Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abdullah Sinring, M.Pd & Zulfikri, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, makalah yang berjudul “Hasil-
Hasil Penelitian Konseling” dapat penulis selesaikan. Sholawat serta salam tak lupa
kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W.
Penulis
2
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
A. Hasil-Hasil Penelitian Konseling ................................................................. 5
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1.
5
psikoterapi dan konseling dalam menghadapi tantangan
kesehatan mental kontemporer. Analisis bibliometrik ini
memiliki implikasi yang luas, termasuk dalam pengambilan
keputusan yang tepat, penentuan prioritas penelitian,
kolaborasi lintas-disiplin, dan peningkatan layanan kesehatan
mental. Dengan mengakui keterbatasan dan arah masa depan,
penelitian ini meletakkan dasar untuk perjalanan progresif
dalam meningkatkan hasil kesehatan mental dan memajukan
praktik berbasis bukti.
Artikel ini menyoroti pentingnya kesehatan mental
sebagai masalah global yang signifikan. Kesehatan mental
memiliki dampak yang besar pada individu dan masyarakat,
dan tantangan kesehatan mental yang beragam membutuhkan
pemahaman yang komprehensif tentang psikoterapi dan
konseling. Psikoterapi dan konseling diakui sebagai pilar
fundamental dalam pengobatan kondisi kesehatan mental.
Artikel ini mencatat bahwa kemajuan dalam modalitas terapi
ini memiliki potensi untuk meningkatkan hasil kesehatan
mental, mengurangi penderitaan, dan meningkatkan
kesejahteraan individu secara keseluruhan.
Selain itu, pula artikel ini menyoroti pentingnya
analisis bibliometrik dalam memahami perkembangan dalam
psikoterapi dan konseling. Analisis ini memungkinkan
identifikasi kontribusi penting, peneliti berpengaruh, dan
jurnal-jurnal penting yang membentuk bidang ini. Analisis
bibliometrik juga memberikan wawasan tentang struktur
komunitas ilmiah, pola kolaborasi, dan dampak penelitian,
yang dapat membantu dalam pengembangan kebijakan,
penelitian di masa depan, dan alokasi sumber daya yang
strategis dalam perawatan kesehatan mental.
6
2.
7
efektivitas konseling sebaya sebagai upaya untuk
meningkatkan kesehatan mental remaja yang tinggal di panti
asuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui
konseling sebaya, remaja dapat belajar keterampilan dasar
konseling yang membantu mereka dalam mengungkapkan
perasaan, memecahkan masalah, dan meningkatkan
keterbukaan diri.
Remaja yang tinggal di panti asuhan seringkali rentan
mengalami masalah kesehatan mental karena berbagai faktor
seperti kehilangan orang tua, pengalaman trauma, atau
kurangnya dukungan sosial. Oleh karena itu, konseling sebaya
menjadi penting sebagai upaya untuk memberikan dukungan
dan bantuan kepada remaja tersebut dalam mengatasi masalah
kesehatan mental yang mereka hadapi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling sebaya
efektif dalam meningkatkan kesehatan mental remaja di panti
asuhan. Melalui proses konseling sebaya, remaja dapat
merasa didengar, dipahami, dan didukung oleh teman
sebayanya. Hal ini membantu membangun hubungan positif
antar remaja di panti asuhan dan meningkatkan kemandirian
serta kesejahteraan mental mereka.
Dengan demikian, konseling sebaya dapat dijadikan
sebagai salah satu metode yang efektif dalam memperkuat
kesehatan mental remaja di panti asuhan. Penting untuk terus
mengembangkan dan meningkatkan program konseling
sebaya sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan remaja yang tinggal di panti asuhan dan
membantu mereka dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan mental yang mereka hadapi.
8
3.
9
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Systematic Literature Review, di mana peneliti mencari dan
menganalisis artikel-artikel terkait role model dan penentuan
karir remaja untuk mendapatkan pemahaman yang
komprehensif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa role model positif
dapat memberikan inspirasi kepada remaja melalui contoh
karir yang sukses, penampilan yang baik, gaya bicara yang
positif, dan pengalaman karir yang memotivasi. Remaja
cenderung meniru dan mengikuti jejak role model yang
mereka kagumi. Selain itu, teknik modeling, di mana remaja
mengamati dan meniru model yang diinginkan, juga dapat
membantu dalam perencanaan karir mereka.
Perencanaan karir yang tepat juga dapat diajarkan melalui
layanan bimbingan dan konseling. Dalam konteks ini, role
model dapat berperan sebagai mentor yang memberikan
panduan dan dukungan kepada remaja dalam menentukan
jalur karir yang sesuai dengan minat dan potensi mereka.
Namun, penelitian juga menyoroti bahwa role model negatif
dapat mempengaruhi pemilihan karir remaja dengan cara
yang berlawanan, dengan memberikan contoh yang tidak
diinginkan atau tidak sehat.
Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa pemilihan
karir remaja lebih dipengaruhi oleh aspirasi pendidikan
daripada oleh mentoring, pengayaan akademik, role model,
self-efficacy, karir eksplorasi, atau pengaruh orang
tua/keluarga. Aspirasi pendidikan menjadi faktor utama yang
memengaruhi pilihan karir remaja, meskipun role model dan
proses modeling juga memiliki peran yang signifikan dalam
membentuk aspirasi karir remaja.
Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah
bahwa role model memiliki peran yang penting dalam
10
membantu remaja dalam menentukan karir mereka melalui
contoh, inspirasi, dan proses modeling. Perencanaan karir
yang tepat dan pemahaman diri pribadi juga berperan penting
dalam menentukan jalur karir yang diambil oleh remaja.
Penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang
bagaimana role model dapat memengaruhi pemilihan karir
remaja dan pentingnya peran mereka dalam membimbing dan
menginspirasi generasi muda dalam meraih tujuan karir
mereka.
4.
11
Hasil dan : Hasil dan Utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa
pembahasan media sosial mempunyai pengaruh yang kompleks dan
multifaset terhadap kesehatan mental mahasiswa. Mayoritas
mahasiswa yang menjadi partisipan melaporkan bahwa
media sosial mempengaruhi perasaan mereka tentang diri
sendiri dan lingkungan sosial mereka. Banyak partisipan
merasa bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan
sering kali menyebabkan perbandingan diri dengan orang lain,
yang berujung pada perasaan kurang baik, yang kemudian
berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis.. Hal ini
terutama terlihat dalam konteks penampilan fisik dan
pencapaian hidup, di mana media sosial memberikan standar
yang seringkali tidak realistis dan sulit untuk dicapai.
12
kurikulum. Program semacam ini dapat membantu mahasiswa
membangun keterampilan literasi digital dan kesadaran diri
yang lebih baik, sehingga mereka dapat menggunakan media
sosial dengan cara yang mendukung kesehatan mental
mereka. Lebih lanjut, hasil studi ini menunjukkan bahwa ada
kebutuhan untuk menciptakan intervensi dan strategi khusus
yang ditujukan untuk mengatasi aspek negatif dari
penggunaan media sosial, seperti pembatasan waktu layar dan
peningkatan aktivitas sosial di dunia nyata.
13
5.
14
bimbingan dan konseling di sekolah juga mengalami
transformasi, dengan adopsi metode cyber counseling yang
memungkinkan konselor dan siswa untuk berkomunikasi
jarak jauh melalui berbagai platform online seperti email,
chat, dan media sosial. Hal ini memungkinkan konseling yang
tidak terbatas oleh jarak dan waktu, memberikan kemudahan
bagi konselor dan siswa untuk mengakses layanan tersebut
tanpa harus bertemu secara langsung.
Pentingnya cyber counseling di sekolah juga dipertegas oleh
kenyataan bahwa siswa saat ini sangat akrab dengan
teknologi, sehingga metode ini dianggap sebagai cara efektif
untuk meningkatkan efektivitas layanan bimbingan dan
konseling. Implementasi cyber counseling telah dilakukan di
beberapa sekolah di Indonesia melalui berbagai media seperti
website, whatsapp, dan media sosial lainnya. Ini membantu
siswa yang mungkin tidak nyaman atau memiliki kendala
untuk mengakses konseling tatap muka agar tetap dapat
mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Proses cyber counseling melibatkan tahapan persiapan, proses
layanan, dan evaluasi, sementara model-modelnya mencakup
penggunaan email, chat asynchronous, aplikasi android
seperti Riliv, dan media sosial seperti Facebook. Meskipun
memiliki banyak keunggulan, cyber counseling juga memiliki
beberapa kelemahan seperti ketergantungan pada ketersediaan
jaringan internet, kesulitan dalam membangun hubungan
terapeutik, serta kurangnya regulasi hukum terkait layanan
konseling online di Indonesia. Diperlukan upaya untuk
mengatasi kendala-kendala ini agar cyber counseling dapat
menjadi metode yang lebih efektif dan 17 dapat diandalkan
dalam menyediakan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
15
6.
16
potensi tersebut dapat membawanya menuju kesuksesan.
Tingkat rasa percaya diri yang ada pada diri siswa beragam,
mulai dari kategori tertinggi hingga terendah.
Sejumlah jurnal itu telah mengkaji mengenai tingkat
rasa percaya diri siswa,baik dari tingkat sekolah maupun
tingkat Perguruan Tinggi.Adapun metode atau langkah-
langkah yang dilakukan oleh seorang peneliti tersebut itu
dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan
angket,Metode penelitian tersebut itu digunakan untuk
mengindentifikasi siswa dengan tingkat rasa percaya diri yang
rendah cenderung positif pasif dalam pembelajaran,pesimis
terhadap kemampuan nereka,dan kurangnya motivasi dan
minat dalam belajar.
Untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar
konseling kelompok menjadi salah satu pendekatan yang di
implementasikan atau diterapkan. Berbagai studi
menunjukkan bahwa konseling kelompok efektif dalam
meningkatkan rasa percaya diri siswa. Berbagai teknik, seperti
permainan, psikodrama, dan restrukturisasi kognitif,
digunakan dalam konseling kelompok ini. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam skor rasa
percaya diri siswa setelah menjalani treatment konseling
kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok terbukti
mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam proses
belajar, mulai dari tingkatan rendah hingga tinggi. Dengan
adanya peningkatan rasa percaya diri ini, para siswa
diharapkan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran
mereka dan pada akhirnya mencapai hasil belajar yang lebih
baik dibandingkan sebelumnya.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Fadhilah, M. F., Alkindi, D., & Muhid, A. (2021). Cyber Counseling sebagai
metode meningkatkan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah:
Literature Review. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 11(1), 86-
94.
Ghani, R. A., Saripah, I., & Nadhirah, N. A. (2023). Role Model Siswa dalam
Penentuan Karir Remaja. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(1), 123-130.
Qoyyimah, N. R. H., Noorrizki, R. D., Sa'id, M., Apriliana, J., & Isqy, T. T. (2021).
Efektivitas Konseling Sebaya sebagai Upaya Penguatan Kesehatan Mental
Remaja Panti Asuhan. Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan
Kesehatan (J-P3K), 2(2), 166-173.
Sabarrudin, S., Silvianetri, S., & Nelisma, Y. (2022). Konseling Kelompok Untuk
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Dalam Belajar: Studi Kepustakaan. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(4), 435-441.
19