cerita

Subtes 10: Gambar Orang Anak diminta menggambar orang pada lembar kosong.

Administrasi Test
NST digunakan untuk mengukur kesiapan anak masuk SD yang disertai dengan tes
kecerdasan dan daftar pertanyaan guru. Tes ini diberikan pada saat anak masuk SD
atau usia 5-7 tahun.Persiapan yang dilakukan sebelum memulai tes adalah

13
menyiapkan pensil HB/2B - Pensil warna / spidol warna-warni, Stopwatch, Lembar
protokol, Buku Manual NST, Kertas putih (HVS)

3. Hasil Tes

4. PROFIL PSIKOLOGI PROON-

BELUM RAGU SIAP UNTUK SEKOLAH PRE


SKOR
SUBTEST SIAP SCHOOL
MENTAH
7 12
75 80 85 90 95 100 105 110 115 125 130
0 0

1 PENGAMATAN 6

BENTUK &
0
KEMAMPUAN 8 2 3 4 5 8 X 4 = 32
1
MEMBEDAKA
7
N

2 MOTORIK 4 5
4 0 1 2 3 6 7 8 X 3 = 12
HALUS

3 PENGERTIAN 7

TENTANG

BESAR,
8 0 1 2 3 4 6 8 X 4 = 32
JUMLAH &

PERBANDING 5

AN

4 PENGAMATAN 6
6 0 1 2 3 4 5 7 8 X 2 = 12
TAJAM

5 PENGAMATAN 4
7 0 1 2 3 5 7 8 X 3 = 21
KRITIS
6

6 KONSENTRASI 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 X 1 =5

7 DAYA INGAT 5
8 0 1 2 3 4 7 8 X1=8
6

8 PENGERTIAN 6 0 1 2 3 4 5 6 8 X 2 = 12

TENTANG

OBJEK
7
PENILAIAN

TERHADAP

14
SITUASI

9 MEMAHAMI 5
5 0 1 2 3 4 6 7 8 X 2 = 10
CERITA

10 GAMBAR
3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 X2=6
ORANG

TOTAL 60 TOTAL

= 150 :25
STANDAR SCORE : 107
USIA 9 THN 3 BLN = 6

11 HARI

4. Interpretasi Hasil Test


Berdasarkan tabel diatas dapat diihat nilai total proonprest sekolah subjek adalah 150
lalu di bagi 25 dan menunjukkan hasil 6 setelah diinterpretasi ke norma dan
disesuaikan dengan umur subjek dapat dilihat bahwa standar score atau nilai IQ
subjek adalah 107

5. Hasil Observasi
Selama proses pelaksanaan tes, subjek terlihat percaya diri mengerjakannya dan cepat
mengerjakan soal-soal yang ada. Subjek memahami dengan cepat instruksi dari setiap
tes walaupun subjek sering mengeluh dikarenakan pengerjaan soal yang cukup lama
terlebih ruangan yang panas membuat subjek mengeluh kepanasan tetapi dengan
begitu subjek tanggap dalam mengerjakan soal

6. Kesimpulan
Setelah dilakukan tes dan mendapat informasi, subjek telah matang untuk memenuhi
aspek-aspek yang ada pada tahapan usia-nya dengan standar score 107 yang mana
merupakan IQ normal.

15
C. CPM

1. Biodata Testee
Nama: Ibni Fattan Fadhali
Jenis Kelamin: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir: Pekanbaru, 22 Agustus 2013
Usia: 9 tahun 3 bulan 11 hari
Alamat: Jl. Sembilang no. 54
Tanggal Pemeriksaan: Jum’at, 2 Desember 2022

2. Teori
CPM atau Coloured Progressive Matrices merupakan salah satu alat tes yang dibuat
oleh Raven. CPM sendiri merupakan alat tes yang dibuat dikarenakan adanya
keperluan pengetesan intelegensi pada anak-anak yang tidak dapat menggunakan alat
tes Raven sebelumnya yaitu SPM atau Standart Progressive Matrices. Hal tersebut
menjadikan CPM dapat digunakan pada anak-anak dengan rentang usia lima sampai
sebelas tahun dan orang dewasa namun dengan syarat memiliki tingkat pendidikan
yang rendah. perbedaan yang mendasar antara SPM dan CPM adalah adanya warna
pada alat tes CPM (Nuraeni, 2012).

CPM (Colours Progressive Matrices) merupakan salah satu alat tes terbaik untuk
mengatur intelegensi umum, dimana CPM dapat mendeskripsikan kemampuan
abstrak atau pemahaman non verbal. CPM dipergunakan mengukur taraf kecerdasan

16
bagi anak-anak yang berusia 5 sampai 11 tahun. CPM selain dapat digunakan bagi
anak normal dapat pula digunakan bagi anak abnormal atau mental defective.
Dimana tes ini dapat disajikan secara individual atau klasikal. CPM dikeluarkan pada
tahun 1938 M oleh John C.Raven. merupakan salah satu tes Raven’s Progressive
Matrices (sering disebut hanya sebagai Matriks Raven’s) dari 2 tes lainnya, yaitu
Standar Progressive Matrices (SPM) dan Advanced Progressive Matrices (APM).
Pertama kali digunakan di Britania Raya pada tahun 1938 dalam penelitian mengenai
asal usul genetic dan lingkungan dari “kemampuan kognitif”.

Tujuan CPM Tujuan Tes CPM adalah untuk mengungkapkan taraf kecerdasan atau
mengukur intelegensi umum, dimana CPM dapat mendeskripsikan kemampuan
abstrak atau pemahaman non verbal. Tes ini disusun berdasarkan pengukuran
spearman atas factor umum. Bentuk tes CPM ada dua macam yaitu berbentuk cetakan
buku dan yang lainnya berbentuk papan dan gambar-gambarnya tidak berbeda dengan
yang di buku cetak.
Aspek yang di ukur pada CPM adalah :
1. Berpikir logis atau bernalar, yaitu kemampuan untuk menarik kesimpulan yang sah
menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu benar sesuai
dengan pengetahuan sebelumnya.
2. Kecapan pengamatan ruang, yaitu kemampuan untuk membayangkan dan
menganalisa ruang dengan baik.
3. Kemampuan berpikir analogi, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah
dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk
menyelesaikan masalah yang baru.
4. Kemampuan memehami hubungan antara keseluruhan dan bagian, yaitu
kemampuan untuk memahami hubungan antara pola gambar besar dengan pola
gambar kecil.

Administrasi Test CPM


Nama asli: Coloured Progressive Matrices
Nama Indonesia: Tes CPM
Bentuk Penyajian: berbentuk cetakan buku dan yang lainnya berbentuk papan dan
gambar-gambarnya tidak berbeda dengan yang di buku cetak.
Aspek yang diukur: Berfikir biologis, Kecakapan pengamatan ruang, Kemampuan
untuk mencari dan mengerti hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagian, jadi
termasuk kemampuan analisa dan kemampuan integrasi dan Kemampuan berpikir
secara analogi
Sajian: Individual atau klasikal (tergantung kebutuhannya)

17
Waktu penyajian: Tidak ada batasan waktu
Tujuan: Untuk mengungkap taraf kecerdasaan bagi anak-anak yang berusia 5-11. Di
samping itu juga digunakan untuk orang-orang yang lanjut usia dan bahkan untuk
anak-anak “defective”
Validitas dan Reliabilitas: Penelitian tentang validitas tes CPM kebanyakan dilakukan
dengan cara membandingkan atau mencari korelasi hasil tes CPM dengan prestasi
belajar subyek, atau dengan cara membandingkan tes lain yang sudah dianggap valid.
Norma: Norma yang ada yaitu norma asli seperti yang tercantum dalam buku tes
CPM (Raven, 1974).
Cara pemberian skor: Untuk semua jawaban yang benaar diberi nilai 1, sehingga
jumlah tertinggi yang dapat dicapai ialah 36.

3. Hasil Tes

SET A SET B SET C


4 4 2
5 5 6
1 1 1
3 6 2
6 2 1
3 1 3
4 3 5
1 1 6
1 6 4
6 3 3
5 1 1
4 2 4
6 10 10
BENAR
TOTAL:

26

4. Interpretasi Hasil Test

18
Berdasarkan benar total dari tabel diatas yaitu 26 dan disesuaikan dengan umur subjek
yaitu 9 tahun 3 bulan 11 hari dan setelah diinterpretasikan dengan norma maka dapat
diketahui skor subjek adalah sebagai berikut:
Grade/tingkat: II
SS: 75
5. Hasil Observasi
Subjek mengerjakannya dengan percaya diri tetapi pada soal soal akhir subjek sering
menanyakan instruksi karna ada beberapa yang kurang dipahami olehnya. Selama
proses pelaksanaan tes subjek terlihat tidak bisa diam dan tenang juga kurang
berkonsentrasi tetapi subjek cepat tanggap dalam menanggapi soal.

6. Kesimpulan
Subjek mendapatkan skor CPM tingkat 2 dari tingkat lima yang mana subjek sudah
memenuhi aspek aspek kehidupan sesuai dengan umurnya

EVALUASI

A. Hambatan
Selama tes berlangsung hambatannya adalah kelas yang diisi oleh dua orang testee
karena ada benturan suara yang membuat subjek kurang dalam konsentrasi pada
pengerjaan soal yang diberikan. Pada subjek anak hambatannya adalah jika anak
sudah mulai bosan dengan tes dan pada soal jika tidak ada instruksi dengan baik maka
anak dapat kesulitan juga untuk memahami soal yang diberikan. Tetapi untuk subjek
dewasa tidak ada hambatan yang begitu kentara.

B. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan kurikulum sesuai
dengan tuntutan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan tes
intelegensi.
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu psikologi, yaitu cara pengerjaan
dan contoh skoring.
c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan psikologi yaitu pada tes minat bakat dan intelegensi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis

19
Sebagai tambahan ilmu yang akan berguna di masa yang akan datang seperti
yang akan dipraktekkan di lapangan pekerjaan
b. Bagi pendidik dan calon pendidik
c. Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara kerja
pelaksanaan tes maupun skoring.
d. Bagi anak didik Anak didik sebagai subyek penelitian
diharapkan dapat memperoleh hasil intelegensi guna sebagai bahan
pertimbangan maupun sebagai bekal.

C. Kritik
Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal diperlukan kerjasama antar sesama
D. Saran
Disarankan bagi yang ingin melakukan praktikum agar dapat memahami setiap
instruksi soal karna tidak bisa asal-asalan dalam memberikan instruksi, jika ada yang
terlewat atau kita kurang memahaminya maka subjek pun akan kurang paham dengan
soal yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Rini. M, dkk. 2021. Minat Remaja Ditinjau Dari Tes Minat Rothwell Miller Interest Blank
(RMIB) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Kota Palangka Raya. Jurnal
Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman. 7 (2): 79-85.

Sari, D. P & Ulum, N. N. 1999. Pengenalan Instrumen Diagnostik (Materi Praktikum


Psikodiagnostik I). Malang: Laboratorium Psikologi UMM

Ikhwanisifa, dkk. (2018). Asesmen Minat Bakat dan Integensi teori administrasi dan skoring.
A-Mujahadah Press: Pekanbaru.

20
LAMPIRAN

21
22

Anda mungkin juga menyukai