Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan menyerahkannya
untuk mendapat nilai pada mata kuliah Psikologi. Shalawat dan salam hangat dapat
disampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai dalam mata
kuliah psikologi. Kedua, menyampaikan kepada pembaca beberapa makna isi yang relevan
serta pemahaman antara sensasi dan persepsi.
Tak lupa juga saya panjatkan puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT,
karena kepada-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selain itu kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Adnani Budi Utami, MS., Psikolog kami
yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Di sisi lain, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang juga telah mendukung kami
dan memberikan kami kemampuan untuk mencapai yang terbaik dalam makalah ini. Dan
kami selaku tim penulis tidak lupa untuk teman mahasiswa atas atensinya dalam pembuatan
makalah ini.
Harapan kami dalam penulisan makalah ini adalah agar makalah ini dapat menjadi
buku referensi yang memberikan wawasan baru kepada pembaca tentang hubungan dan
pemahaman Sensasi dan Persepsi. Jika ada tulisan dan kata-kata yang tidak pantas, kami
sebagai tim penulis memohon maaf, kami sangat berharap semua orang dapat mengkritik
dan memberikan saran untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................5
Pembahasan.............................................................................................................................5
1.2 Fungsi Tes Psikologis.....................................................................................................5
2.2 Keterbatasan Tes Psikologis.........................................................................................5
2.3 Kategori Tes Psikologi...................................................................................................6
2.3.1 Tes Kemampuan Mental........................................................................................6
2.3.2 Tes Kepribadian......................................................................................................6
2.4 Standarisasi & Norma...................................................................................................6
2.5 Reliabilitas & Validitas..................................................................................................6
2.6 Sejarah Perkembangan Tes Inteligensi.......................................................................7
2.7 Tes Intelegensi................................................................................................................7
2.7.1 Rata-Rata IQ...........................................................................................................8
2.7.2 Stabilitas Skor IQ....................................................................................................8
2.7.3 Skor Inteligensi yang ekstrim................................................................................8
2.7.4 Retardasi Mental (ekstrim rendah = 2 SD di bawah mean)...............................8
2.8 SEBAB-SEBAB RETARDASI MENTAL...................................................................8
2.8.1 Gifted (ekstrim tinggi = 2 SD di atas mean).........................................................9
2.9 Faktor Keturunan & Lingkungan Pengaruhnya terhadap Inteligensi....................9
2.10 Interaksi Faktor Keturunan & Faktor Lingkungan................................................9
BAB III...................................................................................................................................11
Kesimpulan............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Intelegensi merupakan salah satu atribut psikologis yang penting dalam kehidupan
dan mempengaruhi cara individu dalam bertindak. Tes psikologi adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kemampuan intelegensi seseorang. Beberapa tes psikologi yang sering
digunakan di Indonesia dalam mengukur kemampuan intelegensi meliputi Intelligenz Struktur
Test (IST), Tes Inteligensi Wechsler pada Verbal Scale, dan Tes Kemampuan Diferensial
(TKD). Tes intelegensi bukan hanya memberikan data untuk membantu peserta didik, tetapi
juga membantu dalam penjurusan di SMA atau seleksi karyawan di perusahaan oleh biro-biro
konsultasi psikologi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil pengujian intelegensi mungkin tidak selalu
dapat dianggap sebagai reliabel, sehingga perlu diperhatikan dalam menafsirkan hasil
pengujian. Selain itu, pengamatan perlu diteliti sebagai bandingan hasil tes intelegensi dalam
bentuk nominasi teman sebaya sebagai teknik non tes (alternatif) dalam pemeriksaan
inteligensi siswa. Ini menunjukkan betapa pentingnya mengkaji berbagai aspek intelegensi
dan menggunakan metode pengukuran yang valid dan reliabel. Secara keseluruhan,
intelegensi merupakan atribut psikologis yang memiliki peranan sangat diperhatikan dalam
proses pendidikan dan keberhasilan siswa. Oleh karena itu, penting bagi para pendidik,
psikologi, dan praktisi untuk terus mengkaji dan meneliti tentang intelegensi serta
mengembangkan metode pengukuran yang valid dan reliabel.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai tim penyusun memperhatikan berbagai
hal agar dibahas pada makalah ini, sebagai berikut beberapa rumusan masalah yang kita
gunakan:
1. Apa yang dimaksud intelegensi & tes psikologis?
2. Apa fungsi tes psikologis?
3. Ada berapa macam kategori tes psikologis?
4. Apa yang dimaksud Reabilitas & validitas?
5. Apa yang dimaksud tes intelegensi?
Dari penyusunan makalah ini tentunya memiliki beberapa tujuan untuk pembaca,
berikut beberapa tujuan penyusunan makalah ini :
1. Mengetahui pengertian dari intelegensi & tes psikologis
2. Mengetahui fungsi tes psikologis
3. Mengetahui berapa macam kategori tes psikologis
4. Mengetahui pengertian dari Reabilitas & validitas
5. Mengetahui pengertian dari tes intelegensi
BAB II
Pembahasan
2.1 Fungsi Tes Psikologis
Tes psikologi memiliki berbagai fungsi yang penting dalam konteks psikologis,
pendidikan, dan profesional. Yang pertama yaitu untuk mendiagnosis dan prediksi. Tes
psikologi digunakan untuk mendiagnosis masalah psikologis, seperti masalah keluarga,
penyesuaian diri, atau gangguan saraf. Selain itu, tes psikologi juga bertujuan untuk
memprediksi potensi individu dalam pencapaian hasil belajar atau kemampuan di masa yang
akan datang. Kedua untuk pemahaman diri dan penilaian diri. Tes psikologi memberikan data
untuk membantu individu dalam meningkatkan pemahaman diri, penilaian diri, dan
penerimaan diri. Hasil tes psikologi dapat digunakan untuk meningkatkan persepsi diri secara
optimal dan mengembangkan eksplorasi dalam beberapa bidang tertentu.
Ketiga yaitu monitoring dan evaluasi. Tes psikologi berfungsi sebagai alat monitoring
untuk melihat perkembangan dan kemajuan individu, serta sebagai alat evaluasi untuk menilai
kinerja atau perilaku individu dalam konteks tertentu. Yang keempat adalah untuk seleksi dan
penempatan. Tes psikologi digunakan dalam proses seleksi karyawan, penempatan pekerjaan,
dan penjurusan di sekolah. Tes ini membantu dalam menentukan kemampuan kognitif dan
kepribadian calon karyawan atau siswa.
Dan yang terakhir yaitu untuk pemahaman karakteristik siswa. Tes psikologi membantu
para pendidik, konselor, dan orangtua dalam memahami karakteristik umum siswa, kebiasaan
siswa, kemampuan, potensi, gaya belajar, motivasi, dan sebagai bahan acuan dalam
melakukan konseling dengan siswa. Tes psikologi memiliki peran yang penting dalam
membantu individu memahami diri mereka sendiri, membantu para profesional dalam menilai
dan merancang intervensi yang sesuai, serta membantu dalam proses seleksi pekerjaan dan
diagnosis kondisi medis dan mental. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tes
psikologi tidak selalu akurat dan mungkin tidak memberikan gambaran lengkap tentang
seseorang.
• Tes Bakat (Aptitude test), tes ini dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan
potensial atau kemampuan yang terkandung pada diri subjek.
• Tes Intelegensi (intelligence test) merupakan penilaian yang dilakukan untuk
dapat mengetahui kemampuan kerangka pikir seseorang secara logis dan total.
• Tes Prestasi (Achievement test), tes untuk mengungkap kemampuan aktual
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
2.7.1 Rata-Rata IQ
Rata- rata IQ mengikuti distribusi normal (bel). Rata-rata IQ (Intelligence Quotient)
adalah ukuran standar yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat kecerdasan seseorang.
Istilah "IQ" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1912 oleh William Stern, seorang ahli
psikologi asal Jerman. IQ dihitung dengan membandingkan kemampuan kognitif
seseorang dengan kemampuan kognitif rata-rata dalam populasi umum, dengan nilai rata-
rata IQ diatur menjadi 100
2.7.2 Stabilitas Skor IQ
Stabilitas skor IQ merujukkan pada konsistensi dari skor IQ dalam waktu yang sama.
Ini menunjukkan seberapa baik dan konstant dapat skor IQ dikendalikan dalam waktu
yang sama. Score IQ anak prasekolah bukan prediktor yang baik untuk IQ masa remaja.
Sedangkan score IQ usia 7 s/d 8 tahun merupakan prediktor yg lebih akurat u IQ masa
dewasa. Score IQ cenderung stabil sesudah masa kanak2 awal, walaupun hal tersebut
juga tidak bisa disama ratakan.