MAKALAH
Disusun Oleh :
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan lancar.
Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen.
Tugas ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan materi.
Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan tugas ini.Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya tugas ini.Penulis berharap, dengan membaca
tugas ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan
khususnya bagi penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tugas ini memanag masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang dimaksudkan untuk
penyempurnaan tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB 2
PEMBAHASAN
BAB 3
PENUTUP
A. kesimpulan...........................................................................................................19
B. Saran ...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai pedoman
untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya
kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar mengajar,
maka dengan itu perlu untuk diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang dimaksud
dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri
yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan guru disekolah.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum maka perlu untuk diketahui
bagaimana perkembangan kurikulum. Karena seperti halnya tekhnologi dalam suatu
zaman, selalu terjadi perkembangan, begitu juga halnya dengan perkembangan
kurikulum. Untuk itu maka penulis mencoba untuk membahas tentang perkembangan
kurikulum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Kebijakan Umum Dalam Kegiatan Belajar Mengajar?
2. Apa Rencana Program Pengembangan Sekolah?
3. Bagaimana Rencana Program Pengembangan di Sekolah?
4. Bagaimana Proses Adopsi Ilmu pengetahuan dan nilai?
5. Apa saja Analisis Komptensi, Penetapan Kemampuan Keterampilan Dan Sikap?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Kebijakan Umum Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
2. Untuk mengetahui Rencana Program Pengembangan Sekolah
3. Untuk mengetahui Rencana Program Pengembangan di Sekolah
4. Untuk mengetahui Proses Adopsi Ilmu pengetahuan dan nilai
5. Untuk mengetahui Analisis Komptensi, Penetapan Kemampuan Keterampilan
Dan Sikap
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak .
Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor
swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum.Kebijakan
pendidikan merupakan kebijakan yang berhubungan dengan bidang pendidikan dalam
proses penjabaran visi misi pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan melalui
langkah strategis pelaksanaan pendidikan. Berikut adalah beberapa kebijakan umum
dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Penggantian kurikulum
2
tetapi kebijakan publik ini juga mencakup serta bantuan peralatan praktik
di sekolah.
3
Rancangan sistem pendidikan ini terdiri dari bermacam strategi yang
memasukkan peran seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk
menjadi agen perubahan. Mulai dari institusi pendidikan, guru, siswa,
keluarga, dunia usaha / industri, serta masyarakat yang tergabung dalam
organisasi penggerak, perusahaan teknologi edukasi, dan lainnya.
Harapannya adalah agar terciptanya pendidikan berkualitas bagi seluruh
rakyat Indonesia.
4
Kebijakan pendidikan baru yang ke – 3 yaitu membangun platform
pendidikan nasional berbasis teknologi. Platform yang dibangun terdiri
dari 5 kriteria: berpusat pada siswa, interdisipliner, relevan, berbasis
proyek, dan kolaboratif. Ketika platform tersebut sudah mulai digunakan,
sekolah juga akan didukung dengan sarana dan prasarana teknologi.
Rencana dukungan tersebut mengenai tiga hal seperti biaya paket internet
(data cost), ketersediaan perangkat belajar (equipment availability), dan
konektivitas internet dan listrik untuk daerah 3T (connectivity &
electricity)
4. Memperbaiki kurikulum nasional, pedagogi, dan penilaian
5
berarti kemudahan mengatur ruang kelas menjadi kelompok – kelompok
untuk membangun kerja tim, empati, dan kepemimpinan. Aspek kreatif
memungkinkan pengaturan ruang kelas sesuai kebutuhan / preferensi siswa
atau guru untuk mengasah kreativitas. Sistem pembelajaran berbasis
pengalaman dilakukan melalui eksplorasi, interaksi dengan lingkungan dan
masyarakat untuk menyelesaikan masalah dunia nyata.
6
Menurutnya, kegiatan belajar menggunakan teknologi merupakan hal yang
mendasar, di mana teknologi memberikan manfaat dan kesempatan pada
sekolah untuk melakukan metode kegiatan belajar yang beragam.
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu
fungsi manajemen sekolah yang amat penting, yang harus dimiliki sekolah untuk
dijadikan sebagai panduan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah, baik
untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun) maupun pendek (satu tahun).
Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya
yang tersedia.RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan
dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) memiliki fungsi amat penting guna memberi
arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka pencapaian tujuan sekolah
yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian masa depan
RPS penting dimiliki untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku sekolah dalam
rangka menuju perubahan atau tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan,
7
pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa
depan.
Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS disusun dengan tujuan untuk:
(1) menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil; (2) mendukung
koordinasi antar pelaku sekolah; (3) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan
sinergi baik antar pelaku sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota,
dan antarwaktu
1.Pengembangan Institusi
3.Pengembangan Siswa
8
Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki
gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan
cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam rangkaian
pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting mempelajari tentang organisasi
kurikulum karena langsung dengan proses pembelajaran disekolah.
a. Organisasi kurikulum
Ruang lingkup (scope) merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang
akan diberikan dari suatu mata pelajaran atau dari suatu pokok bahasan tertentu.
Urutan Bahan (sequence) meliputi penyusunan bahan pelajaran harus urut dan
sistematis. Kontinuitas merupakan keberlanjutan materi pelajaran. Artinya materi
pelajaran tidak boleh terjadi loncatan sehingga mengakibatkan materi terputus,
sehingga sulit dicerna oleh siswa. Keseimbangan yang dimaksud adalah
keseimbangan organisasi kurikulum baik terkait dengan keseimbangan bahan
9
kurikulum atau keseimbangan proses belajar. Keterpaduan yang dimaksud adalah
keterpaduan komponen kurikulum utamanya mata pelajaran.
b. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Pengertian ini sejalan dengan
pendapatnya A. Hamid Syarief, yang menyatakan bahwa struktur kurikulum adalah
suatu kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada
siswa.Dari pengertian diatas, sudah jelas sekali bahwa muatan struktur kurikulum
tersebut adalah mata pelajaran. Bentuk penyusunan mata pelajaran itulah yang disebut
struktur kurikulum. Struktur kurikulum ada dua, yaitu, stuktur horizontal dan struktur
vertikal.
1. Struktur Horizontal
a) Separated Curriculum
Dari penjabaran diatas, terkesan bahwa bentuk kurikulum ini, ingin memudahkan
pemahaman siswa dalam mempelajari mata pelajaran. Adapun tujuan dari organisasi
kurikulum bentuk ini, menurut S. Nasution dalam Rusman adalah bertujuan agar
10
generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang
telah dikumpulkan selama berabad-abad, agar mereka tak perlu mencari dan
menemukan kembali apa yang yang telah diperoleh generasi terdahulu. Dengan
demikian bentuk organisasi kurikulum ini sifatnya tidak aktual karena semua mata
pelajaran hanya didasarkan kepada pengalaman terdahulu dan juga karena tidak
sesuaikan dengan kebutuhan siswa dan perkembangan masyarakat.
Dari kurikulum yang hanya berdasarkan per mata pelajaran ini, sudah sangat jelas
bahwa kurikulum bentuk ini hanya ditujukan pada pembentukan intelektual dan
kurang mengutamakan pembentukan pribadi anak sebagai keseleruhan.
b) Correlated Curriculum
Korelasi atau keterhubungan antara mata pelajaran satu dengan lain, menurut Nana
Sudjana dalam Hamid Syarif, meliputi: korelasi faktual, deskriptif dan normatif.
Korelasi faktual merupakan bentuk korelasi yang mengaitkan antara fakta dalam mata
pelajaran tertentu dengan fakta yang terdapat dalam mata pelajaran lain. Misal,
korelasi antara ilmu sejarah dan ekonomi. fakta tentang krisis moneter yang terjadi
pada tahun 1998 di Indonesia merupakan kajian tentang sejarah sekaligus menjadi
bahan mata pelajaran ekonomi.
11
c) Integrated Curriculum
Jenis organisasi kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran
dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Semua mata
pelajaran harus menyajikan mata pelajaran yang padu. Dalam organisasi diharapkan
bisa membawa siswa pada pengetahuan yang bulat terkait masalah tertentu. Selama
ini, kita ketahui bersama bahwa mata pelajaran yang ada di sekolah masih
menujukkan ketidakpaduan antar mata pelajaran.
Integrasi kurikulum ini bisa dilakukan melalui pengajaran unit atau pelajaran yang
terpadu. Menurut Caswell yang dikutip S. Nasution, yang dimaksud pengajaran unit
disini adalah a series of related activities engaged in by children in the process of
realizing a dominating purpose which is compatible with the aims of education.
Untuk memadukan semua mata pelajaran ini bisa dilakukan dengan cara pemusatan
mata pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan melalui
berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan sehingga batas-batas
antara antara mata pelajaran dapat ditiadakan.
2. Struktur Vertikal
12
harus dilakukan kenaikan kelas secara terus-menerus setiap tahunnya. Bagi siswa
yang belum mencapai kemampuan yang diharapkan oleh masing-masing pelajaran,
maka siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas. Adanya pengklasifikasian kelas ini,
didasarkan kepada psikologi anak sehingga bahan mata pelajaran yang akan diberikan
kepada siswa juga harus disesuaikan dengan kondisi kejiwaan siswa. Sehingga mata
pelajaran yang disajikan dari tingkatan kelas itu akan berbeda-beda.
b. Sistem tanpa kelas merupakan sistem yang tidak mengenal yang namanya kelas.
Siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri program studi atau yang akan
dikerjakan, kalau sudah merasa mampu menguasai pelajaran yang telah diambil,
siswa tersebut dipersilahkan untuk mengambil pelajaran lain tanpa harus menunggu
teman-temannya yang masih belum bisa menguasai mata pelajaran.
c. Sistem kombinasi antara sistem kelas dan tanpa kelas, ini merupakan bentuk
perpaduan dari dua sistem diatas. Misalnya, ada 20 siswa SD kelas 3, kemudian ada
beberapa siswa yang sudah bisa menguasai mata pelajaran dikelas itu, maka siswa
tersebut diperbolehkan untuk mengambil mata pelajaran kelas lain misalnya kelas 4,
tetapi siswa tersebut statusnya tetap kelas 3. Sistem pendidikan seperti ini dapat
disebut sebagai sistem pengajaran modul. Dalam sistem modul, di samping disediakan
bahan pelajaran yang sama untuk seluruh kelas, juga disediakan kebebasan kepada
siswa yang mampu untuk mengambil bahan/materi pelajaran berikutnya atau program
pengayaan. Dengan sistem modul, anak yang memang mampu mempunyai
kemungkinan untuk dapat lebih dahulu menamatkan sekolah dibandingkan
temantemannya.
d. Sistem unit waktu merupakan sistem kurikulum yang terbagi dalam beberapa
waktu misalanya, SD/MI mempunyai enam tingkatan kelas ditargetkan dalam waktu
enam tahun, setiap kelasnya membutuhkan waktu satu tahun, dalam satu tahun itu,
masih terbagi dalam program semester atau catur wulan. Dalam catur wulan, waktu
satu tahun dibagi empat sehingga setiap kelas harus melewati tiga kali tes yaitu catur
wulan I,II dan III. Sedangkan sistem semester, waktu satu tahun dibagi dalam dua
semester, sehingga setiap semester membutuhkan waktu enam bulan.
13
Adopsi adalah suatu proses dimulai dan dikeluarkannya ide-ide dari seseorang,
kemudian disampaikan kepada pihak kedua, sampai ide tersebut diterima oleh pihak
kedua (Samsudin, 2014). Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya
ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik (Suprapto dan Fahrianoor, 2004).
Inovasi merupakan suatu ide, gagasan atau produk yang dianggap baru oleh seseorang
atau suatu grup yang relevan (Simamora, 2003). Inovasi adalah segala sesuatu
mengenai ide, caracara baru, ataupun obyek yang dioperasikan oleh seseorang sebagai
sesuatu yang baru (Nasution, 2004). Adopsi merupakan suatu keputusan untuk
menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik.
Keputusan inovasi merupakan suatu proses mental, sejak seseorang mengetahui
adanya gagasan baru atau inovasi sampai sesorang tersebut mengambil keputusan
untuk menerima atau menolaknya (Suprapto dan Fahrianoor, 2004).
Terdapat lima tahap proses keputusan adopsi inovasi, yaitu knowledge (pengetahuan),
persuation (kepercayaan), decision (keputusan), implementation (penerapan) dan
confirmation (penegasan/pengesahan) (Rogers, 1983). Terdapat 3 jenis pengetahuan
pada proses keputusan adopsi inovasi, yaitu pengetahuan akan keberadaan inovasi
(Awareness-knowledge), pengetahuan tentang cara menggunakan inovasi (How- 7 to-
knowledge) dan pengetahuan tentang prinsip-prinsip mendasari bagaimana dan
mengapa suatu inovasi dapat bekerja (Principles-knowledge) (Rogers, 2013).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan nilai seseorang yaitu
seperti pendidikan, usia, pekerjaan dan informasi (Notoadmojo, 2012). Pengetahuan
dibagi menjadi 2 jenis yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge yang disusun
berdasarkan karakteristik. Karakteristik dibagi berdasarkan sifat, formalisasi, proses
pengembangan, lokasi, proses konversi, dukungan IT dan sarana komunikasi dari
kedua pengetahuan tersebut (Tiwana, 2000). Pengetahuan terbagi menjadi dua jenis,
yaitu 8 pengetahuan tacit (tacit knowledge) dan pengetahuan eksplisit (explicit
knowledge). Pengetahuan tacit merupakan keadaan dimana didalam benak manusia
terdapat pengetahuan yang diam dapat berbentuk intuisi, judgement, ketrampilan dan
kepercayaan. Pengetahuan Eksplisit (explicit knowledge) merupakan pengetahuan
yang sudah tertuang dalam bentuk dokumen atau bentuk berwujud lainnya sehingga
dapat dengan mudah ditransfer dan didistribusikan dengan menggunakan berbagai
media (Polanyi, 2003).
14
Memahami Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan
demikian karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan belajar
dan berpikir. Pemahaman merupakan proses , perbuatan dan cara memahami.
Dalam bahasa indonesia, kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa
(bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta
berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam menguasai suatu
keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik
dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya
atau didengarnya, memberi contoh lain dariyang telah dicontohkan guru dan
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
15
a. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
2. Kemampuan Kognitif
16
pengalaman hidup sehari-hari12. Kemampuan kognitif senantiasa
berkembang dan sering kali kita menyebutkan dengan istilah lebih intelek
dan cerdas. Kemampuan kognitif dapat berkembang dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktorgen (pembawaan) dan lingkungan.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran Fiqih,
kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran Fiqih disekolah, motivasinya
yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai fiqih yang di terimanya,
penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru Fiqih dan sebagainya.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
17
4. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi
daripada receiving 16 dan responding. Dalam kaitan dalam proses
belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai
yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai
konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang
telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah
baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses
penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya.
Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik.
Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya
kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin,
baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan
masyarakat.
5. Pengorganisasian (Organization) Pengorganisasian (Organization),
artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru
yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau
mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu
sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan
nilai lain.pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya.
6. Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai (characterization by a value or
value complex) Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai (Characterization
by value or value complex, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang
telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati
tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara
konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini 17
adalah merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta
didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki phyloshophy of
life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki
sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu
yang lama, sehingga membentuk karakteristik “pola hidup” tingkah
lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan.
18
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam
kurikulum terintregasi filsafat, nila-nilai, pengetahuan, dan perbuatan
pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum,
ahli bidang ilmu, pendidik, penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-
unsur masyarakat lainnya.
B. SARAN
Setelah mempelajari tentang perkembangan kurikulum maka kami
harapakan bagi setiap pembaca untuk dapat memahaminya dan dapat
mempelajarinya lebih detail dari berbagai literature lainnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Aprilia. Organisasi dan Desain Pengembangan Kurikulum. Islamika 2 (2), 208-226,
2020.
Deni Kurniawan. Model dan Organisasi Kurikulum.Jurnal Pendidikan Luar Biasa 21, 2011.
20