Anda di halaman 1dari 9

B.

PELURUHAN SINAR BETA (β)

Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif yang berasal dari
inti atom. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam
udara kering dan dapat menembus kulit. Sinar β merupakan sinar sinar yang dapat
dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet, sinar beta merupakan partikel-
partikel yang bermuatan negatif. Dari hasil penelitian ternyata
partikel beta sama dengan partikel elektron. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi ( Krane, 1988).

Sinar β terdiri atas electron-elektron yang berasal dari inti (bukan dari
awan elektron) yang terjadi pada penguraian neutron menjadi proton. Beberapa
sifat alamiah sinar beta:

1. Memiliki daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alpha


2. Memiliki daya tembus yang lebih besar dari sinar alpha
3. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.

Nomor atom inti yang memancarkan sinar β bertambah dengan satu, sedangkan
massa atomnya tetap. Sehingga diketahui persamaannya:

Z XA Z+1 YA atau ZXA β Z+1 XA

(Sutresna, 2008).

Peluruhan Beta merupakan radiasi partikel beta (elektron atau positron)


dengan kemampuan ionisasi lebih rendah dari partikel alfa. Radiasi beta dapat
berupa pemancaran sebuah elektron yang disebut peluruhan beta minus (β- ), dan
pemancaran positron yang disebut sebagai peluruhan beta plus (β+ ).

+ +v

Contoh : + e- +

+ e+ +

Sifat Radiasi Sinar β:

1. Daya ionisasi di udara 1/1000 kali dari partikel α.


2. Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel α di udara beberapa cm.
3. Kecepatan pertikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan
cahaya.
4. Karena sangat ringan, maka partikel β mudah sekali dihamburkan jika
melewati medium.
5. Partikel β akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik
(Sutresna, 2008).

Kondisi untuk Emisi Spontan

1. Pemancaran Negatron (β-)

Peluruhan beta merupakan suatu cara inti agar dapat merubah


komposisinya supaya mencapai kestabilan yang lebih besar. Pada peluruhan β-
(emissi e-), inti induk meluruh menjadi inti anak plus electron dan anti-neurino.
Anti neutrino merupakan pertikel ke-3 yang menjelaskan range energy kinetic
electron. Jika atom (Z) memiliki massa lebih besar daripada atom tetangganya
(Z+1), maka peluruhan β- mungkin terjadi.

Neutron bebas dapat meluruh menjadi sebuah proton dengan waktu paruh t1/2 =
10.8 menit dan Q = 939.57 – (938.28 + 0.511) = 0.78 MeV.

Reaksi peluruhan β- :

+ e- + v-

Q (MeV) = [ mass ( ) – mass ( )] c2

2. Pemancaran Positron (β+)

Pada peluruhan β+ (emisi positron), inti induk meluruh menjadi inti anak
plus positron dan neutrino. Proton bebas tidak dapat meluruh menjadi sebuah
neutron melalui emisis positron, tidak seperti neutron bebas yang dapat meluruh
menjadi sebuah proton. Proton terikat dalam inti kadang-kadang mengemisiskan
sebuah positron karena efek energi ikat inti.

Reaksi peluruhan β+ :

+ e+ + v

Q (MeV) = [ mass ( ) – mass ( ) – 2me] c2

3. Penangkapan Elektron

Inti induk menangkap electron dari orbitalnya sendiri dan mengubah


sebuah proton inti menjadi neutron. Jika atom (Z) memiliki massa yang lebih
besar dari tetangganya, maka penangkapan electron memungkinkan terjadi. Jika
perbedaan massa antara atom (Z) dan tetangganya (Z-1) lebih besar dari 2m e,
maka peluruhan pasti terjadi.
Reaksi penangkapan electron dijelaskan sebagai berikut:

+ e- +v

Q (MeV) = [ mass ( ) – mass ( )] c2

Sinar β dibelokkan lebih mudah oleh medan magnetic daripada partikel-α


dan dengan arah belokan berlawanan dengan belokan partikel-α. Sinar β
diidentifikasi oleh Becquerel sebagai electron yang bergerak dengan kecepatan
tinggi (Krane, 1988).

Supaya penangkapan elektron terjadi, massa atom induk harus lebih besar dari
massa sebuah atom dengan A sama dan dengan Z berkurang satu. Proses ini
memenuhi energi gap yang ditunda oleh dua proses peluruhan beta lainnya. Jika
elektron-elektron ini berat, dalam proses dari elektron-elektron bergerak
melingkar yang dekat dengan inti, maka elektron tersebut akan ditangkap dan
terjadi hal-hal sebagai berikut:
1) Jika elektron yang di kulit K yang di tangkap, proses penangkapan
elektron-elektron tersebut disebut K capture atau penangkapan K
2) Ruang kosong pada kulit K atau kulit L diisi oleh muatan dari kulit yang
berada di luarnya
3) Karena terdapat partikel yang tidak bermuatan dipancarkan dalam proses
penagkapan elektron, maka proses yang diamati hanya pada pemancaran
karakteristik sinar X
4) Terdapat beberapa kemungkinan pemancaran sinar X, kulit K yang
bereksitasi akan melakukan eksitasi lagi dengan memeberikan energinya
pada elektron kulit L yang akan dipancarkan dengan energi kinetik Ke.
Pengukuran Energi Partikel Beta

Terdapat tiga jenis spektrometer magnetik sinar β sebagai berikut:


a. Spektrofotometer fokus setengah lingkaran
b. Spektrofotometer lensa magnetic
c. Spektrofotometer focus rangkap/ganda
1. Spektrometer Fokus Setengah Lingkaran
0
Metode spektrometer fokus setengah lingkaran ( sudut 180 ) pada β
hampir sama dengan spektrometer pada partikel-α, diketahui bahwa pertikel-β
lebih ringan daripada partikel-α sehingga tidak diperlukan medan magnet yang
kuat. Medan magnet yang diberikan pada partikel-β lebih ringan daripada
partikel-α, sehingga medan magnet yang diberikan pada partikel-β sebesar 1000
gauus jika dibandingkan dengan medan magnet yang diberikan pada partikel-α
yaitu sebesar 10000 gauus.

Hev =

Di mana m adalah massa relativistic dengan dan ρ adalah jari-jari

lengkungan, sehingga: p = Heρ


P adalah momentum relativistik.
Jika momentum diketahui, maka energy kinetic dapat dihitung:
Ke = mc2 – moc2 = E –Eo
E= o

Bagan spektrofotometer fokus setengah lingkaran:

Spektrum Sinar Beta Kontinu dan Hipotesis Neutrino


1. Karakteristik spektrum peluruh beta
Beberapa karakteristik spektrum sinar beta yang telah diamati oleh para
peneliti dengan menggunakan instrument yang berbeda. Gambar grafiknya adalah
sebagai berikut:
8
Beberapa gambar tersebut menunjukan bahwa electron memancarkan
peluruhan beta yang mempunyai suatu distribusi kontinu dan energi sekitar antara
nol sampai satu nilai maksimum tertentu. Karena peluruh RaE dengan pancaran β-
tanpa mengemisikan sinar gamma, tidak ada konversi elektron yang dilapiskan
pada bentuk spektrum kontinu. Di sisi lain, peluruh Au198 dan Cs137 tidak
berlangsung dari keadaan dasar dan nukleus dibiarkan dalam keadaan tereksitasi.
Nukleus yang sudah dalam keadaan tereksitasi dengan pancaran gamma atau
dengan memancarkan konversi elektron muncul seperti garis spektra yang
dilapiskan pada spektra Au198 dan Cs137 berturut-turut seperti yang ditunjukan pada
gambar. Dalam banyak kasus spektrum ini lebih lebih rumit seperti gambar untuk
Cl38. Kompleksitas spektrum berkaitan dengan fakta peluruhan Cl38 dengan tiga
kelompok berbeda dari partikel beta mempunyai energi titik terakhir 1,11 Mev,
2,27 Mev dan 4,81 Mev dengan intensitas 38,8, 15,8 dan 53,4 persen. Ketika tiga
kelompok ini dipisahkan, mereka menunjukan spektra sederhana yang serupa
dengan Au198 dan Cs137. Titik lain menunjukan bahwa di daerah energi yang rendah
dari spektrum hamburan sinar beta, bentuk distribusinya adalah berbeda untuk
proton dan positron. Untuk peluruhan Cu64 di mana meluruh dengan β+, β- dan
proses menagkap elektron ( elektron capture ), dengan mengabaikan apakah inti
meluruh oleh pancaran β- atau pancaran β+, spektrum β komtinu mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a. Terdapat suatu batasan maksimum dalam distribusi, dan energi yang
bersesuaian tergantung jenis inti yang mengalami peluruhan beta.
b. Terdapat suatu batasan energi maksimum yang hampir sepadan dengan
energi peluruh yang tersedia. Di mana energi maksimum yang maksimum
adalah suatu fungsi peluruh inti.
c. Spektrum kontinu diamati untuk β+ dan β-, kedua-duanya alami seperti
halnya beta emiter tiruan.
2. Hipotesis Neutrino
Spektrum beta adalah spektrum kontinu. Partikel beta mempunyai energi
antara nol dan harga maksimum tertentu. Tiga buah hukum kekekalan dapat
diaplikasikan pada partikel beta, yaitu:
1. Hukum kekekalan energy.
2. Hukum kekekalan momentum linear.
3. Hukum kekekalan momentum sudut.
Menurut Pauli, bahwa terdapat partikel lain yang dipancarkan yang disebut
dengan neutrino pada peluruhan beta dan pada jarak tertentu kehilangan energi.
Penentuan neutrino didalam peluruhan beta adalah sebagai berikut:
1. Neutrino harus memiliki muatan nol, karena muatan tersebut kekal tanpa
neutrino
2. Karena energi maksimum yang dibawa oleh elektron sama dengan energi
maksimum yang digunakan pada titik energi akhir, neutrino harus nol, atau
massa diamnya nol
3. Hukum kekekalan momentum anguler menghendaki neutrino memiliki
spin ½, sehingga muatan total momentum anguler yang diharapkan
partikel beta dan neutrino menjadi nol atau 1 h seperti yang diinginkan
4. Netrino tidak menyebabkan proses ionisasi sehingga neutrino sulit
dideteksi. Neutrino terjadi melalui interaksi lemah dan memiliki momen
magnetik yang sangat kecil atau mendekati nol. Pada dasarnya neutrino
tidak memiliki sifat elektromagnetik.
Berdasarkan persamaan neutrino tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada
peluruhan beta dihasilkan 3 bentuk, yaitu: inti anak, elektron dan neutrino, kecuali
pada elektron konversi yang dapat digunakan untuk menjelaskan distribusi
momentum kontinu (Beiser, 2003).

Daftar pustaka

Beiser, A. 2003. Concepts of Modern Physics 6th ed. Boston: McGraw-Hill

Krane, Keneth S., 1988, “Introductory Nuclear Physics”, New York: John
Wiley.

Sutresna, Nana. 2008. Kimia. Jakarta: Grafindo Media Pratama.

Anda mungkin juga menyukai