Anda di halaman 1dari 2

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

Fahriza Alif Abdulhafizh(140310170043)*, Mimin Suryamin(140310170037)

Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran


Senin, 6 Mei 2019 (07.00-11.30)
Asisten: Almadesya R
Abstrak

Telah dilakukan percobaan mengenai penentuan panjang gelombang cahaya tampak yang bertujuan
untuk menentukan besar panjang gelombang dari cahaya tampak dengan menggunakan konsep difraksi
dan interferensi. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Panjang gelombang dari cahaya tampak dapat ditentukan dari
jarak pola gelap terang yang terbentuk kemudian dihitung menggunakan rumus difraksi pola gelap
terang. Agar perhitungan lebih akurat, diberikan variasi jarak antara kisi dan sumber cahaya (L) yaitu
sebesar 1,5m dan 1,75m. dan spektrum warna yang diamati yaitu merah, kuning, hijau, dan biru. Nilai
panjang gelombang yang didapatkan dari percobaan ini yaitu untuk jarak L = 1,5m warna merah,
kuning, hijau, dan biru berturut turut yaitu (507, 470, 448, dan 447)nm dan untuk jarak L = 1,75m
warna merah, kuning, hijau, dan biru berturut turut yaitu (434, 417, 401, dan 360)nm.

Kata kunci: wave, refraction, difraction,

I. Pendahuluan 1
𝑑 sin 𝜃 = 𝑛 𝜆 ; 𝑛 = 1, 2, 3, … (2)
Cahaya tampak dapat dideteksi oleh mata. 2
Cahaya tampak memiliki spektrum warna tertentu
1 𝑝
akibat dari panjang gelombang yang berbeda. Dimana 𝑑 = , N adalah jumlah kisi dan sin 𝜃 =
𝑁 𝑙

Gambar 1. Spektrum warna cahaya tampak

Cahaya sebagai gelombang memiliki 7 sifat, dan Gambar 1. Difraksi gelombang celah ganda
2 diantaranya adalah difraksi dan interferensi.
Difraksi adalah penyebaran cahaya jika melewati II. Metode Penelitian
suatu celah yang lebarnya lebih kecil dari panjang
gelombang cahaya yang melewatinya. Sedangkan
interferes adalah interaksi antara dua gelombang Menggelapkan ruang praktikum
yang memiliki frekuensi dan beda fasa yang
koheren.
Dengan menggunakan difraksi dan interferensi Menyambungkan lampu dengan catu daya 12V
dapat ditentukan panjang gelombang suatu cahaya
tampak yang nantinya dari penyebaran gelombang
oleh celah sempit (kisi) yaitu difraksi, akan
menghasilkan berkas-berkas gelombang cahaya Memasang filter warna didepan lampu
yang nantinya saling menguatkan atau meniadakan
yang disebut interferensi dan hasil dari peristiwa itu
akan menghasilkan pola gelap dan pola terang. Menetapkan jarak a dengan menggunakan pita ukur
Dengan rumus pola terang

𝑑 sin 𝜃 = 𝑛𝜆 ; 𝑛 = 1, 2, 3, … (1)
Mengukur besar jarak orde terang
Dan rumus pola gelap
407 + 473 + 540 + 607
Analisa & Pengolahan data 𝜆̿ = = 507 𝑛𝑚
4
d. Menghitung KSR
620 − 507
Kesimpulan 𝐾𝑆𝑅 = | | = 18,28%
620
Gambar 3. Diagram percobaan
3.3 Analisa
Pada percobaan ini yaitu menentukan panjang
Hal pertama yang dilakukan yaitu menggelapkan
gelombang dari suatu spektrum cahaya
ruangan praktikum agar cahaya dari lampu yang
menggunakan konsep difraksi dan interferensi.
diamati terlihat jelas. Kemudian atur jarak L yaitu
Dalam percobaan ini diberikan 2 variasi jarak antara
jarak antara lampu dan kisi, dalam percobaan kali ini
kisi dengan sumber cahaya yaitu 1,5m dan 1,75m
diberikan variasi L yaitu 1,5 m dan 1,7 m. Spektrum
agar didapakan nilai panjang gelombang yang
warna yang diamati yaitu merah, hijau, kuning, dan
semakin akurat.
biru.
Pada percobaan pertama dengan jarak L = 1,5 m
Dibutuhkan dua praktikan dalam mengukur
warna pertama yang diuji adalah warna merah
besar jarak orde terang yang terbentuk, praktikan
dimana didapatkan nilai s yang memiliki kenaikan
pertama memperhatikan pola gelap terang yang
yang konstan yaitu 5 mm, namun untuk warna
terbentuk dan praktikan kedua menggeser2 penanda
kuning dan hijau, kenaikan nilai s masih berubah-
pola terang. Dari penanda pola terang didapatkan
ubah dan untuk warna biru, kenaikan s sudah
data s yang kemudian dapat dihitung panjang
konstan di 3mm. Nilai s seharusnya memiliki
gelombang cahaya tampak yang sedang diamati.
kenaikan yang konstan di setiap ordenya. Nilai
kenaikan yang tidak konstan tersebut terjadi karena
III. Hasil an Pembahasan kesalahan dalam pengambilan data dimana penanda
3.1 Data Percbaan pola terang tidak tepat berhenti di pola terang karena
Didapatkandata hasil percobaan sebagai berikut. sulitnya untuk melihat penanda. Didapatkan nilai
panjang gelombang yang mendekati nilai literatur
Tabel 1. Mengukur panjang gelombang cahaya diman KSR paling besarnya adalah 18,28%. Kami
tampak dengan L=1,5 m menggunakan nilai literatur batas bawah agar nilai
KSR dapat berkurang. Begitu pula pada percobaan
kedua yaitu kenaikan nilai s yang konstan hanya
pada warna merah dan biru.
Nilai s pada warna merah paling besar daripada
warna kuning, hijau, dan biru karena sesuai dengan
teori, panjang gelombang untuk warna merah lebih
besar dari pada warna kuning, hijau, dan biru yang
akibatnya sinar ketika melewati kisi dengan celah
sempit akan memiliki sudut yang lebih besar
Tabel 2. Mengukur panjang gelombang cahaya sehingga jarak antara pola gelap dan terang semakin
tampak dengan L=1,75 m jauh.

IV. Kesimpulan
Besar panjang gelombang yang dihasilkan dari
cahaya tampak untuk jarak L = 1,5m warna merah,
kuning, hijau, dan biru berturut turut yaitu (507, 470,
448, dan 447)nm dan untuk jarak L = 1,75m warna
merah, kuning, hijau, dan biru berturut turut yaitu
(434, 417, 401, dan 360)nm.

3.2 Pengolahan Data


(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 𝐿 = 1,5 𝑚)
Daftar Pustaka
Bambang, Tri. 2008. Fisika Dasar. Yogyakarta:
a. Menghitung nilai s
𝑠𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝑠𝑘𝑖𝑟𝑖 31 + 30 Andi.
= = 6,1 𝑚𝑚 S Mima. 2007. Getaran dan Gelombang.
10 10 Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
b. Menghitung λ
Anonim. Cahaya. Bandung: Universitas Pendidikan
0,1 𝑥 6,1 𝑥 109
𝜆= = 507 𝑛𝑚 Indonesia(fik.upi.edu/direktorat/fmipa/jur.pend.
1,5 𝑥 10−6 fisika.cahaya.pdf) diakses pada 28 April 2019
c. Menghitung 𝜆̅ 05.10

Anda mungkin juga menyukai