KELOMPOK 2:
• FIDA FAROHA H
• AYU WAHYUNI
• HANY SYARIFAH
• DHIKA DANAYANTHI
• AISAH SAUMA KAMILA
Pengertian Dispersi
Dispersi adalah peristiwa penguraian
sinar cahaya yang merupakan campuran
beberapa panjang gelombang menjadi
komponen-komponennya karena pembiasan.
Dispersi terjadi akibat perbedaan deviasi untuk
setiap panjang gelombang, yang disebabkan
oleh perbedaan kelajuan masing-masing
gelombang pada saat melewati medium
pembias. Apabila sinar cahaya putih jatuh pada
salah satu sisi prisma, cahaya putih tersebut
akan terurai menjadi komponen-komponennya
dan spektrum lengkap cahaya tampak akan
terlihat (Iwan Purnama, 2014).
2
Ilustrasi Pristiwa
Dispersi
Dispersi adalah peristiwa
penguraian cahaya polikromarik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik
(merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan
ungu). Proses dipersi sendiri yaitu
cahaya putih merupakan cahaya
polikromatik, artinya cahaya yang
terdiri atas banyak warna dan panjang
gelombang. Jika cahaya putih diarahkan
ke prisma, maka cahaya putih akan
terurai menjadi cahaya merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
(Achmad, Zambroni : 2016).
Indeks bias pada Place your screenshot here
masing-masing
panjang gelombang.
4
CAHAYA MONOKROMATIK
cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu
panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu.
cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan
atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya.
Cahaya putih yang diarahkan ke prisma akan terurai menjadi cahaya berwarna
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki
panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks
bias yang berbeda
SUDUT DISPERSI
setiap warna mengalami devisiasi minimum sebesar D pada prisma. Jika B adalah sudut
pembias prisma, nm adalah indeks bias prisma terhadap warna merah, dan nu adalah
indeks bias prisma terhadap warna ungu, deviasi minimum merah ( Dm ) dan deviasi
minimum ungu ( Du ) .
Pada prisma akan terurai menjadi warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Kumpulan cahaya warna tersebut disebut spektrum. Lebar spektrum yang dihasilkan oleh
prisma tergantung pada selisih sudut deviasi antara cahaya ungu dan cahaya merah.
Selisih sudut deviasi antara cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi yang
dirumuskan :
j= Du - Dm
Jika sudut pembias prisma kecil (<15°) dan n menyatakan indeks bias prisma serta
medium di sekitar prisma adalah udara, maka besarnya sudut dispersi dapat dinyatakan :
j= (nu – nm) β
dengan :
j = sudut dispersi
Dm = sudut deviasi cahaya merah
Du = sudut deviasi cahaya ungu
nm = indeks bias cahaya merah
nu = indeks bias cahaya ungu
β= sudut pembias prisma
Sudut deviasi
Sudut deviasi minimum
Diketahui:
β = 10°
nm = 1,49
nu = 1,52
Ditanyakan: φ = . . .?
Hitung sudut dispersi antara sinar merah dan ungu pada prisma dengan
sudut puncak 15° ketika suatu cahay putih datang pada prisma dengan
sudut datang 12 °. indeks bias kaca 1,64 untuk cahaya merah dan 1,66
untuk cahaya ungu
Sebuah prisma memiliki sudut pembias 60°. indeks bias untuk sinar merah 1.52 dan
untuk sinar ungu 1.55 seberkas sinar putih jatuh pada salah satu sisi prisma. Apabila
dianggap semua cahaya mengalami deviasi minimum, hitunglah sudut dispersinya
4. Sudut pembias suau prisma 30° hitung sudut devasi minimumnya jika sinar datang
dari air (n= 1.33) ke prisma (n= 1.56)!
5. Berapa sudut dispersi antara sinar merah (nm= 1.644) dan sinar ungu (nu=
1.664) yang dihasilkan oleh prisma kaca flinta dengan sudut pembias 13°? Anggap
sinar mengalami deviasi minimum