Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

LANDASAN PSIKOLOGI

Dosen Pembina Mata Kuliah :

Dr. Sri Mawani, M.Pd

Kelompok 5 :
Savina Nazwa Azzahra (2101015062)
Regita Cahya Saputri (2101015022)
Syafira Angelica (2101015013)
Anisya Tiara Shafira (2101015038)
Muhammad Ferdiansyah (2101015070)

PROGRAM S1 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADADIYAH PROF. DR. HAMKA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,dengan mengucapkan Rasa syukur kami Panjatkan kehadirat Allah SWT


atas segala rahmat dan Karunia-Nya .Sholawat dan salam semoga tercurahkan selalu kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sehingga pada akhirnya kelompok 5 bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Landasan Psikologi ” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Kami
sebagai Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini pembaca bisa
Mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami
semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah
memberikan banyak kontribusi bagi kami, Terima kasih terhadap Ibu Dr. Sri Mawani, M.Pd selaku
Dosen mata kuliah Landasan Psikologi dan bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Demikan makalah ini kami buat apa bila ada kesalahan kata dalam makalah atau pun ada
ketidak sesuaian terhadapat materi yang kami tulis dalam makalah ini. Kami selaku kelompok 5
meminta maaf dan menerima kritik serta saran dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Jakarta, 06 Januari 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
3. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

1. Pengertian Landasan Psikologi Pendidikan ............................................................ 3


2. Bentuk – Bentuk Psikologi Pendidikan .................................................................. 4
3. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis ................................... 6
4. Penerapan Landasan Psikologis dalam Pendidikan di Indonesia saat ini ............... 7
5. Pentingnya Landasan Psikologi dalam Pendidikan ................................................ 8
6. Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar.......................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11

1. Kesipulan ................................................................................................................ 11
2. Saran ....................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan
pendidikan manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak pendidik
yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan hal yang mereka
inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya, maka setiap guru dituntut untuk
memahami teori psikologi pendidikan agar potensi yang ada pada peserta didik dapat
dikembangkan berdasarkan tahap perkembangannya. Banyak para ahli yang memaparkan
tentang perkembangan peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstam.
Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan
salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, keberhasilan pendidik
dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh tentang pemahamannya dalam
pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu agar sukses dalam mendidik, perlu
memahami proses perkembangan, sebab akan membantu dalam memahami tingkah laku.
Tingkah laku siswa sendiri dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sebagai psikologi.
Berdasarkan keterkaitan antara pendidikan dan kejiwaan, landasan psikologis pendidikan
diartikan sebagai suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi
tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan
aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan
menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk
memudahkan proses pendidikan.
Karena pentingnya landasan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran maka
makalah ini akan membahas tentang landasan psikologi pendidikan, bentuk psikologi dalam
pendidikan, pentingnya landasan psikologi dalam pendidikan, implikasi landasan psikologi
dalam pendidikan.

1.2. Rumusan Masalah

Terdapat Beberapa Rumusan Masalah Pada Makalah Ini, Adalah Sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian Landasan Psikologi Pendidikan?


2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Psikologi Dalam Pendidikan?
3 Bagaimana Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis?
4 Bagaimana Penerapan Landasan Psikologis dalam Pendidikan di Indonesia saat ini?
5 Bagaimana Pentingnya Landasan Psikologi dalam Pendidikan?
6 Bagaimana Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar

1
1.3. Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian Landasan Psikologi Pendidikan?


2. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Psikologi Dalam Pendidikan?
3. Untuk mengetahui Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis?
4. Untuk mengetahui Penerapan Landasan Psikologis dalam Pendidikan di Indonesia saat
ini?
5. Untuk mengetahui Pentingnya Landasan Psikologi dalam Pendidikan?
6. Untuk mengetahui Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Landasan Psikologi Pendidikan

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Psikologi berasal dari kata Yunani
“psyche” yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi
psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya”. Secara umum, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari gejala kejiwaan yang ditampakkan dalam bentuk perilaku baik manusia ataupun
hewan yang pemanfaatannya untuk kepentingan manusia ataupun aktivitas-aktivitas individu
baik yang disadari ataupun yang tidak disadari yang diperoleh melalui suatu proses atau langkah-
langkah ilmiah tertentu serta mempelajari penerapan dasar-dasar atau prinsip-prinsip, metode,
teknik, dan pendekatan psikologis untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah dalam
pendidikan.

Menurut Barlow (dalam Romlah, 2010:24) tentang psikologi pendidikan “sebuah


pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menjadikan serangkaian sumber untuk membantu
seseorang dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru dalam proses pembelajaran secara
efektif”. Titik tekan dari pengertian ini adanya interaksi antara guru dan siswa dalam kelas. Guru
adalah seseorang yang berkewajiban atau bertugas mengajar yang didalamnya terdapat
serangkaian mengajar, sedangkan siswa adalah sekumpulan individu yang sedang belajar dan
didalamnya terdapat strategi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi dan prestasi yang di
capainya.

Landasan Psikologis Pendidikan adalah kajian tentang dasar-dasar psikologi yang dapat menjadi
landasan teori maupun praktik pendidikan. Adapun tujuan pendidikan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa, yaitu pendidik tidak hanya mencerdaskan intelektualnya saja, tetapi pendidik
juga harus mengembangkan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, dan kecerdasan kognitif.
Pada umumnya para ilmuwan membagi psikologi menjadi 2 golongan, yaitu

 Psikologi metafisika, yang menyelidiki hakikat jiwa seperti yang dilakukan oleh Plato
dan Ariestoteles
 Psikologi Empiris, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia
dengan menggunakan pengamatan atau observasi, percobaan atau eksperimen dan
pengumpulan berbagai macam data yang ada hubungannya dengan gejala-gejala
kejiwaan manusia.

3
2. Bentuk – Bentuk Psikologi Dalam Pendidikan

Ada tiga bentuk psikologi pendidikan, yaitu:

1. Psikologis Perkembangan

Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud
adalah: (Nana Syaodih, 1989).

a. Pendekatan pentahapan, perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan


tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan ciri-ciri pada
tahap-tahap yang lain.
b. Pendekatan diferensial, pendekatan ini dipandang individu-individu itu memiliki
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-orang membuat
kelompok–kelompok. Anak-anak yang memiliki kesamaan dijadikan satu kelompok.
Maka terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan intelek, bakat, ras,
status sosial ekonomi, dan sebagainya
c. Pendekatan ipsatif, pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat
saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang secara
individual

Dari ketiga pendekatan ini, yang paling dilaksanakan adalah pendekatan pentahapan. Pendekatan
pentahapan ada dua macam yaitu bersifat menyeluruh dan yang bersifat khusus. Yang
menyeluruh akan mencakup segala aspek perkembangan sebagai faktor yang diperhitungkan
dalam menyusun tahap-tahap perkembangan, sedangkan yang bersifat khusus hanya
mempertimbang faktor tertentu saja sebagai dasar menyusun tahap-tahap perkembangan anak.

Psikologi perkembangan menurut Rouseau dalam (Pidarta, 2007:200) membagi masa


perkembangan anak atas empat tahap :

a. Masa bayi dari 0 – 2 tahun sebagian besar merupakan perkembangan fisik.


b. Masa anak dari 2 – 12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti hidup
manusia primitif.
c. Masa pubertas dari 12 – 15 tahun, ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan
untuk berpetualang.
d. Masa adolesen dari 15 – 25 tahun, pertumbuhan seksual menonjol, sosial, kata hati, dan
moral. Remaja ini sudah mulai belajar berbudaya.

4
2. Psikologi Pembelajaran

Psikologi Pembelajaran Menurut Pidarta (2007:206) belajar adalah perubahan perilaku yang
relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau
kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu
mengomunikasikannya kepada orang lain.

Di kalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan
makna belajar (learning). Namun, baik secara eksplisit maupun secara implisit pada akhirnya
terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi manapun konsep belajar itu selalu
menunjukkan kepada suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan
praktik atau pengalaman tertentu.

Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya
dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa
belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara
sadar. Maka kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang
sebagai Proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri dipandang sebagai Hasil
belajar. Hal ini berarti, belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses
belajar dan hasil belajar.

Para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola-pola tingkah laku manusia sebagai
suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim
disebut dengan Teori Belajar.
1. Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara lain untuk menghapal
perkalian dan melatih soal-soal (Disiplin Mental). Teori Naturalis bisa dipakai dalam
pendidikan luar sekolah terutama pendidikan seumur hidup.
2. Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan perilaku-perilaku nyata,
seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak berkelahi dan sebagainya.
3. Teori-teori belajar kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi yang rumit yang
membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan untuk mengembangkan ide
(Pidarta, 2007:218).

3. Psikologi Sosial

Psikologi Sosial Menurut Hollander (1981) psikologi sosial adalah psikologi yang mempelajari
psikologi seseorang di masyarakat, yang mengkombinasikan ciri-ciri psikologi dengan ilmu
sosial untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antar individu

Menurut Hollander (1981) psikologi sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi
seseorang di masyarakat, yang mengkombinasikan ciri-ciri psikologi dengan ilmu sosial untuk
mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antar individu (Pidarta, 2007:219).

5
Menurut Klinger (dikutip Pidarta, 2007:222) faktor-faktor yang menentukan motivasi belajar
adalah.
a. Minat dan kebutuhan individu.
b. Persepsi kesulitan akan tugas-tugas.
c. Harapan sukses.

Dalam dunia pendidikan, kesan pertama yang positif yang dibangkitkan pendidik akan
memberikan kemauan dan semangat belajar anak-anak. Motivasi juga merupakan aspek
psikologis sosial, sebab tanpa motivasi tertentu seseorang sulit untuk bersosialisasi dalam
masyarakat. Sehubungan dengan itu, pendidik punya kewajiban untuk menggali motivasi anak-
anak agar muncul, sehingga mereka dengan senang hati belajar di sekolah.

3 Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis

Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun
karena perkembangan. Pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor internal sebagai akibat
kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan perkembangan terutama karena pengaruh
lingkungan. Kedua hal tersebut sebenarnya hanya dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan,
karena itu perubahan peserta didik tersebut dapat disebut sebagai tumbuh-kembang manusia
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni faktor keturunan (hereditas), faktor lingkungan,
faktor proses perkembangan itu sendiri, serta hal-hal lain sebagai anugerah.

Pemahaman akan tumbuh-kembang manusia itu sangat penting sebagai bekal dasar untuk
memahami peserta didik dan untuk menentukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh-kembang itu secara efektif dan efisien. Salah satu aspek dari
pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian,
utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri. Meskipun terdapat
variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip umum perkembangan kepribadian.

Salah satu prinsip perkembangan kepribadian ialah bahwa perkembangan kepribadian


mencakup aspek behavioral maupun aspek motivasional. Dengan perkembangan kepribadian
bukan hanya perubahan dari tingkah laku yang tampak, tetapi juga perubahan dari hal yang
mendorong tingkah laku tersebut. Prinsip kedua dari perkembangan kepribadian ialah bahwa
kepribadian mengalami perkembangan yang terus menerus dan tidak terputus-putus, meskipun
pada suatu periode tertentu akan mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan dengan
periode lainnya. Di samping itu, hasil perkembangan pada periode tertentu akan menjadi
landasan bagi perkembangan periode berikutnya. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan
informal di keluarga serta pendidikan prasekolah. Sedang bagi guru di sekolah, hal ini berarti
bahwa demi pemahaman kepribadian peserta didik tertentu diperlukan kerja sama yang erat
dengan orangtua peserta didik yang bersangkutan, dan dengan demikian dapat membantu
perkembangan kepribadian siswa yang bersangkutan atas dasar hasil perkembangan yang telah
terjadi di keluarga.

6
Perkembangan kepribadian, di samping faktor keluarga juga dipengaruhi oleh faktor
hereditas (seperti keadaan fisik, intelegensi, temperamen, dan sebagainya) dan faktor sosial
budaya di luar lingkungan keluarga. Alexander dengan tegas mengemukakan tiga faktor utama
yang bekerja dalam menentukan pola kepribadian seseorang yakni: bekal hereditas individu,
pengalaman awal di keluarga dan peristiwa penting dalam hidupnya di luar lingkungan keluarga.

Dengan demikian, dari potensi hereditas, perkembangan kepribadian akan berlangsung atas
dasar kerja sama antara proses maturasi (pendewasaan) sebagai pengaruh faktor-faktor
pertumbuhan di dalam diri (intern) manusia, dengan proses belajar sebagai pengalaman-
pengalaman yang dijumpai manusia dalam hidupnya.

4. Penerapan Landasan Psikologis dalam Pendidikan di Indonesia saat ini

Landasan psikologis merupakan landasan yang sangat penting dalam penyelenggaraan


pendidikan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan ketika
pendidikan diselenggarakan tanpa memperhatikan aspek psikologis sebagai landasannya maka
penyelenggaraan pendidikan tidak akan tepat sasaran sesuai kebutuhan dan perkembangan
masing-masing peserta didik yang berbeda satu dengan lainnya.

Mengenai penerapan landasan psikologis dalam pendidikan di Indonesia saat ini nampaknya
sudah menunjukkan hal yang menggembirakan. Kurikulum pendidikan Indonesia yang terbaru
saat ini yang sedang gencar dilaksanakan ialah Kurikulum 2013. Berdasarkan penyampaian dari
pelopor munculnya kurikulum baru ini yaitu Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS (Wamendikbud
Nasional Indonesia bidang pendidikan), ternyata banyak aspek psikologis yang menjadi
perhatian sehingga muncullah rancangan kurikulum 2013 ini yang pada akhirnya telah mencapai
masa pelaksanaannya yang disambut dengan beragam respon dari berbagai kalangan, namun
kebanyakan respon yang muncul ialah respon positif yang mendukung konsep kurikulum 2013
tersebut karena dinilai banyak memiliki sisi positif dalam pengembangan peserta didik untuk
dapat menjadi insan yang kreatif, aktif, produktif dan berkarakter.

Dengan kurikulum baru ini peserta didik juga tidak akan lagi merasakan beban psikologis
karena harus mempelajari banyak mata pelajaran, yang kebanyakan dipelajari dengan metode
menghafal, diselingi banyaknya tugas atau PR, banyaknya buku pelajaran yang harus dibawa
setiap kali ke sekolah yang berpengaruh pula pada kondisi fisik berupa kelelahan, dan lainnya.
Hal yang sangat baik dari penerapan kurikulum baru ini juga yaitu sangat memperhatikan aspek
perbedaan potensi dan perkembangan peserta didik sehingga pendidikan diharapkan akan tepat
sasaran bagi setiap peserta didik untuk menjadikan mereka anak negeri yang berkualitas dan
berkompeten pada beragam bidang atau profesi.

7
5. Pentingnya Landasan Psikologi dalam Pendidikan

Landasan psikologi pendidikan merupakan salah satu landasan yang penting dalam
pelaksanaan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya sangat
dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta didik. Oleh karena itu pendidik harus
mengetahui apa yang harus dilakukan kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan
yang berbeda dari bayi hingga dewasa
Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami
perubahan,karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan
berinteraksi antara pendidik, Anak didik dan lingkungan. Perubahan tersebut adalah merupakan
gejala yang timbul secara psikologis. Di dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu
memahami perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun
pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut
psikologis.
Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara
psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan
obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari
manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi
sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis
anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
pendidikan secara efektif.

6. Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar

a. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum.


Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum pendidikan
terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar.
Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai pendidikan, pada intinya kajian psikologis
ini memberikan perhatian terhadap bagaimana in put, proses dan out pendidikan dapat berjalan
dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologis
dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap
individu, baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta
karakterisktik-karakteristikindividulainnya.
Kurikulum pendidikan mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik dalam hal subject matter maupun
metodepenyampaiannya.
Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang
dikembangkan saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya menekankan
pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan
terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

8
Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian psikologis
terutama berkenaan dengan aspek-aspek:
o kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks
o pengalaman belajar siswa
o hasil belajar (learning outcomes), dan
o standarisasi kemampuan siswa

b. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran

Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem
pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori classical
conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-
teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing
masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan sumbangan yang
signifikan dalam proses pembelajaran.
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip
yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan tiga
belas prinsip dalam belajar, yakni :
1) Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan
karena dipaksakan oleh orang lain.
3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan
tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7) Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk
pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8) Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami.
Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-
tujuan lain.
11) Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

c. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Penilaian

Penilaiain pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna
memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melaui kajian psikologis kita dapat
memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.
Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran
potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya
berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian

9
individu lainnya. Kita mengenal sejumlah tes psikologis yang saat ini masih banyak digunakan
untuk mengukur potensi seorang individu, seperti Multiple Aptitude Test (MAT), Differensial
Aptitude Tes (DAT), EPPS dan alat ukur lainnya.
Pemahaman kecerdasan, bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran
psikologis, memiliki arti penting bagi upaya pengembangan proses pendidikan individu yang
bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Landasan psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Bentuk-bentuk landasan psikologi pendidikan
mencakup, Psikologis Perkembangan,belajar, sosial. Dalam perkembangannya landasan
psikologis pendidikan memiliki peranan sebagai perkembangan kurikulum dalam sistem
pembelajaran dan penilaian. Pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan.

B. Saran

1. Pendidik diwajibkan menerapkan nilai-nilai landasan psikologis pendidikan dalam proses


belajar mengajar.
2. Pendidik lebih memperhatikan landasan psikologi pendidikan yang sesuai dengan peserta
didik. Dengan begitu maka perkembangan peserta didik diharapkan berkembang secara
optimal dan mengarah ke arah yang ditujukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, MD. 2004. Model-Model Mengajar; Beberapa Alternatif Interakasi Belajar. Bandung:
CV. Diponegoro

Makmun, Abin S. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung : Rosda.


Noor, Madjid. (1987). Filsafat dan Teori Pendidikan. Bandung: Subkoordinar

Mata Kuliah Filsafat dan Teori Pendidikan, Falsafat Ilmu Pendidikan, IKIP Bandung

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Yelon, L. Stephen and Weinsten, W. Grace. (1977). A Teacher World; Psychology in the
Classroom. Aucland, Bogota, etc., McGraw-Hill Kogakusha.

Pidarta,Made.2014. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Romlah. 2010. Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press.

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

12

Anda mungkin juga menyukai