Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom klinik akibat adanya gangguan
fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai
beberapa hari) yang menyebabkan retensi sisa metabolisme nitrogen (urea-
kreatin) dan non nitrogen, dengan antau tanpa disertaio oliguria. Tergantung dari
keparahan dan lamanya gangguan fungsi ginjal, retensi sisa metabolisme
tersebut dapat disertai dengan gangguan metabolik lainnya seperti asidosis dan
hiperkalemia, gangguan keseimbangan cairan serta dampak terhadap berbagai
organ tubuh lainnya (Aru. W. Suddoyo, 2007).
B. Etiologi
Penyebab lazim gagal ginjal akut :
1. Azotemia prarenal (penurunan perfusi ginjal)
2. Deplesi volume cairan ekstrasel absolute :
Perdarahan : operasi besar, trauma, pascapartum
Diuresis berlebihan
Kehilangan cairan dari gastrointestinal yang berat : muntah, diare
Kehilangan cairan dari rung ketiga seperti luka bakar, peritonitis,
pankreatitis
1.2.1.2 Penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif
Penurunan curah jantung : infark miokardium, disritmia, gagal
jantung kongestif, tamponade jantung, emboli paru
Vasodilatasi perifer : sepsis, anafilaksis, obat anastesi,
antipertensi, nitrat
Hipoalbuminemia : sindroma nefrotik, gagal jantung (sirosis)
1.2.1.3 Perubahan hemodinamik ginjal primer
Penghambat sintesis prostaglandin : aspirin, dan obat NSAID lain
Vasodilatasi arteriol eferen : penghambat enzim pengonversi
angiotensin missal kaptopril
Obat vasokontriktor : obat alfa-aldenergik (missal nerepinefrin),
angiotensin II
Sindrom hepato renal
1.2.1.4 Obstruksi vascular ginjal bilateral
Stenosis arteri ginjal, emboli, trombosi
Trombosis vena renalis bilateral
1.2.2 Gagal ginjal akut intrinsik
1.2.2.1Nekrosis tubular akut
Pasca iskemik. Syok, sepsis, bedah jantung terbuka, bedah aorta
(semua penyebab azotemia prarenal berat)
Nefrotoksik :
Nefrotoksin eksogen :
antibiotik : aminoglikosida, amfoterisin B
media kontras teriordinasi (terutama pada penderita diabetes)
logam berat : sisplatin, biklorida, merkuri, arsen
siklosporin : takrolimus
pelarut : karbon tetraklorida, etilene glikol, methanol
Nefrotoksin endogen :
Pigmen intratubular : hemoglobin, mioglobin
Protein intratubular : myeloma multiple
Kristal intratubular : asam urat
1.2.2.2 Penyakit vascular atau glomerulus ginjal primer
Glomerulonefritis progresif cepat atau pascasterptokokus akut
Hipertensi maligna
Serangan akut pada gagal ginjal kronis yang terkait pembatasan
garam atau air
1.2.2.3 Nefritis tubulointerstisial akut
Alergi beta-laktam (penisilin, sefalosporin), sulfonamide
Infeksi (miasal : pielonefritis akut)
b. Patofisiologi
Beberapa kondisi berikut yang menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan
gangguan fungsi ginjal : hipovelemia, hipotensi, penurunan curah jantung dan
gagal jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat
tumor, bekuan darah atau ginjal, obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Jika
kondisi itu ditangani dan diperbaiki sebelum ginjal rusak secara permanen,
peningkatan BUN, oliguria dan tanda-tanda lain yang berhubungan dengan gagal
ginjal akut dapat ditangani.
Gejala pengeluaran kemih waktu malam hari yang menetap sampai sebanyak
700 ml atau penderita terbangun untuk berkemih beberapa kali pada waktu
malam hari. Dalam keadaan normal perbandingan jumlah kemih siang hari dan
malam hari adalah 3 : 1 atau 4 : 1. Sudah tentu nokturia kadang-kadang terjadi
juga sebagai respon terhadap kegelisahan atau minum yang berlebihan. Poliuria
akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutama menyerang
tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter/hari.
Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5%-25
%. Faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gelala-gejala kekurangan darah,
tekanan darah akan naik, terjadi kelebihan, aktifitas penderita mulai terganggu.
Stadium III. Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan
dimana tak dapat melakukan tugas sehari-hari sebagaimana mestinya. Gejala-
gejala yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang, kurang
tidur, kejang-kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma.
Stadium akhir timbul pada sekitar 90 % dari masa nefron telah hancur. Nilai
GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10
ml/menit atau kurang. Pada keadaan ini kreatnin serum dan kadar BUN akan
meningkat dengan sangat mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir
gagal ginjal, penderita merasakan gejala yang cukup parah karene ginjal tidak
sanggup lagi mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/hari
karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula-mula menyerang
tubulus ginjal. Kompleks menyerang tubulus ginjal, kompleks perubahan
biokimia dan gejala-gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi
setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan
meninggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal
atau dialisis.
c. Pemeriksaan Penunjang
1.5 1 Urine : Volume, Warna, Sedimen, Berat jenis, Kreatinin, Protein
1.5.2 Darah : BUN/kreatinin, Hitung darah lengkap, Sel darah merah, Natrium
serum, Kalium, Magnesium fosfat, Protein, Osmolaritas serum.
1.5.3 KUB Foto : Menunjukkan ukuran ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya
obstruksi .
1.5.4 Pielografi retrograd : Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.
1.5.5Arteriogram ginjal : Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstraskular, massa.
1.5.6 Sistouretrogram berkemih : Menunjukkan ukuran kandung kemih,refluks
ureter, retensi.
1.5.7 Ultrasono ginjal : Menunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa,
kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
1.5.8 Biopsi ginjal : Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menetukan sel
jaringan untuk diagnosis histologis
1.5.9 Endoskopi ginjal nefroskopi : Dilakukan untuk menemukan pelvis ginjal ;
keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif
1.5.10 EKG : Mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit
dan asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda-tanda perikarditis.
d. Komplikasi
metabolik berupa kelebihan cairan, hiperkalemia, asidosismetabolik,
hipokalsemia, serta peningkatan ureum yang lebih cepat pada
keadaanhiperkatabolik. Pada oligurik dapat timbul edema kaki, hipertensi dan
edema paru,yang dapat menimbulkan keadaan gawat. Hiperkalemia terjadi
karena beberapa hal seperti ekskresi melalui ginjal terganggu, perpindahan
kalium keluar sel, kerusakan sel akibat proses katabolik, trauma, sepsis, infeksi,
atau dapat juga disebabkan karenaasupan kalium yang berlebih, keadaan ini
berbahaya karena bisa menyebabkan henti jantung dalam keadaan diastolik.
Asidosis terjadi karena bikarbonat darah menurunakibat ekskresi asam
nonvolatile terganggu dimana juga meningkatkan anion gap.Hipokalsemia sering
terjadi pada awal GGA dan pada fase penyembuhan GGA. Komplikasi sistemik
seperti:
JantungEdema paru, aritmia dan efusi pericardium.
Gangguan elektrolit Hiperkalemia, hiponatremia, dan asidosis
Neurologi:Iiritabilitas neuromuskular, tremor, dan koma,
Gangguan kesadaran dan kejang.
Gastrointestinal: Nausea, muntah, gastritis, dan ulkus peptikum.
Perdarahan gastrointestinal
HematologiAnemia, dan diastesis hemoragik
InfeksiPneumonia, septikemia, dan infeksi nosokomial.
Hambatan penyembuhan luka.
e. Penatalaksanaan
1.7.1 Dialisis
f. Pathway
C. Rencana Asuhan Keperawatan klien dengan akut kidney injury
a. Pengkajian
Keadaan umum :
Identitas : nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, dll.
i. Riwayat keperawatan
2.1.1.1 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama tidak bisa kencing, kencing sedikit, sering BAK
pada malam hari, kelemahan otot atau tanpa keluhan lainnya.
2.1.1.2 Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya penyakit infeksi, kronis atau penyakit predisposisi
terjadinya GGA serta kondisi pasca akut. Riwayat terpapar
toksin, obat nefrotik dengan pengunan berulang, riwayat tes
diagnostik dengan kontras radiografik. Kondisi yang terjadi
bersamaan : tumor sal kemih; sepsis gram negatif,
trauma/cidera, perdarahan, DM, gagal jantung/hati.
2.1.1.3 Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu
urinarius atau yang lainnya.
D. Daftar Pustaka
Price, A. Sylvia, dan Wilson, Lorraine M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit Edisi 6 Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Aru. W. Suddoyo, 2007. Ilmu Penyakit Dalam. Penerbit Edisi 4 Jilid .1 EGC:
Jakarta.
Schrier, Wang, Poole, Amit Mitra. (2004). Acute renal failure: definitions,
diagnosis, pathogenesis, and therapy. The Journal of Clinical Investigation.
(……………..……………..) (……..………………………)