Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

“PEGEMBANGAN TUJUAN DAN ISI KURIKULUM”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Kurikulum Pembelajaran

Dosen Pengampu : Devi solehat M.Pd.

Oleh :

Kelompok 6

Ilma Munbais Pramudiya (11160163000055)

Wardani indah (11190163000067)

Maslahatul Amaliah (11190163000056)

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini gunamemenuhi tugas kelompok mata kuliah “Kurikulum
Pembelajaran” dengan judul “Kurikulum fisika di berbagai negara”. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang tetap istiqomah hingga akhir
zaman.

Dalam penyusunannya penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak,maka dari itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.Terlepas dari semua
itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami menyadari
bahwa masih ada kekurangan dalam makalah ini. karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya


kepada AlLAH SWT jugalah kita menyerahkan segalanya. Semoga makalah ini
dapat menjadi referensi dan tambahan materi pembelajaran bagi kita semua,
Aamiin.

Ciputat, 09 september 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN..................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I..............................................................................................................................2

PENDAHULUAN......................................................................................................2

A.      Latar  Belakang Masalah................................................................................2

BAB II............................................................................................................................4

ISI...............................................................................................................................4

A. Pengertian Kurikulum dan Pembelajaran................................................4

A. Pengertian Kurikulum...............................................................................4

B. Pengembangan Tujuan Kurikulum...........................................................7

a) Klasifikasi Tujuan......................................................................................8

b) Herarkis Tujuan.......................................................................................11

C. Pengembangan Materi Kurikulum.........................................................12

a) Sumber-Sumber Materi Kurikulum.......................................................12

b) Tahap Penyeleksian Materi Kurikulum..................................................15

c) Jenis-Jenis Materi Kurikulum.................................................................16

d) Kriteria Penetapan Materi Kurikulum...................................................16

BAB III............................................................................................................................18

PENUTUP................................................................................................................18

A. Kesimpulan...............................................................................................18

B. Saran..........................................................................................................18

ii
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar  Belakang Masalah
Kurikulum dan pembelajaran, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sebagai suatu recana atau perogram, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak
diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa
kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara
efektif.
Persoalan bagaimana mengembangkan suatu kurikulum, ternyata bukanlah hal
yang mudah, serta tidak sederhana yang kita bayangkan. Dalam sekala makro,
kurikulum berfungasi sebagai suatu alat dan pedoman untuk mengantar peserta didik
sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum juga harus
berfungsi mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak didik sesuai dengan
bakat dan minatnya, maka proses pengembangannya juga harus memperhatikan segala
aspek yang terdapat pada peserta didik. Persoalan-persoalan tersebut, yang mendorong
begitu kompleksnya proses pengembangan kurikulum. Kurikulum harus secara terus
menerus dievaluasi dan dikembangkan agar isi dan muatannya selalu relevandengan
tuntutan masyarakat yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum dan pembelajaran bagaikan dua sisi dari satu mata uang. Keduanya
sangat penting dan saling membutuhkan. Apa yang deskripsikan dalam kurikulum harus
memberikan petunjuk dalam proses pembelajaran di dalam kelas, dan apa yang terjadi
di dalam kelas merupakan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
peneyempurnaan kurikulum. oleh karena itulah proses pembelajaran dan
penyempurnaan kurikulum berada dalam satu lingkaran besar yang bergerak secara
terus menerus dan tanpa ujung.
Pada kenyataannya, proses pembelajaran pun bukan persoalan yang mudah.
Perkembangan baru dalam bidang psikologi tingkah laku, serta kehebatan penemuan-
penemuan dalam bidang teknologi informasi, ternyata berdampak terhadap perubahan
peran dan tanggung jawab guru. Peran guru bergeser dari hanya sebagai penyampai
ilmu pengetahua, kepada pengatur lingkungan untuk membelajarkan siswa. Oleh karena

2
itu, setiap guru bukan hanya perlu memahami hakikat dan makna pembelajaran beserta
aspek-aspek yang memengaruhinya akan tetapi, dituntut penguasaan sejumlah
kompetensi untuk dapat mengaplikasikannya dilapangan dalam rangka proses
membelajarkan siswa.

3
BAB II
ISI
A. Pengertian Kurikulum dan Pembelajaran
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada
zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu
kurikulum diartikan sebagai jarak yang hatus ditenpuh oleh seorang pelari.
Orang yang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari
mulai star sampai finish.1
Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para
ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun
demikian, dalam penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaannya.
Kesamaan tersebut adalah, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha
mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kurikulum memang diperuntukan untuk anak didik, seperti diungkapkan
Murray Print (1993) yang mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi :
1) Planned learning experiences
2) Offered withing an educational institution/program
3) Refresented as a document
4) Includes experiences resulting from implementing that document
Print memandang bahwa sebuah kurikulum meliputi perencanaan
pengalaman belajar program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan
dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah
disusun.
Dari penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum memiliki tiga
dimensi pengertian, yaitu kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum
sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program
pembelajaran.
Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat
1
Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam ImplementasiKurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2007) hlm 22

4
ini banyak mewarnai toeri-teori dan praktik pendidikan (Saylor Alexander &
Lewis, 1981).
Pengertian kurikulum sebagai mata da isi pelajaran dapat ditemukan
dari definisi yang dikemukakan oleh Robert M. Huchins (1936) yang
menyatakan : “The curiculum should include grammar, reading theoric, and
logic, and mathematic, and addition at the secondary level introduce the
great books of the western word”.2
Dalam konsep kurikulum sejumlah mata pelajaran baiasanya etar
kaitannya dengan usaha memperoleh ijazah. Ijazah sendiri pada dasarnya
menggambarkan kemampuan. Artinya, apabila siswa telah berhasil
mendapatkan ijazah berarti ia telah menguasai pelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Kurikulum sebagai mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik,
dalam proses perencanaannya memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) Perencanaan kurikulum biasanya menggunakan judgment ahli bidang studi.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan faktor pendidikan, ahli
tersebut menentukan mata pelajaran apa yang harus diajarkan pada siswa.
2) Dalam menentukan dan menyeleksi kurikulum perlu dipertimbangkan
beberapa hal seperti tingkat tulisan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan
lain sebagainya.
3) Perencanaan dan impelentasi kurikulum ditekankan kepada penggunaan
metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat
menguasai materi pelajaran, semacam menggunakan pendekatan ekspositori.3
Kurikulum sebagai pengalaman, selain disebabkan meluasnya fungsi dan
tanggung jawab sekolah, juga dipengaruhi oleh penemuan-penemuan dan
pandangan pandangan baru khususnya penemuan dalam bidang psikologi belajar,
pandangan baru dalam psikologi menganggap bahwa belajar itu bukan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan, akan tetapi proses perubahan perilaku
siswa. Dengan demikian, siswa telah belajar manakala telah memiliki perubahan
2
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007) hlm
32
3
Hunkin, F.P. Curriculum Develoment; Program Improvement; Columbus : Charles E. Merril Pub.
(Jakarta: Erlangga. 1984) hlm 44

5
perilaku. Tentu saja perubahan perilaku itu akan terjadi manakala siswa memiliki
pengalaman belajar. Oleh sebab itu dalam proses belajar, pengalaman dianggap
lebih penting daripada hanya sekedar menumpuk sejumlah pengetahuan.
Pendapat kurikulum sebagai perencanaan belajar diantaranya dikemukakan
oleh Hilda Taba (1962) mengatakan : “A curriculum is a plan for learning :
therefore, what is know about the learning process and the development of the
individual has bearing on the shaping of a curriculum”.
Pendapat yang menganggap kurikulum sebagai program atau rencana
belajar seperti di kemukakan oleh Hilda Taba di atas, diikuti oleh tokoh-tokoh
lainnya seperti Danniel Tanner dan Laurel Tanner (1975) yang menyatakan
bahwa kurikulum adalah perencanaan yang berisi tentang petunjuk belajar serta
hasil yang diharapkan.4
Kurikulum sebagai suatu rencana tampaknya juga sejalan dengan rumusan
kurikulum menurut Undang-Undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai
acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar. Yang dimaksud dengan isi dan bahan pelajaran itu sendiri
adalah susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Batasan menurut Undang-Undang itu tam[pak jelas, bahwa kurikulum
memiliki dua aspek pertama sebagai rencana (as a plan) yang harus dijadikan
sebagai pedomana dalam pelaksanaan proses belajar mengajar oleh guru dan
kedua pengaturan isi dan cara pelaksanaan rencana itu yang keduanya digunakan
sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

B. Pengembangan Tujuan Kurikulum

4
Dr. Oemar Hamalik.2.Kurikulum dan Pembelajaran.(Jakarta: Bumi Aksara.2005)hlm 16-
18.

6
kurikulum menurut Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan dan isi ataubahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.5
Demikian juga dengan perkembangan kurikulum. Asas pertama dalam
pengembangan kurikulum adalah asas filosofis. Dalam asas tersebut dibahas,
persoalan-persoalan mendasar tentang pengembangan kurikulum, misalnya
tentang arah pendidikan. Arah pendidikan itu adalah membenmtuk anak didik
yang mampu menguasai bidang ilmu pengetahuan, atau membentuk manusia
yang mampu berfikir kreatif dan inovatif, membentuk manusia yang dapat
mengawetkan budaya masa lalu sesuai dengan sistem nilai yang berlaku di
masyarakat. Oleh karena itu, perumusan tujuan merupakan hal yang sangat
penting dalam seuah kurikulum.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu di rumuskan dalam kurikulum
yaitu:
1) Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapaioleh setiap
upaya pendidikan.
2) Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang kurikulum
dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan bahkan akan
memebantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
3) Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.

a) Klasifikasi Tujuan
Menurut Bloom, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus
dirumuskan dapat digolongkan kedalam tiga klasifikasi atau tiga domain
(bidang), yaitu :

5
Dr. Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran.(Jakarta:Bumi Aksara.2004). hlm 24

7
1. Domain Kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat
dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri
dari enam tingkatan yaitu :
a.    Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah. Tujua ini
berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat informasi yang sudah
dipelajarinya, misalnya mengingat tokoh proklamator Indonesia, mengingat
tanggal dan tahun smpah pemuda, mengingat bunyi teori relativitas, dan lain
sebagainya.
b.    Pemahaman
Dalam pemahaman tidak hanya mengingat fakta, akan tetapi berkenaan
dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau
kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.
c.    Penerapan
Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi lagi tingkatannya
dibandingkan dengan kemampan dan pemahaman. Tujuan ini berhubungan
dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah
dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, hukum, konsep, ide dan lain
sebagainya.
d.   Analisis
Analisis adalah kemampuan menguaraikan atau memecahkan suatu bahan
pelajaran dalam ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan
antar bagian bahan itu. Analisis merupakan tujuan pembelajaran yang
kompleks yang hanya mungkin dipahami dan dikuasai oleh oleh siswa yang
telah dapat menguasai kemampuan memahami dan menerapkan.
e.    Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam
suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau
melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.

8
f.     Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini
berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu
bedasarkan maksud atau kriteria tertentu.
Tiga tingkatan tujuan kognitif yang pertama, yaitu pengetahuan,
pemahaman, dan aplikasi. Dikatakan tujuan kognitif tingakat renah. Sedangkan
tiga tingkatan berikutnya yaitu, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dikatakan sebagai
tujuan kognitif tingkat tinggi.
2. Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Domain
ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif.
Artinya seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek
manakala telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut
Krathwohl, dkk (1964),dalam bukunya Taxonomy of Educatinal
Objectives:Affective Domain, doamin efektif memiliki tingkatan yaitu :
a.    Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala,
kondisi, keadaan, atau suatu masalah.
b.    Merespon
Merespon atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berartisipasi aktif
dalam kegiatan tertentu sepereti, kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat
waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang
lain, dan lain sebagainya.
c.    Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau
kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.
d.   Mengorganisasi
Tujuan yang berhubungan dengan organisasi berkenaan dengan pengembangan
nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan
tingkat prioritas nilai-nilai itu.
e.    Karakterisasi nilai

9
Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan
pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya itu
dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam bertindak
dan berperilaku.

3. Domain Psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan yang termasuk ke dalam doamin ini
yaitu:
a.    Gerak refleks
b.    Keterampilan dasar
c.    Keterampilan perseptual
d.   Keterampilan fisik
e.    Gerakan keterampilan
f.     Komunikasi nondiskursif
Dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran, idealnya ketiga domain itu
harus berjalan secara seimbang . terlalu menekankan kepada salah satu domain
saja atau, seperti misalnya pengembangan intelektual saja, atau sikap saja, atau
keterampilan saja, tidak akan dapat membentuk manusia yang berkembang secara
utuh seperti yang digambarkan dalam tujuan pendidikan nasional. Pencapaian
ketiga domain secara seimbang harus menjadi acuan dan target setiap guru dalam
proses pembelajaran.6

b) Herarkis Tujuan
Dilihat dari tujuan herarkisnya tujuan pendidikan terdiri atas tujuan
yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat
diukur. Tujuan pendidikan dari yang sifat umum sampai kepada tujuan yang
khusus itu dapat dikalsifikasikan menjadi empat yaitu :
6
Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata..Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek.(Bandung: PT
Rosda Karya.2002). hlm158-160

10
1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan pendidikan nasioanl adalah tujuan umu yang sarat dengan
muatan filosofis suatu bangsa. TPN merupakan sasaran akhir yang harus
dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan
penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai
dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan formal, informal maupun nonformal. Tujuan pendidikan umum
biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan
pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah
dalam bentuk Undang-Undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam
usaha penyelenggaraan pendidikan.

2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimilikioleh setiap siswa setelah mereka menempuh
atau dapat menyelesaikanprogram disuatu lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum
yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang
pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah,
kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.

3. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidamg
studi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan
suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.

Pada peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan Pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dan
menengah terdiri atas :

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

11
b. Kelompok mata pelajaran kwarganegaraan dan keperibadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
4. Tujuan Pembelajaran/Intruksional
Tujuan pembelajaran adalah keamapuan (kompetensi) atau keterampilan
yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses
pembelajaran tertentu.
Bagaimana hubungan setiap klasifikasi tujuan dari tujuan umum sampai
tujuan khusus, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Dari penjelaskan bahwa, tujuan pendidikan nasional yang merupakan


sasaran akhir dari proses pendidikan, melahirkan tujuan-tujuan institusional atau
tujuan lembaga pendidikan. Tujuan lembaga pendidikan itu selanjutnya
dijabarkan ke dalam bebeerapa tujuan kurikuler atau tujuan bidang studi, dan
kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan pembelajaran, atau tujuan yang hatus
dicapai dalam satu kali pertemuan.

C. Pengembangan Materi Kurikulum


Bahan atau materi kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum yang harus
dipahami siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
a) Sumber-Sumber Materi Kurikulum
Isi atau materi kurikulum pun harus bersumber pada tiga hal tersebut,
yaitu:
a.    Masyarakat beserta budayanya
b.    Siswa
c.    Ilmu Penegetahuan

1. Masyarakat Sebagai Sumber Kurikulum

12
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat
hidup di masyarakat. Dengan demikian apa yang dibutuhkan masyarakat
harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan isi kurikulum.
kebutuhan masyarakat yang harus diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum meliputi masyarakat dalam lingkungan sekitar (lokal)
masyarakat dalam tatanan nasional dan masyarakat global.
Kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar atau lokal diperlukan
oleh setiap daerah memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda
baik dilihat dari sudut geografis, budaya dan adat istiadat maupun
potensi daerah. Dilihat dari keadaan geografis, setiap daerah memiliki
perbedaan misalnya ada daerah pegunungan, pesisir, dan perkotaan.
Anak didik perlu dikenalkan dengan lingkungan lokalnya, agar
kelak mereka memiliki tanggung jawab dalam melestarikan dan
mengembangkan daerah dimana mereka tinggal. Oleh sebab itu, dilihat
ari perspekitf kebutuhan lokal, isi kurikulum tidaklah oerlu seragam.
Bisa terjadi dilihat dari muatan kurikulum lokalnya, antara daerah yang
satu berbeda dengan daerah lainnya.
2. Siswa Sebagai Sumber Materi Kurikulum
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam perumusan isi
kurikulum dikaitkan dengan siswa, yaitu :
1.    Kurikulum sebaiknya di sesuaikan dengan perkembangan anak
2.    Isi kurikulum sebaiknya mencakup keterampilan, pengetahuan dan
sikap yang dapat digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang dan
juga berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan
datang.
3.    Siswa hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatannya sendiri.
4.    Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan
keinginan siswa.
Kebutuhan siswa sebagai dasar penetapan materi kurikulum dapat
dipandang dari dua sisi, yaitu sisi psikobiologis dan sisi kehidupan sosial.
Sisi psikobiologis berkenaan dengan apa yang timbul dari sisi siswa

13
berdasarkan kebutuhan psikologis dan biologis yang dinyatakan dalam
keinginan dan harapan mereka, tujuan dan masalah yang diminati untuk
dipelajari. Sisi kebutuhan sosial berkenaan dengan tuntutan masyarakat,
apa yang dianggap perlu untuk kehidupannya, agar mereka dapat hidup di
masyarakat.

Menurut Abraham Maslow bahwa kebutuhan manusia itu bersifat hirarkis,


yaitu suatu kebutuhan manusia akan menjadi dasar untuk kebutuhan berikutnya.
Menurut Maslow kebutuhan manusia itu terdiri dari kebutuhan akan :
1.    Survival atau kebutuhan fisiologis
2.    Security atau kebutuhan rasa aman
3.    Love and belonging atau kebutuhan untuk dicintai
4.    Self –actualization kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.

3. Ilmu Pengetahuan Sebagai Sumber Kurikulum


Ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir secara sistematis dan logis.
Ilmu hanya menunjuk pada pengetahuan yang memiliki objek, dan metode
tertentu. Oleh karena itu, itu mengenal ilmu alam seperti kimia, fisika dan
biologi. Dan ilmu sosial seperti ekonomi, psikologi, geografi, sejarah, dan lan
sebagainya.
Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber dari ilmu pengetahuan
tersebut. Isi kurikulum diambil dari setiap disiplin ilmu. Para pengembang
kurikulum tidak perlu susah-susah menyusun bahan sendiri. Mereka tingal
memilih materi mana yang perlu dikuasai oleh anak didik serta sesuai dengan
kepentingannya.7

b) Tahap Penyeleksian Materi Kurikulum


7
Drs.H.Mohammad Ali M.Pd,M.A.1992.Pengembanhan Kurikulum di Sekolah.Bandung:Sinar Baru.hal
66-67.

14
Tahap penyeleksian materi kurikulum adalah langkah-langkah yang harus
dilaksanakan oleh pengembang materi kurikulum dalam menentukan isi atau
muatan kurikulum. tahap penyeleksian merupakan tahap paling dalam
pengembangan materi atau isi kurikulum. Ada beberapa tahap dalam menyeleksi
bahan kurikulum yaitu :
a.    Identifikasi kebutuhan (need assessment)
b.    Mendapatkan bahan kurikulum
c.    Menganalisis bahan
d.   Menilai bahan
e.    Membuat keputusan

a.         Identifikasi kebutuhan (need asssessment)


Kebutuhan adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan.
Dengan demikian penentuan bahan atau materi kurikulum harus dimulai
dari penilain apakah bahan yang ada cukup memadai untuk mencapai tujuan
atau tidak.
b.         Mendapatkan bahan kurikulum (asses the curyculum materials)
Mendapatkan bahan kurikulum yang sesuai dengan tujuan bukanlah
pekerjaan yang mudah. Proses pelaksanaannya diperlukan perencanaan
yang matang serta motivasi dan keseriusan yang sungguh-sungguh. Hal ini
di maksudkan agar bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan terjamin validitasnya.
c.         Analisis Bahan (analyze the materials)
Analisis bahan kurikulum diperlukan untuk menghindari kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi. Kesalahan menilai terhadap bahan
kurikulum baik dilihat dari sudut kelengkapan, maupun kekurangannya
dapat mengakibatkan rendahnya kualitas kurikulum.
d.        Penilaian Bahan Kurikulum (Appraissal of curyculum materials)
Setelah dianalisis kekeurangannya, maka selanjutnya diberikan
penilaian, apakah bahan itu layak digunakan atau tidak, sesuaikah dengan

15
tuntutan kurikulum atau tidak. Dalam menentukan keputusan tersebut perlu
juga diuji scope dan squence-nya.
e.         Membuat Keputusan Mengadopsi Bahan (Make an Adoption)
Tahap ini merupakan tahap yang penting dan biasanya cukup sulit
dilakukan, oleh karena adanya kemungkinan perbedaan pendapat dari para
pengembang materi kurikulum penentuan kelayakan ini harus dilakukan
secara objektif.

c) Jenis-Jenis Materi Kurikulum


Biasanya materi yang harus dipeajari oleh siswa terdiri dari fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan keterampilan. Fakta adalah sifat dari suatu dari gejala,
peristiwa, benda, yang wujudnya dapt ditangkap oleh pancaindra. Fakta
merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal)
baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau diobservasi.
Konsep adalah abstraksi kesamaan atau berhubungan dari sekelompok benda
atau sifat. Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah diuji secara
empirik dinamakan generalisasi yang selanjutnya dapat ditarik ke dalam prinsip.
Sedangka keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang
memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi.8

d) Kriteria Penetapan Materi Kurikulum


Secara umum ada beberapa pertimbangan dalam menetapkan materi
kurikulum baik khususnya ditinjau dari sudut siswa, yaitu :9
1.         Tingkat kematangan siswa
Tingkat kematangan anak usia SD berbeda dengan tingkat kematangan anak
usia SMP. Isi atau materi kurikulum harus sesuai dengan tahap kematangan
anak. Tahap kematangan akan sejalan dengan tingkat pertimbangan
psikologis anak.
2.         Tingkat pengalaman anak
8
Dr. Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara.hal
9
Prof Dr. Nana Syaodih Sukmadinata.2002.Pengembangan kurikulum teori dan
praktek.Bandung:PT remaja rosdakarya.h167-168.

16
Tingkat pengalaman akan menentukan tingkat kemampuan anak dalam
melakukan sesuatu. Anak yang dapat menghadapi suatu masalah berarti ia
memiliki pengalaman dalam masalah tersebut.
3.         Tahap kesulitan materi
Materi kurikulum harus disusun berdasarkan tingkat kesulitannya. Materi
kurikulum harus disusun dari yang mudah menuju yang sulit.
Ditinjau dari cakupannya, penentuan materi kurikulum harus didasarkan
pada beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a.         Materi kurikulum mencakup nilai-nilai yang harus ditanamkan pada
anak didik sesuai dengan pandangan hidup masyarakat.
b.        Materi kurikulum adalah materi yang dapat mengembangkan potensi
dan kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakat siswa.
c.         Materi kurikulum adalah materi yang sesuai dengan disiplin ilmu yang
cepat berkembang.
d.        Materi kurikulum harus dapat menjawab tantangan dan kebutuhan
masyarakat yang cepat berubah.
Menurut Hunkins (1988) mengemukakan lima kriteria dalam
mengorganisasi isi pelajaran.
a.         Kriteria yang berhubungan dengan ruang lingkup isi pelajaran.
b.        Kriteria yang berkaitan dengan keterkaitan atau hubungan antara materi
atau isi pelajaran yanag satu dengan yang lainnya.
c.         Berkaitan dengan urutan isi dan pengalaman belajar secara vertikal.
d.        Isi dan pengalaman belajar harus disusun dari yang sederhana menuju
yang kompleks secara berkesinambungan, sehingga pemahaman dan
kemampuan siswa berkembang sampai tuntas.
e.         Yang disebut dengan artikulasi dan keseimbangan.

BAB III

17
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa Istialh
kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani
kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang hatus ditenpuh oleh seorang pelari. Orang yang
mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari mulai star sampai
finish. Sedangkan Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu di rumuskan
dalam kurikulum yaitu :
a) Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapaioleh setiap
upaya pendidikan.
b) Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang
kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan bahkan
akan memebantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
c) Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Pada pengembangan materi kurikulum ada beberapa sumber-sumber kurikulum
yaitu
a.         Sumber-Sumber Materi Kurikulum
b.         Tahap Penyeleksian Materi Kurikulum
c.         Jenis-Jenis Materi Kurikulum
d.        Kriteria Penetapan Materi Kurikulum

B. Saran
Makalah ini kami buat dengan semampu kami dan kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu,
kami mengharapkan kritik dan saran guna menjadi pertimbangan kami dalam
penyusunan makalah dimasa yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sanjaya, Wina. 2007. Pembelajaran dalam ImplementasiKurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hunkin, F.P. 1984. Curriculum Develoment, Program Improvement, Columbu: Charles
E. Merril Pub. Jakarta: Erlangga.
Dr. Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta :Bumi Aksara.
Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata.2002.Pengembangan Kurikulum teori dan
Praktek.Bandung: PT Rosda Karya.
Drs.H.Mohammad Ali M.Pd,M.A.1992.Pengembanhan Kurikulum di Sekolah.Bandung:
Sinar Baru.
Prof Dr. Nana Syaodih Sukmadinata.2002.Pengembangan kurikulum teori dan
praktek.Bandung: PT remaja rosdakarya.

19

Anda mungkin juga menyukai