DISUSUN OLEH :
JURUSAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada saya dalam menyelesaikan tugas individu critical book report,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih
Penulis,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan..............................................................................................................
A Identitas Buku Utama........................................................................................................
B Identitas Buku Pembanding...............................................................................................
A.Ringkasan Buku Utama....................................................................................................
B.Ringkasan Buku Pembanding...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN BUKU............................................................................................................
A. Keunggulan Buku Utama.................................................................................................
B. Keunggulan Buku Pembanding.......................................................................................
A. Kelemahan Buku Utama..................................................................................................
B. Kelemahan Buku Pembanding.........................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................................
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................
3.2. Saran...................................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
Asesmen adalah hal yang sangat penting bagi bimbingan dan konseling. Semua
layanan bimbingan konseling mesti berpangkal dari hasil asesmen yang memadai. Data hasil
asesmen yang memadai dapat menjadi dasar melakukan bantuan yang tepat dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa asesmen yang berkualitas tidak akan ada program
bimbingan dan konseling komprehensif, berkualitas, dan mampu mencapai tujuan layanan
dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan
(developmental) dan pencegahan (preventif). Jadi asesmen mutlak perlu dalam program
bimbingan dan konseling; Salah satu instrumen dalam kegiatan asesmen adalah tes. Teknik
tes diberikan dengan menyelenggarakan program testing untuk mengetahui potensi atau
kemampuan klien. Dalam kode etik profesi BK disebutkan bahwa dalam BK terdapat layanan
informasi, testing dan riset. Dengan demikian, testing merupakan aspek yang dipandang
urgen dan perlu untuk dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa hasil testing dapat
melengkapi hasil non testing.
Adapun macam tes yang ada pada assesmen teknik tes adalah tes intelegensi , tes
bakat , tes minat dan tes kepribadian. Dimana tes-tes tersebut diimplementasikan pada proses
bimbingan dan konseling yang pada dasarnya sangat membutuhkan data melalui assesmen-
assesmen yang ada. Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang tes bakat melalui
pembentukan pemahaman mengenai arti, manfaat, cara penggunaan dan kelebihan serta
kekurangan dari tes bakat itu sendiri.
1
1.3 Manfaat Penulisan
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat
untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku menjadi bahan pertimbangan dan juga menyelesaikan salah satu tugas
individu mata kuliah Bimbingan Konseling Tes pada Jurusan Bimbingan Konseling
Universitas Negeri Medan.
2
A Identitas Buku Utama
3
A. Ringkasan Buku Utama
BAB 1 PENDAHULUAN
A.SEJARAH PSIKODIAGNOSTIK
Penggunaan istilah psikodiagnostik secara eksplisit muncul ketika Hermann Rorschach menerbitkan hasil
penelitian dengan metode Rorschach dalam lapangan psikiatri dengan judul psikodiagnostik (Marnat, 2009).
Marcham S.S (1990) mencoba memberikan gambaran secara detil sejarah perkembangan tes psikologi, yang
menjadi cikal bakal munculnya psikodiagnostik, yang secara eksplisit baru dikemukakan oleh Rorschach pada tahun
1921.
Pada awalnya, istilah psikodiagnostik sering digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikologis pasien
sehingga bisa dilakukan treatmen atau pemberian pengobatan sesuai dengan kelainan yang diderita pasien klinis.
Kemudian ilmu psikologi berkembang, sehingga berkembang pula penggunaan istilah psikodiagnostik di hampir
semua bidang kegiatan dimana manusia berada, seperti di bidang sosial, organisasi dan industri, pendidikan, juga
bidang perkembangan.
B. PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIK
Dalam rangka mengerti apa itu psikodiagnostik kita akan menemukan banyak pengertian tentang
psikodiagnostik. Dilihat dari asal katanya, Psikodiagnostik berasal dari 2 kata, yaitu : psikologi dan
diagnostik. Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia, sedangkan diagnostik adalah mencari tahu.
Dengan demikian, bila 5 dilihat dari asal kata, psikodiagnostik berarti ilmu yang berkaitan dengan mencari
tahu tentang masalah perilaku yang muncul. Secara Teoritis, Psikodiagnostik adalah studi ilmiah tentang
berbagai metode membuat diagnosis psikologis, dengan tujuan : dapat memperlakukan manusia dengan
lebih tepat. Secara Praktis, Psikodiagnostik adalah setiap metode untuk membuat diagnosis psikologis,
dengan tujuan agar dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat (Suryabrata, 2005). Bila diartikan
secara sempit, psikodiagnostik adalah metode yang digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikis,
dengan tujuan untuk dapat memberikaan pertolongan secara tepat. HIMPSI sendiri memberi pengertian luas
tentang psikodiagnostik yaitu salah satu bentuk pemeriksaan psikologis yang dilakukan dengan teknik-2 dan
alat ukur tertentu yang telah distandardisir guna menemukan sifat-sifat yang melandasi perilaku atau
kepribadian tertentu. Diagnostik sendiri, secara luas bisa diartikan sebagai seperangkat alat ukur yang
dimaksudkan untuk mendapat informasi tentang pikiran, perasaan, persepsi, dan perilaku seseorang, yang
digunakan untuk membuat keputusan diagnostik tentang orang tersebut (Himpsi, 2000).
C. KEDUDUKAN PSIKODIAGNOSTIK
Sejak awal psikodiagnostik adalah bagian dari psikologi dan terikat dengan metode untuk asesmen
perbedaan individual dalam berperilaku, bukan sebagai subdisiplin psikologi. Bentuk-bentuk metodenya :
observasi, wawancara, dan tes. Seperti dijelaskan di atas, pada awalnya psikodiagnostik ini lebih sering
digunakan dalam bidang klinis, tetapi kemudian, dengan berkembangnya ilmu psikologi, penggunaan
psikodiagnostik meluas ke bidang pendidikan, organisasi dan industri, sosial dan perkembangan, dan bidang
4
lain.
5
D. TUJUAN PSIKODIAGNOSTIK
Ada beberapa tujuan pemanfaatan psikodiagnostik : 1. Untuk mengetahui adanya perbedaan-
perbedaan individu. De Zeeuw (1984) menyatakan bahwa psikodiagnotik ditujukan untuk asesmen
perbedaan individual. 2. Untuk mengetahui potensi individu, dan memperlakukan individu sesuai
dengan potensi yang dimiliki. Psikodiagnostik membantu kita agar bisa memahami individu secara
lebih baik dengan menerapkan teknik wawancara, observasi, atau pemberian tes psikologi. 3. Untuk
menetapkan kelainan-kelainan psikis yang dialami individu, seperti menetapkan klien mengalami
gangguan skizoferenia, paranoid, dll. 9 4. Untuk memberi penanganan yang tepat sesuai dengan
kelainan psikologis yang dialami individu, seperti pemberian terapi atau treatment yang efektif untuk
mengatasi gangguan psikis individu. 5. Dalam kehidupan sehari-hari, bisa digunakan untuk tujuan
mendapatkan problem solving. Pemeriksaan psikodiagnostik akan membantu individu mengenali
potensi diri dan memanfaatkan potensinya untuk mengetahui problem solving.
A. Pengertian Tes Apakah tes itu?, kata tes berasal dari bahasa latin ‘Testum’ yaitu
alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran
yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang
lain. Lama kelamaan arti tes menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi
8
kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu
makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk
menentukan (mengukur) aspek-aspek tertentu dari pada ke pribadian (Azwar,
1987). Tes menurut CRONBACH : “ a tes is a systematic procedure for comparing
the behavior of two or more person “. Dan menurut FLORENCE L
GOODENOUGH : “ A tes is a task or a series of tasks given of individual or
groups with the purpose of answer trainning their relatives profi ciency as
compared to each other or to standard previously set up on the basic the
performance of similar groups “. Sedangkan tes menurut SUNDBERG : “ Tes
Suatu metode untuk menjaring data berupa perilaku individu yang berlangsung
dalam suatu situasi yang baku.
Dalam melakukan tes atas berbagai orang, penting untuk membedakan antara factor
faktor yang mempengaruhi baik tes maupun perilaku kriteria serta faktor-faktor
yang pengaruhnya terbatas pada tes. Faktor-faktor yang disebut terakhir inilah
faktor-faktor yang terkait dengan tes yang mengurangi validitas. Contoh dari fak
tor-faktor tersebut mencakup pengalaman sebelumnya dalam mengikuti tes,
motivasi untuk berhasil dalam tes, hubungan dengan penguji, penekanan berlebihan
pada kecepatan dan variabel-va riabel apapun lainnya yang mempengaruhi kinerja
pada tes ter tentu tapi tidak relevan pada domain perilaku luas yang
dipertimbangkan. Upaya-upaya khusus seharusnya dilakukan untuk mengurangi
ope rasinya faktor-faktor yang terkait dengan tes ini ketika meng uji orang-orang
dari latar belakang budaya tidak sama atau penyandang cacat.
10
BAB 3 MACAM TES PSIKOLOGI
A. Klasifikasi Tes Psikologi
Tes psikologi sangat banyak ragmnya dan sangat luas skornya, sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik
mengenai tes ter sebut perlu dilakukan klasifikasi.
B. Tes Inteligensi
Inteligensi adalah perwujudan dari suatu daya dalam diri manusia, yang mempengaruhi kemampuan seseorang di
berbagai bidang. Spearman membuat suatu rumusan yang dinamai ”general ability” yang berperan dalam menyimpan
dan mengikat kembali suatu informasi, menyusun konsep-konsep, menangkap adanya hubungan-hubungan dan
membuat kesimpilan, mengolah bahanbahan dan menyusun suatu kombinasi baru dari bahan tersebut. Vernon (1973)
ada tiga arti mengenai inteligensi, pertama in -teligensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari
orang tuanya melalui gene yang nantinya akan menentukan perkembangan mentalnya. Kedua, istilah inteligensi
mengacu pada pandai, cepat dalam bertindak, bagus dalam penalaran dan pemahaman, serta efi sien dalam aktifi tas
mental. Arti ketiga dari inteligensi adalah umur mental atau IQ atau skor dari suatu tes inteligensi.
C. Tes Bakat
Kita sering mendengar kata ‘bakat’ pada kehidupan seharihari, tapi ketika ada orang lain menanyakan defi nisi atau
pengertian bakat, kita kadang hanya bisa menjawab bahwa bakat itu ya bakat, minat atau kesukaan dan hobby.
Dengan jawaban itu kadang orang yang bertanya hanya bisa manggut-manggut mengiyakan tentang arti atau defi nisi
tersebut. Kenyataan membuktikan bahwa bakat dapat didefi nikan sebagai kemampuan atau potensi yang dimiliki
oleh se mua orang yang ada di dunia ini. Bakat adalah karunia atau pem berian Allah kepada manusia. Manusia
berkewajiban untuk me munculkan, mengasah, mengembangkan pemberian Allah tersebut. Hal ini sebagai bentuk
syukur kita kepadaNya jika kita bisa mengembangkan bakat tersebut. Bakat juga dapat diartikan sebagai
kemampuan bawaan yang dimiliki oleh masing-masing orang/individu.
11
BAB 5 TES INTELIGENSI
A. Konsep dan Teori Inteligensi
Masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah yang meng gambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun
kemampuan untuk me mecahkan problem yang dihadapi. Beberapa ahli psikologi lebih suka memusatkan perhatian
pada masalah perilaku intelegen. Me reka beranggapan bahwa inteligensi merupakan status mental yang tidak
memerlukan defi nisi. Sedangkan perilaku intelegen le bih konkrit batasan dan ciri-cirinya sehingga lebih berguna
untuk dipelajari. Dengan melakukan identifi kasi terhadap ciri dan indikator perilaku intelegen maka dengan
sendirinya pula defi nisi inteligeni akan ter kandung di dalamnya.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah:
1. Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. sedangkan di antara 2 anak
kembar, korelasi nilai tes Iqnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang di adopsi. IQ mereka
berkorelasi antara 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah
dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi
sangat tinggi, walaupun mereka tidak pernah saling kenal.
2. Faktor Lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan
perubahan-perubahan yang berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat
dipengaruhi oleh gizi yang dikon sumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang amat pen ting.
[C. Intelegensi dan IQ
Orang seringkali menyamakan arti intelegensi dengan IQ, pa dahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang
sangat mendasar. Arti intelegensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient,
adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi
mengenai taraf kecerdasan se seorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (mental age) dengan umur kronologik
(chronological age).
12
tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
13
BAB 7 PROSEDUR PENYAJIAN TES BAKAT
A. Differential Aptitude Test (DAT)
1. Administrasi DAT
Seri DAT harus disajikan secara menarik, menghindari suasana monoton supaya tidak membosankan dan
melelahkan.
2. Interprestasi tes DAT
Perlu diketahui ciri baterai tes adalah akan mempunyai manfaat yang tinggi bila dipakai secara bersama, walaupun
masing-masing tes dalam baterai tes ini mandiri. Koefi sien interkorelasi yang tinggi mempunyai arti bahwa skor
pada tes tertentu tidak akan berbeda dengan skor tes pada tes yang lain.
3. Validitas DAT
Adalah validitas prediktif, dianalisis dengan cara:
a. Mencari korelasi dengan prestasi belajar di berbagai mata pe -lajaran secara terpisah dari kelas VIII hingga kelas
XII. Krite -rianya berupa prestasi belajar yang diperoleh dalam satu jangka waktu tertentu dari administrasi DAT.
Kriteria diperoleh secara longitudinal satu tahun hingga empat tahun, dan kriteria berupa prestasi mahasiswa tahun
pertama, dari mahasiswa akademik, keguruan, dan institut teknologi.
b. Mencari korelasi dengan kriteria hasil tes prestasi standart.
c. Dengan memperhatikan para lulusan SMA yang sukses dalam studi di perguruan tinggi atau dalam berbagai
pekerjaan.
14
BAB 8 SKORING TES BAKAT
A. Skoring/Cara Pemberian Skor Tes Bakat
ada bab IX ini akan dibahas tentang skoring 5 sub tes DAT (tes berhitung, tes penalaran, tes pola, tes pengertian
mekanik, tes cepat dan teliti), 3 sub tes GATB (tes ruang bidang, tes mempersamakan perkakas, tes kecekatan
jemari), 8 sub tes FACT (tes kode dan ingatan, tes merakit obyek, tes sekala dan grafi k, tes pemahaman, tes
mengutip, tes komponen, tes tabel, tes ungkapan), tes kreativitas dan tes Kraeplin.
15
Pada dasarnya pemeriksaan psikologis adalah upaya sis tematis untuk mengungkapkan aspek-aspek psikologis
tertentu dari individu. Apabila dilihat dari berbagai kasus yang ada fungsi pemeriksaan psikologis dapat digolongkan
untuk tujuan seleksi, promosi, mengidentifi kasikan kemampuan/ketidakmampuan belajar khusus, pengukuran ciri
kepribadian, nilai hidup, penentuan bakat dan minat, pengukuran perilaku dan untuk pertimbangan klinis.
Semua pengukuran terhadap aspek-aspek psikologis pada dasarnya dilakukan dalam rangka menjelaskan dan
meramalkan perilaku individu. Secara metodologis pemeriksaan psikologis dapat berarti pula sebuah penelitian aksi
dengan menggunakan seorang atau sekelompok sample, untuk diperbandingkan dengan individu atau
kelompok normative lain sejenis yang telah terukur sebelumnya.Setiap pemeriksaan psikologis dilakukan, tentu
mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pemeriksaan psikologis bertujuan untuk mengungkapkan aspek-aspek
psikologis tertentu dari individu yang hendak diperiksa yang dilakukan untuk maksud dan tujuantertentu. Oleh karena
itu tidak perlu semua aspek psikologis kita periksa, namun hendaknya setiap pemeriksaan psikologis dibatasi
sesuai dengan maksud dan tujuan pemeriksaan yang hendak dicapai.
16
BAB II
PEMBAHASAN BUKU
Buku pertama yang Berjudul BUKU AJAR ASESMEN MINAT DAN BAKAT
TEORI DAN APLIKASINYA memiliki pembahasan mengenai dasar-dasar minat dan bakat.
Bisa dikatakan isi buku pertama ini mencakup topik bahasan yang luas dan cukup lengkap
Memberikan penjelasan dan contoh dengan grafik dan tabel sehingga mempermudah
pemahaman pembaca.
Tidak hanya itu saja pada buku ini cukup lengkap dalam memberikan penjelasan dan
contoh baik dengan grafik dan table yang mendukung isi materi, juga dilampirkan Istilah-
istilah penting dalam Minat dan Bakat yang ada dijelaskan pada setiap bab serta Terdapat
pertanyaan studi kasus yang dapat menambah dan mengasah pemahaman pembaca di era saat
ini.
Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan pedoman untuk
menambah pengetahuan tentang apa itu Minat dan Bakat dan Dalam setiap bab telah dibuat
indicator serta banyak di buat pengertian menurut para ahli. Sehingga kita sebagai pembaca
dapat lebih mudah memahami setiap pokok pembahasan yang ada dalam buku ini.
Buku yang kedua yang berjudul TES PSIKOLOGI : Tes Inteligensi dan Tes Bakat
dari segi isi dan kelengkapan materi lebih memfokuskan pada Tes intelegensi dan Tes bakat
saja sesuai dengan judulnya. Dari segi
17
penulisan buku, buku ini memiliki tingkat penyajian yang cukup memuaskan dimana setelah
membaca buku ini hanya sedikit kesalahan pengetikan.
Dari segi penyampaian tabel maupun dari hal penyampaian rumus-rumus juga cukup
jelas dan lengkap serta, dalam setiap babnya terdapat ikhtisar yang merupakan pengantar
singkat tentang materi yang akan dijabarkan. Jadi dengan membaca ikhtisar dari awal bab
tersebut, kita sudah dapat menggambarkan materi apa yang akan dibahas dalam bab tersebut
sehingga dapat menambah pemahaman pembaca.
18
A. Kelemahan Buku Utama
Dalam buku ini terdapat banyak sekali teori-teori pengelolaan pengajaran, namun
contoh konkrit belum saya temukan. Padahal untuk mengetahui dan bisa memahami secara
mendalam pembaca tentu akan dimudahkan ketika mereka dibawa kepersoalan yang nyata
dan sudah ada contohnya. Sistematika penyusunannya (langkah-langkah) sudah ada, namun
langkah-langkah saja belum cukup tanpa disodori contoh konkrit.
Dibutuhkan catatan kaki dalam buku ini, karena banyak istilah-istilah yang masih
asing dan masih butuh penjelasan serta Dalam penyajian, penulis menggunakan tidak
menggunakan jarak spasi yang sesuai sehingga membuat pembaca menjadi cepat bosan
karena tulisan terlalu rapat-rapat.
Dari segi pemahaman isi buku, buku ini lebih sulit isinya dipahami dibandingkan
dengan isi buku yang pertama karena buku ini adalah buku terjemahan karena Bahasa dan
kalimat yang digunakan dalam buku tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna,
kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan
berkonsentrasi saat membacanya.
Cover buku kurang menarik, terlalu kalem sehingga kurang bisa menstimulus para
pemilik buku untuk membacanya. Alangkah lebih baiknya jika cover dibuat menarik
sehingga menjadikan para pemilik bahkan orang yang baru melihatnya tertarik untuk
membaca kemudian terdapat adanya pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab
berikutnya sehingga pembaca sedikit bingung memahami dalam materi
Pendapat para ahli masih kurang banyak untuk mendukung penjelasan setiap materi
oleh karena itu untuk menyempurnakan buku ini harus mencantumkan pendapat para ahli
dalam setiap pembahasan materi setiap bab karena sumber pembuatan buku ini diambil dari
berbagai macam teori yang terpercaya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Dalam usaha memahami
perilaku manusia diperlukan alat yang tepat, yang bisa menggambarkan keseluruhan potensi yang
dimiliki manusia, bahkan setiap manusia mengingat adanya individual differences. Psikodiagnostik
adalah jawaban untuk bisa memahami perilaku manusia. Untuk itulah psikodiagnostik tidak pernah
lepas di setiap kegiatan pengukuran di bidang psikologi, baik untuk kebutuhan teoritis maupun
kebutuhan praktis. Psikodiagnostik muncul karena kebutuhan untuk mendapatkan data psikologis yang
tepat yang digunakan untuk memberi keputusan atau saran berkaitan dengan potensi yang dimiliki
manusia.
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan buku kedepannya yaitu agar penulis lebih
memperhatikan tentang gaya penulisan setiap kata, memaparkan banyak pendapat para ahli
dan memuat glosariun dan indeks pada buku.
Diharapkan bahwa buku ini akan membuat kita tertarik pada kemungkinan menjadi
manajer yang andal terutama dalam bidang teknologi , karena manajemen yang baik sangat
penting untuk keberhasilan semua organisasi. Hal ini jelas bahwa pustakawan masa depan
akan bekerja di lingkungan yang akan terus menjadi bergolak dan cepat berubah.
Penulisan Critical Book Report ini masih dalam masa pembelajaran. Pemilihan kata-
kata mungkin saja banyak kekeliruan kami mengharapkan saran dan kritikan yang
mendukung demi kesempurnaan Critical Book Report ini.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
22