Disusun Oleh:
Norhidayah 2111101029
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat,
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan
apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan
kita dari masa kegelapan menuju masa yang terang benderang hingga saat ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kusnandar. (2011). Guru sebagai Pengelola Pembelajaran. Rajawali Pers.
3
nyata di lingkungan mereka, sehingga meningkatkan keterlibatan dan
pemahaman siswa terhadap situasi lokal.2
2
Anita Solihatul Wahidah, KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN)DALAM PRESPEKTIF TEKNOLOGI PENDIDIKAN. Jurnal pendidikan Vol 02 No
05. 2018.
4
Dengan memahami hubungan antara KTSP dan kebijakan otonomi
sekolah, sekolah dapat lebih efektif mengelola proses pendidikan mereka sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik khusus masing-masing.3
4. Sebagai tindak lanjut hasil draft KTSP, kepala sekolah atau wakil bidang
kurikulum perlu melakukan validasi kepada komite sekolah dan legalisasi draft
kepada dinas pendidikan kota/kabupaten.
3
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta .
5
pengembangan dan implementasi pada dasarnya memiliki dua dimensi, yakni
dimensi makro dan mikro. Dimensi makro mencakup perumusan tujuan umum
pendidikan dan pengembangan standar kompetesi (SK) dan kompetensi dasar
(KD). Dimensi ini menjadi ranah Kementerian Pendidikan dan Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Dimensi mikro mencakup pengembangan silabus,
RPP dan perangkat penilaian hasil belajar. Dimensi ini menjadi tanggung jawab
sekolah. Dalam dimensi mikro, sekolah dan guru memiliki peran utama dalam
pengembangan dan implementasi kurikulum.
6
guru dan seluruh komponen madrasah diberikan lebih banyak kebebasan dan
otonomi dalam menentukan kurikulum di sekolah/madrasah.4
KTSP dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSNP, serta memerhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah. Berdasarkan ketentuan tersebut, kurikulum dikembangkan
dengan prinsip sebagai berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan
mandiri.
2. Beragam dan terpadu, kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah dan jenjang, meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal dan
pengembangan diri secara terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni tersebut.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan, pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk menjamin relevansi di
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian, keilmuan dan mata
4
Samsudi, “Model Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Tingkat Pendidikan
(KTSP) Berbasis Dukungan Stakeholders pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah”,
dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran edisi no. 1, Vol. XI, 2012.
7
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah kurikulum
dikembangkan dengan memerhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I
sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri :
1.1. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
1.2. Pengembangan diri memiliki tujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik dan mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh guru atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler meliputi pramuka dan komputer
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA
Terpadu dan IPS Terpadu. Mata pelajaran yang meliputi 8 pembagian
yaitu matematika, pendidikan keagamaan, pendidikan kewarganegaraan,
8
bahasa Indonesia, IPA, IPS, seni budaya dan keterampilan, pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan
c. Pembelajaran pada Kelas I–III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada Kelas IV–VI dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah.
Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. Muatan
lokal yang menjadi ciri khas daerah dan diterapkan di SD/MI :
a. Bahasa Jawa (contoh) muatan lokal Bahasa Jawa wajib bagi semua siswa
kelas I hingga kelas VI. Alokasi waktu adalah 1 jam pelajaran.
b. Aswaja (contoh) muatan lokal yang tidak wajib bagi seluruh siswa dan
hanya diajarkan di kelas IV, V, dan VI. Alokasi waktu yang diperlukan
adalah 1 jam pelajaran.
c. Bahasa Inggris muatan lokal Bahasa Inggris wajib bagi semua siswa
kelas I hingga kelas VI. Alokasi waktu yang diperlukan adalah 1 jam
pelajaran.5
5
Karsidi, Model Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, (Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri), h. 5-15
9
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan
sebagai berikut.
3) Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru, melainkan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
4) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan "IPA
7) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
10
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Pengorganisasian
kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X
merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas
XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program:
(1) Program Ilmu Pengetahuan Alam; (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial;
(3) Program Bahasa; dan (4) Program Keagamaan khusus untuk MA.
11
f) Minggu afektif dalam satu tahun Pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
a) Kurikulum SMA/MA kelas XI dan kelas XII Program IPA, Program IPS,
Program Bahasa, dan Program Keagamaan memuat 13 mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri.
f) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Anda Juanda, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik KTSP dari Teori hingga
Implementasi Kurikulum, (Bandung: CONFIDENT, 2016)Anita Solihatul
Wahidah, KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN)DALAM PRESPEKTIF TEKNOLOGI PENDIDIKAN.
Jurnal pendidikan Vol 02 No 05. 2018.
14