Anda di halaman 1dari 66

DOSEN PENGAMPU

DR. NUR’AINI, MS.

MAKALAH CBR DAN CJR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
ANDHINI ARHYANI (6223111068)
ALYA SALSABILA PUTRI (6223111021)
TARY APRILYANI SITORUS (6223111010)

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji  syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam bidang studi ”Psikologi Pendidikan”. CBR dan
CJR adalah dua konsep penting dalam psikologi pendidikan yang dapat membantu pendidik
untuk memahami siswa dan memberikan pendekatan yang tepat dalam mengatasi masalah
dalam pembelajaran. CBR, singkatan dari Cognitive Behavior Reconstruction, merujuk pada
teknik kognitif dan perilaku untuk memperbaiki cara berpikir dan bertindak siswa dalam
situasi tertentu. Dalam konteks pendidikan, CBR dapat membantu siswa yang memiliki
masalah dalam kognisi, seperti kesulitan memahami konsep atau mengingat informasi.
Dengan menggunakan teknik CBR, pendidik dapat membantu siswa mengidentifikasi pola
pikir yang tidak efektif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif dan produktif.
CJR, singkatan dari Collaborative Justice Reform, adalah pendekatan kolaboratif untuk
mengatasi masalah perilaku siswa. CJR melibatkan siswa, pendidik, dan orang tua atau wali
siswa dalam mencari solusi terbaik untuk masalah perilaku siswa, seperti pelanggaran aturan
sekolah atau tindakan tidak pantas. Pendekatan kolaboratif ini dapat membantu siswa
memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan mengambil tanggung jawab atas tindakan
mereka, sehingga memperkuat rasa keadilan dan tanggung jawab sosial mereka. Dalam
psikologi pendidikan, CBR dan CJR merupakan alat penting yang dapat membantu pendidik
mengatasi masalah kognitif dan perilaku siswa dengan pendekatan yang efektif dan
kolaboratif. Dengan menggunakan kedua konsep ini, pendidik dapat membantu siswa
mencapai potensi akademik dan sosial mereka dengan lebih baik.

Medan, 17 April 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................
B. Tujuan Penelitian.....................................................................................................
C. Manfaat Penelitian...................................................................................................
IDENTITAS BUKU DAN JURNAL................................................................................
A. Buku Utama.............................................................................................................
B. Buku Pembanding....................................................................................................
C. Jurnal Utama............................................................................................................
D. Jurnal Pembanding..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
I. Ringkasan Isi Buku..................................................................................................
a) Buku Utama.................................................................................................
b) Buku Pembanding........................................................................................
II. Analisis Isi Jurnal....................................................................................................
a) Jurnal Utama................................................................................................
b) Jurnal Pembanding......................................................................................
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN..............................................................
A. Buku Utama.............................................................................................................
B. Buku Pembanding....................................................................................................
C. Jurnal Utama............................................................................................................
D. Jurnal Pembanding..................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam psikologi pendidikan dapat ditemukan dalam tantangan yang dihadapi oleh
pendidik dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam kognisi dan perilaku.
Masalah-masalah ini dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk belajar dan mencapai
potensi akademik mereka dengan optimal. Masalah kognitif, seperti kesulitan memahami
konsep dan mengingat informasi, dapat terjadi pada siswa dengan berbagai tingkat
kecerdasan. Masalah ini dapat menghambat kemampuan siswa untuk memahami materi
pelajaran dan mempengaruhi prestasi akademik mereka. Sementara itu, masalah perilaku,
seperti pelanggaran aturan sekolah atau tindakan tidak pantas, dapat mempengaruhi
hubungan sosial siswa dengan teman sekelas dan guru, serta memengaruhi kemampuan
mereka untuk belajar secara efektif.
Pendekatan tradisional dalam mengatasi masalah kognitif dan perilaku siswa
seringkali bersifat otoriter, di mana pendidik memberikan sanksi atau hukuman bagi
siswa yang melanggar aturan atau tidak mampu mengikuti pembelajaran. Pendekatan ini
tidak selalu efektif, dan dapat memicu reaksi defensif atau perlawanan dari siswa. Oleh
karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih holistik dan berbasis kolaborasi dalam
mengatasi masalah kognitif dan perilaku siswa. CBR dan CJR adalah dua konsep penting
dalam psikologi pendidikan yang dapat membantu pendidik dalam memahami dan
mengatasi masalah-masalah tersebut dengan cara yang lebih efektif dan kolaboratif.
Dengan menggunakan pendekatan ini, diharapkan siswa dapat merasa lebih didengar dan
terlibat dalam proses pembelajaran, dan mampu mencapai potensi akademik dan sosial
mereka dengan lebih baik.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian CBR (Case-Based Reasoning) dalam konteks konsep dasar
psikologi pendidikan adalah untuk mengembangkan sebuah sistem yang dapat membantu
pendidik dalam mengambil keputusan dalam menghadapi kasus-kasus yang dihadapi
dalam lingkungan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria-
kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kasus-kasus pendidikan yang terkait
dengan psikologi pendidikan, serta mengembangkan algoritma yang dapat digunakan
untuk menemukan kasus-kasus serupa yang telah dihadapi di masa lalu. Dengan
demikian, sistem CBR dapat membantu pendidik untuk menemukan solusi yang tepat
untuk masalah-masalah yang serupa dan menghindari kesalahan dalam mengambil
keputusan.
Sementara itu, tujuan penelitian CJR (Case-Based Judgment and Reasoning) dalam
konteks konsep dasar psikologi pendidikan adalah untuk memperluas konsep CBR
dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih kompleks dari kasus pendidikan yang
dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem yang dapat
membantu pendidik dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap kasus-kasus
pendidikan yang rumit, seperti kasus-kasus yang melibatkan masalah-masalah psikologis
atau sosial yang kompleks. Tujuan dari penelitian CJR adalah untuk mengembangkan
algoritma yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan berbagai faktor dalam
mengambil keputusan dan memberikan solusi yang lebih komprehensif dan akurat untuk
masalah-masalah yang kompleks dalam lingkungan pendidikan.
C. Manfaat Penelitian
Membantu memahami cara-cara yang efektif dalam mengatasi masalah pembelajaran:
Dalam penelitian CBR, kasus-kasus masalah pembelajaran akan diambil dari pengalaman
nyata. Hal ini membantu peneliti dan praktisi pendidikan memahami berbagai cara yang
efektif dalam mengatasi masalah pembelajaran, sehingga mereka dapat memilih strategi
yang paling sesuai untuk setiap kasus. Mengidentifikasi aspek-aspek kognitif yang
berpengaruh pada pembelajaran: Dalam penelitian CJR, peneliti akan memeriksa faktor-
faktor kognitif yang mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan mengidentifikasi
faktor-faktor ini, peneliti dapat menemukan cara-cara untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Meningkatkan pemahaman tentang keunikan setiap siswa: Dalam penelitian CBR,
kasus-kasus pembelajaran akan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik individu
siswa. Ini membantu peneliti dan praktisi pendidikan memahami keunikan setiap siswa,
sehingga mereka dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih sesuai.
Mengembangkan keterampilan analisis dan pemecahan masalah: Dalam penelitian CBR
dan CJR, peneliti akan dilatih untuk menganalisis masalah dan mencari solusi yang
efektif. Keterampilan ini dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan di
berbagai situasi di dunia pendidikan. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya
psikologi pendidikan: Penelitian CBR dan CJR membantu menumbuhkan kesadaran
tentang pentingnya psikologi pendidikan dalam konteks pembelajaran. Hal ini dapat
membantu meningkatkan pengakuan terhadap peran psikologi pendidikan dalam
mempromosikan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan.
IDENTITAS BUKU

A. Buku Utama

Judul : Psikologi Pendidikan (Implikasi dalam pembelajaran)


Penulis : Fadhilah Suralaga
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada, Depok
Tahun : 2021
Halaman : 189
ISBN : 978-623-231-827-4
B. Buku Pembanding

Judul : Psikologi Pendidikan


Penulis : Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd, Dr. Hardika, M.Pd, Yuliati Hotifah, S.Psi.,
M.Pd, Sinta Yuni Susilawati, S.Pd., M.Pd, Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd
Penerbit : Universitas Negeri Malang
Tahun : 2017
Halaman : 180
ISBN : 978-979-495-934-3

C. Jurnal Utama
Judul KONSEP PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
PERSPEKTIF PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT
Download https://ejurnal.latansamashiro.ac.id/index.php/JAD/article/view/408
Volume Dan Volume 7, Nomor 2
Nomor
Tahun 2019
Penulis H. Achmad Faisal Hadziq, STAI La Tansa Mashiro
ISSN 2337-6104
Reviewer Andhini Arhyani
Tanggal 1 Mei 2023
Kata Kunci: Psychology and Islamic Education

D. Jurnal Pembanding
Judul Dialektika konsep dasar Psikologi Islam dan Barat
Download http://journal2.uad.ac.id/index.php/jiei/article/view/6026/3089
Volume Dan Nomor Volume 3, Nomor 1
Tahun 2022
Penulis Abdul Wahid, Jarman Arroisia, Eko Muji Rahayu, Fat’hul
Yasin, Muhammad Wildan Arif Amrulloh
ISSN 2746-9999
Reviewer Andhini Arhyani
Tanggal 1 Mei 2023
Kata Kunci: Psikologi, Psikologi Islam, Psikologi Barat
BAB II
PEMBAHASAN

I. Ringkasan Isi Buku


a) Buku Utama
Dalam proses pembelajaran, ada unsur anak didik dan pendidik. Pada diri anak
didik atau siswa, kita dapat menelaah aspek-aspek pertumbuhan dan
perkembangannya, bagaimana siswa belajar, bagaimana mereka mengembangkan
kemampuan intelektual, emosi, sosial, dan moral, apa yang membuat sebagian siswa
termotivasi oleh pengalaman tertentu sedangkan sebagian yang lain tidak; atau
bagaimana siswa dapat mempertahankan minatnya dalam mempelajari sesuatu. Pada
diri pendidik dapat ditelaah antara lain peran dan fungsinya dalam proses mendidik
dan mengorganisasikan pembelajaran. Sebelum membahas semua hal tersebut, perlu
diketahui lebih dahulu konsep dasar psikologi pendidikan, yang dalam pembahasan
bab ini meliputi definisi dan lingkup bahasan psikologi pendidikan, metode penelitian
dalam psikologi pendidikan, manfaat mempelajari psikologi pendidikan serta
karakteristik guru yang efektif.
Apa itu psikologi pendidikan? Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang gejala-gejala kejiwaan dan perilaku manusia dalam interaksinya dengan
lingkungan, baik individu maupun kelompok (Gage & Berliner, 1992). Sedangkan
Psikologi Pendidikan: Implikasi dalam Pembelajaran psikologi pendidikan menurut
Walberg dan Haertel 1992 seperti dikutip oleh Lee Krause (2010) merupakan disiplin
ilmu sendiri yang menghubungkan antara pendidikan dan psikologi. Hal ini tidak
hanya berkaitan dengan penelitian-penelitian ilmiah dalam berbagai aspek dimensi
belajar mengajar tetapi juga bagaimana prinsip-prinsip psikologi ini diaplikasikan
dalam konteks pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas belajar
mengajar. Sementara Santrock (2014) mengatakan bahwa psikologi pendidikan
adalah cabang dari psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Duceshne dan McMaugh (2016)
menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang
mempelajari bagaimana kondisi siswa dan implikasinya pada proses pembelajaran.
Artinya bahwa psikologi pendidikan bisa berperan dalam membuat sejumlah cara
yang efektif dalam mengajar. Dapat dikatakan bahwa psikologi pendidikan
menekankan pada proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang memengaruhinya,
baik internal maupun eksternal.
Gage dan Berliner (1992) mengatakan bahwa ada lima permasalahan dalam proses
belajar mengajar, yaitu: memilih tujuan pembelajaran (the objectives) yang tepat;
dalam memilih tujuan pembelajaran, guru harus mengetahui karakteristik dan
perkembangan peserta didik; mendesain prosedur pembelajaran, bagaimana
memotivasi siswa dan bagaimana berinteraksi dengan siswa; menyeleksi metode
pembelajaran yang tepat; menggunakan alat evaluasi yang tepat. Dalam kerangka
tersebut psikologi pendidikan berusaha membantu para pendidik dalam memahami
proses dan masalah kependidikan serta mengatasi masalah tersebut dengan metode
saintifik psikologis. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan akan memberi
pemahaman (insight) tentang beberapa aspek terkait dengan praktik pendidikan,
memberi ide-ide tentang belajar dalam konteks keluarga, industri maupun masyarakat
luas. Psikologi pendidikan juga dapat menginspirasi tentang administrasi sekolah,
pengembangan kurikulum, konseling, dan sebagainya. Dalam lingkup kelas, psikologi
pendidikan lebih terfokus pada aspek-aspek psikologis yang terkait dengan aktivitas
pembelajaran sehingga dapat diciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif.
Fokus dari buku ini adalah tentang pemahaman, makna, dan pengalaman individu
yang terlibat dalam proses belajar dan mengajar. Dalam konteks tersebut, penulis
berusaha untuk menggarisbawahi beberapa ide pokok, temuan riset dan pandangan-
pandangan yang berkaitan dengan proses perkembangan siswa, baik aspek kognitif,
bahasa, sosial maupun moral. Buku ini juga berusaha menyajikan bagaimana
pembelajaran yang efektif, bagaimana suatu informasi diproses, dan sebagainya.
Psikologi pendidikan sangat penting dipelajari oleh ilmuwan psikologi dan
pendidikan karena ilmu ini bisa menjadi dasar dalam mengembangkan kurikulum,
modul-modul pembelajaran; strategi pembelajaran, media dan evaluasi pembelajaran,
terkait dengan potensi dan kapasitas anak didik. Berdasarkan hasil penelitian
psikologi pendidikan dapat dikembangkan konsep layanan bagi anak berkebutuhan
khusus seperti anak berbakat intelektual (gifted), atau anak yang mengalami hambatan
(handicapped), sesuai dengan aspek hambatannya. Bagi para pendidik terutama guru,
pengetahuan tentang psikologi pendidikan dapat membantu dalam memberikan
layanan dan perlakuan yang tepat kepada anak didik.
Guru yang efektif memiliki penguasaan yang baik tentang materi pelajaran serta
keterampilan mengajar. Mereka tahu bagaimana membuat perencanaan pembelajaran
yang baik, dengan menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
kapasitas dan kebutuhan anak, menggunakan strategi pembelajaran meliputi
pemilihan pendekatan, metode, teknik serta media pembelajaran yang tepat,
melakukan
penilaian pembelajaran serta mengelola kelas dengan baik. Selain itu, mereka
memahami bagaimana memotivasi siswa dan bagaimana berkomunikasi dan bekerja
secara efektif dengan mereka yang memiliki tingkat kemampuan dan keterampilan
yang berbeda dan latar belakang budaya yang beragam. Guru yang efektif juga
menggunakan tingkat teknologi yang sesuai di kelas.
Guru yang efektif harus memiliki komitmen pada tugasnya, motivasi yang kuat,
juga peduli pada siswa dan kolega, serta menunjukkan sikap yang positif. Hal ini
tentu tidak mudah. Dibutuhkan waktu dan upaya yang kuat untuk dapat memiliki
kualifikasi tersebut. Bahkan terkadang dapat muncul rasa lelah, putus asa dan emosi-
emosi negatif lain atau bahkan burnout. Namun guru yang efektif memiliki
kepercayaan diri yang kuat akan kemampuan dirinya dan tidak akan membiarkan
emosi negatif menurunkan motivasinya. Sebaliknya guru efektif akan membawa
emosi positif dan antusiasme di dalam kelas. Suasana yang penuh keakraban dan
humor akan terjalin antara siswa dan guru. Semakin baik dalam menjalankan peran
sebagai guru, maka semakin banyak reward pekerjaan yang akan diperoleh. Semakin
banyak respek dan sukses yang guru peroleh dari siswanya maka akan semakin kuat
komitmen terhadap tugasnya.

b) Buku Pembanding
Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang berupaya
menyelidiki karakteristik perilaku dan perkembangan individu dalam bidang
pendidikan. Psikologi pendidikan digunakan untuk memahami siswa sebagai pelajar
dan guru sebagai pengajar. Psikologi pendidikan merupakan hal yang penting dalam
bidang pendidikan, sebab dengan psikologi pendidikan para pegiat pendidikan dapat
menentukan sikap terhadap perilaku orang-orang yang ada dalam bidang pendidikan.
Psikologi pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menentukan tujuan
pembelajaran.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup,
terutama tingkah laku manusia. Psychology is the scientific study of the behavior of
living organism, with especial attention given to human behavior. Psikologi berasal
dari Bahasa Yunani psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu
pengetahuan. Secara etimologi Psikologi Pendidikan psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya. Namun para ahli juga berbeda pendapat tentang arti
psikologi itu sendiri. Ada yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu jiwa. Tetapi
ada pula yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku atau
perilaku manusia (Walgito, 2010:6). Psikologi adalah ilmu terapan yang mempelajari
perilaku manusia dan fungsi mental ilmiah. Psikolog (ahli psikologi) mencoba untuk
mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu dan kelompok, serta belajar
tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui perjalanan panjang.
Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani Kuno. Psikologi berakar pada
filsafat ilmu dimulai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yang merupakan ilmu
kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles melihat psikologi sebagai ilmu yang
mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (anima), sehingga
setiap-setiap makhluk hidup memiliki jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi
sejalan dengan perkembangan intelektual Eropa dan mendapatkan bentuk pragmatis
di Amerika.
Psikologi Sebagai Ilmu Meskipun selalu ada pikiran pada studi manusia pada
periode bersama dengan pikiran mereka pada studi tentang alam, tetapi karena
kompleksitas dan dinamika manusia untuk dipahami, maka psikologi baru dibuat
sebagai ilmu sejak 1800-an baik ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium
psikologi pertama di dunia. Wundt pada tahun 1879 mendirikan laboratorium
psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai dengan pembentukan
laboratorium ini, metode ilmiah untuk lebih memahami orang telah ditemukan,
meskipun tidak terlalu memadai. dengan pembentukan laboratorium ini juga bermain,
kondisi
psikologis menjadi ilmu, sehingga pendirian Wundt diakui laboratorium serta tanggal
berdirinya psikologi sebagai ilmu. Carl Gustav Jung seorang psikoanalisa dari
Switzerland merupakan salah seorang sarjana yang banyak mencurahkan perhatiannya
untuk menyelidiki arti kata psikologi ditinjau dari segi harfiahnya. Jung
mencoba mencari arti dari kata psyche dan arti kata-kata lain yang berdekatan
misalnya, Jung tertarik pada kata anemos dalam Bahasa Yunani berarti angin,
sedangkan dalam Bahasa Latin kata animus dan anima, masing-masing berarti jiwa
dan nyawa. Dalam Bahasa Arab, Jung mendapatkan kata ruh yang berarti jiwa, nyawa
ataupun angin. Jung menduga bahwa ada hubungan antara apa yang bernyawa dengan
apa yang bernafas (angin). Jadi psikologi adalah ilmu tentang sesuatu yang bernyawa.
Psikologi adalah anggapan bahwa jiwa itu selalu diekspresikan melalui raga atau
badan. Dengan mempelajari ekspresi yang nampak pada tubuh seseorang, orang akan
dapat mengetahui keadaan jiwa orang yang bersangkutan. Berbicara tentang jiwa,
terlebih dahulu seseorang harus membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah
daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan
perbuatan badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses
belajar. Misalnya insting, reflek, dan nafsu. Jika jasmani mati, maka mati pulalah
nyawanya. Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang
menjadi penggerak dan pengatur perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan
tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi adalah perbuatan sebagai hasil proses
belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial, dan lingkungan.
Karena sifatnya yang abstrak, maka seseorang tidak dapat mengetahui jiwa secara
wajar, melainkan hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu yang
tidak nampak, tidak dapat dilihat oleh alat indra. Demikian pula hakekat jiwa, tak
seorangpun
dapat mengetahuinya. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan
tingkah lakunya. Tingkah laku itu merupakan kenyataan jiwa yang dapat dihayati dari
luar. Pernyataan itu dinamakan gejala-gejala jiwa, diantaranya: mengamati,
menanggapi, mengingat, dan memikir. Dari itulah kemudian orang membuat definisi,
ilmu jiwa (psikologi) yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya.
Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri
pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Psikologi pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu pengetahuan psikologi
terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan pembelajaran, pengembangan
kurikulum, proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan layanan konseling
merupakan serta beberapa kegiatan utama dalam pendidikan terhadap peserta didik
dan pendidik. Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan,
psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi
pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering
terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada
khusus penyandang cacat.
Berdasarkan batasan tersebut dapat diketahui adanya kaitan yang sangat kuat
antara psikologi pendidikan dan tindakan belajar. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa
lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Psikologi pendidikan
memusatkan perhatian pada persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar. Karena konsentrasinya pada
persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek
didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada
pendidik.

II. Analisis Isi Jurnal


a) Jurnal Utama
Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang
mengalami perubahan-perubahan baik perubahan dalam segi fisiologis maupun
perubahan dalam segi psikologis. Manusia juga merupakan mahkluk ciptaan Allah
yang dibekali dengan berbagai potensi fitrah yang tidak dimiliki mahkluk lainnya.
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan, diantaranya untuk mengetahui konsep
psikologi pendidikan , untuk mengetahui konsep pendidikan Islam , dan untuk
mengetahui Konsep Psikologi Pendidikan Islam dalam Perspektif Prof. Kemudian
dari data dan sumber data yang sudah diperoleh dengan menggunakan tekhnik
observasi, studi dokumentasi, dan kajian pustaka. Dan diantara data sekunder yang
digunakan adalah buku-buku psikologi secara umu, pendidikan, jurnal dan diktat. Dr.
Zakiah Daradjat/145-160 147 Psikologi Islam adalah ilmu yang meneliti pengaruh
agama terhadap sikap dan tingkah laku seseorang atau mekanisme yang bekerja sama
dengan diri seseorang yang menyangkut cara berfikir, bersikap, bereaksi, dan
bertingkah laku, yang tidak terpisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu
masih dalam konstruk kepribadiannya.
Dalam pendidikan Islam akan terlihat jelas kepribadian seseorang yang
membuatnya menjadi "insan kamil" yaitu manusia utuh rohani jasmani, dapat hidup
dam berkembang serta wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Ini
mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang
berguna bagi dirinya dan masyarakat serta gemar mengamalkan dan mengembangkan
ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dapat
mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan
hidup di dunia dan di akhirat nanti. Maka tujuan pendidikan Islam juga identik dengan
tujuan Islam itu sendiri. Suatu perkecualian, pendidikan yang diterima Adam dan
Hawa tersebut tentunya berasal dari Sang Pencipta yang telah menurunkan keduanya
ke dunia.
Dengan begitu umur pendidikan sudah sedemikian tuanya di dunia ini.Lantas,
kalau ditanya sejak kapan sebenarnya Psikologi Pendidikan mulai ada di dunia ini?.
Psikologi lahir sebagai ilmu yang berusaha memahami manusia seutuhnya, yang
hanya dapat dilakukan melalui pemhaman tentang kepribadian atau tingkah lakunya.
Selanjutnya cabang-cabang ilmu psikologi bermunculan di tengah-tengah maraknya
perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi, seperti psikologi pendidikan.
Perkembangan pendidikan dan psikologi pendidikan untuk waktuwaktu selanjutnya
seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini.
Semenjak zaman prasejarah hingga zaman sekarang tercatat dunia pendidikan dan
psikologi pendidikan telah mengalami banyak kemajuan. Psikologi pendidikan pada
dasarnya mencurahkan perhatiannya pada perbuatan atau tindak-tanduk orangorang
yang belajar dan mengajar. Oleh karenanya psikologi pendidikan mempunyai dua
riset dan kajian. Psikologi pendidikan dalam kehidupan manusia sesungguhnya
merupakan psoses edukatif yang dipraktikan semenjak manusia lahir ke dunia sampai
meninggal dunia. Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan psikologi.

b) Jurnal Pembanding
Pendahuluan Kehadiran ilmu Psikologi Islam dan barat didasarkan pada
pandangan dunia teoritis hingga implemantasi, terus-menerus diperlukan dalam
kemajuan seseorang bahkan yang mengejutkan peningkatan asosiasi yang berfokus
pada kualitas Islam dan juga memuaskan dalam dunia barat. Penelitian sebelumnya
menjelaskan perbedaan perspektif tentang Islam dan Barat yang dibawa oleh berbagai
pendirian epistemologis. Kata Kunci: Psikologi, Psikologi Islam, Psikologi Barat
Dalam menghadapi dunia abad modern yang pragmatis ini, tuntutan akan hadirnya
ilmu Psikologi menjadi vital. Dalam kajian Psikologi Islam, perlu membangun
paradigma dan metodologi Psikologi Islam. Karena saat ini, Barat menjadi pusat
dalam dunia Psikologi, yang hanya mengandalkan hasil riset empiris (aplikatif-
empiris). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan mendasar antara
Psikologi Islam dan Barat. Islam sebagai agama, memiliki paradigma dan metodologi
tersendiri dalam Psikologi yang memperhatikan aspek ruhani, akal dan keimanan.
Perangkat yang berhubungan dengan manusia, hati yang jujur dengan naluri
manusia khususnya wahyu. Pendidikan karakter dapat diselesaikan dengan
bekerjasama secara baik berdasarkan penelitian Psikologi Barat serta Islam. Ketika
melaksanakan siklus instruktif, penelitian Psikologi Barat dan Islam dapat berfungsi
secara sinergis elaboratif terhadap pendidikan. Sehingga inti dari penelitian ini yaitu
mendialogkan Psikologi Barat dan Islam.Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh
Narulita mengutip Hanna terkait konsep Psikologi Islami yaitu corak Psikologi
berlandaskan citra manusia menurut ajaran Islam, yang memiliki keunikan pada diri
manusia, dengan pola prilaku yang didasari dari pengalaman interaksi dengan diri,
lingkungan, alam rohani dengan tujuan memberi solusi kesehatan mental serta
kualitas keberagamaan. Al Afify mengemukakan konsep fitrah dalam Psikologi Islam
yang berbeda dengan konsepsi Psikologi Barat, di mana dalam
Psikologi Islam Fitrah memiliki makna yang murni, dan berpotensi untuk
mengenal Tuhan. Yuminah memiliki fokus pada mimpi yang mengandung unsur
ilham atau wahyu bagai manusia, dan memberikan pengaruh bagi manusia baik fisik
maupun psikis, lebih lanjut kualitas mimpi berpengaruh terhadap mental dan prilaku
manusia [9].Berbagai penelitian tersebut menunjukkan fokus pada dua hal yang telah
dilakukan peneliti terdahulu, yaitu fokus konsep Psikologi Islam dan Psikologi barat
sebagai basis analisis, dan objek materia yang dikaji dengan perspektif Psikologi
Islam dan Psikologi Barat. Namun, berdasarkan analisis dari setiap hasil penelitian
tersebut masih sangat lemah terkait konstruksi Filsafat Ilmu dari Psikologi Islam dan
Psikologi Barat. Oleh karena itu, artikel ini memberikan satu konstruksi fundamental
dalam mengembangkan Psikologi Islam dan Barat melalui analisis perbandingan.
Penelitian ini menganalisis tentang dialektika konsep dasar Psikologi Islam dan Barat.
Dengan dialektika tersebut dapat dirumuskan pola integrasi dalam
mengimplementasikan Psikologi Barat dengan Islam. Islam, Ilmu, dan AgamaIslam
adalah agama yang dilandasi dengan waḥyu.

BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A. Buku Utama
Kelebihan:
1. Buku ini mungkin membahas konsep-konsep psikologi pendidikan yang relevan
dengan pembelajaran, sehingga dapat membantu pembaca memahami bagaimana
proses belajar dan pengajaran terjadi.
2. Buku ini mungkin memberikan informasi tentang bagaimana teori-teori psikologi
pendidikan dapat diterapkan dalam praktik pembelajaran di kelas, sehingga dapat
memberikan panduan yang berguna bagi guru dan pendidik.
3. Buku ini mungkin menyediakan contoh kasus dan studi penelitian yang dapat
membantu pembaca memahami konsep-konsep dalam psikologi pendidikan yang
relevan dengan pembelajaran.
Kekurangan:
1. Buku ini mungkin terlalu teknis atau terlalu akademis untuk pembaca awam atau
praktisi pendidikan yang tidak memiliki latar belakang akademis di bidang psikologi.
2. Buku ini mungkin terlalu fokus pada implikasi psikologi pendidikan dalam
pembelajaran kelas formal, dan tidak membahas implikasi psikologi pendidikan
dalam konteks pendidikan informal atau non-formal.
3. Buku ini mungkin tidak membahas atau tidak memberikan solusi konkret untuk
beberapa masalah praktis dalam pembelajaran, seperti masalah keterlibatan siswa atau
pengaturan kelas yang efektif.
B. Buku Pembanding
Kelebihan:
1. Memberikan informasi yang terstruktur: Buku psikologi pendidikan bisa memberikan
informasi yang terstruktur dan terorganisir dengan baik tentang topik tertentu yang
berkaitan dengan psikologi dan pendidikan. Hal ini dapat membantu pembaca untuk
memahami topik secara lebih baik dan teratur.
2. Menyediakan referensi dan sumber informasi: Buku psikologi pendidikan dapat berisi
referensi dan sumber informasi yang baik dan akurat, sehingga pembaca dapat
melakukan penelitian lebih lanjut atau memeriksa informasi yang disajikan.
3. Menjelaskan teori dan konsep: Buku psikologi pendidikan dapat menjelaskan teori
dan konsep yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami oleh pembaca.

Kekurangan:
1. Keterbatasan cakupan topik: Buku psikologi pendidikan dapat memiliki keterbatasan
dalam cakupan topik. Karena psikologi pendidikan adalah bidang yang luas, buku
tersebut mungkin tidak dapat membahas semua topik yang relevan atau mendalam.
2. Kurangnya keterlibatan praktis: Buku psikologi pendidikan mungkin kurang terlibat
dalam memberikan solusi praktis atau kiat-kiat untuk mengatasi masalah pendidikan.
Buku tersebut lebih fokus pada teori dan konsep daripada penerapan praktis dalam
situasi nyata.
3. Keterbatasan perspektif: Buku psikologi pendidikan juga bisa memiliki keterbatasan
perspektif, tergantung pada latar belakang dan pengalaman penulis. Hal ini dapat
mempengaruhi cara penulis menafsirkan data atau informasi dan mungkin tidak
memberikan sudut pandang yang lengkap.
C. Jurnal Utama
Kelebihan:
1. Penulis menggunakan pendekatan interdisipliner dengan mengkombinasikan konsep
psikologi pendidikan dan ajaran Islam, sehingga memberikan perspektif yang unik
dan menarik dalam pemahaman tentang psikologi pendidikan Islam.
2. Penulis memaparkan konsep psikologi pendidikan Islam secara mendalam dan
terstruktur, dengan mengutip berbagai sumber referensi yang relevan.
3. Jurnal ini menawarkan pemikiran kritis dan inovatif dalam mengembangkan
pemahaman tentang psikologi pendidikan Islam, serta memberikan kontribusi yang
berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang tersebut.
Kekurangan:
1. Jurnal ini hanya membahas konsep psikologi pendidikan Islam dari perspektif Prof.
Dr. Zakiah Daradjat. Padahal, ada banyak perspektif lain yang juga dapat
diperhitungkan dalam memahami konsep tersebut.
2. Tulisan tidak memiliki penjelasan yang cukup jelas tentang metodologi penelitian
yang digunakan dalam menyusun jurnal tersebut.
3. Jurnal ini diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan tidak tersedia dalam bahasa Inggris
atau bahasa internasional lainnya, sehingga membatasi aksesibilitas bagi para
pembaca di luar Indonesia.
4. Jurnal ini tidak memiliki data empiris atau hasil penelitian yang dapat memvalidasi
konsep-konsep yang diusungnya. Sehingga, dapat dianggap sebagai kajian teoritis
belaka.

D. Jurnal Pembanding
Kelebihan:
1. Relevansi yang tinggi: Topik yang dibahas dalam jurnal ini sangat relevan dengan
konteks saat ini dan dapat memberikan pemahaman yang baru dan bermanfaat bagi
pembaca.
2. Kontribusi ilmiah: Jurnal ini dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi
perkembangan studi psikologi Islam dan Barat, terutama dengan membahas konsep
dasar dan aspek dialektika antara kedua pandangan.
3. Kolaborasi penulis: Jurnal ini ditulis oleh lima penulis yang memiliki latar belakang
dan pengalaman yang berbeda, sehingga memberikan sudut pandang yang berbeda
dan informasi yang lebih lengkap dan bermanfaat bagi pembaca.
4. Terbit di jurnal terindeks: Jurnal ini terbit di Journal of Islamic Education and
Innovation yang terindeks di Google Scholar, Crossref, dan beberapa indeks jurnal
terkemuka lainnya, sehingga jurnal ini dapat dianggap sebagai sumber informasi yang
dapat dipercaya.
Kekurangan:
1. Tidak diketahui kualitas metodologi: Informasi tentang metodologi penelitian yang
digunakan dalam jurnal ini tidak tersedia, sehingga tidak dapat diketahui kualitas dan
validitas penelitian yang dilakukan.
2. Potensi bias: Jurnal ini memiliki potensi untuk bias, mengingat bahwa semua penulis
memiliki latar belakang yang sama dalam psikologi Islam dan mungkin kurang
mempertimbangkan pandangan dan sudut pandang lain dari psikologi Barat.
3. Terbatasnya ruang lingkup: Jurnal ini membahas konsep dasar psikologi Islam dan
Barat, sehingga ruang lingkup diskusi mungkin terbatas pada topik ini saja dan tidak
mencakup aspek lain dari psikologi Islam dan Barat.
4. Tidak tersedia secara terbuka: Jurnal ini mungkin tidak tersedia secara terbuka bagi
pembaca yang tidak memiliki akses ke database jurnal yang diperlukan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
CBR menekankan pada keunikan dan kebutuhan individu siswa. Pendekatan ini
menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, dan guru berperan sebagai fasilitator
untuk membantu siswa dalam menemukan potensi dan kemampuan mereka. CBR juga
menekankan pada pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan kolaboratif, sehingga
siswa dapat memahami dan menerapkan konsep pembelajaran dengan lebih baik.
Sementara itu, CJR menekankan pada pembelajaran yang kontekstual dan relevan
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pendekatan ini menempatkan siswa dalam situasi
pembelajaran yang nyata dan menantang, sehingga mereka dapat melihat bagaimana
konsep-konsep yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. CJR juga
menekankan pada penggunaan teknologi dan sumber daya lainnya untuk mendukung
pembelajaran.
Kesimpulannya, baik CBR maupun CJR menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan mengakui pentingnya konteks dan pengalaman siswa dalam
pembelajaran. Keduanya juga menekankan pada pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
relevan dengan kehidupan nyata. Oleh karena itu, kedua pendekatan ini dapat menjadi
alternatif yang baik dalam mengembangkan pembelajaran yang efektif dan menarik
bagi siswa.
B. Saran
Identifikasi kebutuhan dan keunikan siswa: Dalam pendekatan CBR, guru perlu
memahami kebutuhan dan keunikan setiap siswa, dan memfasilitasi pembelajaran yang
dapat mengembangkan potensi mereka. Dalam pendekatan CJR, guru perlu
menempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang relevan dengan kehidupan
mereka, sehingga mereka dapat memahami konsep-konsep secara lebih baik. Gunakan
pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan kolaboratif: CBR menekankan pada
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan kreatif, sehingga mereka dapat
memahami dan menerapkan konsep-konsep dengan lebih baik. CJR juga menekankan
pada pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan kolaboratif, sehingga
mereka dapat memahami konsep-konsep secara lebih baik.
Gunakan teknologi dan sumber daya pembelajaran lainnya: CJR menekankan pada
penggunaan teknologi dan sumber daya pembelajaran lainnya untuk mendukung
pembelajaran. Dalam era digital ini, guru perlu memanfaatkan teknologi dan sumber
daya pembelajaran lainnya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Mendorong pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata: CJR menekankan
pada pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata siswa. Oleh karena itu, guru
perlu mencari cara untuk menempatkan siswa dalam situasi pembelajaran yang nyata
dan menantang, sehingga mereka dapat melihat bagaimana konsep-konsep yang
dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Abror, AR. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.


Abruscato, J., dan DeRosa D. A. (2010). Teaching Children Science A Discover
Approach7 th ed. Boston: Allyn and Bacon.
Akmalia, Fairuz & Sirom (2020). Peningkatan Executive Function pada Anak Usia 5-6
Tahun Melalui Outdoor Play di Tk Islam As Salam Depok Tahun Ajaran 2019/2020. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan UIN Jakarta.
Alfarisi & Nurdelima (2012). Upaya Kepala Sekolah dalam Pembinaan Profesionalisme
Guru: Studi Deskriptif di SMP Bina Insani Cipondoh. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Kependidikan UIN Jakarta.
Alfarisi & Herlanti (2020). Korelasi Antara Keterampilan Proses Sains (KPS) dan
Interaksi Siswa Terhadap Alat Praktikum (Istap) pada Praktikum Biologi Pembedahan dan
Pengamatan Mikroskop di SMA Tangsel. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan
UIN Jakarta.
Connell, W. F. 1974. The Foundations of Education. Sydney: Ian Novak Publising.
Degeng, I. N. S. 1998. Mencari Paradigma Baru Pemecahan Masalah Belajar dari
Keteraturan Menuju Kesemrawutan. Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang, Malang,
30 November.
Dewey, J. 2010. Democracy and Education. Pennsylvania: Pennsylvania
State University.
Freedman, J. L. 1981. Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Freire, P. 1970. Pedagogy of the Oppressed. New York: Seabury Press.
Almadi Abu. Psikologi Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta.2006.Cet.1
Amin Safwan. Pengantar Psikologi Umum. Banda Aceh : Yayasan Pena. 2014.Cet.3
Atmaja Prawira Purwa. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media.2016.Cet.3
Bachri Thalib Syamsul. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta
: Prenadamedia Group 2013.Cet.2
Bisri Mutofa. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Parama Ilmu.2015. Cet. 1
A. Handoko, “Eksistensi Antara Psikologi Islam dan Barat Modern,” SALAM: Jurnal
Sosial Dan Budaya Syar-I, vol. 8, no. 4, 2021, doi: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v8i4.22145
S. A. A. Samad, “Konsep Ruh dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Barat dan Islam,”
Fenomena, vol.7, no. 2, 2015, doi: https://doi.org/10.21093/fj.v7i2.300.
Mustafa, “Perbedaan Pendidikan Islam dan Pendidikan Barat dari Sudut Metodologi
Keilmuan,” Jurnal Iqra’, vol. 3, p. 28, 2007.
CRITICAL BOOK REPORT
&
CRITICAL JOURNAL REVIEW
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN


DOSEN PENGAMPU : Dr. NURAINI M,S

DISUSUN OLEH :
NAMA : ALYA SALSHABILA PUTRI
NIM : 6223111021
KELAS : PJKR II C 22

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKRESI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmatNya sehingga
penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan Critical Book Report mata kuliah Psikologi
Pendidikan ini dengan baik. Semoga CBR ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan kedepannya.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
dalam CBR berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan,29 April 2023

Alya Salshabila Putri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4

1.2 Tujuan.................................................................................................................. 4

1.3 Manfaat................................................................................................................ 4

BAB II. ISI BUKU..................................................................................................... 5

2.1 Identitas Buku............................................................................................ 5

2.2 Ringkasan Isi Buku.................................................................................... 6

BAB III. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU............................................. 9

3.1 Kelebihan Buku.................................................................................................... 9

3.2 Kelemahan Buku.................................................................................................. 9

BAB IV. PENUTUP.................................................................................................. 10

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 10

4.2 Saran..................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu untuk
mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam menguasai
konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan
pembelajaran.
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya
dalam dunia pendidikan maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari oleh
banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain sebagainya.
Mempertimbangkan factor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat utama
untuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka
kehadiran dan perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses
ilmu pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini
diharapkan dapat membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan
pembelajaran.

1.2 Tujuan
1. Mengulas isi sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Membandingkan isi buku pertama dan buku pembanding

1.3 Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Pendidikan”
2. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelemahan buku utama dan buku pembanding
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identitas Buku

a. Buku Utama

Judul Buku : Psikologi Pendidikan

Penerbit : PPs Unimed

Penulis : Prof. Dr. Sri Milfayetty S.Psi., Ms. Kons, dkk

ISBN : 978-602-8207-18-8

Jumlah Halaman : 242 Hal

b. Buku Pembanding 1

Judul Buku : Psikologi Pendidikan

Penerbit : PT.Remaja Rosdakarya

Penulis : Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.

Tahun Terbit : 2004

ISBN : 979-514-036-1

Jumlah Halaman : 169 Hal

2.2 Ringkasan Buku


BAB I

Psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku disini di
artikan secara luas ialah segala kegiatan, tindakan perbuatan manusia yang maupun yang
tidak kelihatan,yang disadari maupun tidak disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara
berbicara, berjalan, berpikir/atau mengambil keputusan, cara ia mengambil sesuatu,
caranya beraksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupnun dari
dalam dirinya.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Yang merupakan ruang lingkup psikologi  pendidikan, antara lain:
• Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang perpengaruh
terhadap belajar
• Sifat-sifat dari proses belajar
• Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
• Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan
keterbatasan belajar
• Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam belajar.
• Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.

BAB II

Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang, baru. Dapat berupa pemikiran dan pengtahuan
yang lebih terkemas,sikap yang lebih baik,kecakapan yang lebih baik serta tumbuhnya
kesadaran untuk bertanggung jawab .Belajar tidak sama dengan kematangan. Akan tetapi
kematangan distimulasi oleh faktor belajar dan sebaliknya belajar efektif jika diberikan
tak sesuai dengan kematangan yang diperlukan.

Faktor Yang Mempengaruhi Belajar


1. Kematangan/ pertumbuhan
2. Kecerdasan
3. Latihan dan ulangan
4. Motivasi
5. Sifat-sifat pribadi seseorang.
6. Keadaan keluarga
7. Guru dan cara mengajar
8. Alat-alat pelajaran
9. Motivasi sosial
10. Lingkungan dan kesempatan.

BAB III

Pembawaan dan Lingkungan


a. Aliran Nativisme
b. Aliran Empirisme
c. Hukum Konvergensi
Pengaruh pembawaan pada pengaruh lingkungan.
a. Keturunan
b. Pembawaan
c. Keturunan
d. Bakat
Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan, antara lain:
• Pembawaan Jenis
• Pembawaan Ras
• Pembawaan Jenis Kelamin
• Pembawaan Perseorangan

BAB IV
Daya-daya yang mendorong manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu disebut
Dorongan Nafsu (driften). Dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang
memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa
benda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
  Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a)    Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
b)    Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
c)     Dorongan nafsu mempertahankan jenis

BAB V

Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang
terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian
yang kita kehendaki. Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir.  Tanpa bahasa
manusia tidak dapat berfikir.
Beberapa Macam Berfikir
• Berpikir induktif - ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus
menuju ke umum.
• Berpikir deduktif - ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke khusus.
• Berpikir analogis - ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan
fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah di alami. BAB V
Intelegensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang
berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi Seseorang
1. Pembawaan
2. Kematangan
3. Pembentukan
4. Minat
5. Kebebasan

BAB VI

Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan
motivasi.
Macam-Macam Motivasi
a. Motivasi intrisik
Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu  sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu..
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrisik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.  Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
•  Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan
untuk belajar.
•  Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian
tujuan yang diinginkan.
•  Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

BAB  VIII

Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-
kebutuhannya sendiri. Minat juga dapat diartikan sebagai  suatu tanda kematangan dan
kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar.
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran,
dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek,
aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan
suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.

BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

3.1 Kelebihan
Kedua buku tersebut sangat menarik untuk dibaca karena memuat berbagai maca informasi
yang berbeda-beda mengai psikologi pendidikan.
Kedua buku tersebut sangat bermanfaat bagi guru/calon guru (mahasiswa) untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan.
Ketdua buku tersebut menjelaskan secara rinci dan detail setiap babnya sesuai dengan topik
yang tertera didalam buku.
Kedua buku ini sangat baik untuk dibaca terutama untuk jurusan psikologi dan untuk calon
guru karena didalam buku tersebut bias membantu kita untuk mengetahui tumbuh dan
berkembangnya peserta didik.
Kedua tersebut memuat beberapa contoh – contoh yang jelas sehingga pembaca lebih mudah
untuk mengerti.
Kedua buku tersebut banyak memaparkan pendapat para ahli sehingga informasi yang
dituangkan dalam buku tersebut dapat dipercaya.
Buku utama dan pembanding kedua memiliki cover yang bagus sehingga menarik kita untuk
membacanya.

3.2 Kelemahan
Kedua buku tersebut ada beberapa kalimat yang berbelit-belit dan terdapat nada kata-kata
asing yang sulit dipahami. Sistematika pada buku diktat ada beberapa kata yang kurang
seperti kata seseorang ditulis seserng dll.
Pada utama sangat sedikit membahas mengenai psikologi belajar pada anak dan remaja.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji
perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan
berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang
diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses
pendidikan. Hubungan antara teoritis dan praktis memiliki keterkaitan dan tidak bisa
dipisahkan. Praktik pendidikan seharusnya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian
pula, teori-teori pendidikan seharusnya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang
terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya,
perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.

4.2 Saran
Dalam penulisan makalah critical book report ini, penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. Penulis berharap,
bahwa dibalik ketidak sempurnaannya penulisan dan penyusunan manakalah ini adalah
ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis, pembaca, dan bagi
seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga teori-teori psikologi belajar bisa menjadi
patokan dan dapat di aplikasikan ketika kita melakukan proses belajar mengajar kelak.
REVIEW JURNAL

1. IDENTITAS JURNAL

Judul EKSPLORASI KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS INDIVIDU DEWASA AWAL


PENYANDANG TUNANETRA

Nama Jurnal Jurnal Psikologi Undip

Download http://eprints.undip.ac.id/51953/1/jurnal_psikologi_2014_ikong&tala.pdf

Volume dan Halaman Vol.13 No.1 dan Halaman 64-77

Tahun 2014

PenulisMega Tala Harimukthi dan Kartika Sari Dewi

Reviewer Revan Nando Nehe

Tanggal 08 April 2023

2. ISI JURNAL

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kesejahteraan psikologis pada


individu yang menjadi tunanetra di usia dewasa awal, dan secara khusus berupaya memahami
perubahan dan anteseden dari kesejahteraan psikologis mereka.

Subjek/Objek Penelitian Subjek penelitian adalah dua orang berusia 20-40 tahun
yangmengalami kebutaan di usia dewasa awal.
Analisis Data menggunakan metode interpretative phenomenological analysis (IPA)

Metode penelitian Metode dalam kajian ini adalah penelitian Kualitatif

Langkah Penelitian • Prenatal (Sebelum Kelahiran)

Tahap prenatal yaitu sebelum anak lahir pada saat masa anak di dalam

Kandungan dan diketahui sudah mengalami ketunaan.

• Neonatal (Saat Kelahiran)

Periode neonatal yaitu periode dimana anak dilahirkan.

• Posnatal (Setelah Kelahiran)

Kelainan pada saat posnatal yaitu kelainan yang terjadi setelah anak

Lahir atau saat anak dimasa perkembangan.

Hasil Penelitian Pendahuluan

Masalah kebutaan yang terjadi di Indonesia lebih banyak dialami oleh individu dewasa.
Berbagai penyakit yang menyebabkan tingginya angka kebutaan di Indonesia, antara lain
katarak (0,78%), glukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), sedangkan sisanya akibat
penyakit kornea (0,10%), retina (0,13%), dan kekurangan vitamin A (xeroftalmia).
Berdasarkan hasil survei kesehatan tahun 2008, Indonesia memiliki prosentase kebutaan
sebesar 0,9% dan termasuk negara yang memiliki angka kebutaan karena katarak terbesar se-
Asia Tenggara.

Permasalahan utama yang dialami individu yang mengalami tunanetra di usia dewasa awal
terkait dengan ketidakmampuan untuk bekerja dan hidup produktif, memperoleh pasangan
hidup, diasingkan, dan akan selalu bergantung pada orang lain. Dampak lain dari hilangnya
penglihatan pada individu dewasa awal adalah perasaan kehilangan kemampuan untuk
mengikuti aturan sosial yang berlaku di masyarakat (Crews & Campbell, 2004). Ketakutan
menghadapi kehidupan masa depan berkaitan dengan keter- sediaan lapangan pekerjaan.
Selama ini tunanetra di Indonesia banyak kehilangan hak-haknya. Hak yang hilang berupa
hak menggunakan alat transportasi umum, hakmemperoleh informasi, dan hak memperoleh
pekerjaan (Medan Bisnis, 2011).

Para penyandang tunanetra menunjukkan penurunan kesejahteraan psikologis yang secara


spesifik berkaitan dengan fungsi visualnya, misalnya dalam hal relasi sosialnya dan
penerimaan dukungan sosial (Mclivane & Reinhardt, 2001; Pinquart & Pfeiffer, 2009). Selain
itu, mereka cenderung mengalami stres lebih tinggi, tingkat kepuasan perkawinan yang lebih
rendah, kesehatan mental dan kendali akan kesejahteraan psikologis yang menurun (Gardner
& Harmon, 2002). Bahkan apabila dibandingkan dengan populasi normal, para penyandang
tunanetra di usia awal cenderung memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dan kesejahteraan
yang lebih rendah.

Pengalaman dalam kehidupan yang beragam dan unik akan memberikan pengaruh terhadap
kondisi kesejahteraan psikologis secara terus-menerus. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
pengalaman- pengalaman dalam kehidupan pasca menjadi tunanetra juga akan berpengaruh
pada kondisi kesejahteraan psikologis.

Kesejahteraan psikologis adalah kondisi individu yang sehat secara psikologis, memiliki
sikap positif terhadap dirinya dan orang lain. Individu mampu membuat keputusan sendiri,
mengatur perilakunya sendiri, dan memilih atau membentuk lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhannya. Individu memiliki banyak tujuan yang membuat hidupnya bermakna, berjuang
untuk menjelajahi, dan mengembangkan diri selengkap mungkin.

Kesejahteraan juga didefinisikan sebagai kondisi yang memiliki tingkatan- tingkatan, yaitu
terpenuhinya kebutuhan materi, kemampuan menghargai antar individu, dan kemampuan
mencapai kesejahteraan yang diimbangi dengan pencapaian kebahagiaan. Sedangkan subjek
JT mendefinisikan kesejahteraan psikologis sebagai kondisi individu yang terpenuhi
kebutuhan materi dan memiliki pemikiran positif. Subjek JT juga menjelaskan bahwa
individu yang sejahtera lebih memikirkan kehidupan mendatang daripada memikirkan hal-hal
di masa lalu karena individu cenderung bersikap positif.

Dimensi kesejahteraan psikologis, hubung- an positif juga terpengaruh oleh pengalaman


sebagai tunanetra. Pada masa awal terjadinya tunanetra kedua subjek mengalami isolasi diri
sehingga menutup diri untuk berinteraksi dengan orang lain. Subjek BS hanya mau
berinteraksi dengan pasangan dan keluarga sementara subjek JT hanya mau berinteraksi
dengan keluarga. Kedua subjek sempat sempat mengalami peer rejection setelah mengalami
ketunanetraan. Keterasingan dan ketidakmampuan membangun hubungan yang hangat dan
saling percaya merupakan karakteristik dari hubungan positif yang buruk. Sekarang,
hubungan positif subjek JT telah membaik. Subjek JT sudah dapat memiliki hubungan yang
hangat dan terbuka dengan orang lain setelah mendapatkan dukungan sosial, terutama dari
keluarga dan peer. Subjek BS dapat kembali memiliki hubungan yang hangat dan terbuka
dengan orang lain setelah mendapatkan dukungan sosial, terutama dari pasangan dan
keluarga. Subjek BS mampu menampilkan empati dan kepedulian terhadap orang lain.
Bentuk empati dan kepedulian yang dilakukan oleh subjek BS adalah dengan membentuk
sebuah komunitas untuk tunanetra.

Penguasaan lingkungan yang baik ditandai oleh perasaan kompeten menguasai lingkungan
serta dapat memilih atau menciptakan lingkungan yang cocok dengan dirinya. Penguasaan
lingkungan yang buruk ditandai oleh kesulitan mengelola aktivitas sehari-hari,
ketidakmampuan memilih atau mencip- takan lingkungan yang sesuai, serta kurangnya
kesadaran akan peluang yang ditawarkan. Subjek BS memiliki kemampuan yang baik dalam
penguasaan lingkungan dan ditandai dengan kemampuannya mengatur kegiatan sehari-hari
sebagai seorang ketua komunitas dan wiraswasta. Subjek JT memiliki kecenderungan
mengikuti aktivitas yang dilakukan oleh teman- teman di dalam komunitas. Subjek JT
menemui kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan di luar kelurga dan komunitas.
Pengalaman sebagai individu tunanetra mempengaruhi dimensi penguasaan lingkungan pada
kedua subjek.

Kondisi tunanetra mempengaruhi dimensi kesejahteraan psikologis yang selan- jutnya, yaitu
tujuan hidup. Kedua subjek saat ini memiliki keberarahan, mampu melihat tujuan dan makna
dari pengalaman, serta memiliki pegangan dan

Keyakinan dalam hidup setelah menjadi tunanetra. Subjek JT sempat merasa hidupnya
kurang bermakna karena diisi dengan hura-hura, obat-obatan, serta minum minuman keras.
Saat ini subjek JT sudah mampu memaknai kehidupannya dengan tujuan hidup ingin mem-
bahagiakan pasangan dan keluarga. Subjek JT mampu menemukan makna hidup setelah
mampu menerima diri dan memilki pasangan. Subjek BS merasakan kehidupannya jauh lebih
bermakna setelah menjadi tunanetra. Subjek BS merasakan bahwa dirinya semakin memiliki
manfaat untuk sekitarnya. Kedua subjek memiliki tujuan hidup tertinggi yaitu setelah
meninggal dapat masuk surga dan bertemu dengan Tuhan. Kedua subjek mengembangkan
target yang ingin dicapai serta strategi mencapai target tersebut. Kondisi tersebut
menunjukkan perbaikan dalam tujuan hidup subjek.

Kondisi awal saat kedua subjek sebagai tunanetra, memunculkan karakteristik pertumbuhan
personal yang negatif namun seiring berjalannya waktu pertumbuhan personal yang positif.
Subjek BS melakukan perubahan dalam diri yang ditandai dengan upaya untuk mempelajari
kebutuhan-kebutuhan tuna- netra dan membentuk komunitas. Sementara subjek JT pada awal
masa tunanetra merasa diriny tidak dapat berkembang dan tidak dapat melihat arah dalam
kehidupannya namun setelah menikah subjek menemukan arah hidup. Uraian tersebut
menjelaskan bahwa pengalaman dan perubahan diri menjadi seorang tunanetra
mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Kondisi tunanetra dimaknai sebagai pengalaman
yang menimbulkan berbagai perasaan negatif sehingga memberikan pengaruh negatif juga
bagi kesejahteraan psikologis.

Kondisi kesejahteraan psikologis subjek terutama pada dimensi penerimaan diri, hubungan
positif dengan orang lain, penguasaan lingkungan, otonomi, serta pertumbuhan personal
sempat memburuk. Perubahan kondisi kesejahteraan subjek dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor, antara lain adanya dukungan sosial, karakteristik kepribadian, perubahan
tingkat religiusitas, serta pengalaman hidup dan interpretasinya. Karakteristik kepribadian
dicirikan dengan pertumbuhan pemahaman diri dan pertumbuhan karakter diri yang selalu
berkembang selama rentang kehidupan. Karakteristik kepribadian ditandai dengan tipe
kepribadian yang dimiliki individu. Saat ini subjek telah menunjukkan indikator yang positif
dari dimensi- dimensi penerimaan diri, hubunganpositif dengan orang lain, tujuan hidup,
penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan personal pada kesejahteraan
psikologis individu.

Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan


psikologis semua subjek mengalami perubahan akibat kebutaan yang dialaminya ketika usia
dewasa awal. Di awal munculnya gejala, menurunnya kemampuan berkomunikasi, penurunan
kemampuan mobilisasi, dan respon emosi negatif diungkap semua subjek sebagai anteseden
menurunnya kesejahteraan psikologis mereka. Sedangkan peningkatan kesejahteraan
psikologis disebabkan oleh adanya dukungan sosial berupa dukung-an emosi, informasi, dan
instrumental yang bersumber dari keluarga, pasangan, teman, dan kelompok. Meskipun
kedua-nya memiliki strategi coping yang berbeda, namun peningkatan kesejahteraan
psikologis dapat dirasa-kan keduanya, setelah penerimaan diri berhasil diraihnya. Yang
menarik adalah terungkapnya dimensi penerimaan diri sebagai dimensi awal yang membantu
subjek dalam mencapai dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis yang lain, yaitu tujuan
hidup, kemandirian, penguasaan lingkungan, pertumbuhan personal, dan hubungan positif
dengan orang lain. Keenamnya dimensi ini muncul secara tidak bersamaan, namun sesuai
dengan gambaran dimensi yang diungkapkan oleh Ryff dan Keyes (Papalia & Feldman,
2002). Selain itu, munculnya dimensi religiusitas dalam pencapaian kesejahteraan psikologis
dan kebahagiaan kedua subjek menunjukkan adanya keterkaitan diantara keduanya.
CRITICAL JURNAL REVIEW

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI


PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :
Dr. NUR’AINI, MS.

MATA KULIAH :
Psikologi Pendidikan

DISUSUN OLEH :

ALYA SALSHABILA PUTRI


6223111021
PJKR C 22

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi


Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan

2022/2023

REVIEW JURNAL
1. IDENTITAS JURNAL
Judul EKSPLORASI KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS INDIVIDU DEWASA AWAL PENYANDANG
TUNANETRA
Nama Jurnal Jurnal Psikologi Undip
Download http://eprints.undip.ac.id/51953/1/jurnal_psikologi_2014_ikong&tala.pdf
Volume dan Vol.13 No.1 dan Halaman 64-77
Halaman
Tahun 2014
Penulis Mega Tala Harimukthi dan Kartika Sari Dewi
Reviewer Alya Salshabila Putri
Tanggal 30 Aprill 2023

2. ISI JURNAL
Tujuan Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kesejahteraan psikologis pada individu yang menjadi
Penelitian tunanetra di usia dewasa awal, dan secara khusus berupaya memahami perubahan dan
anteseden dari kesejahteraan psikologis mereka.
Subjek/Objek Subjek penelitian adalah dua orang berusia 20-40 tahun yangmengalami kebutaan di usia
Penelitian dewasa awal.

Analisis Data menggunakan metode interpretative phenomenological analysis (IPA)


Metode Metode dalam kajian ini adalah penelitian Kualitatif
penelitian
Langkah • Prenatal (Sebelum Kelahiran)
Penelitian Tahap prenatal yaitu sebelum anak lahir pada saat masa anak di dalam
kandungan dan diketahui sudah mengalami ketunaan.
• Neonatal (Saat Kelahiran)
Periode neonatal yaitu periode dimana anak dilahirkan.
• Posnatal (Setelah Kelahiran)
Kelainan pada saat posnatal yaitu kelainan yang terjadi setelah anak
lahir atau saat anak dimasa perkembangan.
Hasil Penelitian Pendahuluan
Masalah kebutaan yang terjadi di Indonesia lebih banyak dialami oleh individu dewasa.
Berbagai penyakit yang menyebabkan tingginya angka kebutaan di Indonesia, antara
lain katarak (0,78%), glukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), sedangkan sisanya
akibat penyakit kornea (0,10%), retina (0,13%), dan kekurangan vitamin A
(xeroftalmia). Berdasarkan hasil survei kesehatan tahun 2008, Indonesia memiliki
prosentase kebutaan sebesar 0,9% dan termasuk negara yang memiliki angka kebutaan
karena katarak terbesar se-Asia Tenggara.
Permasalahan utama yang dialami individu yang mengalami tunanetra di usia dewasa
awal terkait dengan ketidakmampuan untuk bekerja dan hidup produktif, memperoleh
pasangan hidup, diasingkan, dan akan selalu bergantung pada orang lain. Dampak lain
dari hilangnya penglihatan pada individu dewasa awal adalah perasaan kehilangan
kemampuan untuk mengikuti aturan sosial yang berlaku di masyarakat (Crews &
Campbell, 2004). Ketakutan menghadapi kehidupan masa depan berkaitan dengan
keter- sediaan lapangan pekerjaan. Selama ini tunanetra di Indonesia banyak
kehilangan hak-haknya. Hak yang hilang berupa hak menggunakan alat transportasi
umum, hakmemperoleh informasi, dan hak memperoleh pekerjaan (Medan Bisnis,
2011).
Para penyandang tunanetra menunjukkan penurunan kesejahteraan psikologis yang
secara spesifik berkaitan dengan fungsi visualnya, misalnya dalam hal relasi sosialnya
dan penerimaan dukungan sosial (Mclivane & Reinhardt, 2001; Pinquart & Pfeiffer,
2009). Selain itu, mereka cenderung mengalami stres lebih tinggi, tingkat kepuasan
perkawinan yang lebih rendah, kesehatan mental dan kendali akan kesejahteraan
psikologis yang menurun (Gardner & Harmon, 2002). Bahkan apabila dibandingkan
dengan populasi normal, para penyandang tunanetra di usia awal cenderung memiliki
tingkat depresi yang lebih tinggi dan kesejahteraan yang lebih rendah.
Pengalaman dalam kehidupan yang beragam dan unik akan memberikan pengaruh
terhadap kondisi kesejahteraan psikologis secara terus-menerus. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa pengalaman- pengalaman dalam kehidupan pasca menjadi
tunanetra juga akan berpengaruh pada kondisi kesejahteraan psikologis.
Kesejahteraan psikologis adalah kondisi individu yang sehat secara psikologis,
memiliki sikap positif terhadap dirinya dan orang lain. Individu mampu membuat
keputusan sendiri, mengatur perilakunya sendiri, dan memilih atau membentuk
lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya. Individu memiliki banyak tujuan yang
membuat hidupnya bermakna, berjuang untuk menjelajahi, dan mengembangkan diri
selengkap mungkin.
Kesejahteraan juga didefinisikan sebagai kondisi yang memiliki tingkatan- tingkatan,
yaitu terpenuhinya kebutuhan materi, kemampuan menghargai antar individu, dan
kemampuan mencapai kesejahteraan yang diimbangi dengan pencapaian kebahagiaan.
Sedangkan subjek JT mendefinisikan kesejahteraan psikologis sebagai kondisi individu
yang terpenuhi kebutuhan materi dan memiliki pemikiran positif. Subjek JT juga
menjelaskan bahwa individu yang sejahtera lebih memikirkan kehidupan mendatang
daripada memikirkan hal-hal di masa lalu karena individu cenderung bersikap positif.
Dimensi kesejahteraan psikologis, hubung- an positif juga terpengaruh oleh
pengalaman sebagai tunanetra. Pada masa awal terjadinya tunanetra kedua subjek
mengalami isolasi diri sehingga menutup diri untuk berinteraksi dengan orang lain.
Subjek BS hanya mau berinteraksi dengan pasangan dan keluarga sementara subjek JT
hanya mau berinteraksi dengan keluarga. Kedua subjek sempat sempat mengalami peer
rejection setelah mengalami ketunanetraan. Keterasingan dan ketidakmampuan
membangun hubungan yang hangat dan saling percaya merupakan karakteristik dari
hubungan positif yang buruk. Sekarang, hubungan positif subjek JT telah membaik.
Subjek JT sudah dapat memiliki hubungan yang hangat dan terbuka dengan orang lain
setelah mendapatkan dukungan sosial, terutama dari keluarga dan peer. Subjek BS
dapat kembali memiliki hubungan yang hangat dan terbuka dengan orang lain setelah
mendapatkan dukungan sosial, terutama dari pasangan dan keluarga. Subjek BS
mampu menampilkan empati dan kepedulian terhadap orang lain. Bentuk empati dan
kepedulian yang dilakukan oleh subjek BS adalah dengan membentuk sebuah
komunitas untuk tunanetra.
Penguasaan lingkungan yang baik ditandai oleh perasaan kompeten menguasai
lingkungan serta dapat memilih atau menciptakan lingkungan yang cocok dengan
dirinya. Penguasaan lingkungan yang buruk ditandai oleh kesulitan mengelola aktivitas
sehari-hari, ketidakmampuan memilih atau mencip- takan lingkungan yang sesuai, serta
kurangnya kesadaran akan peluang yang ditawarkan. Subjek BS memiliki kemampuan
yang baik dalam penguasaan lingkungan dan ditandai dengan kemampuannya
mengatur kegiatan sehari-hari sebagai seorang ketua komunitas dan wiraswasta. Subjek
JT memiliki kecenderungan mengikuti aktivitas yang dilakukan oleh teman- teman di
dalam komunitas. Subjek JT menemui kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan
di luar kelurga dan komunitas. pengalaman sebagai individu tunanetra mempengaruhi
dimensi penguasaan lingkungan pada kedua subjek.
Kondisi tunanetra mempengaruhi dimensi kesejahteraan psikologis yang selan- jutnya,
yaitu tujuan hidup. Kedua subjek saat ini memiliki keberarahan, mampu melihat tujuan
dan makna dari pengalaman, serta memiliki pegangan dan
keyakinan dalam hidup setelah menjadi tunanetra. Subjek JT sempat merasa hidupnya
kurang bermakna karena diisi dengan hura-hura, obat-obatan, serta minum minuman
keras. Saat ini subjek JT sudah mampu memaknai kehidupannya dengan tujuan hidup
ingin mem- bahagiakan pasangan dan keluarga. Subjek JT mampu menemukan makna
hidup setelah mampu menerima diri dan memilki pasangan. Subjek BS merasakan
kehidupannya jauh lebih bermakna setelah menjadi tunanetra. Subjek BS merasakan
bahwa dirinya semakin memiliki manfaat untuk sekitarnya. Kedua subjek memiliki
tujuan hidup tertinggi yaitu setelah meninggal dapat masuk surga dan bertemu dengan
Tuhan. Kedua subjek mengembangkan target yang ingin dicapai serta strategi
mencapai target tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan perbaikan dalam tujuan hidup
subjek.
Kondisi awal saat kedua subjek sebagai tunanetra, memunculkan karakteristik
pertumbuhan personal yang negatif namun seiring berjalannya waktu pertumbuhan
personal yang positif. Subjek BS melakukan perubahan dalam diri yang ditandai
dengan upaya untuk mempelajari kebutuhan-kebutuhan tuna- netra dan membentuk
komunitas. Sementara subjek JT pada awal masa tunanetra merasa diriny tidak dapat
berkembang dan tidak dapat melihat arah dalam kehidupannya namun setelah menikah
subjek menemukan arah hidup. Uraian tersebut menjelaskan bahwa pengalaman dan
perubahan diri menjadi seorang tunanetra mempengaruhi kesejahteraan psikologis.
Kondisi tunanetra dimaknai sebagai pengalaman yang menimbulkan berbagai perasaan
negatif sehingga memberikan pengaruh negatif juga bagi kesejahteraan psikologis.
Kondisi kesejahteraan psikologis subjek terutama pada dimensi penerimaan diri,
hubungan positif dengan orang lain, penguasaan lingkungan, otonomi, serta
pertumbuhan personal sempat memburuk. Perubahan kondisi kesejahteraan subjek
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain adanya dukungan sosial,
karakteristik kepribadian, perubahan tingkat religiusitas, serta pengalaman hidup dan
interpretasinya. Karakteristik kepribadian dicirikan dengan pertumbuhan pemahaman
diri dan pertumbuhan karakter diri yang selalu berkembang selama rentang kehidupan.
Karakteristik kepribadian ditandai dengan tipe kepribadian yang dimiliki individu. Saat
ini subjek telah menunjukkan indikator yang positif dari dimensi- dimensi penerimaan
diri, hubunganpositif dengan orang lain, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, tujuan
hidup, dan pertumbuhan personal pada kesejahteraan psikologis individu.
Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan psikologis
semua subjek mengalami perubahan akibat kebutaan yang dialaminya ketika usia
dewasa awal. Di awal munculnya gejala, menurunnya kemampuan berkomunikasi,
penurunan kemampuan mobilisasi, dan respon emosi negatif diungkap semua subjek
sebagai anteseden menurunnya kesejahteraan psikologis mereka. Sedangkan
peningkatan kesejahteraan psikologis disebabkan oleh adanya dukungan sosial berupa
dukung-an emosi, informasi, dan instrumental yang bersumber dari keluarga, pasangan,
teman, dan kelompok. Meskipun kedua-nya memiliki strategi coping yang berbeda,
namun peningkatan kesejahteraan psikologis dapat dirasa-kan keduanya, setelah
penerimaan diri berhasil diraihnya. Yang menarik adalah terungkapnya dimensi
penerimaan diri sebagai dimensi awal yang membantu subjek dalam mencapai dimensi-
dimensi kesejahteraan psikologis yang lain, yaitu tujuan hidup, kemandirian,
penguasaan lingkungan, pertumbuhan personal, dan hubungan positif dengan orang
lain. Keenamnya dimensi ini muncul secara tidak bersamaan, namun sesuai dengan
gambaran dimensi yang diungkapkan oleh Ryff dan Keyes (Papalia & Feldman, 2002).
Selain itu, munculnya dimensi religiusitas dalam pencapaian kesejahteraan psikologis
dan kebahagiaan kedua subjek menunjukkan adanya keterkaitan diantara keduanya.

“ PSIKOLOGI PENDIDIKAN”
CRITICAL BOOK RIVIEW
DOSEN PENGAMPU : Dr. NUR’AINI, MS.

Disusun oleh:
Nama : TARY APRILYANI SITORUS
Kelas : PJKR C
Nim : 6223111010

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN & REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini dengan tepat waktu. Adapun
Judul buku yang saya review yaitu “ PSIKOLOGI PENDIDIKAN ” yang merupakan salah satu
materi dalam mata kuliah psikologi pendidikan.

Saya selaku penulis sangat berterimakasih kepada Ibu Dr. NUR’AINI, MS. yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan Critical Book Report ini.
Tidak lupa,saya juga sangat berterimakasih kepada para pembaca yang telah mendukung, baik
dalam memberi masukan, maupundalam memberikan kritikan yang membangun.

Akhir kata saya menyadari masih banyaknya kekurangan dan kesalahan yang saya
lakukan dalam penulisan Critical Book Report ini, baik dalam kelengkapan materi, tata cara
penulisan, maupun bahasa yang digunakan, hal ini terjadi dikarenakan kekurangan pengetahuan
dan pengalaman penulis dalam membuat karya ilmiah. Oleh karena itu, kritik dan saran serta
masukan dari teman-teman sangat saya butuhkan sebagai bahan revisi dalam membuat karya
ilmiah di masa yang akan datang. Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.

Me
dan, 27 April 2023

TARY APRILYANI SITORUS

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 1
BAB II RINGKASAN BUKU ......................................................................................... 3
1.4 Identitas Buku ............................................................................................... 3
1.5 Ringkasan Isi Buku ...................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................. 5
1.6 Keunggulan
1.7 Kelemahan..................................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 5
1.8 Kesimpulan.................................................................................................... 5
1.9 Saran............................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi Pendidikan Secara etimologis, psikologi berasal dari kata «psyche» yang


berarti jiwa atau nafas hidup, dan «logos» atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-
olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Buku psikologi pendidikan ini disusun mengacu kepada kompetensi pedagogi
juga ,materi ini juga di dasarkan pada standar isi pendidikan calon guru .sejalan dengan
perubahan ini maka pendidik tidak mungkin lagi di lakukan dengan cara tradisional yaitu
mendengarkan penjelasan mengingat dan mencoba menerapkannya .

Salah satu prinsip psikologi pendidikan menggambarkan bahwa guru tidak hanya
sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengonstruksi
pengetahuan didalam kognisi mereka. Jika ingin mengajarkan sesuatu kepada seseorang,
maka perlu memerhatikan perkembangan kognotifnya. Hal ini dilakukan supaya sesuai
dengan taraf perkembangan kognitif.
Sejalan dengan karakteristik generasi c ini dan perlu nya merubah model
pembelajaran konvesional menjadi konteporer maka diperlukan pengakajian psikologi
pendidikan yang berbeda dari sebelumnya perubahan tersebut meliputi tujuan
belajar ,materi,strategi ,media dan evaluasi ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
psikologi pendidikan yang relavan di gunakan untuk mendidik generasi di masa depan .
Psikologi pendidikan membantu pendidik untuk menjadi profesional yang efektif
dalam pembelajaran ,berbahagia menjalankan tugasnya serta dapat di teladani kemuliaan
pribadi nya , Orientasi baru psikologi pendidikan pembelajaran perlu dilaksanakan berbasis
gelombang otak (brain wave). Karena gelombang otak ini memberi pengaruh pada gaya
belajar dan gaya berpikir seseorang.

1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas makalah Critikal Book Review mata kuliah Psikologi
Pendidikan.
2. Mengulas isi sebuah buku.
3. Mencari informasi yang ada dalam buku tersebut.
4. Mengenalisis keunggulan dan kelemahan buku.
5. Memanfaatkan teori teori motivasi belajar
6. Memahami isi sebuah buku
1.3 Manfaat
1. Untuk memahami model-model pembelajaran efektif
2. Melatih kemampuan penulis dalam mengritisi sebuah buku.
3. Untuk mengetahui pada isi sebuah buku
4. Memanfaatkan teori teori motivasi belajar
5. Mampu mendeskripsikan tentang proses konsep belajar
BAB II

RINGKASAN BUKU

1.4 Identitas Buku


 Buku Utama

Judul : Psikologi Pendidikan

Penulis : Sri Milfayetty, Nur;aini, Nani Barorah, Suri Handayani, Utami

Penerbit : PPs Universitas Negeri Medan

Tahun terbit : 2023

Jumlah halaman : 205

ISBN : 978-602-8207-18-8
 Buku Pembanding

Judul : Psikologi Pendidikan

Penulis : prof ,Dr. Mudjiran M.s.,.kons.

Penerbit : Kencana

Tahun terbit : 2021

Jumlah halaman : 197

ISBN : : 978-623-218-898-3

1.5 Ringkasan Isi Buku

a. Buku Utama

Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata psikologi dan pendidikan Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku Sedangkan pendidikan adalah ilmu
yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi psikologi
pendidikan sebagai terapar deu psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri, yakni, ifm yang
mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan ,Proses belajar
diartikan berlangsungnya aktivitas manuknya informasi melalui panca indra yang menghasilkan
pembaharuan pada kognaif dan atau pada perilaku. Proses pembelajaran diartikan pengalaman
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan memberi dampak terhadap perolehan sesuatu
yang baru melalui alat indra pada kognitif dan atau perilaku
Psikologi pendidikan menjelaskan karakteristik perkembangan belajar sesuai dengan tingkat usia
Misalnya, jika ingin mengajarkan sesuatu pada seseorang, maka perhatikanlah perkembangan
kognitifnya. Kalau usianya masih 5 tahun maka lakukanlah pembelajaran sambil bermain, tapi
jika sudah berusia remaja dapat dilakukan diskusi kelompok. Hal ini dilakukan supaya sesuai,hal
ini dilakukan suapaya sesuai dengan taraf perkembangan kognitif ,perkembangan kognitif anak
usia dini menurut piaget baru pada taraf pra operasional formal sehingga mampu berfikir secara
abstarak .
Materi psikologi pendidikan di dalam buku ini lah mengalamai revisi pada tahun 2018 agar
dapat membantu mengembangkan kompetens pedagogi dan profesional guru, terutama dalam
menguasai konsep dan praksisi psikologi pendidikan untuk memahami perilaku dan proses
kognitif di dalam proses belajar dan pembelajaran Kompetensi ini dibangun melalui proses
perkuliahan yang berorientasi pada pencapaian tujuan berupa pengetahuan sikap dan
keterampilan Diharapkan materi buku ini akan membantu perolehan pembaharuan pengetahuan,
kemampuan untuk mengemas perasaan, arah sikap yang lebih jelas kecakapan dalam bertindak
dan tumbuhnya kadaran untuk bertanggungjawab dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru
Materi di dalam buku terdiri atas konsep yang esensial sehingga memerlukan sumber sumber
lain untuk melengkapinya.

Perkembangan kebutuhan belajar peserta didik santun sudah jauh berbeda sehingga tidak
mencukupi lagi jika dilaksanakan dengan pembelajaran yang konvensional. Saat ini diharapkan
pendidik mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan untuk menumbuhkan
kegemaran peserta didik belajar Sefam itu pendidik diharapkan terampil menggunakan teknolog
prom pembelajaran menjadi efektif ,Psikologi pendidikan membantu pendidik untuk menjadi
profesional yang efekud dalam pembelajaran, berbahagia menjalankan tugasnya serta dapat
diteladani kemuliaan pribadinya .
Model pembelajaran dirancang intergratif holistik yaitu mengakomodasi taraf perkenbangan
mahasiswa saat ini dengan pembentukan kompetensi sosial dan kepribadian yang di perlukannya
untuk menjadi guru kelak , para pendidik juga perlu menyiapkan peserta didik menjadi kreatif
dapat memfasilitasi sumber belajar ,menyiapkan materi yang koheren menantang dan memberi
semangat ,menyiapkan kurikulum pendidikan berbasis dan peduli budaya ,serta melakukan
evaluasi agar pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat .
B. Buku Pembanding

Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psychology yang merupakan gabungan dari dua kata
psyche dan logos, Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Psikologi juga diartikan sebagai
ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit untuk dilihat
dengan penglihatan wujudnya, yang dapat dilihat hanyalah gejala gejalanya saja. Selanjutnya
istilah ilmu jiwa diganti dengan istilah psikis dalam pembicaraan sehari hari. Dimyati Mahmud
(1989) menjelaskan bahwa manusia menghayati kehidupan psikisnya berupa kegiat- an berpikir,
berfantasi, mengingat, sugestif, sedih dan senang.
Psikologi pendidikan merupakan bagian dari bidang ilmu psikologi yang fokus mengkaji
tentang penerapan prinsip- prinsip psikologi dalam proses pembelajaran. Psikologi pendi- dikan
lebih fokus pada proses pembelajaran, dengan memper hatikan kondisi psikologis perserta didik,
untuk memahami perbedaan individu dalam berbagai aspek seperti tingkat kecerdasan,
perkembangan kognitif dan pengaruhnya dalam proses belajar, bakat, kreativitas, motivasi,
pengaruhnya dalam belajar, Di samping itu psikologi pendidikan juga mempelajari teori
psikologi dan bagaimana implementasinya dalam pendidikan khususnya dalam pembelajaran
Pendidik perlu memahami per kembangan dan kondisi psikologis perserta didiknya agar dapat
memberikan pelayanan yang tepat.
Psikologi mengkaji kehidupan seseorang dari aspek psiko- logisnya, seperti aspek kecerdasan,
perkembangan, ingatan, persepsi, perasaan, emosi, dan lain sebagainya. Misalnya dalam proses
pendidikan dan pembelajaran seorang pendidik perlu memperhatikan aspek perkembangan
inteligensi peserta didik- nya, aspek pertumbuhan dan perkembangannya, motivasi, daya ingat,
kondisi emosional saat belajar (Santrock, 2008, Omrod. 2008 Santrock, 2011). Itu semua
merupakan hal-hal yang sangat prinsip untuk dipahami dan diamalkan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran, agar hasil atau capaian belajar peserta didik optimal.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak/Peserta Didik

Dikemukakan lebih lanjut, mengapa pendidik perlu mema- hami perkembangan siswa karena
pendidik mestinya bertang- gung jawab atau memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada
didik anak di dalam kelasnya. Di samping itu juga, perlunya memahami perkembangan anak
adalah "apakah pembelajaran yang dilakukan itu cocok dengan perkembangan anak atau tidak".
2. Kecerdasan (Inteligensi)

Inteligensi kemampuan seseorang untuk memikirkan se suatu permasalahan yang dihadapi,


kemampuan untuk beradap tasi dengan lingkungannya dengan baik, kemampuan untule
mengambil keputusan Santrock (2011: 218) mengemukakan bahwa ada beberapa teori yang
menganggap pentingnya mema hami perkembangan kognitif dalam belajar seperti teori sosial
kognitif (social cognitive), proses informasi (information-pro- cessing), kognitif konstruktivistik
(cognitive constructivitist), so- sial konstruktivistik (social constructivist) Teori-teori tersebut
dikemukakan oleh beberapa ahli yang dimuat dalam bukunya Santrock, (2011) seperti Bandura
menyatakan bahwa interaksi antara lingkungan, pribadi (kognitif), dan perilaku merupakan
faktor yang berpengaruh dalam belajar Halford menyatakan tentang teori konstruktivistik bahwa
anak mengkonstruksi pe ngetahuan dan pemahamannya melalui proses kognitif. Holz.
3. Memori

Dalam kehidupan sehari-hari pemrosesan informasi dalam memori adalah bagian penting dalam
mengenali lingkungan termasuk dalam kegiatan belajar. Tanpa memori kita tidak akan mampu
mengingat dengan apa yang telah terjadi dan apa yang mestinya dilakukan dalam hidup ini
(Santrock, 2011 263) Dijelaskan lebih lanjut bahwa para ahli psikologi pendidikan menekankan
betapa pentingnya masalah memori, bagaimana peserta didik memperkaya memorinya dan
mengkonstruk me morinya agar memorinya itu berfungsi secara optimal (Ornstein & Light,
Ornstein & other, dalam Santrock, 2011 263).Dalam proses belajar masalah memori, lupa, dan
kejenuhan merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan dan mesti men jadi perhatian yang
urgen bagi para pendidik Pendidik perlu berusaha mengurangi hambatan-hambatan yang timbul
agar memori berfungsi dengan baik, sehingga faktor kelupaan dapat diminimalisasi, serta
kejenuhan belajar dapat dihindarkan.
4. Motivasi

Motivasi merupakan energi yang secara langsung dan ber kelanjutan memengaruhi tingkah laku
seseorang (Santrock, 2011 438). Motivasi merupakan faktor penggerak untuk ber buat sesuatu
Sumber motivasi dibedakan dalam dua jenis yaitu motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) dan
motivasi intrinsik (intrinsic motivation) (Santrock, 2011 441). Motivasi ekstrinsik ini
dipengaruhi oleh adanya insentif seperti hadiah dan hukuman Peserta didik akan rajin belajar
bilamana mereka akan mendapatkan hadiah (reward) atau menghindari hukuman (teori
behaviorisme) Motivasi intrinsik (intrinsic motivation) juga disebut moti vasi internal, bahwa
seseorang melakukan sesuatu karena do rongan dari dalam diri ya Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peserta didik rajin belajar dan mengerjakan tugas tugas karena hal itu merupakan
tanggung jawabnya dalam belajar.

TOKOH-TOKOH PERIODE SEBELUM 1890

Para ahli pendidikan seperti Juan Vives, Johann Pestalozzi, Friedrich Fröbel, dan Johann Herbart
mengklasifikasikan dan menilai metode pendidikan berabad-abad sebelum dimulainya psikologi
pada akhir 1800-an.
1. Juan Luis Vives (1493-1540)
Ahli pendidikan Juan Luis Vives kajiannya lebih fokus pada pembel- ajaran yang menganut
aliran hu- manistik Vives adalah salah satu ahli yang pertama menekankan bahwa lokasi sekolah
penting untuk diperhatikan. Vives menyarankan agar sekolah ditempatkan jauh dari kebisingan
yang mengganggu, kualitas udara harus bagus dan perlu banyak makanan untuk para siswa dan
pendidik. Vives menekankan pentingnya memahami perbedaan individu siswa dan menyarankan
bahwa kegiatan praktik adalah kegiatan yang amat penting untuk belajar.
2. Johann Pestalozzi (1746-1827)
Johann Pestalozzi merupakan salah se- orang reformis pendidikan Swiss, yang lebih
mengutamakan bahwa perhatian pada anak (peserta didik) lebih penting daripada isi se-
kolah.Pestalozzi mendorong reformasi pendi- dikan yang didasari oleh Keyakinan bahwa
pendidikan dini sangat penting bagi anak- anak, dan dapat dilaksanakan oleh para ibu.
3. Johann Friedrich Herbart (1776-1841)

Johann Herbart termasuk bapak psikologi pendidikan. la percaya bahwa belajar dipe ngaruhi
oleh minat pada subjek dan pendi- dik. la berpendapat bahwa pendidik harus mempertimbangkan
aspek-aspek mental memberikan saran-saran bahwa ada as- pek aspek penting yang perlu
diperhatikan oleh para pendidik antara lain:
1 Tinjau kembali materi yang telah dipelajari agar tidak ada pengulangan mempelajari materi
yang telah diajarkan
2 Memberikan jembatan atau menjelaskan keterkaitan (apper sepsi) antara materi yang yang
sudah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari agar peserta didik mudah .
3 Peserta didik perlu diberi penjelasan apa saja materi yang akan dipelajari selanjutnya.
PERIODE 1890-1920

Pada periode ini ada beberapa tokoh psikolgi pendidikan dan hingga saat ini teori-teorinya masih
relevan digunakan sebagai referensi dalam membahas psikologi pendidikan. Beberapa to- koh
tersebut pemikirannya disajikan berikut ini.

1. William James (1842-1910)


Pada periode 1890-1920 ini dianggap sebagai zaman per kembangan psikologi
pendidikan karena di- siplin keilmuannya baru berorientasi pada penerapan metode
pengamatan dan ekspe rimen. Para psikolog pendidikan telah me nyadari bahwa
pendekatan dalam proses namhalaiaran masih sangat terbatas.

2. Edward Thorndike (1874-1949)


Thorndike mendukung perlunya kajian ilmiah dalam dunia pendidikan karena ke-
berhasilan pengajaran itu harus dapat di- buktikan secara empiris dan pengukuran Dalam
dunia pendidikan Thorndike mengem- bangkan teori pengkondisian atau hukum efek.

3. John Dewey (1859-1952)

John Dewey memiliki peranan penting dalam perkembangan pendidikan di Amerika


Serikat. Dewey menyatakan bahwa lembaga pendidikan harus mempersiapkan peserta
didik untuk menjadi warga negara yang baik Dewey mendorong terciptanya
pembelajaran yang bersifat praktis yang bisa diterapkan di luar lingkungan se kolah.

4. Jean Piaget (1896-1980)


mana hal ini diabaikan maka anak akan kesulitan dalam belajar.sehingga hasil belajarnya
rendah.Jean Biagu Jean Piaget mengembangkan teori yang berkaitan dengan
perkembangan kognitif. Piaget berpendapat bahwa kognitif itu ber- kembang melalui
empat tahap. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran pendidik perlu menyesuaikan
materi yang diajarkan dengan ahap-tahap perkembangan kognitif peserta didiknya agar
mudah dipahami Hingga saat ini teori Piaget masih relevan untuk diterapkan dalam
proses pendidikan Piaget memiliki keyakinan bahwa per kembangan kognitif perlu
diperhatikan oleh para pendidik.

5. Jerome Bruner (1915-2016)

Jerome Bruner

Jerome Bruner terkenal karena mengin- tegrasikan pendekatan kognitif Piaget ke dalam
psikologi pendidikan. Bruner menganjurkan agar dalam pembelajaran para pendidik perlu
menciptakan lingkung- an yang kondusif agar peserta didik dapat lebih mengeksplorasi
dan mempertanyakan materi pelajaran yang belu dipahaminya. Peserta didik bebas
bereksperimen berkaitan dengan materi yang dipelajari.

6. Benjamin Bloom (1913-1999)

Benjamin Bloom lebih dari 50 tahun bertugas di University of Chicago Bloom


mengembangkan sebuah teori yang dikenal
dengan "Taksonomi Bloom" Menurut teori Bloom dinyatakan bahwa setiap manusia itu
memiliki tiga ranah atau domain yaitu do- main kognitif, afektif, dan psikomotor.
BAB III
PEMBAHASAN
1.5 Keunggulan
1. Bahasa yang digunakan dalam buku utama maupun buku pembanding ini mudah
dimengerti sehingga bagi siapa saja yag membacanya akan mudah memahami apa dari
isi tekas dalam buku tersebut ,sehingga pembaca lebih gampang.
2. Aspek-aspek model pembelajaran komperatif dijelaskan secara baik dan terstrukur ,ada
juga terdapat penjelasan penjelasan yang mudah di pahami untuk para calon pendidik
baik di buku utama maupun pembanding .

1.6 Kelemahan
1. Buku utama hanya memaparkan materi tidak menampilkan banyak para tokoh
sebelumnya.
2. Buku utama sudah baik  tetapi kurang adanya gambar gambar yang mendukung, pasti
lebih baik jika ada gambar-gambar yang mendukung sehingga suasana lebih menarik
sehingga informasi akan lebih jelas diterima dan mengetahui apa yang di jelaskan .
3. Buku pembanding tulisan nya sangat monoton sehingga membuat pembaca kurang
menarik .
BAB IV
PENUTUP
1.7 Kesimpulan

Buku ini bagus untuk menambah pengetahuan penulis atau pembaca dan buat yang sedang
dalam proses calon pendidik bahwa dalam memahami dan memotivasi cara belajar siswa
sangat penting sehingga tercipta lah suatu proses pembelajaran yang berlangsung dengan
baik dan terdapat umpan balik yang baik juga dan mendapat banyak konsep konsep untuk
mendidik.

1.8 Saran
Buku ini sangat baik dan bermanfaat bagi mahasiswa dan calon pendidik karena isi
bukunya sangat baik ,banyak pengetahuan ,pengalaman,dalam proses memahami
pengetahuan kognitif siswa dan pastinya dari banyak pengalaman si penulis lebih baik jika
buku ini digunakan dan tetap  di revisi agar lebih baik lagi dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam penulisan kata dan lebih banyak nya lagi ilmu ,dikarenakan kita akan haus
dengan ilmu dan pengalaman dari si penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Sri milfayetty, N. b. (2023). psikologi pendidikan unimed.

(Sri milfayetty, 2023)


CRITICAL REVIEW JOURNAL
“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”
PERAN PENDIDIK DALAM KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
ANAK USIA DINI

DISUSUN OLEH:
TARY APRILYANI SITORUS
6223111010

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023

54
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan kepada saya , juga kesempatan untuk menyelesaikan rewiew jurnal ini. Tugas ini ditujukan
untuk lebih mengetahui apa itu konsep psikologi , dan diharapkan para pembaca dapat memahami apa
yang terdapat dalam rewiew jurnal ini.

Dan tidak lupa juga kami berterima kasih kepada dosen pembimbing ibu Dr. Nur’aini M.S.karena
telah membimbing saya sebagai mahasiswa, Saya hanya manusia biasa yang mempunyai banyak
kesalahan, maka dari itu jika ditemui kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah yang kami buat ini
mohon dimaafkan. Semoga rewiew jurnal ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan kita semua. Dan
agar tercapainya kesempurnaan rewiew jurnal ini ,Saya mohon kritik dan saran dari para semua
pembaca.

Medan , 04 april 2023

TARY APRILYANI SITORUS

55
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2.Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1 REVIEW JURNAL........................................................................................................2

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7

3.2 Saran................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

56
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran pendidik dalam perkembangan anak usia dini. Tulisan
ini mengulas mengenai peran pendidik dalam perkembangan dan pertumbuhan anak melalui
konsep psikologi perkembangan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif yang melibatkan
peneliti studi pustaka (studi literatur). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara teoritik
terdapat tiga teori terdahulu dalam perkembangan dan pertumbuhan anak, diantaranya adalah
teori Piaget, teori Vygotsky, dan Bowlby.

1.2.Tujuan Penulisan CJR


1. untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana konsep psikologi

2. untuk mengetahui bagaimana mengereview sebuah jurnal

3. untuk mengetahui dan menambah pengetahuan tentang kelebihan dan kelemahan sebuah jurnal

57
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 REVIEW JURNAL


Judul P ISSN 2548-6284E ISSN 2615-0360

“PERAN PENDIDIK DALAM KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK


USIA DINI”
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/pelitapaud/article/view/990/526
Jurnal Jurnal Pelita PAUD
Volume dan halaman Volume . Vol. 4
Halaman. 295-303
Tahun 2 juni 2020
Penulis 1.Mawarni Purnamasari1,
2. Na’imah2

Reviewer TARY APRILYANI SITORUS


Tanggal reviewer 04 april 2023

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui:


(1) Mengetahui bagaimana menjelaskan peran pendidik dalam
perkembangan anak usia dini.
(2) Mengetahui konsep psikologi pengembangan
(3) Mengetahui apakah konsep psikologi
(4) Dapat mengetahui apa itu tentang psikologi pendidikan dan
konsep psikologi .
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka atau studi teks. Dalam
penelitian studi pustaka atau studi teks mencakup beberapa bagian.
Pertama telaah teori yang merupakan langkah disiplin ilmu yang
perlu dilanjutkan secara empiris untuk memperoleh kebenaran
secara empiris. Bagian berikutnya yaitu studi yang berupaya dalam

58
mempelajari seluruh obyek penelitian secara teoritik yang terkait
dengan validitas. Ketiga studi yang berupaya mempelajari
teoritik linguistik. Kemudian keempat adalah studi karya sastra.
Subjek Penelitian Adapun penelitian ini lebih kepada studi pustaka yang mengkaji
peran pendidik dalam pertumbuhan dan perkembangan dalam teori
psikologi perkembangan. Tentunya penelitian ini akan sedikit
membantu bagi para pendidik agar lebih memahami bahwa terdapat
teori-teori yang membahas pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini dalam lingkupan psikologi perkembangan.
Assesment Data Menurut Piaget, anak usia dini memiliki pikiran yang pra-
operasional dimana anak sudah mampu mengembangkan tindakan
terstruktur untuk menghadapi lingkunganny. Selanjutnya menurut
Vygotsky perkembangan anak pada masa menuju pra-sekolah didasari
oleh jenis-jenis interaksi yang dimiliki anak di lingkungan sosialnya yang
berpusat pada pencapaian tugas perkembangan. Dan menurut
Bowlby dengan teorinya yaitu attachment (melekat) anak
berkosentrasi pada kebutuhan mereka untuk mempertahankan
kedekatannnya kepada orang tuanya atau pengasuhnya
(termasuk pendidik). Terdapat banyak faktor yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu faktor internal (dalam)
dan faktor eksternal (luar/lingkungan).
Hasil Penelitian Terdapat banyak faktor yang menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan anak, yaitu faktor internal (dalam) dan
faktor eksternal (luar/lingkungan).

Kekuatan Penelitian Kekuatan dari penelitian ini adalah berdasarkan latar belakang,
gagasannya , penulis menggunakan teori yang bagus dan relevan
sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini. Selain itu
penulis menggunakan sumber-sumber dan literatur yang cukup ,
teratur secara sistematis, dan bahasa yang digunakan mudah
dipahami. Penelitian ini juga menampilkan tabel hasil penelitian dengan
jelas. Berdasarkan beberapa kelebihan ini dapat disimpulkan jurnal ini

59
layak dijadikan referensi dan menarik yang baik dari pembaca,
pembahasan berhubungan sekali dengan bagaimana peran guru dalam
meningkatkan komitmen guru yang di dalam kepimpinan situasional.
Kelemahan Penelitian Kelemahan dari Penelitian ini jurnal ini adalah bahwa penulis tidak
menjelaskan secara langsung apa saja yang ada langkah-langkah dari
penelitian ini. Dalam jurnal tersebut penulis hanya memyampaikan
permasalahan dan tujuan dari penelitian,hasil penelitian dan metode
penelitian .
Kesimpulan Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat berpengaruh dengan
lingkungannya. Jika setiap perkembangan dan pertumbuhan
seorang anak dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tahapan
perkembangan usianya, maka adanya peran pendidik yang mampu
membantu dan mendukung secara penuh dalam setiap proses
perkembangan anak secara optimal. Dalam konsep psikologi
perkembangan terdapat teori Piaget, Vygotsky, dan Bowbly. y.

Rewiew Jurnal 2

Judul ISSN :2655-4798


“Keluarga dalam Konsep Psikologi
Perkembangan Anak Usia Dini”
https://aulad.org/aulad/article/view/45/30
Jurnal Journal Homepage
Volume dan halaman Vol 3 No 1 2020
Halaman 21-28
Tahun 2020
Penulis 1.Mutia Ulfa1,
2. Na’imah
Reviewer Tary aprilyani sitorus
Tanggal reviewer 04 april 2023
Metode penelitian penelitian ini adalah penelitian studi
pustaka atau studi teks. Dalam penelitian
studi pustaka atau studi teks mencakup
beberapa bagian. Pertama, telaah teori yang
merupakan langkah disiplin ilmu yang perlu
di lanjutkan secara empiris untuk
memperoleh kebenaran secara empiris pula.
Kedua, studi yang beruapaya dalam
mempelajari seluruh obyek penelitian secara

60
teoritik yang terkait dengan validitas. Ketiga,
studi yang berupaya mempelajari teoritik
linguistik. Keempat, adalah studi karya
sastra. Adapun penelitian ini lebih kepada
studi pustaka yang mengkaji peran
keluarga dalam pertumbuhan dan
perkembangan dalam teori psikologi
perkembangan. Tentunya penelitian ini akan
sedikit membantu bagi para orang tua
maupun pendidik agar lebih memahami
bahwa terdapat teori-teori yang membahas
tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini dalam lingkup psikologi
perkembangan.
Subjek penelitian Dalam kehidupan seorang anak yang
menjadi guru pertama adalah orang
tua yang kedudukan tertinggi dalam
usaha menjaga dan membina
perkembangan dari tahap ke tahap.
Kewajiban orang tua dalam menumbuh
kembangakan anak didasari oleh
pemahaman dan landasan pendidikan
iman dan ajaran Islam sejak proses
perkembangnnya. Namun, hendaknya
setiap orang tua memiliki trik tersendiri
dalam perannya yang menerapkan pola
asuhdan pola perkembangannya secara
cepat dan maksimal. Dalam konsep
perkembangan anak, tugas orang tua
tidak hanyaa melahirkan anak,
melainkan juga meberikan perhatian
khusus, pola asuh yang maksimal, dan
tak kalah penting dengan kasih sayang.
Secara kompleks dapat dijelaskan
bahwa peran orang tua dalam
perkembangan anak yaitu; “orang tua
adalah pengaruh besar dalam
perkembangan dan pertumbuhan
seorang anak dan juga sebagai pelindung
utama dalam berbagai fase-fase
perkembangan anak
Assesment data Semua orang tua mendambakan anaknya
tumbuh dan berkembangan dengan normal
seperti anak lainnya. Maka dari itu, peran dan

61
tanggungjawab orang tua tidak lepas begitu
saja, butuh strategi tersendiri yang maksimal
agar peran orang tua berjalan dengan baik.
Keluarga harus mampu membuat organisasi
kecilnya memiliki fungsi dan tujuan yang
bagus agar anak yang lahir memiliki fase-fase
pertumbuhan dan perkembangan secara baik.
Dari setiap anak mempunyai tahap dan
perkembangan yang berlainan sesuai dengan
cara yang dilakukan oleh orang tua nya, maka
orang tua harus mengetahui bahwa usia anak
dari 0-7 tahun perlakukan sebagai raja, usia
anak dari 7-14 tahun perlakukan anak
sebagai tahanan, dan usia 14-21 tahun
perlakukan anak sebagai duta besar. Maka
apabila setiap tahapan tersebut dilakukan
secara baik dan benar, maka setiap
tahapan perkembangan dan pertumbuhan
anak akan menjadikan ia sosok seseorang
yang mandiri, tanggung jawab, berkompeten,
dan lain sebagainya
Hasil penelitian Pertumbuhan dan perkembangan anak
sangat dipenagruhi oleh bagian keluarga
bersama ayah, ibu, dan anggota keluarga
lainnya. Menurut beberapa ahli pendidik,
anak sangat dekat dalam pertumbuhan
dan perkembangannya dilingkungan, baik
lingkungan jasmani maupun lingkungan adat.
Setiap orang yang berada dalam lingkungan
anak sangat berperan dalam psikologi
perkembangan anak. Apabila anak dilahirkan
dalam lingkungan yang baik, maka ketika ia
besar nanti mempunyai pengaruh besar
dalam perkembangan menuju masa
selanjutnya, begitu pula sebaliknya, Peran
keluarga sangat berpartisipasi dalam
perkembangan fisik maupun mental seorang
anak. Yang terpenting peran seorang ibu,
karena ibu adalah pendidik utama bagi anak-
anaknya yang dilahirkan hingga dewasa kelak.
Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak dibutuhkan pola asuh
seorang ibu yang diberikan kepada anaknya
untuk menyertakan nilai-nilai yang positif.
Dalam konteks peran keluarga bertujuan
untuk memandu dan membentuk anak agar
menjadi manusia yang baik dimata
Tuhannya, Dengan itu, tampak bahwa

62
tanggung jawab orang tua sangat
berpengaruh dalam setiap perkembangan
anak. Untuk seorang anak, keluarga adalah
kelompok kecil dalam kehidupan keluarga
yang manjadi wadah untuk menjadikan
pribadinya yang lebih maju kea rah yang
positif. Secara universal bahwa keluarga
adalah temppat proses belajar anak dalam
mengembangkan dan membentuk seluruuh
fungsi sosialnya.
Kesimpulan Pertumbuhan seorang anak sangat
berpengaruh dengan keluarga. Jika setiap
pertumbuhan dan perkembangan anak
berjelan dengan lancar maka adanya peran
orang tua yang mampu mendukung secara
penuh dalam setiap prsoses perkembangan
anak. Dalam konsep psikologi perkembangan
terdapat teori-teori yang menjelaskan tentang
proses pertumbuhan dan perkembangan anak
yaitu teori Piaget dan Vygotsky. Menurut teori
Piaget, anak memiliki pemikiran secara pra-
operasional. Pada periode ini anak mampu
mengembangkan tindakan yang baik dan
terstruktur untuk menghadapi lingkungan,
anak mulai memahami simbol yang
digunakan dalam sebuah objek tertentu.
Sedangkan menurut teori Vygostky
perkembangan anak pada masa awal yang
mengarah ke persiapan sekolah yang didasari
oleh tipe hubungan yang dimiliki anak di daerah
sosial nya yang berkdudukan pada perolehan
tugas perkembangan, berdasarkan pendapat
Vygotsky mengenai Zona Perkembangan
Dekat yang memberikan contoh kerumitan
relasi antara perkembangan dan
pembelajaran yang berenergi dalam bentuk
pergantian dari cara belajar yang intelektual
bersama dengan cara masing-masing.
Kekuatan penelitian Dari jornal ini dapat menjelaskan perbedaan
kosep konsep psikologi dimana dapat
menjelaskan dari bebagai sejak dini dan orang
tua ,dimana juga journal ini terdapat penjelasan
dari menurut menurut tokoh tokoh sebelumnya
,dan dimana journal cukup banyak
pengetahuan dan ilmu di dalam ini .
Kelemahan penelitian Journal pertama dan kedua ini ada terdapat
kesamaan isi nya ,dimana juga penulos nya juga

63
sama ,namun isi pada journal ini juga sudah
bagus ,tetapi tidak terdapat gambar pada
journal ini dan penulisan juga kurang menarik .

64
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jurnal ini layak di sebut sambutan yang baik bagi pembaca, pembahasan yang cukup jelas
dengan teori yang bagus dan relevan sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini,
Selain itu penulis menggunakan sumber-sumber dan literatur yang cukup , yang secara sistematis, dan
bahasa yang digunakan mudah dipahami. Penelitian ini juga dapat menampilkan tabel hasil penelitian
dengan jelas yang berhubungan sekali dengan bagaimana peran guru dalam meningkatkan komitmen
guru yang di dalam calon pendidik.

3.2 Saran
Saran saya kepada jurnal agar dapat memperjelas langkah-langkah yang akan di bahas dalam
jurnal tersebut,tidak terdapat langkah langkah pada jurnal ini ,dan juga harus memperbaiki kesalahan
jurnal tersebut dalam penulisan kata yang jelas dengan tanda baca dan lainnya supaya selanjutnya
jurnal yang akan di keluar kan lebih baik dari yang sebelumnya.

65
DAFTAR PUSTAKA

dkk, H. H. (2018). KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN KOMUNIKASI INTERPERSONALDALAM


MENINGKATKAN KOMITMEN GURU. Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(2), 607-616.

Indardi, N. (2015, october). LATIHAN FLEKSI TELAPAK KAKI TANPA KINESIO TAPING DAN MENGUNAKAN
KINESIO TAPING TERHADAP KESEIMBANGAN PADA FLEKSIBEL FLAT FOOT. Journal of Physical
Education, Health and Sport, 2, 85-93. Diambil kembali dari
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs

Mawarni Purnamasari1, N. (TAHUN 2020). Peran Pendidik dalam Konsep Psikologi Perkembangan Anak
Usia Dini. JOURNAL PELITA PAUD , 295-303.

Mutia Ulfa1, N. (2020). Peran Keluarga dalam Konsep Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Journal
Homepage, 21-28.

Mutia Ulfa1, N. (TAHUN 2020). Peran Keluarga dalam Konsep Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Journal Homepage, 21-28.

(Mutia Ulfa1, Peran Keluarga dalam Konsep Psikologi Perkembangan


Anak Usia Dini, 2020) (Mawarni Purnamasari1, TAHUN 2020)

(Mutia Ulfa1, Peran Keluarga dalam Konsep Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, TAHUN 2020)

66

Anda mungkin juga menyukai