Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REVIEW

MATA KULIAH : Asesment BK Tes

DOSEN PENGAMPU : Shofia Mawaddah , S.Psi., M.Sc.

DISUSUN OLEH :

NAMA : Andi Nofer Chresna P.Sinurat


NIM : 1203151051
PRODI : Bimbingan Dan Konseling

JURUSAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada saya dalam menyelesaikan tugas individu critical book report,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih

Medan, April 2022

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan..............................................................................................................
A Identitas Buku Utama........................................................................................................
B Identitas Buku Pembanding...............................................................................................
A.Ringkasan Buku Utama....................................................................................................
B.Ringkasan Buku Pembanding...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN BUKU............................................................................................................
A. Keunggulan Buku Utama.................................................................................................
B. Keunggulan Buku Pembanding.......................................................................................
A. Kelemahan Buku Utama..................................................................................................
B. Kelemahan Buku Pembanding.........................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................................
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................
3.2. Saran...................................................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asesmen adalah hal yang sangat penting bagi bimbingan dan konseling. Semua
layanan bimbingan konseling mesti berpangkal dari hasil asesmen yang memadai. Data hasil
asesmen yang memadai dapat menjadi dasar melakukan bantuan yang tepat dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa asesmen yang berkualitas tidak akan ada program
bimbingan dan konseling komprehensif, berkualitas, dan mampu mencapai tujuan layanan
dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan
(developmental) dan pencegahan (preventif). Jadi asesmen mutlak perlu dalam program
bimbingan dan konseling; Salah satu instrumen dalam kegiatan asesmen adalah tes. Teknik
tes diberikan dengan menyelenggarakan program testing untuk mengetahui potensi atau
kemampuan klien. Dalam kode etik profesi BK disebutkan bahwa dalam BK terdapat layanan
informasi, testing dan riset. Dengan demikian, testing merupakan aspek yang dipandang
urgen dan perlu untuk dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa hasil testing dapat
melengkapi hasil non testing.

Adapun macam tes yang ada pada assesmen teknik tes adalah tes intelegensi , tes
bakat , tes minat dan tes kepribadian. Dimana tes-tes tersebut diimplementasikan pada proses
bimbingan dan konseling yang pada dasarnya sangat membutuhkan data melalui assesmen-
assesmen yang ada. Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang tes bakat melalui
pembentukan pemahaman mengenai arti, manfaat, cara penggunaan dan kelebihan serta
kekurangan dari tes bakat itu sendiri.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama
atau penulis lainnya.
5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan.

1
1.3 Manfaat Penulisan
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat
untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku menjadi bahan pertimbangan dan juga menyelesaikan salah satu tugas
individu mata kuliah Bimbingan Konseling Tes pada Jurusan Bimbingan Konseling
Universitas Negeri Medan.

2
A Identitas Buku Utama

Judul Buku BUKU AJAR ASESMEN MINAT DAN


BAKAT TEORI DAN APLIKASINYA
Pengarang Dra. Dwi Nastiti, M.Si. Nurfi Laili, S.Psi.,
M.Psi., Psikolog
Penerbit UMSIDA Press

Tahun terbit 2020


Edisi 1
Halaman buku 97 hal
ISBN 978-623-6833 74-2

Tempat Percetakan Sidoarjo, Jawa Timur

Bahasa Teks Bahasa Indonesia

B Identitas Buku Pembanding

Judul Buku TES PSIKOLOGI : Tes Inteligensi dan Tes


Bakat

Pengarang Nur’aeni, S.Psi., M.Si.

Penerbit Universitas Muhammadiyah (UM)


Purwokerto Press Bekerja sama dengan
Pustaka Pelajar Celeban Timur UH III/548
Yogyakarta 55167
Tahun terbit 2012
Edisi Pertama

Halaman buku 173 Hal


Tempat Percetakan Yogyakarta
Bahasa Teks Bahasa Indonesia

3
A. Ringkasan Buku Utama

BAB 1 PENDAHULUAN

A.SEJARAH PSIKODIAGNOSTIK

Penggunaan istilah psikodiagnostik secara eksplisit muncul ketika Hermann Rorschach menerbitkan hasil
penelitian dengan metode Rorschach dalam lapangan psikiatri dengan judul psikodiagnostik (Marnat, 2009).
Marcham S.S (1990) mencoba memberikan gambaran secara detil sejarah perkembangan tes psikologi, yang
menjadi cikal bakal munculnya psikodiagnostik, yang secara eksplisit baru dikemukakan oleh Rorschach pada tahun
1921.
Pada awalnya, istilah psikodiagnostik sering digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikologis pasien
sehingga bisa dilakukan treatmen atau pemberian pengobatan sesuai dengan kelainan yang diderita pasien klinis.
Kemudian ilmu psikologi berkembang, sehingga berkembang pula penggunaan istilah psikodiagnostik di hampir
semua bidang kegiatan dimana manusia berada, seperti di bidang sosial, organisasi dan industri, pendidikan, juga
bidang perkembangan.

B. PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIK
Dalam rangka mengerti apa itu psikodiagnostik kita akan menemukan banyak pengertian tentang
psikodiagnostik. Dilihat dari asal katanya, Psikodiagnostik berasal dari 2 kata, yaitu : psikologi dan
diagnostik. Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia, sedangkan diagnostik adalah mencari tahu.
Dengan demikian, bila 5 dilihat dari asal kata, psikodiagnostik berarti ilmu yang berkaitan dengan mencari
tahu tentang masalah perilaku yang muncul. Secara Teoritis, Psikodiagnostik adalah studi ilmiah tentang
berbagai metode membuat diagnosis psikologis, dengan tujuan : dapat memperlakukan manusia dengan
lebih tepat. Secara Praktis, Psikodiagnostik adalah setiap metode untuk membuat diagnosis psikologis,
dengan tujuan agar dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat (Suryabrata, 2005). Bila diartikan
secara sempit, psikodiagnostik adalah metode yang digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikis,
dengan tujuan untuk dapat memberikaan pertolongan secara tepat. HIMPSI sendiri memberi pengertian luas
tentang psikodiagnostik yaitu salah satu bentuk pemeriksaan psikologis yang dilakukan dengan teknik-2 dan
alat ukur tertentu yang telah distandardisir guna menemukan sifat-sifat yang melandasi perilaku atau
kepribadian tertentu. Diagnostik sendiri, secara luas bisa diartikan sebagai seperangkat alat ukur yang
dimaksudkan untuk mendapat informasi tentang pikiran, perasaan, persepsi, dan perilaku seseorang, yang
digunakan untuk membuat keputusan diagnostik tentang orang tersebut (Himpsi, 2000).
C. KEDUDUKAN PSIKODIAGNOSTIK
Sejak awal psikodiagnostik adalah bagian dari psikologi dan terikat dengan metode untuk asesmen
perbedaan individual dalam berperilaku, bukan sebagai subdisiplin psikologi. Bentuk-bentuk metodenya :
observasi, wawancara, dan tes. Seperti dijelaskan di atas, pada awalnya psikodiagnostik ini lebih sering
digunakan dalam bidang klinis, tetapi kemudian, dengan berkembangnya ilmu psikologi, penggunaan
psikodiagnostik meluas ke bidang pendidikan, organisasi dan industri, sosial dan perkembangan, dan bidang

4
lain.

5
D. TUJUAN PSIKODIAGNOSTIK
Ada beberapa tujuan pemanfaatan psikodiagnostik : 1. Untuk mengetahui adanya perbedaan-
perbedaan individu. De Zeeuw (1984) menyatakan bahwa psikodiagnotik ditujukan untuk asesmen
perbedaan individual. 2. Untuk mengetahui potensi individu, dan memperlakukan individu sesuai
dengan potensi yang dimiliki. Psikodiagnostik membantu kita agar bisa memahami individu secara
lebih baik dengan menerapkan teknik wawancara, observasi, atau pemberian tes psikologi. 3. Untuk
menetapkan kelainan-kelainan psikis yang dialami individu, seperti menetapkan klien mengalami
gangguan skizoferenia, paranoid, dll. 9 4. Untuk memberi penanganan yang tepat sesuai dengan
kelainan psikologis yang dialami individu, seperti pemberian terapi atau treatment yang efektif untuk
mengatasi gangguan psikis individu. 5. Dalam kehidupan sehari-hari, bisa digunakan untuk tujuan
mendapatkan problem solving. Pemeriksaan psikodiagnostik akan membantu individu mengenali
potensi diri dan memanfaatkan potensinya untuk mengetahui problem solving.

BAB 2 KONSEP MINAT DAN BAKAT


A. MINAT
Menurut KBBI minat berarti :(a) Menuju pada perhatian; (b) Adanya keinginan untuk memperhatikan;
(c) Kemauan untuk melakukan sesuatu; (d) Berminat; (e) ada ketertarikan; (f) ada rasa suka; (g) ada
kemauan; (h) ingin akan. Aiken (1994) menyebut minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi
kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai nilai yang membuat seseorang
mempunyai pilihan dalam hidupnya (Anastasia dan Urbina, 1997). Minat adalah 15 kecenderungan
terhadap sesuatu, atau dorongan kuat dalam diri seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang
diinginkan.
B. BAKAT
Bakat dalam bahasa Inggris : “aptitude” atau “talent”. Bakat merupakan kemampuan yang memang
sudah dimiliki oleh setiap orang yang digunakan untuk mempelajari sesuatu dengan cepat, bahkan
beberapa diantaranya dalam waktu yang singkat serta memiliki hasil yang sangat baik pula. Bakat
memang sudah dimiliki setiap manusia saat dia lahir ke dunia ini. Dalam arti luas, bakat adalah suatu
kapasitas yang dimiliki seseorang untuk mengetahui dan menguasai suatu pengetahuan khusus (dengan
latihan), ketrampilan atau serangkaian respon yang terorganisisir. Dengan demikian, bakat atau
aptitude dapat diartikan sebagai sebuah kemam-puan bawaan dari seseorang. Kemampuan ini masih
berupa potensi yang perlu untuk dikembangkan lebih lanjut dan dilatih agar dapat mencapai impian
yang ingin diwujudkan, misal 17 kemampuan seseorang di bidang musik, di bidang mekanik, atau
kemampuan bahasa.

BAB 3 TES MINAT

A. MACAM-MACAM TES MINAT


1. Kuder
a. Pengantar Penamaan tes ini diambil dari nama penyusunnya yaitu G. Frederic Kuder. Tes Kuder
memfokuskan diri pada pengukuran bidang minat 23 yang luas yang mungkin dimiliki
seseorang, sehingga hasil tes akan menggambarkan bagaimana minat seseorang pada semua
bidang minat yang diungkap tes Kuder, apapun bentuk atau formatnya.
2. RMIB (Rothwell Miller Interest Blank)
a. Pengantar Pada awalnya, di tahun 1947 Rothwell menyusun tes minat. Pada saat itu, tes
yang disusun Rothwell memasukkan 9 kategori jenisjenis pekerjaan. Baru di tahun 1958,
Kenneth Miller memasukkan 3 kategori jenis pekerjaan baru selain 9 kategori jenis-jenis
pekerjaan sebelumnya yang sudah disusun oleh Rothwell, sehingga di tahun 1958 tes RMIB
memasukkan 12 kategori jenis pekerjaan. Pengembangan Miller pada tes yang disusun
6
Rothwell menjadikan nama tes ini menjadi Rothwell Miller Interest Blank (RMIB). Sama
seperti tes minat lainnya, tes RMIB diciptakan dengan maksud mengetahui minat yang
mungkin dimiliki testee dengan cara mengungkap bagaimana sikap yang ditunjukkan testee
pada suatu bentuk pekerjaan, juga bagaimana ide-ide stereotipe yang dimiliki testee tentang
pekerjaan yang tersebut.
3. Self Directed Search (SDS)
a. Pengantar Instrumen ini dikembangkan oleh J.L Holland, sebagai instrumen konseling pekerjaan
yang bisa dilaksanakan sendiri, diskor sendiri, dan diinterpretasikan sendiri. Holland membuat
konversi bidang minat pada tes Kuder kedalam 6 bidang minat tes Holland yaitu RIASEC.
Konversi bidang minat tes Kuder berdasar skala kuder mana yang setara dengan 6 jenis bidang
minat tes Holland.

BAB 4 TES BAKAT


A. MACAM-MACAM TES BAKAT
Secara umum, tes bakat terdiri dari : Multiple Aptitude Batteries, dan Special Aptitude Test. 1.
Multiple Aptitude Batteries (Tes bakat Multiple) Tes bakat multiple, atau Multiple Aptitude
Batteries, adalah tes yang terdiri dari sejumlah tes dan digunakan untuk menganalisis profil individu
(Anastasi, 1997). Tes yang dirancang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan Siswa Sekolah
Menengah Atas untuk belajar atau berhasil di bidang-bidang tertentu. a. DAT (Differential Aptitude
Tests) Penyusunnya : George K. Bennet, Harold G. Seashore, & Alexander G. Wesman pada tahun
1947. DAT disusun berdasar konsep yang menyatakan bahwa kemampuan mental tidak hanya
terdiri dari satu faktor saja melainkan banyak faktor sehingga dibutuhkan suatu tes yang dapat
mengukur bermacam-macam faktor dengan beberapa skor sesuai dengan kemampuan yang diukur.
B. FACT (Flanagan Aptitude Classification Tests)
Diciptakan oleh John. C. Flanagan (USA). FACT Terdiri dari : 1. Tes Inspection a. Pengantar Tes
ini digunakan untuk menguji ketajaman persepsi visual secara detail (sehingga tesnya dapat disebut
tes persepsi detail). Kemampuan ini dibutuhkan dalam memeriksa hasil-hasil pabrik yang hampir
selesai atau sudah selesai. b. Bentuk Tes ini mengukur kemampuan untuk menemukan kekurangan
atau ketidaksempurnaan dalam serangkaian artikel dengan cepat dan akurat. Oleh karena itu tes ini
dirancang dalam bentuk gambar, obyek, atau rangkaian artikel yang memiliki kekurangan.

BAB 5 APLIKASI TES MINAT DAN BAKAT


A. APLIKASI TES MINAT
Melihat fungsinya, kita bisa mengetahui bahwa tes minat bisa digunakan di 3 bidang terapan yaitu :
1. Perusahaan :
Perusahaan bisa memnafaatkan tes minat untuk tujuan-tujuan seperti :
a. Konseling Karier : 82 Tes minat (dan dibarengi dengan tes bakat) akan sangat membantu tim
rekrutmen perusahaan saat harus menempatkan karyawan agar sesuai dengan ke-tertarikannya
pada suatu bidang pekerjaan.
Contohnya, selain untuk keperluan rekruitmen, tes Kraepelin sering juga dimafaatkan untuk
kepentingan promosi dan mutasi dalam bidang kerja dan jabatan.
b. Konseling Pekerjaan :
Konseling ini diberikan pada karyawan yang telah bekerja di suatu perusahaan. Penggunaan tes
minat di sini sebagai alat untuk mengetahui minat karyawan yang sebenarnya, apalagi bila di
7
awal bekerja tidak dilakukan pengukuran minat.
B. APLIKASI TES BAKAT
1. Bidang Pendidikan
Di awal sejarah perkembangannya, penggunaan tes bakat banyak dimanfaatkan untuk membantu
perusahaan menentukan apakah seorang calon pekerja memiliki kemampuan seperti yang
diharapkan perusahaan di bidang pekerjaan tertentu. Pada perkembangan selanjutnya, kemudian
bidang pendidikan juga menggunakan tes bakat untuk keperluan pendidikan seperti untuk
mengarahkan siswa pada pendidikan sesuai kemampuannya yang menonjol (Anastasi, 1997).
2. Bidang pekerjaan / industri
Tes DAT (Differential Aptitude Tests) cocok untuk administrasi kelompok dan terutama digunakan
dalam pendidikan dan konseling kejuruan, meskipun dapat digunakan dalam pemilihan
karyawan. Sejak Perang Dunia I para psikolog mulai membuat tes-tes aptitude yang
diperuntukan khusus untuk kebutuhan konseling pekerjaan (vocational counseling). Kelompok
tes seperti General Aptitude Test Battery (GATB) menjadi pilihan psikolog untuk keperluan
tersebut.

Ringkasan Buku Pembanding

BAB. 1 Pengertian Tes Psikologi

A. Pengertian Tes Apakah tes itu?, kata tes berasal dari bahasa latin ‘Testum’ yaitu
alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran
yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang
lain. Lama kelamaan arti tes menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi

8
kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu
makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk
menentukan (mengukur) aspek-aspek tertentu dari pada ke pribadian (Azwar,
1987). Tes menurut CRONBACH : “ a tes is a systematic procedure for comparing
the behavior of two or more person “. Dan menurut FLORENCE L
GOODENOUGH : “ A tes is a task or a series of tasks given of individual or
groups with the purpose of answer trainning their relatives profi ciency as
compared to each other or to standard previously set up on the basic the
performance of similar groups “. Sedangkan tes menurut SUNDBERG : “ Tes
Suatu metode untuk menjaring data berupa perilaku individu yang berlangsung
dalam suatu situasi yang baku.

B. Faktor-faktor yang Terkait dengan Tes

Dalam melakukan tes atas berbagai orang, penting untuk membedakan antara factor
faktor yang mempengaruhi baik tes maupun perilaku kriteria serta faktor-faktor
yang pengaruhnya terbatas pada tes. Faktor-faktor yang disebut terakhir inilah
faktor-faktor yang terkait dengan tes yang mengurangi validitas. Contoh dari fak
tor-faktor tersebut mencakup pengalaman sebelumnya dalam mengikuti tes,
motivasi untuk berhasil dalam tes, hubungan dengan penguji, penekanan berlebihan
pada kecepatan dan variabel-va riabel apapun lainnya yang mempengaruhi kinerja
pada tes ter tentu tapi tidak relevan pada domain perilaku luas yang
dipertimbangkan. Upaya-upaya khusus seharusnya dilakukan untuk mengurangi
ope rasinya faktor-faktor yang terkait dengan tes ini ketika meng uji orang-orang
dari latar belakang budaya tidak sama atau penyandang cacat.

BAB 2 SEJARAH DAN HAKEKAT TES PSIKOLOGI


A. Sejarah Tes Psikologi
Pada abad ke-19 mulai bangkitnya minat pada pengobatan yang lebih manusiawi terhadap orang-orang
gila dan mereka yang mentalitasnya terbelakang, padahal sebelum ini orang-orang tersebut diabaikan,
dicemooh bahkan disiksa. Dengan munculnya kepedulian akan perawatan yang lebih layak bagi orang-orang
yang punya masalah mental, semakin disadari perlunya kriteria untuk me ngidentifi kasi dan mengklasifi kasi
kasus-kasus tersebut.
B.Hakekat Tes Psikologi
Fungsi tes-tes psikologi adalah untuk mengukur perbedaanperbedaan antara individu-individu atau antara reaksi-
reaksi individu yang sama dalam situasi yang berbeda. Salah satu masalah awal yang merangsang pertumbuhan tes-
9
tes psikologi adalah identifi kasi orang-orang terbelakang mentalnya. Dorongan kuat pada
perkembangan awal tes-tes agaknya didapatkan dari kebutuhan akan penilaian yang muncul dalam pendidikan.
Dewasa ini sekolah termasuk pihak paling besar yang menggunakan tes. Tes-tes antara lain digunakan untuk maksud-
maksud seperti mengklasifikasi anak-anak dengan acuan pada mereka untuk bisa mengam bil man faat dari berbagai
jenis pelajaran sekolah yang berbeda-beda, identifi kasi mana yang pembelajar cepat dan mana yang lam ban,
konseling pen didikan dan pekerjaan pada tingkat sekolah menengah dan universitas, menyeleksi orang-orang yang
melamar masuk sekolahsekolah profesional. Seleksi dan klasifi kasi sumber daya manusia untuk bidang industri
menggambarkan pe nerapan utama lainnya atas testing psikologis.
C. Tujuan dan Manfaat Tes Psikologi
Tes Psikologi sebagai salah satu Metode dari Psikodiagnostik,
mempunyai tujuan untuk mengadakan Klasifi kasi, Deskripsi, Interpretasi dan Prediksi. Klasifi kasi bertujuan untuk
membantu mengatasi problem-problem yang berhubungan dengan:
a. Pendidikan, menyangkut masalah intelegensi, minat dan bakat, kesukaran belajar dan sebagainya.
Tes intelegensi bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan individu yang merupa kan potensi dasar
keberhasilan pendidikan. Tes Minat bakat bertujuan membantu individu menyesuaikan jurusan atau ekstra
kurikuler dalam pendidikan sehingga bakat dan potensinya da pat diaktualkan secara optimal. Kesukaran belajar atau
ketidakmampuan dalam belajar/Learning Disability (LD).
b. Perkembangan Anak, menyangkut hambatan-hambatan perkem bangan baik psikis maupun sosial.
c. Klinis, berhubungan dengan individu-individu yang meng alami gangguan-gangguan psikis, baik yang ringan
maupun yang berat.
d. Industri, berhubungan dengan seleksi karyawan, evaluasi dan promosi. Seleksi: suatu proses pemilihan individu
yang dinilai paling sesuai untuk menduduki jabatan atau posisi tertentu da lam perusahaan. Evaluasi: pemeriksaan
psikologis yang bertujuan untuk membantu perusahaan menilai apakah posisi yang ditempati saat ini telah
sesuaidengan kemampuan yang dimiliki karyawan yang bersangkutan. Promosi: pemeriksaan psikologis yang
bertujuan untuk menilai kemampuan seseorang apakah telah memenuhi syarat untuk dapat menduduki jabat an atau
posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan. Pemeriksaan psikologis secara garis besar dapat diklasifi kasikan sebagai
be rikut: (1) Level Staff (non-Manajerial), aspek-aspek yang
per lu dan dapat diungkap mencakup kemampuan umum (in -
telegensi), kesesuaian kepribadian, sikap dan kemampuan bekerja dalam menghadapi persoalan praktis sehari-hari.
(2) Level Supervisor, aspek-aspek yang perlu dan dapat diungkap
mencakup kemampuan umum (intelegensi), kesesuaian kepriba dian, sikap dan kemampuan kerja, gaya
kepemimpinan dan
pengambilan keputusan. (3) Level Manajerial, aspek-aspek yang
perlu dan dapat diungkap mencakup kemampuan umum
(in telegensi), pengambilan keputusan dan kemampuan peme cahan masalah secara strategis, gaya kepemimpinan,
kepribadian, hubungan interpersonal dan sikap kerja.

10
BAB 3 MACAM TES PSIKOLOGI
A. Klasifikasi Tes Psikologi
Tes psikologi sangat banyak ragmnya dan sangat luas skornya, sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik
mengenai tes ter sebut perlu dilakukan klasifikasi.

B. Tes Inteligensi
Inteligensi adalah perwujudan dari suatu daya dalam diri manusia, yang mempengaruhi kemampuan seseorang di
berbagai bidang. Spearman membuat suatu rumusan yang dinamai ”general ability” yang berperan dalam menyimpan
dan mengikat kembali suatu informasi, menyusun konsep-konsep, menangkap adanya hubungan-hubungan dan
membuat kesimpilan, mengolah bahanbahan dan menyusun suatu kombinasi baru dari bahan tersebut. Vernon (1973)
ada tiga arti mengenai inteligensi, pertama in -teligensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari
orang tuanya melalui gene yang nantinya akan menentukan perkembangan mentalnya. Kedua, istilah inteligensi
mengacu pada pandai, cepat dalam bertindak, bagus dalam penalaran dan pemahaman, serta efi sien dalam aktifi tas
mental. Arti ketiga dari inteligensi adalah umur mental atau IQ atau skor dari suatu tes inteligensi.
C. Tes Bakat
Kita sering mendengar kata ‘bakat’ pada kehidupan seharihari, tapi ketika ada orang lain menanyakan defi nisi atau
pengertian bakat, kita kadang hanya bisa menjawab bahwa bakat itu ya bakat, minat atau kesukaan dan hobby.
Dengan jawaban itu kadang orang yang bertanya hanya bisa manggut-manggut mengiyakan tentang arti atau defi nisi
tersebut. Kenyataan membuktikan bahwa bakat dapat didefi nikan sebagai kemampuan atau potensi yang dimiliki
oleh se mua orang yang ada di dunia ini. Bakat adalah karunia atau pem berian Allah kepada manusia. Manusia
berkewajiban untuk me munculkan, mengasah, mengembangkan pemberian Allah tersebut. Hal ini sebagai bentuk
syukur kita kepadaNya jika kita bisa mengembangkan bakat tersebut. Bakat juga dapat diartikan sebagai
kemampuan bawaan yang dimiliki oleh masing-masing orang/individu.

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP DALAM TES PSIKOLOGI


Syarat-syarat tes yang baik adalah :
1. harus valid
Validitas suatu tes adalah tarap sejauhmana tes itu mengukur apa yang seharusnya diukurnya, jadi makin tinggi
validita suatu tes, maka tes itu makin mengenai sasarannya, makin menunjukkan apa yang seharusnya
ditunjukkannya. Contoh tes yang valid yaitu tes inteligensi Stanford Binet dapat mengukuraspek kecerdasan
anak-anak umur 6 – 14 tahun. Tes WAIS kurang tepat/valid jika digunakan untuk mengungkap kecerdasan anak-anak
berumur 6 – 14 tahun. Dalam ilmu fi sik jika kita akan menimbang berat ‘emas’ maka takaran/timbangan yang
digunakan adalah timbangan untuk ‘emas’ (valid). Sebaliknya kurang tepat/valid jika kita menggunakan timbangan
beras untuk menimbang berat ‘emas’.

11
BAB 5 TES INTELIGENSI
A. Konsep dan Teori Inteligensi
Masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah yang meng gambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun
kemampuan untuk me mecahkan problem yang dihadapi. Beberapa ahli psikologi lebih suka memusatkan perhatian
pada masalah perilaku intelegen. Me reka beranggapan bahwa inteligensi merupakan status mental yang tidak
memerlukan defi nisi. Sedangkan perilaku intelegen le bih konkrit batasan dan ciri-cirinya sehingga lebih berguna
untuk dipelajari. Dengan melakukan identifi kasi terhadap ciri dan indikator perilaku intelegen maka dengan
sendirinya pula defi nisi inteligeni akan ter kandung di dalamnya.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah:
1. Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. sedangkan di antara 2 anak
kembar, korelasi nilai tes Iqnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang di adopsi. IQ mereka
berkorelasi antara 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah
dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi
sangat tinggi, walaupun mereka tidak pernah saling kenal.
2. Faktor Lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan
perubahan-perubahan yang berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat
dipengaruhi oleh gizi yang dikon sumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang amat pen ting.
[C. Intelegensi dan IQ
Orang seringkali menyamakan arti intelegensi dengan IQ, pa dahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang
sangat mendasar. Arti intelegensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient,
adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi
mengenai taraf kecerdasan se seorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (mental age) dengan umur kronologik
(chronological age).

D. Inteligensi dan Bakat


Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifi k. Kemampuan-kemampuan
yang spesifi k ini mem berikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan ter capainya pengetahuan,
kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Ap ti tude.
Karena suatu tes Inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat

12
tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.

BAB 6 TES BAKAT


A. Pengertian Bakat
Kita sering mendengar kata ‘bakat’ pada kehidupan sehari-hari, tapi ketika ada orang lain menanyakan defi nisi atau
pengertian bakat, kita kadang hanya bisa menjawab bahwa bakat itu ya bakat, minat atau kesukaan dan hobby.
Dengan jawaban itu kadang orang yang bertanya hanya bisa manggut-manggut mengiyakan tentang arti atau defi nisi
tersebut. Kenyataan membuktikan bahwa bakat dapat didefi nikan sebagai kemampuan atau potensi yang dimiliki
oleh semua orang yang ada di dunia ini. Bakat adalah karunia atau pemberian Allah kepada manusia. Manusia
berkewajiban untuk me -munculkan, mengasah, mengembangkan pemberian Allah tersebut. Hal ini sebagai bentuk
syukur kita kepadaNya jika kita bisa mengembangkan bakat tersebut. Bakat juga dapat diartikan sebagai
kemampuan bawaan yang dimiliki oleh masing-masing orang/individu.
B. Tujuan Mengetahui Bakat
Tujuan mengetahui bakat adalah untuk dapat melakukan diagnosis dan prediksi. Tujuan mengetahui bakat yang
pertama adalah untuk melakukan diagnosis, dengan mengetahui bakat seseorang maka akan dipahami potensi yang
ada pada diri seseorang. Dengan demikian dapat membantu untuk menganalisis permasalahan yang
dihadapi testee di masa kini secara lebih cermat. Permasalahan itu baik dalam pendidikan, klinis maupun industri.
Dengan bantuantes bakat ini maka diharapkan psikolog dapat memberikan suatu treatment yang tepat bagi kliennya.
C. Ciri-ciri Orang Yang Berbakat
Renzulli dan kawan-kawan (1981) dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa yang menentukan bakat seseorang
pada pokoknya merujuk pada tiga kelompok ciri-ciri yakni :
1. kemampuan di atas rata-rata yaitu kemampuan itu harus cukup diimbangi dengan tugas dan tanggung jawab
terhadap tugas.
2. kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasangagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah.
3. tanggung jawab atau mengikat diri terhadap tugas yaitu menunjukan adanya semangat dan motivasi untuk
mengerjakan
dan menyelesaikan tugas.
Jika selama ini banyak orang beranggapan bahwa bakat hanya ditentukan oleh kemampuan di atas rata-rata atau
kecerdasan tinggi ternyata tidak menunjukan demikian akan tetapi adanya kreativitas pada diri anak untuk berusaha
mencoba mengekspresikan suatu karya serta didorong dengan semangat dan motivasi akan dapat
menyelesaikan apa yang telah dimulai (www.e-psikologi.com).
D. Jenis-jenis Bakat
Nusyiwan (2008) menggolongkan jenis-jenis bakat ini berdasarkan fungsi atau aspek jiwa raga yang terlihat dalam
berbagai macam prestasi dan berdasarkan sifat prestasi bakat (www.vitriyanespa.com).

13
BAB 7 PROSEDUR PENYAJIAN TES BAKAT
A. Differential Aptitude Test (DAT)
1. Administrasi DAT
Seri DAT harus disajikan secara menarik, menghindari suasana monoton supaya tidak membosankan dan
melelahkan.
2. Interprestasi tes DAT
Perlu diketahui ciri baterai tes adalah akan mempunyai manfaat yang tinggi bila dipakai secara bersama, walaupun
masing-masing tes dalam baterai tes ini mandiri. Koefi sien interkorelasi yang tinggi mempunyai arti bahwa skor
pada tes tertentu tidak akan berbeda dengan skor tes pada tes yang lain.
3. Validitas DAT
Adalah validitas prediktif, dianalisis dengan cara:
a. Mencari korelasi dengan prestasi belajar di berbagai mata pe -lajaran secara terpisah dari kelas VIII hingga kelas
XII. Krite -rianya berupa prestasi belajar yang diperoleh dalam satu jangka waktu tertentu dari administrasi DAT.
Kriteria diperoleh secara longitudinal satu tahun hingga empat tahun, dan kriteria berupa prestasi mahasiswa tahun
pertama, dari mahasiswa akademik, keguruan, dan institut teknologi.
b. Mencari korelasi dengan kriteria hasil tes prestasi standart.
c. Dengan memperhatikan para lulusan SMA yang sukses dalam studi di perguruan tinggi atau dalam berbagai
pekerjaan.

B. General Aptitude Test Battery (GATB)


GATB dikembangkan oleh The United State Employment Ser -vices (USES) pada tahun 1947. Pada revisi GATB,
sejumlah tes dikurangi menjadi 12 tes dan faktornya menjadi 9 macam, yang menurut terminology Thurstone
sebagai9 PMA atau kemampuan primer, yang masing-masing dianggap sebagai bakat.

C. Flanagan Aptitude Classification Tests (FACT)


FACT disusun oleh J. C. Flanagan, seorang professor psikologi pada Universitas Pittsburgh. Tes ini dikembangkan
dalam usaha untuk mendapatkan suatu system klasifi kasi baku dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar
seseorang pada tugas-tugas tertentu.Penggunaan tes ini adalah sebagai; (a) alat bantu untuk memprediksi
keberhasilan kerja dan perencanaan program latihan dalam rangka konseling pekerjaan dan (b) alat seleksi dan
penempatan karyawan.
FACT merupakan seperangkat tes yang terdiri atas 14 tes yang dapat diperguanakan secara keseluruhan atau
sebagian-sebagian. Ke-empat belas tes yang asli adalah; Inspection, coding, memory, preci sion, assembly, scales,
coordination, judgment and comprehension, arithmetic, patterns, components, tables, mechanics, expression.

14
BAB 8 SKORING TES BAKAT
A. Skoring/Cara Pemberian Skor Tes Bakat
ada bab IX ini akan dibahas tentang skoring 5 sub tes DAT (tes berhitung, tes penalaran, tes pola, tes pengertian
mekanik, tes cepat dan teliti), 3 sub tes GATB (tes ruang bidang, tes mempersamakan perkakas, tes kecekatan
jemari), 8 sub tes FACT (tes kode dan ingatan, tes merakit obyek, tes sekala dan grafi k, tes pemahaman, tes
mengutip, tes komponen, tes tabel, tes ungkapan), tes kreativitas dan tes Kraeplin.

BAB 9 LAPORAN TES BAKAT


A. Format Laporan
Praktikum tes bakat bagi mahasiswa peserta mata kuliah ini sa -ngat diperlukan untuk mencapai kompetensi yang
ada, yaitu mahasiswa dapat membuat kesimpulan, saran serta laporan hasil tes ba kat. Praktikum tes bakat harus
melalui langkah-langkah sebagai berikut; sebelum mahasiswa praktikum tes bakat mereka harus tahu
dulu dasar pikiran, konsep tentang bakat dan adanya tes bakat. Lalu mahasiswa dapat menyajikan beberapa tes bakat
yang disesuaikan dengan tujuan tesnya. Mahasiswa dapat memberi/membuat skoring hasil tes bakat, membuat
kesimpulan dan akhirnya mahasiswa harus membuat laporan hasil praktikumnya.
B. Cara Membuat Laporan Praktikum Tes Bakat
Satu ilustrasi di bawah ini dibuat agar pembaca dapat menerap -kan cara membuat laporan hasil tes bakat. Hasil tes
bakat yang dilakukan pada siswa kelas X.1 SMA Negeri I Sokaraja pada hari jum’at,11 Mei 2007 dari pukul 09.30 –
11.30. Jumlah siswa yang dites bakat pada saat itu adalah 42 siswa, tetapi karena hanya untuk con toh mem -
buat laporannya, maka siswa yang ditulis di sini hanya 10 siswa.

BAB 10 APLIKASI TESTING PSIKOLOGI


A. Konteks Utama Penggunaan Tes Dewasa Ini
Tes-tes psikologi digunakan untuk berbagai tujuan dan bidang penerapannyapun terus bertambah. Ada tiga bidang
utama yang dilayani oleh tes dalam hal keserbaragaman fungsi-fungsi, bidangbidang penggunaan tes ini bisa secara
luas disebut sebagai konteks pendidikan, pekerjaan dan klinis/konseling.
B. Pertimbangan Etis dan Sosial dalam Testing Psikologi
Baik dalam penelitian maupun dalam aplikasi praktis pro sedur-prosedur mereka, para psikolog sudah lama prihatin
dengan pertanyaan tentang etika profesional. Sebuah contoh konkrit dari keprihatinan ini adalah program empiris
sistematis yang diikuti pada awal 1950-an untuk mengembangkan kode etik formal pertama bagi profesi
psikolog.Usaha yang ekstensif ini menghasilkan persiapan seperangkat standar yang secara resmi diterima oleh
American Psychological Association (APA) dan pertama diterbitkan pada tahun 1953. Standar ini menjalani tinjauan
dan penyempurnaan terus menerus yang menghasilkan publikasi periodik dari edisi-edisi yang direvisi. Versi yang
ada sekarang Ethical Principles of Psychologists and Code of Conduct (Anastasi, 1997).
C. Pemeriksaan Psikologis

15
Pada dasarnya pemeriksaan psikologis adalah upaya sis tematis untuk mengungkapkan aspek-aspek psikologis
tertentu dari individu. Apabila dilihat dari berbagai kasus yang ada fungsi pemeriksaan psikologis dapat digolongkan
untuk tujuan seleksi, promosi, mengidentifi kasikan kemampuan/ketidakmampuan belajar khusus, pengukuran ciri
kepribadian, nilai hidup, penentuan bakat dan minat, pengukuran perilaku dan untuk pertimbangan klinis.
Semua pengukuran terhadap aspek-aspek psikologis pada dasarnya dilakukan dalam rangka menjelaskan dan
meramalkan perilaku individu. Secara metodologis pemeriksaan psikologis dapat berarti pula sebuah penelitian aksi
dengan menggunakan seorang atau sekelompok sample, untuk diperbandingkan dengan individu atau
kelompok normative lain sejenis yang telah terukur sebelumnya.Setiap pemeriksaan psikologis dilakukan, tentu
mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pemeriksaan psikologis bertujuan untuk mengungkapkan aspek-aspek
psikologis tertentu dari individu yang hendak diperiksa yang dilakukan untuk maksud dan tujuantertentu. Oleh karena
itu tidak perlu semua aspek psikologis kita periksa, namun hendaknya setiap pemeriksaan psikologis dibatasi
sesuai dengan maksud dan tujuan pemeriksaan yang hendak dicapai.

16
BAB II
PEMBAHASAN BUKU

A. Keunggulan Buku Utama

Buku pertama yang Berjudul BUKU AJAR ASESMEN MINAT DAN BAKAT
TEORI DAN APLIKASINYA memiliki pembahasan mengenai dasar-dasar minat dan bakat.
Bisa dikatakan isi buku pertama ini mencakup topik bahasan yang luas dan cukup lengkap
Memberikan penjelasan dan contoh dengan grafik dan tabel sehingga mempermudah
pemahaman pembaca.

Tidak hanya itu saja pada buku ini cukup lengkap dalam memberikan penjelasan dan
contoh baik dengan grafik dan table yang mendukung isi materi, juga dilampirkan Istilah-
istilah penting dalam Minat dan Bakat yang ada dijelaskan pada setiap bab serta Terdapat
pertanyaan studi kasus yang dapat menambah dan mengasah pemahaman pembaca di era saat
ini.

Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan pedoman untuk
menambah pengetahuan tentang apa itu Minat dan Bakat dan Dalam setiap bab telah dibuat
indicator serta banyak di buat pengertian menurut para ahli. Sehingga kita sebagai pembaca
dapat lebih mudah memahami setiap pokok pembahasan yang ada dalam buku ini.

B. Keunggulan Buku Pembanding

Buku yang kedua yang berjudul TES PSIKOLOGI : Tes Inteligensi dan Tes Bakat
dari segi isi dan kelengkapan materi lebih memfokuskan pada Tes intelegensi dan Tes bakat
saja sesuai dengan judulnya. Dari segi

17
penulisan buku, buku ini memiliki tingkat penyajian yang cukup memuaskan dimana setelah
membaca buku ini hanya sedikit kesalahan pengetikan.

Dari segi penyampaian tabel maupun dari hal penyampaian rumus-rumus juga cukup
jelas dan lengkap serta, dalam setiap babnya terdapat ikhtisar yang merupakan pengantar
singkat tentang materi yang akan dijabarkan. Jadi dengan membaca ikhtisar dari awal bab
tersebut, kita sudah dapat menggambarkan materi apa yang akan dibahas dalam bab tersebut
sehingga dapat menambah pemahaman pembaca.

18
A. Kelemahan Buku Utama

Dalam buku ini terdapat banyak sekali teori-teori pengelolaan pengajaran, namun
contoh konkrit belum saya temukan. Padahal untuk mengetahui dan bisa memahami secara
mendalam pembaca tentu akan dimudahkan ketika mereka dibawa kepersoalan yang nyata
dan sudah ada contohnya. Sistematika penyusunannya (langkah-langkah) sudah ada, namun
langkah-langkah saja belum cukup tanpa disodori contoh konkrit.

Dibutuhkan catatan kaki dalam buku ini, karena banyak istilah-istilah yang masih
asing dan masih butuh penjelasan serta Dalam penyajian, penulis menggunakan tidak
menggunakan jarak spasi yang sesuai sehingga membuat pembaca menjadi cepat bosan
karena tulisan terlalu rapat-rapat.

B. Kelemahan Buku Pembanding

Dari segi pemahaman isi buku, buku ini lebih sulit isinya dipahami dibandingkan
dengan isi buku yang pertama karena buku ini adalah buku terjemahan karena Bahasa dan
kalimat yang digunakan dalam buku tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna,
kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan
berkonsentrasi saat membacanya.

Cover buku kurang menarik, terlalu kalem sehingga kurang bisa menstimulus para
pemilik buku untuk membacanya. Alangkah lebih baiknya jika cover dibuat menarik
sehingga menjadikan para pemilik bahkan orang yang baru melihatnya tertarik untuk
membaca kemudian terdapat adanya pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab
berikutnya sehingga pembaca sedikit bingung memahami dalam materi

Pendapat para ahli masih kurang banyak untuk mendukung penjelasan setiap materi
oleh karena itu untuk menyempurnakan buku ini harus mencantumkan pendapat para ahli
dalam setiap pembahasan materi setiap bab karena sumber pembuatan buku ini diambil dari
berbagai macam teori yang terpercaya.

19
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Dalam usaha memahami
perilaku manusia diperlukan alat yang tepat, yang bisa menggambarkan keseluruhan potensi yang
dimiliki manusia, bahkan setiap manusia mengingat adanya individual differences. Psikodiagnostik
adalah jawaban untuk bisa memahami perilaku manusia. Untuk itulah psikodiagnostik tidak pernah
lepas di setiap kegiatan pengukuran di bidang psikologi, baik untuk kebutuhan teoritis maupun
kebutuhan praktis. Psikodiagnostik muncul karena kebutuhan untuk mendapatkan data psikologis yang
tepat yang digunakan untuk memberi keputusan atau saran berkaitan dengan potensi yang dimiliki
manusia.
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan buku kedepannya yaitu agar penulis lebih
memperhatikan tentang gaya penulisan setiap kata, memaparkan banyak pendapat para ahli
dan memuat glosariun dan indeks pada buku.

Diharapkan bahwa buku ini akan membuat kita tertarik pada kemungkinan menjadi
manajer yang andal terutama dalam bidang teknologi , karena manajemen yang baik sangat
penting untuk keberhasilan semua organisasi. Hal ini jelas bahwa pustakawan masa depan
akan bekerja di lingkungan yang akan terus menjadi bergolak dan cepat berubah.

Penulisan Critical Book Report ini masih dalam masa pembelajaran. Pemilihan kata-
kata mungkin saja banyak kekeliruan kami mengharapkan saran dan kritikan yang
mendukung demi kesempurnaan Critical Book Report ini.

20
21
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, 2012. Uji Validitas Konstruk General Aptitude Test Battery


(GATB) dengan Metode Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 1, Januari 2012.

Alsa, A, dkk. 2004. Informasi Tes. LPKM Fakultas Psikologi Universitas


Gadjah Mada.Divisi Ritel. Jogjakarta

22

Anda mungkin juga menyukai