KELAS : PGSD K
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih
karunia-Nya penulis masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah Manajemen Kelas materi “Sumber -Sumber Pelanggaran Disiplin dan Teknik
Penanggulangannya”
Penulis berterima kasih kepada ibu Laurensia M. Perangin-angin, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Manajemen Kelas yang telah membimbing dan membantu penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Penulis juga berterima kasih kepada orang tua dan
semua pihak yang telah mendoakan dan membagi ilmu pengetahuanya,sehingga penulis dapat
menyelesaikankanya dengan baik dan tepat waktu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya
sehingga menambah ilmu dan pengetahuanya, penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih
jauh dari kata sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan di dalam laporan observasi
tersebut, baik dari segi bahasa maupun penulisan. Oleh sebab itu penulis meminta maaf dan
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk bahan evaluasi bagi
penulis lebih baik kedepanya.
Kelompok 5
DAFAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................... 5
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
2.1 MASALAH DIDALAM KELAS ................................................................................................... 6
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA MASALAH ............................ 10
2.3 TEKNIK PENANGULANGAN TERHADAP MASALAH ......................................................... 15
BAB III ................................................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................................................ 18
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................... 18
3.2 SARAN ....................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN
Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam
memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban
untuk kepentingan negara. Adapun pengertian disiplin ialah kata yang berasal dari bahasa latin
“disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Disiplin pada dasarnya adalah
kepatuhan akan aturan dan norma, di dasarkan atas kerelaan hati atau kesadaran sendiri dalam 4
melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
Disiplin bukan hanya tepat waktu saja, tetapi juga patuh pada peraturanperaturan yang
ada. Di samping itu juga melakukan perbuatan tersebut secara teratur dan terus menerus
walaupun hanya sedikit.
Mentaati peraturan merupakan suatu kewajiban, namun tidak semua peraturan dapat
ditaati dengan sempurna, tentu saja ada pelanggaran walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Seperti halnya di sekolah, di setiap kelas sering terjadi pelanggaran tata tertib, baik itu dari salah
satu siswa maupun berkelompok. Seperti ribut saat belajar, tidak memperhatikan guru saat
menjelaskan, keluar masuk kelas saat pelajaran berlangsung, apabila guru tidak bisa hadir untuk
mengajar, peserta didik lebih memilih untuk bermain daripada belajar sehingga dapat
mengganggu kelas lain yang sedang belajar.
1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Informasi Tentang Masalah di Dalam Kelas
2. Untuk Mengetahui Informasi Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya
Masalah
3. Untuk Mengetahui Informasi Tentang Teknik Penanggulangan Terhadap Masalah
4. Untuk Mengetahui Informasi Tentang Mengelola Kelompok (Berkebutuhan) Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap masalah yang dialami seseorang biasanya mengandung satu atau lebih ciri diatas.
Untuk merefleksikan pengertian tersebut, dapat dilihat dari kita sendiri. Apabila dalam diri ada
sesuatu yang tidak dikehendaki, tidak disukai atau berkenaan pada sendiri dapat menimbulkan
kesulitan bagi atau bagi orang lain. Jika ada maka dapat dikatakan dalam diri kita ada masalah,
masalah dapat dialami oleh siapa pun, termasuk siswa sekolah dasar. Untuk itu perlu kita
diupayakan penanggulannya.
Masalah yang dialami siswa sekolah dasar dapat bermacam-macam menurut corak dan
ragamnya. Keragaman tersebut itu dapat pula dilihat dari intensitas dan kuantitasnya. Secara
intensitas, masalah siswa sekolah dasar dapat bergerak dari masalah yang bersifat temporer
(masalah ringan), sampai pada tingkat yang sedang yang berupa neurosis, dan berat yang berupa
psikosis. Prayitno (1985) menyusun klasifikasi masalah yang dihadapi siswa sekolah dasar
menjadi enam klasifikasi sebagai berikut:
Berbagai bentuk perilaku anak akan ditemai oleh guru di sekolah, seperti agresif, tak bisa
tenang dan suka bertengkar, pemalu dan lebih suka menyendiri, suka menangis dan suka
memukul. Perilaku-perilaku tersebut merupakan tanda bagi guru bahwa mereka sedang
menghadapi masalah. Oleh karena itu guru perlu mengetahui penyebab dari masalah-masalah
yang dihadapi anak tersebut. Perilaku anak dikelas, di depan guru, teman-temannya atau di depan
orang lain disebabkan oleh pengalaman pengalaman yang diperoleh anak, kondisi yang
dihadapinya dan disebabkan oleh berbagai keinginannya. Hal ini merupakan hasil interaksi
antara dirinya dengan semua aspek lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat umumnya.
Ahli lain, Rice (Shertzer dan Stone. 1974) menggolongkan masalah-masalah yang dialami siswa
sekolah dasar dalam enam kategori sebagai berikut:
Dari berbagai pendapat ahli tersebut, dapat kita buat berbagai masalah yang berkaitan dengan
perkembangan siswa sekolah dasar sebagai berikut:
Salah satu masalah yang sering terjadi di sekolah yaitu Bully. Bullying adalah salah satu
bentuk kekerasan yang dilakukan pelajar di lingkungam sekolah, selain tawuran antar pelajar.
Perilaku agresif pelajar dalam bentuk tawuran, mendapat perhatian yg cukup, baik dari pendidik,
orang tua pemerintah dan aparat kepolisian.
Menurut Rigby (2005: dalam Anesty, 2009) merumuskan bahwa bullying merupakan
sebuah hasrat untuk menyakiti, yang diperlihatkan dalam aksi sehingga menyebabkan seseorang
menderita. Aksi tersebut dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok orang yang
lebih kuat dan tidak bertanggung jawab. Tindakan bullying dilakukan secara berulang ulang dan
dengan perasaan senang (Reto Astuti, 2008: 3).
Pakar lain menilai, bullying bukan hanya sekedar keinginan untuk menyaki orang lain.
Ahli yang tak sepakat dengan definisi tersebut di atas mengatakan, bahwa antara "keinginan
untuk menyakiti seseorang" dan "benar-benar menyakiti seseorang" adalah dua hal yang jelas
berbeda. Para ahli psikologi behavioral kemudian menambahkan, bahwa bullying merupakan
sesuatu yang dilakukan bukan sekedar dipikirkan oleh pelakunya, keinginan untuk menyakiti
orang lain dalam bullying selalu diikuti oleh tindakan negatif
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah yang dhadapi
siswa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa
(internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal).
• Faktor Internal
a. Keadaan fisik
Ada tiga kelompok penyebab timbulnya masalah yang berkaitan dengan keadaan fisik, yaitu
sebagai berikut:
2) Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan sumber permasalahan bagi siswa, misalnya anak yang
terlalu kecil karena perkembangan fisiknya terganggu, akan mengalami gangguan penyesuaian,
demikian pula halnya mereka yang terlalu besar. Kejadian ini sering samjadi sumber masalah
karena lingkungan anak sekitarnya yang mengejek kehadirannya.
3) Kesehatan siswa
b. Keadaan paikologis
Banyak permasalahan yang timbul karena keadaan nutrisi gizi anak tidak baik. Pengaruh
langsung dari malnutrisi adalah tidak tercapainya derajat kesehatan anak. Hal ini akan
menimbulkan berbagai gangguan, misalnya mudah lelah, mudah sakit, dan tidak ada konsentrasi.
Kekurangan protein dapat berakibat langsung terhadap kecerdasan anak, avitaminosis dapat
berakibat kebutaan, dan vitaminosis yang lain akan muncul berbagai gangguan dalam kesehatan
anak.
• Faktor Eksternal
Dalam keluarga miskin cenderang timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan
pembiayaan hidup anak. Keadaan ini cenderung akan menuntut anak untuk membantu dalam
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga merasa terbebani kegiatan ekonomi ini, yang
pada gilirannya terganggu kegistan belajarnya.
Kurangnya perhatian orang tua cenderung akan menimbulkan berbagai masalah anak.
Makin besar anak sebenarnya perhatian orang tua makin diperlukan, hanya variasiinya makin
banyak dan caranya berbeda. Kenakalan anak salah satu penyebabaya adalah kurangnya
perhatian orang tua.
Harapan orang tua sering menimbulkan masalah bagi anak orang tua yang mempunyai
harapan yang terlalu tinggi terhadap anak, apabila tidak sesuai dengan kemampuan anak justru
menimbulkan masalah yang cukup serius bagi anak. Hal ini karena terjadi tuntutan yang lebih
dari orang tua, sementara anak tidak mampu memenuhinya, akhirnya terjadi kompensasi pada
diri anak, demikian pula halnya, bila orang tua harapannya terlalu rendah juga berakibat tidak
adanya motivasi berprestasi bagi anak itu sendiri.
Hubungan antar keluarga yang tidak harmonis dapat berupa perceraian orang tua,
hubungan antar anggota keluarga yang tidak saling peduli, dan sebagainya. Kendaan ini dapat
berakibat anak menjadi tidak betah berada di rumah, apabila ini berkelanjutan dapat merupakan
faktor penyebab permasalahan yang serius.
b. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sering merupakan sumber penyebab masalah, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1) Kondisi kurikulum
Keadaan kurikulum yang sering berubah akan timbulnya masalah cukup serius bagi
siswa. Seyogyanya perubahan kurikulum diterapkan dengan cukup hati-hati dengan
memperhatikan aspek kesiapan siswa sebagai subyek belajar. Selain itu, isi kurikulum sendiri
hendaknya benar-benar sesuai dengan perkembangannya
Jauhnya perbedaan antar guru dan siswa dari sisi usia sering menjadi masalah tersendiri
bagi siswa. Untuk itu hubungan antar guru dengan siswa terjalin hubungan akrab seperti halnya
hubungan antar bapak dan anak di rumah. Guru hendaknya memahami perbedaan antar individu
siswa.
Keadaan latar belakang siswa yang berbeda sering menjadi penyebab hubungan antar
siswa kurang harmonis. Untuk itu, guru hendaknya cukup peka walaupun di sekolah diciptakan
kompetensi siswa, hendaknya guru Iebih giat dalam membantu siswa untuuk saling
menyesuaikan diri
4) Iklim sekolah
Iklim sekolah yang kurang sehat akan menimbulkan masalah tersendiri bagi siswa.
Adanya persaingan antar siswa yang tidak sehat mendong guru untuk selalu membantu dalam
membina kepribadian dan penyesuaian dirinya. Penekanan yang terus menerus untuk berhasil
akan berakibat munculnya sifat bohong, masa bodo kepatuhan pasif, hilangnya inisiatif dan
pengkhayal
e. Lingkungan masyarakat
Selain lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat juga dapat menjadi sumber timbulnya
masalah. Lingkungan masyarakat yang baik, selalu mendukung kehadiran sekolah di
masyarakatnya sehingga sekolah dapat berkembang dengan baik. Namun, masyarakat yang tidak
mendukung terhadap kehadiran sekolah alan mengacau, pada gilirannya akan menolak kehadiran
sekolah tersebut. Masyarakat lingkungan sekolah yang sehat dapat menjadi sumber belajar yang
cukup baik
Teknik preventif dilakukan guru dengan maksud tersedianya suatu kondisi yang nyaman
dan aman bagi anak untuk beraktivitas dikelas. Teknik kuratif merupakan tindakan korelaif guru
serhadap perilaku anak yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi kelangsungan
aktivitas anak di dalam kelas. Hasibuan (1994) mengemukakan sejumlah sikap dan tindakan
guru dalam masing-masing teknik diatas, yaitu:
1. Teknik Preventif
a) Sikap terbuka
Sikap terbuka merupakan sikap guru yang penting untuk menunjukan keakraban gurunya dengan
anak. Dengan suasana keterbukaan, anak-anak merasa bebas dan leluasa mengemukakan
pendapatnya serta yakin bahwa guru selalu mendengarkan dan memperhatikan pendapatnya.
Sikap menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, akan berpengaruh baik juga kepada
perkembangan anak. Sikap menerima apa adanya merupakan pernyataan sayang, merasa
diterima berarti merasa di savang. Anak tidak akan merasa rendah diri dan malu, karena guru
memperlakukannya dengan cara yang tidak membeda- bedakan
c) Sikap empati
Sikap empati, upaya yang dilakukan dlam dimensi pencegahan. Sikap empati berarti guru
harus memandang anak dari sudut pandangan siswa. Sikap empati mencegah timbulnya rasa
malu dan takut pada anak, dan dapat pula membangun keberanian anak, jika diminta untuk
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran.
d) Sikap demokratis
Aturan kelompok penting dilakukan guru untuk pencegahan perilaku anak. Mengarahkan
anak pada tujuan kelompok adalah mengarahkan anak ke tujuan kelas. khususnya tujuan
pengajaran. Guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang realistis, mengkomunikasikan
pada anak secara jelas.
2. Teknik Kuratif
a) Penguatan negative
Guru yang melakukan penguatan negatif akan berusaha untuk mengurangi atau
selanjutnya menghilangkan suatu stimulus yang tidak menyenangkan, agar anak terdorong
kembali untuk berperilaku yang sama sebagai akibat dari pengurangan atau penghilangan
stimulus tersebut.
b) Penghapusan
Penghapusan dapat pula dilakukan guru dalam menanggulangi perilaku anak yang
mengganggu kegiatan belajar. Kegiatan ini kebalikan dari penguatan, khususnya penguatan
positif. Dalam penguatan positif tingkah laku anak dipertahankan, sedangkan dalam
pengahapusan, tingkah laku anak dikurang atau dihilangkan sama sekali.
c) Penghukuman
Hukuman merupakan tindakan yang dapat diterapkan guru untuk anak berperilaku
mengganggu kelancaran pembelajaran. Pemberian hukuman secara bijaksana secara terbatas
menimbulkan akibat yang baik secara tepat. tetapi guru harus hati-hati mencatat akibat-akibat
dari hukuman Pemberian hukuman hendaklah dihindarkan sekiranya masih ada alternatif yang
tepat untuk menghilangkan tingkah laku anak yang tidak diinginkan. sehingga tidak
menimbulkan akibat sampingan, baik terhadap anak maupun guru. Hukuman memberikan
pengaruh psikologis yang negatif pada anak. Namun pemberian hukuman yang cocok dengan
situasi dan perilaku anak, ada kemungkinan dapat meningkatkan proses pembelajaran anak.
Membicarakan situasi pelanggaran, bukan pelaku pelanggaran. Dalam hal ini guru
menghadapi masalah perilaku anak, tidak bersikap marah atau tidak menyalahkan anak, tetapi
memelihara situasi yang telah diciptakan.
Guru bersikap masa bodoh terhadap pelanggaran yang dilakukan anak yang berprilaku
menguasai, kemudian memberikan respons positif jika anak bertingkah laku positif. Bersikap
masa bodoh dimaksudkan tidak membedakan respon dari prilaku anak yang ingin menguasai.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masalah yang dialami siswa sekolah dasar dapat bermacam-macam menurut corak dan
ragamnya. Keragaman tersebut itu dapat pula dilihat dari intensitas dan kuantitasnya. Prayitno
(1985) menyusun klasifikasi masalah yang dihadapi siswa sekolah dasar menjadi enam
klasifikasi sebagai berikut:
3.2 SARAN
Jika terdapat penulisan yang kurang atau salah penulis memohon maaf,
semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan kita sebagai
calon guru di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Masri Laurensi Perangin-angin S.Pd.,M.Pd. 2017. Bahan Ajar Manajemen Kelas. Medan : CV.
Harapan Cerdas