Anda di halaman 1dari 58

DRUG

INDUCED
RENAL
DISEASE
Dosen pengampu :
Tiara Tri Agustini, M.Farm, Apt.

KELOMPOK 1 S1-4C
KELOMPOK 1

1. Dhiva Anggraini (2001104)


2. Destiara Adisti (2001103)
3. Elifia Cahyani Fahri (2001105)
4. Kholista Susilawati (200115)
5. Nadila Putri (2001121)
6. Revy Iriani (2001125)
7. Sajidatulfa (2001126)
8. Salsabila Zahirah A (2001127)
DEFENISI

KELOMPOK 1 S1-4C
renal disease suatu penyakit
dimana fungsi ginjal mengalami
penurunan, sehingga tidak
mampu bekerja dalam hal
penyaringan, pembuangan
elektrolit tubuh serta menjaga
keseimbangan cairan dan zat
kimia dalam tubuh.

Drug Induced Renal Disease


adalah penyakit ginjal yang
diduga timbul akibat adanya
induksi dari obat-obat tertentu
• Nefrotoksisitas akibat induksi obat terjadi disemua bagian pengaturan dimana obat tersebut diberikan.

• Nefrotoksisitas obat terjadi pada sekitar 7% dari semua kasus toksisitas obat dan sekitar18-27% kasus gagal ginjal
akut yang menjalani perawatan di rumah sakit dan berkontribusi padasekitar 35% pada kasus nekrosis tubular akut
(NTA)

• dan pada sebagian besar kasus nefritisinterstisial alergik (NIA), serta nefropati yang terjadi karena adanya
perubahan hemodinamik ginjal dan obstruksi postrenal.

• Antibiotik aminoglikosida, media radiokontras, antinflamasinonsteroid, amfoterisin B dan ACE inhibitor merupakan
contoh-contoh obat yang dapat bersifat nefrotoksik.

• Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) dan obat-obat bebas meningkatkan resiko nefrotoksik pada
pasien yang pernah mengalami gagal ginjal akut

EPIDEMIOLOGI
PATOGENESIS
Penyakit ginjal yang diduga timbul akibat adanya induksi
dari obat-obatan tertentu biasanya dapat dideteksi secara
dini melalui kreatinin serum dan nitrogen urea darah.
Mekanisme terbentuknya penyakit ginjal akibat induksi
obat dapat terjadi melalui toksisitas imunologik (misal:
glomerulonephritis dan nefritis interstisial alergik)
maupun toksisitas nonimunologik. Toksisitas imunologik
maupun nonimunologik secara langsung akan
mempengaruhi karakteristik fungsi ginjal yang normal.
GEJALA DIRD

 Stadium 1 Stadium 2
Pada tahap ini kerusakan ginjal ringan dengan 01 02 Tahap ini, ginjal tak bekerja secara efisien
GFR antara 60 dan 89ml/menit/1.73 m2. sebagaimana seharusnya.
Tingkat filtrasi ginjal sedikit di bawah  GFR, yakni antara 30 dan 59 ml/menit/1.73 m2.
standar. Pada tahap ini tak ada gejala yang Gejala :kelelahan, pembengkakan tangan dan kaki,
muncul namun mungkin ada indikasi kerusakan Stadium sering atau jarang buang air kecil, tekanan darah
& perubahan fisik ginjal penyakit tinggi.
ginjal
 Stadium 3 Stadium 4
Pada tahap ini ginjal rusak parah dengan GFR
Ginjal mendekati atau gagal total dengan GFR
antara 15 dan 29 m/menit/1.73 m2.
kurang dari 15 ml/menit/1.73 m2.
 Gejala : bengkak dan sakit punggung yang bisa
 gejala : kehilangan nafsu makan, muntah, kram
memburuk dan mengakibatkan komplikasi 03 04
otot, buang air kecil lebih atau kurang dari biasanya,
seperti anemia, tekanan darah tinggi dan
sulit tidur, susah bernapas, dan kulit gatal.
penyakit tulang.
Gagal ginjal akut

Gagal ginjal kronik


KLASIFIKASI
Glomerulonefritis 
PENYAKIT

Nefrolitiasis
GAGAL GINJAL AKUT

Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal yang


mendadak akibat hilangnya kemampuan ginjal untuk
mempertahankan homeostasis tubuh yang ditandai
dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin darah.
Obat dapat menyebabkan gagal ginjal akut dengan
menyebabkan pre-renal, intrinsik atau toksisitas pasca-
ginjal. 
GGA prarenal GGA renal GGA pascarenal

• Disebabkan karena • Disebabkan akibat • Misalnya obstruksi


gangguan diluar kerusakan dalam saluran kemih,
renal, biasanya ginjal itu sendiri, tumor, batu saluran
karena syok misalnya kemih.
hypovolemik myelonephritis,
glomerulonephritis,
intoksikasi, penyakit
lupus.

GAGAL GINJAL AKUT


Badan lemah, sakit kepala, sesak napas (kusmaul), pucat,
edema, produksi urin kurang, haematuria, kejang

Selain itu gejala penyakit yang dapat mengakibatkan GGA Tanda-tanda overload volume darah :
yaitu syock dan infeksi saluran kemih (ISK)
Edema paru, gagal jantung, perdarahan saluran
pencernaan, penurunan keasadaran
Selain tanda tanda diatas, pemeriksaan Ht sangat serat
Pemeriksaan penunjang
hubungannya dengan ginjal
 Urin : proteinuria, haematuria, leukosituria
 Darah : anemia, trombositopenia, kadar
ureum & kreatinin meningkat karena tidak
dapat dibuang, asidosis metabolic
GEJALA GAGAL GINJAL AKUT
(GGA)
GAGAL GINJAL KRONIK

Ginjal kronik merupakan tahapan kedua dari gangguan


ginjal yang disebabkan oleh beberapa serangan dari
penyakit seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi
atau hipertensi batu ginjal yang diakibatkan dari efek
samping konsumsi obat-obatan yang mengandung racun
atau efek samping pada fungsi ginjal.

Gejala yang akan timbul bila seseorang terkena ginjal


kronik adalah muka terlihat sangat sembab (lesu dan tidak
bercahaya), tekanan darah yang terus meningkat, sulit
untuk berkemih.
GEJALA GAGAL GINJAL KRONIK
Karena kerusakan ginjal pada gagal ginjal kronis terjadi secara perlahan selama waktu yang
lama, gejala berkembang secara perlahan, biasanya dimulai ketika lebih dari 80% dari
fungsi ginjal hilang.

Ketika ini terjadi, gejala dapat mencakup:


• Sakit kepala
• Kelelahan
• Gatal
• Nafsu makan yang buruk
• Muntah & Dehidrasi
• Tekanan darah tinggi
• Perlambatan pertumbuhan pada anak-anak
• Kerusakan tulang pada orang dewasa
Glomerulonefritis

Glomerulonefritis (gangguan pada glomerulus)


merupakan kondisi ketika peradangan terjadi pada
ginjal. Organ ginjal memiliki filter kecil yang terdiri
atas pembuluh darah kecil dan bertugas untuk
menyaring darah ketika kelebihan cairan, elektrolit,
dan limbah.
Penyaring tersebut kemudian membawa limbah ke
dalam urine. Apabila glomeruli rusak, fungsi ginjal
akan terganggu dan dapat berujung pada gagal
ginjal.
Gejala Glomerulonefritis

Gejala glomerulonefritis Gejala glomerulonefritis


akut kronis
Terdapat darah dalam urine
Bengkak pada wajah
Urine yang berbusa karena terdapat
Darah di dalam urine (urine berwarna banyaknya protein
kecoklatan)
Tekanan darah tinggi
Buang air kecil lebih jarang dari biasanya
Retensi cairan atau edema dengan
Batuk karena adanya cairan didalam paru– pembengkakan yang jelas di wajah,
paru tangan, kaki, atau perut
Tekanan darah tinggi Sering buang air kecil terutama pada
malam hari
Mimisan
Nefrolitiasis (Batu ginjal)

Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis adalah kondisi


ketika di dalam ginjal terbentuk material keras
menyerupai batu. Material ini terbentuk dari limbah
zat-zat dalam darah yang disaring ginjal, kemudian
mengendap dan lama-kelamaan mengkristal.
Pengendapan biasanya terjadi karena Anda tidak
mengonsumsi air sesuai anjuran, sedang
mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau memiliki
kondisi medis yang bisa memengaruhi kadar
senyawa tertentu dalam urine.
Gejala Nefrolitiasis

Nyeri punggung bawah yang berkepanjangan, kadang terasa sampai selangkangan. Pada penderita
pria, nyeri juga terasa pada testis dan skrotum.
• Sakit perut bagian samping dengan durasi bervariasi, mulai dari hitungan menit sampai jam.
• Gelisah.
• Tidak dapat berbaring dengan tenang karena sulit mencari posisi yang nyaman.
• Mual.
• Lebih sering buang air kecil dari biasanya.
• Sakit saat buang air kecil.
Obat antinyeri (NSAID) Laksatif Antibiotik

• Terlalu sering mengonsumsi • Laksatif adalah obat yang • Beberapa contoh antibiotik
obat antiinflamasi umumnya digunakan untuk yang berisiko menyebabkan
nonsteroid atau mengatasi kesulitan buang gagal ginjal akut antara lain
nonsteroidal anti- air besar (BAB). Terlalu aminoglycoside,
inflammatory (NSAID) yang sering menggunakan cephalosphorin, dan
dijual bebas seperti aspirin, laksatif atau menggunakan vancomycin.
naproxen, dan ibuprofen jenis obat ini dengan tujuan • Mengutip laporan yang
dapat menyebabkan untuk menurunkan berat diterbitkan di jurnal jurnal
kerusakan pada ginjal. badan akan mengakibatkan Thorax tahun 2010,
ginjal tidak berfungsi penggunaan
dengan baik. aminoglycoside dapat
• menyalahgunakan obat menyebabkan ginjal tidak
laksatif akan mengakibatkan berfungsi dan kemudian
jumlah elektrolit di dalam mengalami gagal ginjal akut.
tubuh tidak seimbang

OBAT-OBAT YANG MENYEBABKAN GANGGUAN GINJAL


Obat untuk menurunkan
Obat untuk pasien AIDS
tekanan darah tinggi
• Obat penghambat enzim • Salah satu obat yang • Menurut American Family
pengubah angiostensin (ACE digunakan untuk AIDS Physician Foundation
inhibitor) dan angiotensin II adalah protease inhibitor, (AAFP), pasien AIDS yang
receptor blockers (ARB) contohnya yaitu Tenofovir mengonsumsi obat
adalah dua obat yang dipakai dan Retrovir. Protease Tenofovir berisiko
untuk mengobati tekanan inhibitor digunakan untuk mengalami gagal ginjal akut
darah tinggi atau hipertensi. mencegah replikasi virus di apabila:
Salah satu efek samping dari
penggunaan 2 obat ini adalah
dalam tubuh. • Pasien tersebut mempunyai
menyebabkan hiperkalemia. gejala AIDS yang cukup
Resiko penurunan fungsi ginjal serius
tinggi bila ACE inhibitor • Pasien memiliki riwayat
digunakan bersamaan dengan gangguan pada ginjal
obat NSAID dan/atau obat • Pasien telah menjalani
diuretik. terapi dalam durasi yang
lama

OBAT-OBAT YANG MENYEBABKAN


GANGGUAN GINJAL
Obat Laksatif
Obat NSAID Obat Antibiotik
OBAT – OBAT YANG DAPAT MENGINDUKSI KERUSAKAN GINJAL
OBAT – OBAT YANG DAPAT MENGINDUKSI KERUSAKAN GINJAL
OBAT – OBAT YANG DAPAT MENGINDUKSI KERUSAKAN GINJAL
PENILAIAN TERKAIT FUNGSI GINJAL
KREATININ SERUM → produk limbah dalam darah yang berasal dari aktivitas otot Biasanya hasil pemeriksaan
serum kreatinin digunakan untuk menghitung GFR.

Glomerular Filtration Rate (GFR) → GFR menggambarkan fungsi ginjal yang kita miliki dan umumnya
diperkirakan dari tingkat kreatinin darah.

Asam Urat → produk akhir metabolisme purin (adenine dan guanine) yang merupakan konstituen
asam nukleat
produk limbah normal dalam darah anda yang berasal dari pemecahan
Blood Urea Nitrogen (BUN) →protein dari makanan yang anda makan dan dari metabolisme tubuh

Protein Urine → Bila ginjal Anda rusak maka dapat terjadi kebocoran protein ke urin. Adanya protein
dalam urin merupakan tanda awal penyakit ginjal kronis.
Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih
dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria.
OBAT – OBAT YANG DAPAT
MENGINDUKSI KERUSAKAN GINJAL
OBAT – OBAT YANG DAPAT
MENGINDUKSI KERUSAKAN GINJAL
OBAT – OBAT YANG DAPAT MENGINDUKSI
KERUSAKAN GINJAL
OBAT – OBAT YANG DAPAT
MENGINDUKSI KERUSAKAN GINJAL
PEMILIHAN OBAT YANG TEPAT UNTUK
PENDERITA GAGAL GINJAL
Rasionalitas Obat yang digunakan untuk mengobati penderita penyakit ginjal
memiliki karakteristik berikut:

-Tidak menghasilkan metabolit aktif


-Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan
keseimbangan cairan
-Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan
ikatan protein
-Respon obat tidak dipengaruhi oleh perubahan
kepekaan jaringan
-Mempunyai rentang terapi yang lebar dan tidak
bersifat nefrotoksik
• Ketepatan pengobatan Aturan pengobatan perlu dikaji untuk memastikan
kesesuaiannya dengan kondisi yang diobati.

• Pentingnya pengobatan Apakah pengobatan benar-benar diperlukan oleh


pasien.

Masalah • Ketepatan dosis Menyangkut pedoman dosis (termasuk dosis maksimum


yang terkait dan minimum) dan variabel pasien yang mempengaruhi dosis (termasuk
dengan tinggi, berat, usia, fungsi ginjal dan hati, dan lain-lain).
kerasionalitasan
obat: • Efektivitas pengobatan Penilaian prospektif efektivitas aturan pengobatan
akan mengidentifikasi respons terhadap pengobatan dan efek samping
terkait obat, yang mungkin diperlukan penyesuaian dosis atau kajian
pilihan obat.
• Interaksi obat Interaksi obat dapat termasuk: interaksi obat-penyakit,
interaksi obat-obat, interaksi obat-diet atau interaksi obat-uji
laboratorium.

• Kompatibilitas/ketercampuran obat Masalah obat yang tidak


tercampurkan (OTT) secara fisika maupun kimia dapat muncul dengan
akibat hilangnya potensi, meningkatnya toksisitas atau efek samping
yang lain
STUDI
KASUS
GINJAL
JURNAL KASUS
METODE SOAP

Subjective Assesment

Objective Plan
Subjective
Informasi Umum
Informasi pasien :
1. Pasien berusia antara 15 – 75 tahun
2. Pasien Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
3. Keluhan :
- Pasien kasus : mengalami gagal ginjal kronik dan hemodialisis secara
rutin sebanyak 60 orang
- Pasien kontrol : ginjal normal, sedang dirawat inap, kondisi
trauma,sadar dan infeksi ringan sebanyak 60 orang
4. Riwayat penyakit dahulu :
- Sakit kepala (37% kasus dan 34% kontrol)
- Nyeri muskuloskeletal (30% kasus dan 32% kontrol)
- Kondisi kardiovaskular dgn penggunaan aspirin (12% kasus dan 7%
kontrol)
5. Riwayat pengobatan : penggunaan obat analgetik dan OAINS (obat anti
inflamasi non steorid)
Objective
Data dianalisis dengan menggunakan tabel 2 x 2 dan chi-square untuk mengetahui odds ratio yang
menilai kaitan antara riwayat penggunaan analgetik, penggunaan obat anti inflamasi non steroid serta
penggunaan kombinasi analgetik dan obat anti inflamasi non steroid
Berdasarkan Data dianalisis dengan tabel 2x2 chi-square. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa :
1. penggunaan analgetik tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 0,1;p>0,05;CI 0,018-0,366).
2. Penggunaan OAINS berkaitan dengan kejadian GGK (OR 4,4; p<0,05;CI 0,906-21,97).
3. Penggunaan analgetik dan OAINS berkaitan dengan kejadian GGK (OR 5,1;p<0,05;CI
1,05724,78).
4. Lama penggunaan analgetik tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 1,4;p>0,05;CI 0,307-
5,94),
5. Jumlah tablet penggunaan analgetik berkaitan dengan kejadian GGK (OR 23;p<0,05;CI 3,981-
131).
6. Lama penggunaan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 0,4;p>0,05;CI 0,018-7,29),
jumlah tablet penggunaan OAINS berkaitan dengan kejadian GGK (OR 12;p<0,05;CI 0,936-153).
7. Lama penggunaan analgetik dan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 0,6;p>0,05;CI
0,036-6,9),
8. Jumlah tablet penggunaan analgetik dan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR
1,1;p>0,05;CI 0,138-7,934).
Pemeriksaan Fisik
60 orang pasien hemodialisis GGK
60 orang sehat rawat inap (trauma, infeksi ringan dan sadar)

Pemeriksaan Faktor Resiko


1. Usia dan Jenis kelamin

p value
Karakteristik pasien Kasus Kontrol Jumlah CI 95 % OR
Jenis kelamin
1 . Laki-laki 37 27 64 0,067 1,966
2 . Perempuan 23 33 56 0,950 - 4,071
Usia
1 . 15 – 45 tahun 18 31 49 0,016 2,494
2 . 46 – 75 tahun 42 29 71 1,179 - 5,276

Tabel 1 : lelaki > rentan dari perempuan , sedangkan peningkatan usia lebih rentan
Pemeriksaan faktor resiko
2. Kaitan antara penggunaan analgetik dengan kejadian gagal ginjal kronik

p value
Faktor risiko Kasus Kontrol Total CI 95% OR
Analgetik ya 2 18 20 0,080 0,08
tidak 58 42 100 0,018-0,366

Tabel 2: Yang tidak menggunakan analgetik > rentan terkena GGKA


Pemeriksaan Faktor Resiko
3. Kaitan antara lama penggunaan analgetik dan kejadian gagal ginjal kronik

Faktor risiko Kasus Kontrol Total p value OR


CI 95 %
Lama 1- 10 tahun 13 22 35 0,688 1,354
penggunaan
analgetik >10 tahun 4 5 9 0,307 - 5,94
Total 17 27 44

Lama penggunaan tidak mempengaruhi GGK

4. Kaitan antara jumlah tablet analgetik dan kejadian gagal ginjal kronik

Faktor risiko Kasus Kontrol Total p value OR


CI 95 %
Jumlah tablet 1- 500 tablet 6 25 31 0,001 22,917
obat analgetik
>500 tablet 11 2 13 3,981-131
Total 17 27 44

pengguna obat analgetik >500 tablet 23x lebih besar resiko GGK(+- 6 bulan )
Karena jika > dari 5000 tablet dalam 5 tahun  meningkatkan penyakit ginjal stadium akhir
Pemeriksaan Faktor Resiko
5. Kaitan antara penggunaan OAINS dengan kejadian gagal ginjal kronik
p value OR
Faktor risiko Kasus Kontrol Total CI 95%
OAINS ya 8 2 10 0,048 4,47

tidak 52 58 110 0,906-21,97


Total 60 60 120

pengguna OAINS > berisiko GGK

6. Kaitan antara lama penggunaan OAINS dan kejadian gagal ginjal kronik
p value OR
Faktor risiko Kasus Kontrol Total
CI 95 %
Lama 1- 10 tahun 11 4 15 0,496 0,364
penggunaan
OAINS >10 tahun 1 1 2 0,018 - 7,295
Total 12 5 17

Lama penggunaan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 0,4;p>0,05;CI 0,018-7,29)
Pemeriksaan Faktor Resiko
7. Kaitan antara jumlah tablet OAINS dan kejadian gagal ginjal kronik

p value OR
Faktor risiko Kasus Kontrol Total
CI 95 %
Jumlah tablet 1- 500 tablet 3 4 7 0,036 12,0
OAINS
> 500 tablet 9 1 10 0,936-153
Total 12 5 17

jumlah tablet penggunaan OAINS berkaitan dengan kejadian GGK (OR 12;p<0,05;CI 0,936-153).

8. Kaitan antara penggunaan analgetik dan OAINS dengan kejadian GGK


P value
Faktor risiko Kasus Kontrol Total CI OR
Analgetik dan ya 9 2 11 0,027 5,12
OAINS
tidak 51 58 109 1,057-24,78
Total 60 60 120

Penggunaan kombinasi analgetik dan OAINS kemungkinan meningkatkan risiko gagal ginjal kronik.
Pemeriksaan Faktor Resiko
9. Kaitan lama penggunaan analgetik dan OAINS dengan kejadian gagal ginjal kronik
p value OR
Faktor risiko Kasus Kontrol Total
CI 95 %
Lama penggunaan 1-10 tahun 16 4 20 0,602 0,5
analgetik dan
OAINS > 10 tahun 2 1 3 0,036-6,9
Total 18 5 23

Lama penggunaan analgetik dan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 0,6;p>0,05;CI 0,036-
6,9)

10. Kaitan jumlah tablet penggunaan analgetik dan OAINS dengan kejadian gagal ginjal kronik
p value OR
  Faktor risiko Kasus Kontrol Total
CI 95 %
Jumlah tablet 1- 500 tablet 7 2 9 0,964 1,058
analgetik dan
OAINS >500 tablet 11 3 14 0,138-7,934
Total 18 5 23
Jumlah tablet penggunaan analgetik dan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 1,1;p>0,05;CI
0,138-7,934).
Assesment
Tepat Obat
Keterangan
Alasan Sebagai Drug of
Nama Obat
Choice Pasien kasus Pasien kontrol

karena dpt mengurangi rasa Tepat obat Tepat obat


Analgesik
nyeri,
efek anti inflamasi yang Tepat obat Tepat obat
membuatnya sangat
OAINS berguna pada pengobatan
nyeri berlanjut atau nyeri
berulang akibat radang
Kombinasi karena dpt mengurangi rasa Tepat obat Tepat obat
analgesic dan nyeri, anti inflamasi
OAINS
Tepat indikasi
Keterangan
Nama Obat Indikasi Pasien kasus Pasien kontrol

untuk sakit kepala; nyeri Tepat indikasi Tepat indikasi


Analgesik muskuloskeletal sementara,
dismenore; dan demam.
untuk mengurangi peradangan, Tepat indikasi Tepat indikasi
OAINS meredakan nyeri.

analgetik dan antiinflamasi Tepat indikasi Tepat indikasi


Kombinasi
analgesic dan
OAINS
Tepat pasien
Keterangan
Nama Obat Kontra Indikasi
Pasien kasus Pasien kontrol
riwayat maupun sedang menderita Tepat pasien Tepat pasien
tukak saluran cerna; hemofilia;
Analgesik tidak untuk pengobatan gout.
HIPERSENSITIVITAS.

gagal jantung berat, pasien dengan Tepat pasien Tepat pasien


OAINS riwayat hipersensitivitas terhadap
asetosal atau AINS lainnya.

Penderita yang hipersensitif Tepat pasien Tepat pasien


Kombinasi dengan komponen obat, pengguna
analgesic Aspirin, hamil dan menyusui,
dan OAINS memiliki gangguan hati, ulkus
peptikum.
Waspada efek samping

Nama Obat Efek Samping

pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri abdomen,


Analgesik konstipasi, hematemesis, melena, perdarahan lambung, ruam.

timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, dan kadang
perdarahan dan tukak serta Gagal ginjal. Kerusakan hati, alveolitis, eosinofilia
OAINS pulmoner, pankreatitis, eye changes, sindrom Steven-Johnson, dan nekrosis
epidermal toksik adalah efek samping lain yang jarang terjadi. 

Mual,Muntah,Sembelit,Sakit kepala,Telinga berdenging,Perut kembung,Naiknya


Kombinasi analgesic dan asam lambung dan jika digunakan jangka panjang dapat menyebabkan
OAINS kerusakan ginjal.
Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan hospital based
case control study dengan menelusuri ke belakang apakah ada kaitan
antara riwayat penggunaan analgetik dan OAINS dengan kejadian
gagal ginjal kronik pada pasien yang melakukan hemodialisis di rumah
sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Usia pasien 46–75 tahun mempunyai risiko mengalami gagal


ginjal kronik 2,5 kali lebih besar dari usia pasien 15–45 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah usia,
semakin berkurang fungsi ginjal karena disebabkan
terjadinya penurunan kecepatan ekskresi glomerulus dan
penurunan fungsi tubulus pada ginjal.

Penggunaan analgetik mempunyai risiko 0,08 lebih kecil mengalami


gagal ginjal kronik. Hal ini kemungkinan penggunaannya tidak secara
berlebihan

lama penggunaan analgetik tidak berkaitan dengan kejadian gagal ginjal


kronik (OR 1,35;p>0,05). Hal ini disebabkan karena lama penggunaan 1-
10 tahun dengan frekuensi penggunaan analgetik secara terus menerus
minimal 6 tablet setiap bulan, sedangkan lama penggunaan lebih dari
>10 tahun tetapi frekuensi penggunaan tidak terus menerus yaitu setiap
2 bulan atau lebih.
Secara klinik pada pasien yang menggunakan analgetik lebih
dari >500 tablet mempunyai risiko 23 kali lebih besar
mengalami gagal ginjal kronik.

penggunaan OAINS berkaitan dengan kejadian gagal ginjal


kronik (OR 4,47;p<0,05). Obat anti inflamasi non steroid
menghambat sintesis prostaglandin yang mengakibatkan
terjadinya vasokonstriksi pada medula ginjal

jumlah tablet OAINS berkaitan dengan kejadian gagal


ginjal kronik kronik (OR 12,0;p<0,05). Secara klinik
pasien yang menggunakan OAINS lebih dari >500
tablet mempunyai risiko 12 kali lebih besar mengalami
gagal ginjal kronik

Analgetik dan obat anti inflamasi non steroid mempunyai


mekanisme kerja menghambat sintesis prostaglandin.
Penggunaan kombinasi analgetik dan OAINS kemungkinan
meningkatkan risiko gagal ginjal kronik
penggunaan analgetik dan OAINS berkaitan dengan kejadian
gagal ginjal kronik (OR 5,12;p<0,027). Penggunaan kombinasi
analgetik dan OAINS meningkatkan risiko terjadinya gagal
ginjal kronik 5,1 kali. Secara klinik lama penggunaan analgetik
dan anti inflamasi non steroid >10 tahun mempunyai risiko
0,5 kali lebih kecil mengalami gagal ginjal kronik.

Antara jumlah tablet analgetik dan anti inflamasi non steroid


dengan kejadian gagal ginjal kronik. Secara klinik jumlah
tablet penggunaan analgetik dan anti inflamasi non steroid >
500 tablet mempunyai risiko 1,1 kali mengalami gagal ginjal
kronik.

Analgetik adalah paracetamol dan antalgin  tidak berkaitan dengan gagal ginjal kronik

obat golongan NSAID adalah asam mefenamat, natrium diklofenak, kalium diklofenak,
piroxicam, tenoxicam, meloxicam, ibuprofen, ketoprofen  berkaitan dengan gagal
ginjal
Riwayat penggunaan analgetik
(paracetamol dan antalgin) tidak
berkaitan dengan kejadian gagal ginjal
ronik

Obat anti inflamasi non-steroid (asam mefenamat,


natrium diklofenak, kalium diklofenak, piroxicam,
tenoxicam, meloxicam, ibuprofen,dan ketoprofen)
berkaitan dengan kejadian gagal ginjal kronik.

Kombinasi analgetik dan obat anti inflamasi non


steroid berkaitan dengan kejadian gagal ginjal
kronik
Plan
Pengobatan dan terapi
Penyakit ginjal tidak dapat disembuhkan. Perawatan difokuskan untuk
meredakan gejala, mencegah kemungkinan komplikasi, serta menghambat
perkembangan penyakit gagal ginjal kronis menjadi lebih parah

Tujuan pengobatan dan terapi :


untuk mengendalikan penyakit yang menyertai kondisi ginjal, sehingga
penurunan fungsi ginjal tidak bertambah buruk

Obat yang bisa diberikan ( terapi farmakologis ) adalah :


1. Obat hipertensi
2. Suplemen untuk anemia
3. Obat diuretik
4. Suplemen kalsium dan vitamin D
Selain diberikan obat disarankan untuk melakukan perubahan pola hidup
( tindakan konservatif) yang meliputi:

Menurunkan berat
badan jika obesitas Berkonsultasi

Menjalankan diet Menerima


Tidak mengkonsumsi vaksinasi 2019-
khusus dan OAINS
olahraga 2021
terapi pengganti ginjal ( terapi lanjutan), yang
terdiri dari:

1. Dialisis
Dialisis atau penyaringan limbah serta cairan dalam tubuh dengan
mesin atau memanfaatkan rongga perut. Dialisis yang dilakukan
dengan mesin disebut hemodialisis atau yang dikenal dengan cuci
darah.

2. Transpatasi Ginjal
Tranplantasi ginjal. Untuk prosedur transplantasi ginjal, ginjal
penderita diganti dengan ginjal sehat yang didapat dari donor. 
Peran Apoteker / farmasis

1. Memberikan edukasi tentang efek samping yang mungkin


akan ditimbulkan oleh obat yang digunakan dan terapi yang
didapat.
2. Memberikan edukasi perihal penerapan terapi non
farmakologis terkait penyakit yang diderita.
3. Melakukan monitoring terhadap kemajuan kesehatan pasien
GGK setelah menerima pengobatan.
THANKS!
Do youhave any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution
www.mybusiness.com

Anda mungkin juga menyukai