Dosen Pembimbing:
Bu Khodijah S.Pd., M.A
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya dan
BerkatNya, Sholawat serta salam tak lupa kami hanturkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyusun Makalah sampai selesai dengan
Makalah yang berjudul
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami yakin akan banyak kekurang
dalam makalah ini, Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran nya
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
PENUTUP ............................................................................................................. 12
KESIMPULAN ................................................................................................. 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam realitas sejarah, madrasah tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk
masyarakat islam itu sendiri. Sehingga sejak awal, madrasah merupakan konsep
pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Masyarakat sebagai
individu maupun organisasi dengan didorong semangat keagamaan atau dakwah
membangun madrasah untuk memenuhi kebutuhan mereka, ini dapat dilihat bahwa
kurang dari 90 % madrasah di Indonesia milik swasta dan sisanya berstatus negeri
dan ini berbanding
B. RUMUSAN MASALAH
4
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dapat berprestasi dalam pelajaran nasional siswa MTs juga harus berprestasi di
pelajaran agama. Artinya siswa MTs memiliki tuntutan belajar lebih tinggi
dibandingkan siswa SMP.
7
Madrasah adalah sebuah lembaga pendidikan yang berbasis Agama Islam.
Secara harfiah, ‘madrasah’ identik dengan ‘sekolah’ dalam Bahasa Indonesia.
Secara umum, penggunaan kata madrasah dalam pendidikan memiliki konotasi
khusus untuk sekolah berbasis Agama Islam. Madrasah merupakan tempat atau
wadah di mana seorang peserta didik dapat mengembangkan potensinya, khususnya
di bidang Agama Islam. Peserta didik menjalankan proses pembelajaran secara
terencana, terkonsep dan terkendali.
Madrasah berasal dari kata “dalasa” yang berarti tempat belajar. Dari pengertian
tersebut kemudian berkembang menjadi istilah yang dipahami sebagai tempat
belajar yang bernuansa Islami. Pengaruh pembelajaran dari negara-negara barat
menjadikan lembaga pendidikan ini sebagai lembaga madrasah modern dengan
gaya Timur Tengah yang metode pembelajarannya di dominasi oleh agama. Dalam
proses pembelajaran dan pendidikan formal di Indonesia, madrasah tidak hanya
dipahami secara sederhana sebagai sekolah. Kecuali diberikan konotasi yang lebih
spesifik, seperti “sekolah agama”, tempat siswa diajarkan tentang masalah agama
dan kompleksitas agama islam.
8
Madrasah Aliya (MA). atau Madrasah aliyah Kejuruan (MAK) dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
9
untuk menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal hingga sebanyak-banyaknya
tiga mata pelajaran muatan lokal dengan jumlah penambahan beban belajar
maksimal enam jam per minggu. Struktur kurikulum yang mulai berlaku pada tahun
pelajaran 2020/2021 ini diatur melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 184
Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada
Madrasah. Sebagaimana dalam regulasi sebelumnya, muatan kurikulum di
Madrasah Tsanawiyah dikelompokkan dalam dua kelompok. Yaitu muatan
nasional dan muatan lokal. Muatan nasional mencakup mata pelajaran dan alokasi
waktu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) maupun Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 184 Tahun
2019. Mata Pelajaran tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu
kelompok A dan kelompok B.
10
1. Seni Budaya
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3. Prakarya dana Informasi
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran yang berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Muatan lokal menjadi kekhasan
atau keunggulan madrasah. MTs dapat menyelenggarakan hingga tiga jenis mata
pelajaran muatan lokal dengan jumlah maksimal enam jam pelajaran. Muatan lokal
di Madrasah Tsanawiyah dapat berupa, Tahfidz, Tilawah, Seni Islam, Riset atau
penelitian ilmiah, Bahasa/literasi, Teknologi, Pendalaman Sains, Kekhasan
madrasah (aswaja, kemuhammadiyahan, dll), Kekhasan madrasah khusus dalam
naungan pondok pesantren seperti balaghah, nahwu sharaf serta hal-hal yang
menjadi ciri khas madrasah yang bersangkutan.’
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
agama Islam
merelokasi beban belajar hingga maksimal enam jam per minggu. Madrasah
12
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Ricky W Griffin Ronald J Ebert, Business Englewood Cliffs : Prentice Hall, 1993
Saidi, Z., & Abidin, H. (2004). Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di
Indonesia. Jakarta: Piramedia. Schermerhorn, J.R. (1993). Man
13
Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A, 2004; Manajemen Internasional, Penerbit:
PT Bumi Aksara, Jakarta
Internet :
- http://nusando.blogspot.com/2009/01/etika-manajerial.html
- http://www.riauhariini.com/daerah.php?act=full&id=1925&kat=10
14