(ABKC5406)
“SINAR BETA”
Dosen Pengampu :
Syubhan Annur, M.Pd.
Ellyna Hafizah, M.Pd.
Rezky Febriyani Putri, M.Pd.
Oleh :
Kelompok 9
Evie Laila 1710129120002
Hanisah 1710129220007
Misi Jini Riyana 1710129120009
Muhammad Adib Anshori 1710129310006
Noor Izzatil Ishmah 1710129220016
A. LATAR BELAKANG
Sesungguhnya tuhan menciptakan segala sesuatu di alam ini untuk menjadi manfaat
bagi umat manusia. Pada kenyataannya, umat manusia seringkali menciptakan sesuatu yang
justru bersifat destruktif. Oleh karena itu, dengan mempelajari materi ini anda dapat menilai
secara pribadi apa yang seharusnya dilakukan oleh umat manusia berkenaan dengan unsur
radioaktif terutama sinar beta. Dalam mempelajari zat radioaktif ini diharapkan anda dapat
mengetahui aplikasi dari materi radioaktif didalam kehidupan sehari-hari, mengetahui
peristiwa bersejarah apa saja yang berkaitan dengan sinar beta, dampak positif dan negatif dari
penggunaan sinar beta.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sinar beta?
2. Bagaimana sejarah penemuan sinar beta?
3. Apa saja karakteristik dari sinar beta?
4. Apa itu peluruhan sinar beta?
5. Bagaimana proses peluruhan sinar beta?
6. Apa saja manfaat dan bahaya dari sinar beta?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian sinar beta.
2. Mengetahui sejarah penemuan sinar beta.
3. Mengetahui karakteristik dari sinar beta.
4. Memahami konsep peluruhan sinar beta.
5. Memahami proses peluruhan sinar beta.
6. Mengetahui manfaat dan bahaya dari sinar beta.
BAB II
PEMBAHASAN
Dari rumus diatas, 1 gram materi dapat dihasilkan energi sebesar 9.1020 erg
atau setara dengan ledakan 20.000 ton TNT. Pada saat ini sudah banyak ilmuwan
yang memikirkan bagaimana memanfaatkan energi yang terkandung didalam atom
untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia, serta bagaimana mengatasi
dampak negative dari pemanfaatan energi tersebut.
3. Penangkapan elektron
Proses penangkapan elektron merupakan proses proton dalam inti
menyerap elektron orbital (elektron di kulit) dan dinyatakan dengan
persamaan peluruhan:
𝐴
𝑍𝑋 + _10𝑒 → 𝐴
𝑍−1𝑌 +𝑣
Disini sebuah proton menangkap sebuah elektron dari orbitnya dan
beralih menjadi sebuah neutron ditambah sebuah neutrino.
Ketiga nuklida memiliki jumlah nukleon yang sama sebesar 12, tetapi jumlah
12
neutron dan protonnya berbeda. 6𝐶 merupakan inti stabil dengan jumlah neutron
12
dan proton yang sama (N=Z=6). Pada 5𝐵 dengan N=7 dan Z=5 sehingga
12
memiliki (N>Z) dan pada nuklida 7𝑁 dengan N=5 dan Z=7 sehingga memiliki
(N<Z).
12
Inti atom 5𝐵 yang tak stabil meluruh dengan mengubah satu neutronnya
12
menjadi proton agar stabil menjadi 6𝐶 . Karena muatannya harus kekal maka
harus dibentuk satu muatan negatif (elektron). Namun demikian karena elektron
tak dapat berada dalam inti atom maka ia harus dikeluarkan dan dipancarkan
sebagai radiasi sinar β- dan anti neutrino sebagai berikut: 125𝐵 → 12
6𝑌 + _10β + 𝑣̅
Untuk 127𝑁 jumlah proton lebih besar dibandingkan dengan cacah neutronnya,
sehingga inti tersebut meluruh dengan mengubah satu protonnya menjadi neutron
disertai dengan pemancaran zarah positif dalam bentuk β + dan neutrino sebagai
berikut: 127𝑁 → 12
6𝑌 + +10β +𝑣
Energi yang ditunjukkan pada gambar menjelaskan bahwa energi tak mantap
12
lebih besar daripada energi yang mantap. Dikarenakan nuklida 6𝐶 sudah stabil
sehingga nuklida tersebut tidak dapat melepas maupun menerima elektron. Dan
12 12
sebaliknya untuk energi yang tak mantap 5𝐵 dan 7𝑁 belum stabil. Untuk
hubungan pemancaran elektron β- dan pemancaran positron β + dapat dilihat pada
gambar berikut,
Gbr 2: Perubahan posisi radioisotop pada diagram N-Z dalam proses (a) pemancaran
elektron β- dan (b) pemancaran positron β +.
Dari gambar (a) untuk proses pemancaran elektron β- nomor atom dari nomor
atom anak bertambah sedangkan jumlah neutronnya berkurang, sebaliknya untuk
gambar (b) pada proses pemancaran positron β + nomor atom dari nomor atom
anak berkurang sedangkan jumlah neutronnya bertambah.
Jenis peluruhan beta yang ke-3 adalah penangkapan elektron. Pada proses
peluruhan ini, satu elektron orbit ditangkap proton dalam inti atom sehingga
berubah menjadi neutron. Dalam hal ini cacah nukleonnya tetap, tetapi satu
protonnya berubah menjadi neutron seperti pada proses peluruhan β +, seperti
ditunjukkan gambar dibawah berikut,
Elektron dari orbit K berpeluang besar untuk ditangkap sehingga terjadi
lubang (kekurangan satu elektron) pada orbit tersebut. Untuk mengisi lubang
tersebut satu elektron dari orbit L menjalani de-exitasi sambil memancarkan
radiasi sinar-x. Sinar-x ini, kadang berinteraksi dengan elektron orbit L atau
lainnya sehingga elektron tersebut terpental keluar dari gugus atom dan disebut
elektron Auger. Peristiwa tangkapan elektron ini tidak dapat dideteksi secara
langsung melainkan biasanya dilakukan dengan jalan mendeteksi elektron auger-
nya. Contohnya pada inti atom: 𝑂 + 𝑒 → 𝑁 +𝑣 7 15 −1 0 8 15 dan 𝐶𝑎 + 𝑒 → 𝐾 +𝑣
19 41 −1 0 20 41.
A. Kesimpulan
1) Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan
berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-l e
dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak
bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0-1e.
2) Karakteristik sinar beta (β) diantaranya adalah terdiri atas electron (0e-1) yang
berasal dari inti atom, massa 1/18550, bermuatan listrik negative (-1), bisa
dibelokkan oleh medan magnet maupun meddan listrik, dan daya tembusnya
lebih besar jika dibandingkan dengan sinar alfa (α) tetapi ionisasinya lebih
kecil dibandingkan daya ionisasi sinar alfa(α)
3) Peluruhan β merupakan jenis peluruhan yang paling umum dikenal, sebab
hampir semua nuklida tidak berada pada daerah kestabilan. Proses peluruhan
β meliputi pancaran elektron secara langsung dari inti. Baik elektron yang
bermuatan negatif maupun positron yang bermuatan positif dapat dipancarkan
oleh inti yang sama dalam beberapa kasus khusus.
4) Ada tiga jenis proses terjadinya peluruhan β yaitu pemancaran elektron(β-)
/ peluruhan beta minus (β-), pemancaran positron (β +) / peluruhan beta plus
(β +), dan penangkapan elektron.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
David, Halliday.1955. Introduction Nuclear Physics. New York: John Willey Sons, Inc.
Niyatmo, Yusman. 2009. Fisika Nuklir Dalam Telaah Semi-Klasik & Kuantum. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Krane, Kenneth S. 1988. Introductory Nuclear Physics. Singapore: John Willey & Sons
Susetyo, Wisnu. 1988. Spektrometri Gamma dan Penerapannya dalam Analisis Pengaktifan
Neutron. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press