Anda di halaman 1dari 17

HAKIKAT KURIKULUM

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kurikulum dan Pembelajaran

Dosen Pengampu:
“Devi Solehat, M.Pd.”

Disusun Oleh:

1. Hany Syarifah (11160163000034)


2. Anissa Purwaningsih (11190163000072)
3. Hasni Uswati Nufus (11190163000075)

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Kurikulum dan
Pembelajaran tentang “Hakikat Kurikulum” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

       Tidak lupa kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah yang telah banyak memberikan masukan yang sekiranya sudah membuat makalah ini
menjadi seperti yang diharapkan.

     Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat banyak kekeliruan. Untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat
kami harapkan guna penyempurnaan tugas-tugas makalah yang akan datang. Akhirnya kami
mengucapkan selamat membaca, semoga dapat menjadi referensi yang berguna untuk
semuanya.

Jakarta, 08 September 2020

Penyusun

i
Daftar isi
BAB 1....................................................................................................................................................1
Pendahuluan..........................................................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Hakikat Kurikulum.................................................................................................................3
B. Peran dan Fungsi Kurikulum.................................................................................................4
1. Peranan Konservatif............................................................................................................4
2. Peranan Kritis dan Evaluatif..............................................................................................4
3. Peranan Kreatif...................................................................................................................4
Fungsi Kurikulum..............................................................................................................................5
1. Fungsi Penyesuaian ( The Adjutive of Adaptive Function)..............................................5
2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function).....................................................................5
3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)...........................................................5
4. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)................................................................5
5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)........................................................................6
6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function )...................................................................6
C. Kurikulum dan Pengajaran....................................................................................................6
D. Kurikulum Ideal dan Aktual..................................................................................................7
E. Kurikulum Tersembunyi.........................................................................................................7
F. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum....................................................................8
1. Guru sebagai implementers................................................................................................9
2. Guru sebagai adapters..........................................................................................................9
3. Guru sebagai developers......................................................................................................9
4. Guru sebagai researchers...................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
1. Kesimpulan............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

ii
BAB 1

Pendahuluan
A. Latar belakang

Dalam perkembangan teknologi dan berbagai macam kemajuan-kemajuan yang ada


saat ini, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam mengarahkan generasi
bangsa. Pendidikan itu sendiri merupakan salah satu sarana untuk generasi bisa mengetahui
rangkaian kegiatan dan alat untuk menyelenggarakan sebuah pembelajaran. Pembelajaran
yang baik pastinya harus memiliki sistem yang sudah jelas dan terperinci. Salah satu yang
merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar dan mengajar adalah kurikulum.

Dalam pembelajaran mengenai kurikulum, banyak diketahui bahwa definisi


kurikulum berbeda-beda satu sama lain, yang biasanya dikarenakan perbedaan dasar yang
digunakan para penulis-penulis buku kurikulum. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Bab I
pasal 1 ayat 19 berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajarn serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiataan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pembelajaran adalah
proses inetaraksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar.

Pada dasarnya, kurikulum berisi beberapa poin penting yang berfungsi sebagai
pedoman dalam pembelajaran di antaranya aldalah; tujuan, metode, media evaluasi, bahan
ajar, dsan berbagai pengalaman belajar. Kurikulum biasanya disusun oleh pusat yang di
dalamnya berisikan beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta didik di
seluruh Indonesia memiliki standar kecakapan yang setara.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?


2. Bagaimana peranan dan fungsi kurikulum dalam pembelajaran?
3. Bagaimana kurikulum dan pengajaran saling berkaitan?
4. Apa yang dimaksud dengan kurikulum yang ideal dan aktual?
5. Apa itu kurikulum tersembunyi?
6. Bagaimana peran guru dalam pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan kurikulum
2. Mengetahui peranan dan fungsi kurikulum dalam pembelajaran
3. Mengetahui kaitan kurikulum dengan pengajaran
4. Mengetahui yang dimaksud dengan kurikulum ideal dan aktual
5. Mengetahui yang dimaksud dengan kurikulum tersembunyi
6. Mengetahui peranan guru dalam pengembangan kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Kurikulum
Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa latin, curiculum yang berarti bahan
pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar
atau ijazah. Pengertian diatas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Saylor,
Alexander, dan Lewis dalam buku Wina Sanjaya menyatakan bahwa kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik. 1 Pandangan tersebut lebih
menekankan kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang sering dihubungkan dengan
usaha untuk memperoleh ijazah, sedangkan ijazah tersebut menggambarkan kemampuan.
Oleh karena itu, hanya orang yang memperoleh kemampuan sesuai standar tertentu yang
akan memperoleh ijazah. Menurut Sukmadinata, kurikulum mencakup semua pengalaman
yang dilakukan siswa, dirancang, diarahkan, diberikan bimbingan dan dipertanggung
jawabkan oleh sekolah.2
Dalam kegiatan ini, kurikulum mencakup kegiatan belajar, di dalam kelas,
dilaboratorium, diperpustakaan, dilapangan, dan lain-lain. Dalam bahasa Arab kurikulum
disebut dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui manusia pada berbagai bidang
kehidupan, dalam pengertian kurikulum pendidikan bahasa Arab yang dikenal dengan istilah
manhaj al-dirasah yang jika dilihat artinya pada kamus tarbiyah adalah seperangkat
perencanaan dan media yang dijadikan sebagai acuan lembaga pendidikan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

B. Peran dan Fungsi Kurikulum


1
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikilum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2005 ), h. 2.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Sekolah Menengah, (Bandung: Refika
Aditama, 2003), h, 18.

3
Ada tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan
kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif3

1. Peranan Konservatif

Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan


wariswan sosial bagi generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial
dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial
yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial.
Ini seiring dengan hakikat pendidikan itu sendiri, yang berfungsi sebagai jembatan antara
siswa selaku anak didik dengan orang dewasa, dalam suatu proses pembudayaan yang
semakin berkembang menjadi lebih kompleks. Oleh karenanya, dalam kerangka ini fungsi
kurikulum menjadi teramat penting, karena ikut membantu proses tersebut. Romine
mengatakan bahwa:

“In sense the conservative role provides what may be called’social cement’. It contributes to
like mindedness and provides for behaviour which is consistent with values already accepted.
It deals with what is sometimes known as the core of ‘relevative universals’.

Dengan adanya peranan konservatif ini, maka sesungguhnya kurikulum itu


berorientasi pada masa lampau. Meskipun demikian, peranan ini sangat mendasar sifatnya.
2. Peranan Kritis dan Evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya mewariskan


kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang
akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan
memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan
keadaan di masa mendatang dihilangkan, serta diadaka modifikasi dan perbaikan. Dengan
demikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.

3. Peranan Kreatif

3
Zaen, Muhammad,(1985), Asas dan Pengembangan Kurikulum,Yogyakarta:Offset Yogyakarta.

4
Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif,
dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan
masyarakat di masa mendatang. Untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan
semua yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir,
kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi masyarakat.

Ketiaga peran kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata
lain terdapat keharmonisan diantara ketiganya. Dengan demikian, kurikulum dapat memenuhi
tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju kebudayaan masa depan.

Fungsi Kurikulum
Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi tertentu.
James Dean Brown, dalam bukunya The Elements of Language Curriculum (1995),
mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian, fungsi
pengintegrasian , fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi
diagnostik4..

1. Fungsi Penyesuaian ( The Adjutive of Adaptive Function)

Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Karena lingkungan sendiri senantiasa berubah
dan bersifat dinamis, maka masing-masing individupun harus memiliki kemampuan
menyesuaika diri secara dinamis pula. Di balik itu, lingkungan pun harus disesuaikan dengan
kondisi perorangan. Disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan, sehingga
individu bersifat well-adjusted.

2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function)

Kurikulum berfungsi mendidik pribadi –pribadi yang terintegrasi. Oleh karena


individu sendiri merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan
memberikan sumbangan dalam pembentukan atau pengintegrasian masyarkat.

4
Brown, James Dean. The Elements of Language Curriculum, Boston: Heinle & Heinle Publishers, 1995.

5
3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)

Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang di


masyarkat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang-orang berpikir kritis dan
kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi, adanya
diferensiasi tidak berarti mengabaikan solidaritas sosial dan integrasi, karena diferensiasi juga
dapat menghindarkan terjadinya stagnasi sosial.

4. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)

Kurikulum befungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut
untuk suatu jangkauan yang lebih jau,misalnya melanjutkan studi ke sekolah yang lebih
tinggi atau persiapan belajar di dalam masyarakat.Persiapan kemampuan belajar lebih lanjut
ini sangat diperlukan,mengingat sekolah tidak mungkin memberikan semua yang diperlukan
siswa atau pun yang menarik perhatian mereka.
5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)

Perbedaan (diferensasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling
berkaitan.Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk
memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya.Kedua hal tersebut merupakan
kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokratis.Untuk mengembakanberbagai
kemampuan tersebut,maka kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat fleksibel
6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function )

Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk
mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya.Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua kelemahan dan
kekuatan yang dimilikinya melalui proses ekspolarasi.Selanjutnya siswa sendiri yang
memperbaiki kelemahan tersebut dan mengembangkan sendiri kekuatan yang ada. Fungsi ini
merupakan fungsi diagnostik kurikulum dan akan membimbing siswa untuk dapat
berkembang secara optimal.Berbagai fungsi kurikulum tadi dilaksanakan oleh kurikulum
secara keseluruhan.Fungsi-fungsi tersebut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan

6
perkembangan siswa,sejalan dengan arah filsafat pendidika dan tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh insitusi pendidikan yang bersangkutan.

C. Kurikulum dan Pengajaran

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan
tentang apa yang akan diajarkan, sedangkan pembelajaran dan pengajaran adalah bagaiman
cara seseorang dapat menyampaikan apa yang akan diajarkannya itu. Dengan kata lain,
kurikulum adalah suatu program, rencana dan isi peajaran, sedangkan pembelajaran dan
pengajaran adalah metode, tindakan belajar-mengajar, dan presentasi.

Kurikulum dan pembelajaran adalah dua sistem yang berbeda, namun saling berkaitan
satu sama lain secara terus menerus dalam suatu siklus pembelajaran dan kurikulum. Artinya,
kurikulum dapat mempengaruhi pembelajaran, dan begitu pula sebaliknya. Menurut Olivia
(1992) dalam hal ini yang menerapkan siklus kurikulum dan pembelajaran, menganjurkan
dalam menafsirkan model hubungan antar siklusnya harus mengingat hal-hal berikut :

1. Antara kurikulum dan pembelajaran terdapat hubungan yang begitu erat, namun pada
dasarnya masing-masing merupakan substansi yang berbeda.
2. Sifat kurikulum dan pembelajaran adalah interlocking dan interdependent.
3. Kurikulum dan pembelajaran mungkin saja dianalisis dan siteliti sebagai dua hal yang
terpisah, namun masing-masingnya tidak dapat berfungsi apabila sendiri.5

D. Kurikulum Ideal dan Aktual


Kurikulum formal (kurikulum ideal) adalah kurikulum yang harus digunakan dalam
pembelajaran dan dipergunakan untuk menyiapkan buku siswa oleh penulis/penerbit.
Kurikulum Aktual (Stenhouse, 1975) adalah kurikulum yang merupakan rangkuman
semua pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari pembelajaran yang disampaikan guru
berdasarkan kurikulum formal dan informal maupun (hidden curriculum). Dengan kata lain
merupakan bagian dari kurikulum yang dipahami siswa dari pembelajaran yang disampaikan
guru.6

5
Asep Herry Hernawan, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ekonomi dan Koperasi, ( repository.ut.ac.id ), hal.
1.25-1.26
6
Dyah Tri Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum (Jakarta: Jaring Pena, 2016), hal.11.

7
E. Kurikulum Tersembunyi
Kurikulum tersembunyi atau juga dinamakan dengan hidden curriculum berasal dari
bahasa inggris yang terdiri dua kata, yaitu hidden dan curriculum. Hidden artinya adalah
tersembunyi atau terselubung dan curriculum artinya adalah kurikulum.7
Maksud dari tersembunyi dalam hal ini yaitu tidak dapat dilihat namun tidak hilang.
Jadi kurikulum tersembunyi ini tidak direncanakan, tidak deprogram, dan tidak dirancang
namun memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil
dari proses belajar mengajar.8 Kurikulum tersembunyi dapat menunjuk pada interaksi guru,
peserta didik, struktur kelas, keseluruhan pola organisasi dan lain sebagainya dalam suatu
hubungan sekolah dan kegiatan pembelajaran. Kurikulum tersembunyi sangat kuat
pengaruhnya terhadap pembentukan karakter siswa. Karena bisa berkontribusi pada
perkembangan dan pembentukan kepribdian siswa.
Dalam kegiatan kurikulum tersembunyi terdapat 2 aspek, yaitu aspek struktual
(organisasi), dan aspek budaya. Aspek struktural menjelaskan tentang pembelajaran di kelas,
berbagai kegiatan sekolah di luar kegiatan belajar, dan berbagai fasilitas di sekolah.
Sedangkan aspek kultural mencakup norma sekolah, etos kerja, peran dan tanggung jawab,
relasi social, toleransi, kerjasama, ekspektasi guru terhadap siswa, dan juga disiplin waktu.
Kedua aspek tersebut menjadi panduan untuk melaksanakan kegiatan kurikulum agar dapat
terlaksana dengan sebaik-baiknya.9

F. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum

Kurikulum adalah salah satu komponen terpenting dalam pndidikan. Pengembangan


kurikulum itu sendiri melibatan berbagai macam pihak, terutama sangat melibatkan guru
yang bertugas di kelas.10 Dengan begitu, seorang guru selalu dituntut untuk meningkatkan
kemampunnnya sesuai dengan perkembangan kurkulum, perkembanagn ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, penugasan guru terhadap
berlakunya kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak dan menjadi kewajiban bagi setiap
guru.11

7
John M. Echols dan Hasan Syadily, (2008), Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Cet. XXIII, hal.
297
8
Dakir, (2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT Rineka Cipta, hal. 7 18
9
Rakhmat Hidayat, Pengantar Sosiologi Kurikulum, (Jakarta :Raja Grafindo,2011) hal 83
10
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 52.
11
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 26.

8
Seorang guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi dan penerapan
kurikulum dalam pembelajaran. Suatu kurikulum dapat dikatakan ideal apabila kurikulum
tersebut diimbangi oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut.
Dengan demikian peran guru dalam mengimplementasikan kurikulum sangatlah penting.
Dalam proses pengembangan kurikulum, guru lebih banyak bertugas dalam tatanan kelas,
dimana kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum yang telah
disusun. Hal-hal yang diuji tersebt terdiri dari berbagai konsep, prinsip, nilai, pengetahuan,
metode, alat, dan juga menguji kemampuan guru dalam hal perbuatan dan tindakan yang
akan dilakukannya dalam rangka mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup.12

Dalam proses pembelajaran guru merupakan kunci utama yang menggerakkan


pembelajaran dan berhubungan langsung dengan peserta didik yang menjadi objek
kurikulum. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa guru berperan penting dalam
pengimplementasian kurikulum. Peran guru dalam pengembangan kurikulum lebih kepada
penerapannya di dalam tataran kelas. Murray Print dalam Wina 13 menyebutkan bahwa peran
guru dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai: (1) implementers, (2) adapters, (3)
developers, dan (4) researchers.
1. Guru sebagai implementers

Guru sebagai implementer artinya guru sebagai pelaksana kurikulum. Guru


merupakan tenaga teknis dimana perannya dalam pengembangan kurikulum hanya
mengimplementasikan kurikulum yang telah disusun secara terpusat. Guru tidak memiliki
kesempatan untuk menentukan isi maupun target kurikulum. Akibatnya, guru menjadi tidak
kreatif dan inovatif dalam merekayasa pembelajaran. Guru cenderung hanya mengikuti apa
yang tertulis dalm kurikulum tanpa melakukan pembaharuan. Kesentralan kurikulum juga
mengakibatkan terjadinya keseragaman dalam proses pembelajaran yang menyebabkan apa
yang dilakukan guru di berbagai daerah yang berbeda di Indonesia mengalami kesamaan,
padahal karakteristik dan kebutuhan antar daerah berbeda satu sama lain.

2. Guru sebagai adapters

Peran guru sebagai adapter adalah menyesuaikan kurikulum dengan kondisi lapangan
tempat dia mengajar. Berbeda dengan peranannya sebagai implementer yang hanya
12
Beni Ahmad Saebani & Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Agama Islam (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), hal. 249.

13
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

9
menjalankan kurikulum yang telah direncanakan, guru sebagai adapter mendapatkan
wewenang untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan
kebutuhan lokal. Contohnya saja kebijakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), para perancang kurikulum hanya menentukan standar isi sebagai standar minimal
yang harus dicapai, bagaimana implementasinya, kapan waktunya dan hal hal teknis lainnya
seluruhnya ditentukan oleh guru14. Dengan demikian guru akan lebih tertantang untuk
memvariasikan kegiatan pembelajaran dan terhindar dari rutinitas yang menjemukan karena
berkesempatan mengembangkan kreatifitas dalam mengajar.

3. Guru sebagai developers

Guru sebagai developer artinya guru memiliki wewenang untuk mengembangkan


kurikulum sendiri. Guru dapat merancang sebuah kurikulum yang sesuai dengan
karakteristik, visi, dan misi sekolah. Guru memiliki hak untuk menentukan tujuan, isi,
strategi, dan pengukuran dalam perencanaan pembelajaran. Guru sebagai subjek langsung
yang berinteraksi dengan para peserta didik pastinya memiliki gambaran riil tentang
pengalaman belajar yang dibutuhkan peserta didik, sehingga dapat menyusun suatu
kurikulum yang tepat sasaran. Pelaksanaan peran guru sebagai pengembang kurikulum dapat
dilihat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal (mulok) yang merupakan bagian dari
struktur KTSP. Pengembangan kurikulum muatan lokal diserahkan sepenuhnya kepada tiap
tiap satuan pendidikan agar dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masing – masing sekolah. Oleh sebab itu, Kurikulum muatan lokal bisa saja berbeda antara
satu sekolah dengan sekolah yang lain.

4. Guru sebagai researchers

Guru sebagai researcher atau peneliti artinya guru berperan dalam meneliti kurikulum.
Guru bertanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji
bahan bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan model
pembelajaran, dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa
dalam mencapai target kurikulum15. Metode yang disarankan untuk penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang didasarkan pada masalah yang dihadapi guru
dalam proses pembelajaran atau proses penerapan kurikulum. Dengan melaksanakan PTK,
14
Asep Herry Hernawan, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ekonomi dan Koperasi, ( repository.ut.ac.id ), hal.
1.25-1.2

15
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. hal.30

10
guru tidak hanya mengasah kemampuannya dalam meneliti tetapi juga terpacu untuk selalu
berupaya mencari pemecahan atas masalah yang dihadapinya ketika mengajar. Dalam hal ini
guru tidak hanya melakukan perannya sebagai peneliti kurikulum tetapi sekaligus
meningkatkan kinerja profesionalnya. Guru akan menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam
menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien bagi peserta didik.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa latin, curiculum yang berarti
bahan pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi suatu istilah yang
digunakan untuk menunjukan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Pengertian diatas sejalan dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis dalam buku Wina Sanjaya
menyatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh peserta didik.
Ada tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif,
peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif.
Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi
tertentu. James Dean Brown, dalam bukunya The Elements of Language
Curriculum (1995), mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi
penyesuaian, fungsi pengintegrasian , fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi
pemilihan, dan fungsi diagnostik.

11
Kurikulum dan pembelajaran adalah dua sistem yang berbeda, namun saling
berkaitan satu sama lain secara terus menerus dalam suatu siklus pembelajaran
dan kurikulum. Artinya, kurikulum dapat mempengaruhi pembelajaran, dan begitu
pula sebaliknya.
Kurikulum formal (kurikulum ideal) adalah kurikulum yang harus digunakan
dalam pembelajaran dan dipergunakan untuk menyiapkan buku siswa oleh
penulis/penerbit.
Kurikulum Aktual (Stenhouse, 1975) adalah kurikulum yang merupakan
rangkuman semua pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari pembelajaran
yang disampaikan guru berdasarkan kurikulum formal dan informal maupun
(hidden curriculum).
Kurikulum tersembunyi atau juga dinamakan dengan hidden curriculum
berasal dari bahasa inggris yang terdiri dua kata, yaitu hidden dan curriculum.
Hidden artinya adalah tersembunyi atau terselubung dan curriculum artinya
adalah kurikulum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brown, James Dean. The Elements of Language Curriculum, Boston: Heinle & Heinle
Publishers, 1995.

Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Echols, John M dan Hasan Syadili. 2008. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hemawan, Asep Herry. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ekonomi dan
Koperasi. http://repository.ut.ac.id/4040/1/PKOP4303-M1.pdf. (7 Agustus 2020).

Hidayat, Rakhmat. 2011. Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo.


Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Palupi, Dyah Tri. 2016. Cara Mudah Memahami Kurikulum. Jakarta: Jaring Pena.
Saebani, Beni Ahmad dan Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Agama Islam. Bandung:
CV. Pustaka Setia.

13
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Pengendalian Mutu Sekolah Menengah. Bandung: Refika
Aditama.

Wina, Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Grup.

Zaen, Muhammad. 1985, Asas dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Offset


Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai