Anda di halaman 1dari 15

KONSEP KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kurikulum dan Pembelajaran)

Dosen Pengampu:

Prof. Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D.

Disusun Oleh:

Kelompok 04

Jamaluddin Siregar 11200110000026

Muhamad Rizki 11220110000016

Nurmuida Sari Nasution 11220110000037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA

TAHUN 2023 M / 1445 H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa
shalawat serta salam kami utarakan kepada baginda Rasulullah Saw. Insya Allah syafaat -
Nya tercurahkan kepada umat muslimin.

Makalah dengan judul “Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)” ini


disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran. serta ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Muhammad
Zuhdi, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
dan seluruh pihak yang kami tidak bisa sebutkan satu-persatu terima kasih atas
bantuannya dalam penyusunan makalah ini.

Demikian juga kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
kami sangat bersedia untuk menerima kritik dan saran bagi penulisan makalah ini sebagai
masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah kami selanjutnya, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 15 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II ................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .................................................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi ..............................................................3
B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ............................................................4
C. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi ....................................8
BAB III............................................................................................................................. 10
PENUTUP ........................................................................................................................ 10
A. Simpulan..................................................................................................................... 10
B. Saran........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu carier yang
berarti pelari dan curare yang berarti tempat berlari. Jadi, istilah program berasal
dari dunia olahraga Romawi di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh
seorang pelari dari garis start hingga garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata program sering diungkapkan dengan manhaj
yang mengacu pada jalan yang ditempuh manusia dalam berbagai bidang
kehidupan. Sedangkan program pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam Kamus
Tarbiyah adalah seperangkat rencana dan sarana yang digunakan oleh lembaga
pendidikan sebagai model untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum


merupakan bagian dari program pendidikan. Tujuan utamanya adalah
meningkatkan mutu pendidikan, bukan sekadar menghasilkan bahan ajar.
Kurikulum tidak hanya memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan saat ini
saja, namun juga memperhatikan masa depan.
Tujuan pendidikan umum lebih luas dan kompleks karena harus selalu
beradaptasi terhadap perubahan. Program harus selalu diperbarui sesuai dengan
perubahan tersebut. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan,
kurikulum harus disusun secara strategis dan dibangun dalam program-program
tertentu.
Karena kita harus selalu beradaptasi dengan perubahan sosial, maka
penyusunan program harus mempertimbangkan berbagai aspek seperti tumbuh
kembang anak, perkembangan ilmu pengetahuan, perubahan kebutuhan
masyarakat dan peluang, pendidikan ketenagakerjaan, dan lain-lain.
Perencanaan kurikulum harus mencakup beberapa aspek, antara lain
tujuan, materi, sumber daya, kegiatan belajar mengajar, dan penilaian, sebagai
landasan dalam menentukan kurikulum.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diambil sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi?

2. Bagaimana Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi?

3. Apa saja Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Untuk mengetahui pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi.

2. Untuk mengetahui karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi.

3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Kurikulum Berbasis


Kompetensi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi


Sehubungan dengan banyaknya definisi tentang kurikulum, dalam
implementasi kurikulum kiranya perlu melihat definisi kurikulum yang tercantum
dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan: Peningkatan iman dan takwa,
peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta
didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah
dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, agama, dinamika perkembangan global, dan persatuan nasional dan
nilai-nilai kebangsaan.

Kurikulum berbasis kompetensi mulai diterapkan di Indonesia pada tahun


pelajaran 2001/2002 dibeberapa sekolah SD, SMP, dan SMA yang ditunjuk oleh
pemerintah dan atau atas inisiatif sekolah sendiri yang disebut mini piloting KBK
di bawah koordinasi direktorat SMP/SMA dan pusat kurikulum. 1

Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap


perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh
kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab tantangan

1Tasman Hamami, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi
Agama, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2004), h. 67

3
yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran
kurikulum berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal
benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi
dalam menjawab tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke
masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai
dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu. 2

Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan


kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan
sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran.

B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kurikulum Kompetensi atau sekarang lebih dikenal Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) merupakan suatu model kurikulum yang memfokuskan
sasarannya kepada pengembangan kemampuan atau penguasaan kompetensi dalam
bidang-bidang praktis terutama bidang pekerjaan.3

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi mencakup seleksi kompetensi yang


sesuai, Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan
pencapaian kompetensi dan pengembangan sistem pembelajaran. Disamping itu KBK
mengharapkan adanya hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta
didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, artinya siswa tidak
sekedar dituntut untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana
pemahaman konsep tersebut berdampak terhadap perilaku dan pola pikir sehari-hari.

2Suyanto, Pendikan dan Fenomenanya, (Bandung: Setia Pustaka, 2005), h.124


3Nana Syaodih Sukmadinata dan Erlina Syaodih, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, (Bandung:
PT.Refika Aditama, 2012), h. 38

4
Dalam konteks pembelajaran yang bermakna, proses pembelajaran disekolah
harus menjadi pengalaman bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan belajarnya
dimasyarakat. Siswa juga di tuntut untuk terus belajar sesuai dengan tantangan
masyarakat yang terus berubah.

Kurikulum berbasis kompetensi juga memberikan peluang pada siswa sesuai


dengan keberagaman yang dimiliki masing-masing. Dalam hal ini, KBK menghargai
bahwa setiap siswa memiliki kemampuan, minat, dan bakat yang berbeda. KBK
memberikan peluang kepada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan keberagaman
dan kecepatan masing-masing.4

Siswa dituntut untuk dapat menggunakan berbagai sumber informasi, yang tid ak
hanya mengandalkan dari mulut guru, akan tetapi dari sumber lainnya termasuk dari
media elektronik semacam komputer dan Internet, video, dan lain sebagainya.
Mengapa demikian? Oleh sebab kemajuan bidang teknologi khususnya teknologi
informasi, memungkinkan siswa bisa belajar dari berbagai sumber belajar sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kecepatan masing-masing.

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan


atau potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan
mengupayakan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis
kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan
mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi
dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK berorientasi pada
pendekatan konstruktivisme.

4 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi kurikulum Berbasis Kompetensi , (Jakarta: Kencana,
2008), h.11

5
Depdiknas mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki
karakteristik sebagai berikut:

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual


maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur educatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi dapat diidentifikasikan menjadi


enam yaitu: Sistem belajar dengan modul, menggunakan keseluruhan sumber belajar,
pengalaman lapangan, strategi individual personal, kemudahan belajar, dan belajar
tuntas. Keenam hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Sistem Belajar Dengan Modul

Dalam hal ini modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Tujuan utama sistem modul adalah
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu,
dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

2. Menggunakan Keseluruhan Sumber Belajar

Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) guru tidak lagi berperan sebagai
aktor/aktris utama dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan
dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar.

6
3. Pengalaman Lapangan

Pengalaman lapangan dapat secara sistematis melibatkan masyarakat dalam


pengembangan program, aktivitas dan evaluasi pembelajaran. Keterlibatan ini penting
karena masyarakat adalah pemakai produk pend idikan dan dalam banyak kasus,
sekaligus sebagai penyandang dana untuk pembangunan dan pengoperasian program.
Pengalaman lapangan dapat melibatkan tim guru dari berbagai disiplin dan
antardisiplin, sehingga memungkinkan terkerahkannya kekuatan dan minat peserta
didik terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan terlindunginya guru terhadap rasa tidak
senang peserta didik.

4. Startegi Individual Personal

Kurikulum berbasis kompetensi tidak akan berhasil secara optimal tanpa


individualisasi dan personalisasi. Individualisasi dan personalisasi dalam konteks ini
tidak hanya sekadar individualisasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kognitif peserta didik, tetapi mencakup respon-respon terhadap perasaan
pribadi dan kebutuhan pertumbuhan psikososial peserta didik.

5. Kemudahan Belajar

Berbagai media komunikasi tersebut perlu didayagunakan secara optimal untuk


memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dalam hal menguasai dan
memahami kompetensi pembelajaran tertentu.

6. Belajar Tuntas

Belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari. Agar semua
peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal, pembelajaran harus
dilaksanakan dengan sistematis, Kesistematisan akan tercermin dari strategi
pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan

7
belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik
yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.5

C. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi


a) Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi:
1) Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu
sendiri.
2) KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara
pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek
belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.
3) Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan yang lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam
suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar
kompetensi tertentu.
4) Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student
oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran
terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan
bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan
mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan
berpikir.
5) Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang
diajarkan.

5 E. Mulyasa , Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006), h. 53

8
6) Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
7) Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian
yang terfokus pada konten.
8) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama
yang berkaitan dengan keterampilan.

b) Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi:

1) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan.
2) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan.
3) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.6

6Muhammad Muqorrobin dan Mumtazatin Nisak, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jurnal Inta juna,Vol 2
No.1 (1 Juni-Desember 2018), h. 16

9
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum merupakan
bagian dari program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu
pendidikan, bukan sekadar menghasilkan bahan ajar. Kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) merupakan program yang menitikberatkan pada perolehan keterampilan
lulusan.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi mencakup seleksi kompetensi yang


sesuai, Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan
pencapaian kompetensi dan pengembangan sistem pembelajaran. Disamping itu KBK
mengharapkan adanya hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta
didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna dan Kurikulum berbasis
kompetensi juga memberikan peluang pada siswa sesuai dengan keberagaman yang
dimiliki masing-masing.

KBK mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu keunggulan Kurikulum


Berbasis Kompetensi (KBK) adalah guru berhak menyusun kurikulum yang sesuai
dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah/daerah berdasarkan mata pelajaran
yang diajarkan. Sementara itu, salah satu kelemahan program pengajaran berbasis
kompetensi adalah konsep pembelajaran berbasis kompetensi sering mengalami
perubahan terutama pada urutan standar kompetensi dan kompetensi inti sehingga
menyebabkan guru sulit merancang kegiatan pembelajaran secara tepat sasaran. cara
yang berkelanjutan.

10
B. Saran
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembaca
karena telah membaca makalah kelompok kami sampai akhir. Harapan dari kami
adalah para pembaca dapat mengambil hal positif dari makalah ini. Namun, makalah
ini tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima
dengan senang hati.

11
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2000). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 010/0/2000 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Hamami, Tasman. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Proyek


Peningkatan Perguruan Tinggi Agama, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muqorrobin, Muhammad dan Nisak, Mumtazatin. (2018). Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Intajuna: Jurnal Hasil Penelitian. Vol.2. No.1.

Suyanto. (2005). Pendikan dan Fenomenanya, Bandung: Setia Pustaka

Sanjaya, Wina. (2008). Pembelajaran Dalam Implementasi kurikulum Berbasis


Kompetensi, Jakarta: Kencana.

Sukmadinata,Nana, S dan Syaodih,Erlina. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran


Kompetensi, Bandung: PT.Refika Aditama.

12

Anda mungkin juga menyukai