Anda di halaman 1dari 17

Tugas Terstruktur Metodologi Penelitian

“Hubungan Layanan Bimbingan Konseling Dengan Kesehatan Mental Siswa SMA


Negeri 13 Kerinci ‘’

Disusun Oleh:
Franka Deju Ritama
Nim. 2010207003

Dosen Pembimbing:
Fatnan Asbupel M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
2022 M/1443 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB 1.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar belakang.................................................................................................................4

B. Identifikasi masalah........................................................................................................5

C. Batasan masalah..............................................................................................................6

D. Rumusan masalah............................................................................................................6

E. Tujuan Peneliti................................................................................................................6

BAB II........................................................................................................................................7

KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................7

A. Kajian Teori....................................................................................................................7

1. Bimbingan dan Konseling...........................................................................................7

a. Pengertian Bimbingan dan Knseling...........................................................................7

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling...............................................................................8

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling...............................................................................9

2. Kesehatan Menta.......................................................................................................10

a. Pengertian Kesehatan Mental....................................................................................10

b. Penyakit-penyakit Mental dan Faktor-faktor Penyebabnya......................................10

B. Penelitian Relevan.........................................................................................................11

C. Kerangka Berpiki..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1. Kesehatan mental.................................................................................................14

Lampiran. 2. Hakikat Manusia.................................................................................................14

Lampiran. 3. Teori-teori Kesehatan Mental.............................................................................15

Lampiran. 4. Prosedur Penelitian.............................................................................................16

Lampiran. 5.Kesehatan Mental Islam......................................................................................16


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan sebagai landasan bagi anak untuk secara aktif mengembangkan
potensi yang ada pada diri anak dan upaya sadar dan terencana untuk menciptakan
suasana dan proses belajar pembelajaran agar anak aktif mengembangkan potensinya
memiliki kerohanian, keagamaan, kecerdasan, pengendalian diri, akhlak mulia,
kepribadian, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Tujuan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan


danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jadi anak bertujuan untuk
kecerdasan, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki
kepribadian yang baik bagi orang tua, bangsa dan Negara.

Siswa adalah setiap orang yang resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
dunia pendidikan. Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajarmengajar, dalam proses belajar
mengajar siswa sebagai pihak yang ingin meraih citacita memiliki tujuan dan
kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu,
sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan
belajarnya.

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) secara umum berusia enam belas tahun
sampai dengan Sembilan belas tahun dan berapa pada tahap perkembangan remaja.
Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa yang mengandung perubahan besar pada kondisi fisik, kognitif dan
psikososial. Piaget menyatakan bahwa siswa sekolah menengah atas berada pada
tahap perkembangan kognitif operasional formal.
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang
meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.
Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan
anak, atau stres berat jangka panjang.

Dalam masalah kesehatan mental siswa, bimbingan konseling yang terdapat di


sekolah bertujuan untuk ìmenghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan gangguan
jiwa klien, sehingga dengan demikian ia akan memperoleh ketenangan hidup
rohaniyah yang sewajarnya sebagai yang diharapkanî.

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada


seseorang dan atau sekelompok orang yang bertujuan agar masing-masing individu
mampu mengembangkan dirinya secara optimal, sehingga dapat mandiri dan atau
mengambil keputusan secara bertanggung jawab.

konseling individual adalah layanan bimbingan dan konseling yang


memungkinkan konselinya mendapatkan layanan secara langsung atau tatap muka
dengan konselor dalam rangka membahas pengentasan masalah pribadi yang diderita
oleh konseli.

Layanan bimbingan dan konseling individu yaitu layanan yang


memungkinkan perserta didik mendapatkan layanan langsung secara tatap muka
dengan guru BK dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan.
Pelaksanaan usaha pengentasan permasalahan siswa, dapat mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut a) pengenalan dan pemahaman permasalahan, b) analisis yang
tepat, c) aplikasi dan pemecahan masalah, d) evaluasi (evaluasi awal, proses dan
akhir), d)tindak lanjut (Dewa Ketut Sukardi, 2008 : 63). Dengan demikian peneliti
merasa tertarik untuk meneliti, bagaimana layanan bimbingan dan konseling pribadi
dapat membantu siswa untuk meningkatkan kedisiplinannya.

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah di
dalam penelitian ini adalah :
1. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan mental?
2. Apakah kesehatan mental mempengaruhi prestasi siswa SMA Negeri 13
Kerinci?
3. Apakah usia mempengaruhi kesehatan mental?
C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
Apakah kesehatan mental mempengaruhi prestasi siswa SMA Negeri 13
Kerinci?

D. Rumusan masalah
Bertitik tolak dari identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan,
maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yakni:
1. Apakah kesehatan mental mempengaruhi prestasi siswa SMA Negeri 13
Kerici?

E. Tujuan Peneliti
Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui kebenaran data
judul, adakah hubungannya antara layanan bimbingan dan konseling dengan
kesehatan mental siswa di SMA Negeri 13 Kerinci.
Dari tujuan di atas, maka penulis berharap adanya suatu manfaat dari
penelitian ini. Manfaat dari penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi peneliti sendiri.
2. Manfaat praktis, dapat berguna bagi responden ialah agar terjadi sikap
saling tolong-menolong dalam kebaikkan dan juga sikap saling
menghargai antara guru dan temanya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan dan Knseling


Pengertian bimbingan secara terminologi, menurut Crow & Crow
(1960), yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti bimbingan diartikan
sebagai, ìBantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan,
yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada
individu-individu setiap usia dalam membantunya mengatur kegiatan hidupnya
sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri dan memikul bebannya sendiri. Dari definisi di atas dapat diberi
kesimpulan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang
terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada
individu yang membutuhkan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi
yang dimiliki secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan
teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai
kemandirian sehingga individu bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun
bagi lingkungan.
Pengertian konseling secara etimologis, istilah konseling berasal dari
bahasa latin, yaitu consilium yang berarti idengani atau bersama yang
dirangkai menerima atau ìmemahamiî. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,
istilah konseling berasal dari isellani yang berarti menyerahkan atau
ìmenyampaikan.
Sedangkan menurus W.S Winkel secara etimologi konseling berasal
dari bahasa Inggris, yaitu Counseling yang dikaitkan dengan kata Counsel,
yang diartikan sebagai berikut: nasihat (to obtain counsel); anjuran (to give
counsel); pembicaraan (to take counsel).
Konseling secara terminologi menurut Mortense (1964: 301) yang
dikutip H. Mohammad Surya adalah, ìKonseling sebagai suatu proses antar-
pribadi, di mana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk
meningkatkan pemahaman dan kecakapan, menemukan masalahnya.î 7
Konseling ditandai oleh adanya hubungan profesional antara konselor yang
terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya dilakukan secara perorangan,
meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang.Hal ini dirancang
untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangannya tentang
ruang lingkup kehidupan dan untuk belajar mencapai tujuannya.

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Di dalam suatu kegiatan baik itu formal maupun non formal pasti akan
ada tujuannya. Begitu juga dengan bimbingan dan konseling. Tujuan dari
bimbingan dan konseling yaitu:
Menurut Tohirin, tujuan bimbingan dan konseling yaitu: memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap diri klien, mengarahkan diri klien sesuai
dengan potensi yang dimilikinya, mampu memecahkan sendiri masalah yang
dihadapi klien, dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap
dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan
dalam hidupnya. Adapun tujuan bimbingan dan konseling menurut Hallen
adalah:
1. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta
didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri.
2. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar
peserta mengenal lingkungannya secara obyektif, baik sosial maupun
ekonomi.
3. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar
peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan
tentang masa depan dirinya, baik pendidikan, karier maupun bidang
budaya, keluarga dan masyarakat.
Menurut H. Prayitno dan Erman Amti bimbingan dan konseling
memiliki tujuan yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan
umun bimbingan dan konseling membantu individu agar dapat mencapai
perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan
nilai-nilai, serta terpecahnya masalah- masalah yang dihadapai individu
(klien).Termasuk tujuam umum.
Pada permasalahan klien, baik yang menyangkut perkembangan
maupun kehidupannya bimbingan dan konseling adalah membantu individu
agar dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami dan menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya, membuat keputusan dan rencana yang realistik,
mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya itu serta pada
akhirnya mewujudkan diri sendiri. Tujuan khusus bimbingan dan konseling
langsung terkait pada arah perkembangan klien dan masalah-masalah yang
dihadapi.Tujuan khusus itu merupakan penjabaran tujuan-tujuan umum yang
dikaitkan.
Dari pendapat para ahli jelaslah bahwa, tujuan dari bimbingan dan
konseling semuanya mengarahkan kepada peserta didik agar peserta didik
lebih memahami dirinya sendiri baik dari kekurangannya maupun
kelebihannya. Dan juga, membantu peserta didik untuk berani mengambil
sendiri keputusan yang baik (sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat)
untuk dirinya

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Fungsi bimbingan dan konseling menurut Syamsu Yusuf dan A.
Juntika Nurihsan adalah:
1. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
dan norma agama).
2. Preventif (pencegahan), yaitu upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
3. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
4. Perbaikan (penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada siswa yang
telah mengalami masalah.
5. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan yang sesuai dengan minat, bakat siswa
6. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa)
agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap
program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari
bimbingan dan konseling selain sebagai pemahaman untuk dirinya sendiri
(peserta didik) maupun lingkungannya, fungsi dari bimbingan dan konseling
juga sebagai penyembuh (perbaikan) bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan ketika mendapatkan suatu permasalahan yang sulit untuk
dipecahkan yang menyebabkan peserta didik itu pesimis dan rendah diri.

2. Kesehatan Menta

a. Pengertian Kesehatan Mental


Ilmu kesehatan mental merupakan salah satu cabang termuda dari
ilmu jiwa yang tumbuh pada akhir abad ke-19 M dan sudah ada di Jerman
sejak tahun 1875 M. pada abad kedua puluh, ilmu ini berkembang dengan
pesat, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Menurut Yahya Jaya kesehatan mental adalah ìterwujudnya
keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan
terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan
lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk
mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.
Menurut Zakiah Daradjat kesehatan mental adalah ìterhindarnya orang
dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa
(psychose).
Sedangkan menurut Sururin kesehatan mental adalah ìkemampuan
untuk menyesuaikan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta
lingkungan di mana ia hidup.
Dari pengetian di atas dapat di simpulkan bahwa kesehatan mental
yaitu kemampuan seseorang dalam menyesuaikan dirinya baik dengan orang
lain serta dengan lingkungannya dan orang tersebut sehat mentalnya dari
gejala- gejala kejiwaan dan penyakit jiwa.

b. Penyakit-penyakit Mental dan Faktor-faktor Penyebabnya


Menurut Zakiah Daradjat, keabnormalan dapat dibagi atas dua
golongan yaitu: gangguan jiwa (neurose) dan sakit jiwa (psychose). Namun
ada perbedaan antara neurose dan psychose.Orang yang terkena neurose,
masih bisa mengetahui dan merasakan kesukaran, sebaliknya yang kena
psychose tidak.
a) Neurasthenia
b) Histeria
c) Psychastenia.
Secara singkat macam-macam neurose tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Neurasthenia Penyakit
Neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang diserang akan
merasa antara lain: Seluruh badan letih, tidak bersemangat, lekas merasa
payah, walupun sedikit tenaga yang dikelaurkan. Para ahli menyebutkan
penyebab penyakit ini antara lain: karena terlalu sering melakukan onani
(masturbasi), terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin,
kecemasan, terlalu banyak mengalami kegagalan hidup.
b. Histeria Histeria
Terjadi akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi kesukaran-
kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan
batin.
c. Psychastenia
Psychastenia adalah semacam gangguan jiwa yang bersifat paksaan,
yang berarti kurangnya kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan
integrasi yang normal.

B. Penelitian Relevan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya
bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan solusi bagi peserta didik di
sekolah.Agar peserta didik menjadi lebih baik dari segi prilakunya. Adapun tujuan
dari skripsi ini adalah penulis ingin mengetahui layanan bimbingan dan konseling
yang ada di sekoalah SMA Negeri 13 Kerinci dan bagaimana kesehatan mental
(prilaku) siswa SMA Negeri 13 Kerinci dan juga untuk mengetahui adakah hubungan
antara layanan bimbingan dan konseling dengan kesehatan mental (prilaku) siswa
SMA Negeri 13 Kerinci. Metodologi yang dipakai dalam penulisan ini adalah dengan
menggunakan metode Deskriptif kolerasional, pendekatan kuantitatif yaitu
variabel.Pertama, Layanan Bimbingan dan Konseling dan kedua, Kesehatan Mental
(prilaku) Siswa. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 13
Kerinci yang berjumlah 257/20% = 51.4 dibulatkan menjadi 52 siswa. Adapun
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara 1). Observasi,
2).Wawancara, 3).Angket.Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.Setelah
menyebarkan angket tentang layanan bimbingan dan konseling.Maka hasil tersebut
dianalisis dengan menggunakan rumus kofisien korelasi Product Moment.

C. Kerangka Berpiki
Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya yaitu kerangka
teori, layanan bimbingan konseling merupakan layanan yang mempunyai hubungan
dan pengaruh yang sangat besar bagi para siswa, baik dari sikap maupun dan
intelegensinya. Karena berhasilnya suatu pendidikan dalam proses belajar mengajar
bukan hanya ditentukan dari intelegensi yang dimiliki oleh murid tetapi dari faktor-
faktor lain yang mendukungnya, salah satunya, yaitu dari bimbingan yang diberi
oleh para guru-guru yang ada di sekolah.

Bimbingan Kesehatan Mental Dalam


Menumbuhkan Ketenangan Jiwa

Terbatas dari ganguan Terwujud keserasian antara


dan penyakit jiwa unsur-unsur kejiwaan

Mempunyai kemampan Mempunyai kemampuan


dalam menyesuaikan diri dalam mengembangkan
secara flaksibel dan potensi yang dimilikinya
menciptakan hubungan serta memanfaatkan nya
yang bermanfaat dan untuk dirinya dan orang lain
menyenangkan antar

Beriman dan bertakwa kepada Allah dan selalu


berupaya merealisasikan diri, sehingga
terciptanya kehudupan yang bahagia didunia dan
akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999, Cet. II

Arifin, M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta:

Golden Terayo Press, 1982, Cet. IPokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Konseling
Penyuluhan Agama (di Sekolah dan di Luar Sekolah), Jakarta: Bulan Bintang,
1976, Cet. IV

Teori-teori Konseling Umum dan Agama, Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1996, Cet. III

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineke
Cipta, 2006, Cet. XIII

Daradjat, Zakiah, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1996, Cet.
VIII, Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2001

Djumhur, I., & Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV.
Ilmu, tt

Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet. I

Hawari, Dadang, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Dana Bhakti Prima
Yasa, 1996

Jalaluddin, & Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 1993, Cet. II

Jaya, Yahya, Spiritual Islam dalam Menunbuhkembangkan Kepribadian dan Kesehatan


Mental, Jakarta: Ruhama, 1994, Cet. I

Kartono, Kartini, (Penyunting), Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta:
CV. Rajawali, 1985, Cet. I

Langgulung, Hasan, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial, Jakarta:
Gaya Media Pratama, 2002
LAMPIRAN

Lampiran.1. Kesehatan mental

Lampiran. 2. Hakikat Manusia


Lampiran. 3. Teori-teori Kesehatan Mental
Lampiran. 4. Prosedur Penelitian

Lampiran. 5.Kesehatan Mental Islam

Anda mungkin juga menyukai