Anda di halaman 1dari 16

PENENTUAN MUATAN ELEMENTER ELEKTRON DENGAN

PERCOBAAN TETES MINYAK MILIKAN

Siti Hardianti Retno Ambar Wati, Muliana, Herayanti, Dedi Riwanto

Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Makassar

Abstrak Telah dilakukan eksperimen Penentuan Muatan Elementer Elektron dengan Percobaan Tetes
Minyak Milikan. Eksperimen ini bertujuan menentukan besar muatan elementer partikel elektron. Penentuan
besar muatan elementer partikel elektron dilakukan dengan metode jatuh naik, yaitu menghitung waktu yang
dibutuhkan oleh tetesan minyak untuk bergerak ke atas akibat adanya gaya elektrostatik dan ke bawah akibat
gaya berat yang dimiliki tetesan. Berdasarkan hasil analisis data eksperimen diperoleh nilai muatan tetesan
yang diamati bervariasi yaitu sebesar | | C; | | C; |
| C; | | C; dan | | C. Berdasarkan plot tabel distribusi
frekuensi diperoleh nilai muatan elementer elektron (e) sebesar | | , yang menunjukkan
kesesuaiaan rentang dengan nilai muatan elementer elektron secara teori yaitu sebesar 1,6022 x 10-19 C
dengan kesalahan relatif sebesar 14.6% dan derajat kepercayaan sebesar 85.4%.

KATA KUNCI: Tetes Minyak Milikan, Muatan Tetesan, Muatan Elementer Elektron.

PENDAHULUAN Pada tahun 1907 Robert Andrews Milikian


dan L. Begeman memulai penelitiannya pada topik
Pengukuran muatan elementer telah yang sama. Namun dengan sebuah baterai berdaya
diupayakan oleh J.J Thompson sejak berhasil tinggi. Pada tahun 1909 Milikan memublikasikan
menemukan nilai e/m untuk elektron penentuan hasil pengukuran muatan fundamental yang
muatan elementer elektron dengan Percobaan tetes didasarkan atas pengamatan tetesan air bermuatan.
minyak Milikan dilakukan untuk mendapatkan Dari sinilah muncul ide untuk mengganti air
nilai muatan elementer elektron. Dalam dengan minyak. Milikan selanjutnya bekerja
eksperimennya Thompson menggunakan “kamar bersama Harvey Fletcher, yang lain, dalam
kabut”, tetapi Thompson gagal. Dia tidak dapat eksperimen tetesan minyak ini. Robert A. Milikan
menentukan jejak-jejak tetes air bermuatan seperti melakukan percobaan dengan meneteskan minyak
yang diharapkan untuk dapat menentukan muatan melalui dua plat logam dengan beda potensial
elementer. [2] yang dapatdiatur sehingga gaya elektrolistrik
Metode Thompson kemudian diperbaiki mampu membuat tetes minyak berhenti. Dalam
oleh H.A. Wilson dengan cara melakukan dua eksperimen ini, kita menyemprotkan minyak
jenis kecepatan yaitu kecepatan ke bawah akibat dalam bentuk hujan tetes-tetes minyak dari
berat tetesan, dan kecepatan ke atas akibat atomizer. Pada eksperimen tersebut, jatuhan
pengaruh medan listrik. Dari kedua pengukuran minyak akan mengalami percepatan kebawah
kecepatan ini, Wilson menetukan massa dan yangdisebabkan oleh gaya gravitasi dan pada saat
muatan tetesan dengan cra mengamati puncak yang sama gerak tetes minyak tersebut dihambat
kabut tetesan yang tajam. Wilson menemukan oleh gaya stokes. Sehingga akan terjadi
bahwa dengan adanya medan listrik, terdapat dua keseimbangan gaya – gaya antara gaya gravitasi
bahkan tiga puncak kabut yang bergerak dengan dan gaya listrik diantara dua plat konduktor
kecepatan bervariasi. Ini berarti terdapat tetesan tersebut. [4]
yang mengandung satu, dua, dan lebih muatan Pada tahun 1910 Millikan pertama kali
elementer. [6] mempublikasikan hasil pengukuran

1
dilakukannya bersama Fletcher. Tetesan minyak menyeimbangkan gaya-gaya antara gayagravitasi
yang dihasilkan dengan atomizer, sebuah alat dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang
yang dikenalkan oleh J.Y. Lee dua tahun berada diantara dua buah pelat konduktor [2]
sebelumnya di Laboratorium Ryerson untuk Robert Millikan melakukan percobaan
studi gerak Brownian. Dalam makalah itu, dengan menyeimbangkan gaya-gaya antara
Millikan menulis, "Tuan Harvey Fletcher dan gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes minyak
saya, yang telah bekerja bersama-sama dalam yang ada diantara dua buah pelat konduktor.
eksperimen ini sejak Desember 1909 telah Ketika minyak jatuh diudara akan mengalami
percepatan ke bawah yang disebabkan oleh gaya
mempelajari tetes minyak ini antara bulan
gravitasi dan pada saat yang sama gerak tetes
Desember dan Mei sebanyak satu hingga dua ribu
minyak tersebut dihambat oleh gaya penghambat
tetesan minyak yang memiliki muatan mula-mula
(gaya stokes). Menurut stokes, bila sebuah benda
antara 1 dan 150, dan kami lakukan dengan
dilepaskan tanpa kecepatan awal didalam fluida,
berbagai jenis zat, seperti minyak, raksa, dan
benda mula-mula akan mendapat kecepatan. [3]
gliserin, dan dalam setiap kasus kami temukan
Pada tahun 1910, R.A Milikan berhasil
bahwa muatan dari sebuah tetesan sebenarnya
menunjukkan kuantisasi jumlah terkecil muatan
merupakan sebuah perkalian dari nilai muatan
listrik dengan menggunakan minyak yang dikenal
terkecil dari yang kami ketahui muatan tersebut
dengan metode tetesan. Dia mengamati tetesan
berasal dari udara yang ditangkap oleh tetesan.”
minyak yang dipengaruhi medan listrik pada pelat
[6].
vertikal kapasitor dengan jarak plat d, dan
Eksperimen tetes minyak Milikan
menentukan muatan tetesan q dengan jari-jari
merupakan eksperimen dalam menentukan muatan
tetesan r dan medan listrik E = U/d. Dalam
satuan elektron (e) seperti yang tujuan yang
eksperimennya, dia menemukan bahwa muatan q
terdapat pada percobaan ini yaitu untuk
sebagai kelipatan integral dari e muatan elementer,
menentukan besar muatan partikel elementer
yaitu q = n.e [6]
elektron. Pada tahun 1913, R.A. Milikan dengan
Diketahui sebuah tetesan minyak berjari-jari
menggunakan eksperimen tetes minyak dapat
r0 bergerak dengan kecepatan –v1 memenuhi
mendemonstrasikan dan mengukur secara tepat
hukum stokes didalam medium yang memiliki
muatan elektron yaitu e = 1,60217653 x 10-19.
koefisien viskositas η. Gaya yang dibutuhkan oleh
Melalui percobaa ini akan didapatkan nilai muatan
tetesan minyak ketika bergerak ke atas,
listrik yang sama dengan penelitian R.A Millikan
dengan menggunakan alat eksperimen Millikan oil
(1)
drop. [4].
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
cara menetukan nilai muatan elementer yan
terdapat dalam sebuah tetesan minyak, maka Tetesan minyak yang bergerak dalam pengaruh
dilakukan percobaan mengenai Penentuan Muatan medan listrik E, memenuhi hukum Stokes,
Elementer Elektron Dengan Percobaan Tetes
Minyak Millikan (2)

TEORI Resultan kedua gaya pada persamaan (1) dan


persamaan (2) sama dengan q0E yaitu,
Tetes minyak Millikan adalah merupakan
percobaan yang menunjukkan bahwa muatan (3)
electron bersifat diskrit yaitu gaya ke bawah pada
tetes milikan(percepatan ke bawah) akan Atau
terhambat oleh suatu gaya stokes (gaya
penghambat).“Percobaan ini dilakukan dengan

2
tegangan U. Metode jatuh-naik menghasilkan nilai
pengukuran yang lebih tepat dibandingkan metode
ambang karena dalam metode jatuh-naik
Untuk menentukan muatan q0 kita perlu kecepatan v2 benar-benar diukur.[6]
mengetahui besar jari-jari tetesan r0. Nilai ini Dari percobaan Millikan menyimpulkan qe=
diperoleh dari resultan gaya gravitasi F = -V. Δ�.� e merupakan kelipatan bilangan bulat dari nilai
dengan gaya Stokes, dimana Δ� adalah perbedaan tertentu yaitu 1,6 x10−19C dan tdak pernah
antara kerapatan udara dengan minyak. Dengan didapatkan nilaiqe= e kurang dari 1,6 x10−19C.
demikian, Selanjutnya nilai 1,6 x10−19C disebut muatan
�� (5) elementar (muatan elektron). [3]

Atau METODOLOGI EKSPERIMEN

Pada percobaan penentuan muatan


√ (6)
elementer elektron dengan percobaan tetes minyak
millikan, bertujuan untuk mengetahui nilai muatan
Untuk penentuan nilai muatan q yang
elektron. Metodenya yaitu dengan mengatomisasi
lebih akurat, harus diperhitungkan bahwa gesekan
minyak dan menghitung besar muatannya. Muatan
Stokes mempunyai faktor koreksi untuk jari-jari r
yang terkandung dalam minyak diasumsikan
yang sangat kecil. Persamaan terkoreksi untuk sebagai kelipatan dari muatan satu elektron.
gaya gesekan Stokes tergantung pada tekanan
Dengan mengambil dan membandingkan beberapa
udara P, yang dapat dituliskan sebagai
muatan tetesan minyak yang berbeda, maka dapat
(7) ditebak muatan per elektron dengan menentukan
terlebih dahulu jumlah elektron yang ada pada tiap
Dengan b = 80
tetesan minyak.
Jika dimisalkan A = b/p, diperoleh,
Adapun alat dan bahan yang digunaan
√ (8) dalam percobaan ini adalah satu set alat
eksperimen Milikan oil drop, Milikan supply unit,
Sehingga diperoleh muatan q sebagai,
Tiga pasang kabel penghubung, 50 cm, merah dan
(9) biru, Satu pasang kabel penghubung, 50 cm,
hitam, Dua buah timer box.
Muatan listrik q di dalam suatu ruang, akan
menyebabkan timbulnya medan listrik di ruang
tersebut, artinya setiap muatan lain q yang berada
di dalam ruang itu akan mengalami gaya
elekstrotatis” makin banyak q makin kuat gaya F
dan makin medan listrik yang ditimbulkan oleh q
tersebut.” Sehingga kuat medan listrik di dalam
ruang, ditentukan oleh banyaknya muatan q yang
menimbulkan medan listrik tersebut, serta
tergantung pada jaraknya dari muatan q [1].
Ada dua macam cara atau metode untuk
menentukan muatan q, yaitu metode ambang dan
Gambar 1. Rangkaian percobaan tetes minyak
metode jatuh naik. Metode ambang dilakukan milikan
dengan cara mengatur medan listrik sehingga gaya
berat tetesan minyak tepat diimbangi oleh gaya Sebelum melakukan pengamatan pada
listrik sedangkan metode jatuh naik dilakukan tetesan minyak, memastikan bahwa eyepiece pada
dengan mengukur v1 dan v2 dalam pengaruh mikrometer berada pada posisi yang benar

3
sehingga skalanya dapat terlihat dengan jelas. | | | |
Selain itu, saklar U dan t berada dalam keadaan
off. Pengamatan diawali dengan cara menyemprot | | | |
atomizer hingga terlihat tetesan-tetesan minyak
yang bergerak turun akibat adanya gaya gravitasi. | |
Kemudian menyalakan saklar U agar tetesan-
tetesan minyak tadi bergerak naik akibat adanya
gaya elektrostatis yang disebakan oleh pemberian Dengan nilai nilai t terdiri dari waktu
tegangan.Tegangan ini dibuat konstan pada 280 tembuh setiap tetes minyak ketika jatuh dan
volt. Setelah itu, menandai satu skala sebagai titik naik.sehingga akan diperoleh 5 (lima) kecepatan
acuan (titik nol). Setelah tetesan minyak terletak tetes minyak jatuh dan 5 (lima) kecepatan tetesan
pada tanda skala yang dipilih, saklar U dimatikan minyak ketika naik.
dan saklar t dinaikkan sehingga waktu pada timer Dibutuhkan beberapa konstanta tambahan
box akan berjalan dan mencatat waktu yang dalam analisis tetes minyak lebih jauh. Adapun
dibutuhkan oleh tetesan minyak untuk bergerak konstanta yang dimaksud adalah:
turun sebanyak 20 skala. Waktu ini dicatat sebagai Perbedaan antara kerapatan udara dengan
t1. Kemudian tetesan berada pada skala ke-20, minyak,
sklar U dinaikkan dan secara otomatis timer box   874.01 kgm3
akan berjalan dan mencatat waktu yang Kerapatan minyak
dibutuhkan oleh tetesan untuk beregerak naik.  oil  854.03 kgm3
Waktu ini dicatat sebagai t2. Pengamatan ini
Kerapatan udara
dilakukan sampai 4 kali perhitungan waktu naik
dan jatuh. Kemudian, mengulangi pengamatan  L  1.29 kgm3
untuk tetesan minyak yang lain dengan langkah Koefisien viskositas
yang sama.
  1.856 x10 5 Nsm 2
Dari metode yang dilakukan tersebut, data
awal yang digunakan dalam analisis percobaan ini Jarak plat
adalah data waktu tempuh tetesan minyak ketika d  6 x 10 3 m
jatuh t1 dan waktu tempuh ketika naik t2 akibat Percepatan gravitasi
sumber tengangan U yang diberikan kepada plat g  9.8 ms 2
yang masing-masing tetesan dilakukan 5 kali Nilai konstanta faktor koreksi
pengukuran. Pengukuran berulang ini b 5.908 x 10 5
dimaksudkan untuk memperoleh rata-rata waktu A   7.7368 x 10 8
p 760
tempuh jatuh dan naiknya tetesan minyak dengan
memperhitungkan kesalahan relatif (Tabel 1 pada Persamaan lanjutan yang digunakan adalah
lampiran). ηv ηv
Analisis kecepatan gerak turun dan r √ √ )
Δ g Δ g
naiknnya tetes minyak dapat dihitung dengan
perumusan : r0 tidak lain adalah persamaan yang
s digunakan untuk menghitung jari-jari butiran
v )
t minyak.nilai ini diperoleh dari resultan gaya
dengan, s = jarak tempuh tetes minyak gravitasi dengan gaya stokes. Analisis
t = waktu tempuh tetes minyak ketidakpastiannya (rambat ralat) ditunjukkan oleh
analisis ketidakpastian hasil perhitungan kecepatan persamaan:
menggunakan persamaan rambat ralat sebagai
berikut: ( )

| | | | | |

4
Dengan b μm·hPa konstan).
| ( ) ( )| Jika dimisalkan A = b/p, diperoleh jari-jari tetesan
minyak dengan faktor koreksi,
( ) ( )
| |  A2  A
r   r02   (14)
( )  4  2

| |
| ( ) |

| ( )| ( )
| |
r
| |
| ( )|

| |

Akibat persamaan jari-jari tetesan minyak


, maka dapat dihitung muatan tetesan minyak
| |
melalui persamaan:
πηr d v v
q )
U ( )
| |
| | | | | | | |
( )
| |

| ( ) |
| | | | | |
( )

| |

| |
|{ } |

| | | | | | | | Sehingga diperoleh muatan q sebagai,


q0
q 1,5
(15)
 A
[| | | | | | | |] 1  
 r

Untuk penentuan nilai muatan q yang lebih


akurat, harus diperhitungkan bahwa gesekan
Stokes mempunyai faktor koreksi untuk jari-jari r
yang sangat kecil. Persamaan terkoreksi untuk
gaya gesekan Stokes tergantung pada tekanan
udara P, yang dapat dituliskan sebagai,
6π.η.r.v
F
b
1
r.p (4)

5

q  q 0 1  Ar 1 1,5 HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA

Hasil Pengamatan
q q
q  q 0  r
q 0 r  Tegangan = | | Volt
 Jarak tempuh dalam medan
 1,5 q0
listrik
 1  Ar 1 =| |
 Jarak tempuh tanpa medan listrik



3q 0 1  Ar 1
2,5

. Ar 2
r
=| |
2
Tabel 1: Pengukuran Waktu Tempuh Tetesan
Minyak
q 1  Ar 1
1,5


 
q0 TETESAN Waktu tempuh tetesan
q q 1  Ar 1 MINYAK minyak (s)
0



3q0 1  Ar 1
2,5
. Ar 2
r
Tanpa medan Dalam

 
listrik Medan
1 1,5
2q0 1  Ar (jatuh bebas) Listrik Ke
t1,s Atas, t2 (s)

 q0 3r. Ar 2  
q  

 0
q

2 r 2 1  Ar 
1 q

  1 |11,67 ±
0,01|
|11,72 ±
0,01|
q
KR  x 100% |11,59 ±
q |11,50 ±
0,01|
Metode jatuh-naik menghasilkan nilai 0,01|
|11,79 ±
pengukuran yang lebih tepat dibandingkan metode
Rata-rata 0,01| |11,57 ±
ambang karena dalam metode jatuh-naik
|11,64 ± 0,01|
kecepatan v2 benar-benar diukur. Melalui
percobaan yang berkali-kali, Robert Milikan 0,01|
menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu |11,90 ± |11,30 ±
kelipatan dari suatu bilangan yang sama. Ia selalu 0,01| 0,01|
menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah |11,72 ±
|11,63 ±
muatan dari satu elektron yang nilainya 1,6022 × 0,01|
0,01|
10-19 Coulomb.
Melalui percobaan tetes minyak milikan ini, |11,54 ±
tidak hanya elektron yang digunakan sebagai 0,01|
acuan di dalam dasar teori, akan tetapi analisa
fluida juga memiliki peranan di dalam percobaan. 2 |19,95 ± |30,50 ±
Aliran fluida merupakan garis lurus didalam 0,01| 0,01|
medan aliran yang dibuat pada saat waktu
tertentu[5]. |18,79 ± |32,86 ±
0,01| 0,01|
Rata-rata |19,74 ± |31,40 ±
0,01| 0,01|

|19,74 ± |29,62 ±

6
0,01| 0,01| 0,01| 0,01|
|11,27 ± |21,38 ±
|19,74 ± |31,21 ± 0,01| 0,01|
0,01| 0,01|

|19,59 ± |31,12 ± Daftar Konstanta


0,01| 0,01|  � �

3 |10,65 ± |19,74 ± 
0,01| 0,01| 

|11,01 ± |20,46 ±  �
0,01| 0,01| 
Rata-rata |10,92 ± |20,01 ± Keterangan:
0,01| 0,01| � = Perbedaan kecepatan antara udara dan
|11,46 ± |19,61 ± minyak
0,01| 0,01| = Koefisien viskositas

|11,15 ± |22,84 ± d = Jarak Plat


0,01| 0,01| g = Percepatan gravitasi
A = Nilai konstanta
|11,04 ± |20,53 ±
0,01| 0,01| Analisis Data
4 |16,78 ± |19,04 ± a. Kecepatan Tanpa Medan Listrik (v1)
0,01| 0,01| Analisis Perhitungan
|16,89 ± |18,53 ±
0,01| 0,01|
Analisis Kesalahan
|16,11 ± |19,13 ±
Rata-rata 0,01| 0,01|
|17,24 ± |19,18 ± | | | |
0,01| 0,01|
|16,31 ± |18,87 ± | | | |
0,01| 0,01|
| | | |
|16,67 ± |18,95 ±
0,01| 0,01| | |

5 |11,20 ± |21,47 ± | |
0,01| 0,01|
|11,51 ± |21,78 ±
0,01| 0,01|
|11,13 ± |21,06 ±
Rata-rata 0,01| 0,01| DK = 100%-KR
|11,13 ± |21,57 ± PF = | |
0,01| 0,01|
|11,40 ± |21,02 ± 1) Tetes Minyak 1
Analisis perhitungan

7
3) Tetes Minyak 3
Analisis Perhitungan



Analisis ketidakpastian
Analisis ketidakpastian

| |

| | ⁄ DK = 91.20%

| |
| | ⁄
4) Tetes Minyak 4
⁄ Analisis Perhitungan

Analisis ketidakpastian

⁄ ⁄

DK = 91.58%

| |

5) Tetes Minyak 5
Analisis Perhitungan
| |

| |
Analisis ketidakpastian
Dengan menggunakan perhitungan yang sama

seperti diatas, maka akan diperoleh nilai untuk
setiap data sebagai berikut:

2) Tetes Minyak 2 DK = 92.87%


Analisis Perhitungan
| |

Analisis ketidakpastian
b. Kecepatan Dalam Medan Listrik (v2)
⁄ Analisis Perhitungan

Analisis Kesalahan
DK = 90.92%

| | | | | |

8
2) Tetes Minyak 2
| | | | Analisis perhitungan
| | | | ⁄
| |
Analisis ketidakpastian

| | ⁄

DK = 89.41%
DK = 100%-KR
| |
PF = | |
3) Tetes Minyak 3
Analisis perhitungan
1) Tetes Minyak 1
Analisis perhitungan ⁄

Analisis ketidakpastian



Analisis ketidakpastian
DK = 83.75%
| |
| |
| | ⁄
4) Tetes Minyak 4
Analisis perhitungan
| | ⁄


Analisis ketidakpastian



DK = 92.78%

| |
DK = 100% - KR
5) Tetes Minyak 5
DK = 100% - Analisis perhitungan

DK = 92.92 ⁄

| | Analisis ketidakpastian

Dengan menggunakan perhitungan yang sama ⁄


seperti di atas, maka akan diperoleh nilai untuk
setiap data sebagai berikut:

9
DK = 93.13% √

| |

Analisis ketidakpastian

c. Jari-jari Tanpa Faktor Koreksi (r0) | |


Analisis Perhitungan ⁄
| |
 ⁄

�� | |
Analisis Kesalahan
1
 9v1  2
ro   
 2g 
ro
ro  v1
v1
DK= 100%-KR
1
1  9v1  2
9 DK= 100%-
   . v1
2  2g  2g DK= 96.67%
| |
1 / 2
1  9v1  .9
2 2g  2g Dengan menggunakan perhitungan yang sama
 . v1 seperti diatas, maka akan diperoleh nilai untuk
 9v1
1/ 2

 2g  setiap data sebagai berikut:

1
ro 9  9v1  2) Tetes Minyak 2
 .  . v1
4g  2g 
Analisis perhitungan
ro

9  2g  = 6.98
 .  . v1
4g  9v1 
Analisis ketidakpastian
1  v1 
ro    . ro
2  v1 
0.28

r0
KR  x 100 %
ro
DK= 96.00%
DK= 100%-KR
PF = | | | |

1) Tetes Minyak 1 3) Tetes Minyak 3


Analisis perhitungan Analisis perhitungan
 = 9.36

��
Analisis ketidakpastian
√ 0.42


DK= 95.56%

10
| |
( )
4) Tetes Minyak 4 | |
Analisis perhitungan | |
( )

Analisis ketidakpastian
( )
| |
0.32
| |
( )

DK = 95.83%

| |
DK= 100%-KR
5) Tetes Minyak 5 PF = | |
Analisis perhitungan 1) Tetes Minyak 1
Analisis perhitungan

Analisis ketidakpastian

0.31

DK = 96.67%

| | √ √

d. Jari-jari Dengan Faktor Koreksi (r)


Analisis Perhitungan

Analisis Kesalahan Analisis ketidakpastian

| | ( )
| |
| |
( ) ( )
| |
| | ( )
| |
| |
( )

| |
| |

| |

11
| |

5) Tetes Minyak 5
Analisis perhitungan

DK= 100%-
DK=96.69%
Analisis ketidakpastian
| |

Dengan menggunakan perhitungan yang sama


seperti diatas, maka akan diperoleh nilai untuk
setiap data sebagai berikut:
DK = 96.69%

2) Tetes Minyak 2 | |
Analisis perhitungan

e. Muatan Tanpa Faktor Koreksi (q0)


Analisis ketidakpastian Analisis Perhitungan

DK = 96.00%

| |

3) Tetes Minyak 3
Analisis perhitungan

Analisis Kesalahan
Analisis ketidakpastian 6 ro d v1  v2 
q0 
U
qo q q
qo  ro  o v1  o v2
ro v1 v1
q
DK = 95.52%  U
U
| |

4) Tetes Minyak 4
Analisis perhitungan

Analisis ketidakpastian

DK = 95.83%

12
6 d v1  v2  6 ro d | | C
 ro  v1
U U
Dengan menggunakan perhitungan yang sama
6 ro d
 v2 seperti diatas, maka akan diperoleh nilai untuk
U
setiap datanya sebagai berikut:
  6 ro d v1  v2 .U  2 U
qo ro v1 v2 U 2) Tetes Minyak 2
    Analisis perhitungan
qo ro v1  v2 v1  v2 U

 r v1 v2 
U 
qo   o     . qo

 ro v1  v2 v1  v2 U 
Analisis ketidakpastian
qo
KR  x100 %
qo
DK= 100%-KR
PF = | |
DK = 87.26%
1) Tetes Minyak 1
Analisis perhitungan | | C

3) Tetes Minyak 3
Analisis perhitungan
( )

Analisis ketidakpastian

Analisis ketidakpastian
{| | | | | | | |} DK = 84.13%

| | C
{| | | | | |
4) Tetes Minyak 4
Analisis perhitungan
| |}

Analisis ketidakpastian
q
KR  o x 100 %
qo 0.76

DK = 87.64%

| | C
DK = 100%-KR 5) Tetes Minyak 5
Analisis perhitungan
DK = 100%-10.31%

DK = 89.69%

13
Analisis ketidakpastian 
 q A.r 

q   0  2 . q
0.93 
 q0 r  Ar 

(2 AB) ( )
{| |} C
DK= 90.29%
C
| | C q
KR  x100 %
q

f. Muatan Dengan Faktor Koreksi (q)


Analisis Perhitungan
q0
q  1, 5
 A
 1  
 r DK= 100%-KR
Analisis Kesalahan
DK= 100%-

q 
 q0 1  Ar 1 
1, 5
DK= 88.21%
q q
q  q0  r | | C
q0 r


 1  Ar 1 
1, 5
q0  q0 1  Ar 1    2,5
. Ar  2 r 2) Tetes Minyak 2
Analisis perhitungan

q


1  Ar 1 
1, 5

q0 

q0 1  Ar 1 2 , 5
. Ar  2
r
C
q q0 1  Ar 1  
1.5

q0 1  Ar 
1 1, 5

Analisis ketidakpastian
 q r. Ar 2

 0  q
 q0 1  Ar 1   
 
 q0 A.r  (2AB)
q    2
 q0 r 1 A
r
  q

DK= 85.11%
 q A.r 
q   0  2 . q
 q0 r  Ar  | | C
q
KR  x 100% 3) Tetes Minyak 3
q
DK  100%  KR
Analissi perhitungan
q  q  q
C

1) Tetes Minyak 1 Analisis ketidakpastian


Analisis perhitungan
q0
q  1, 5
 A
1  
 r
q  DK= 82.00%

C | | C
Analisis ketidakpastian

14
4) Tetes Minyak 4 No q (10-19 C) n
Analisis perhitungan 1 | | 7
2 | | 2
C
3 | | 5
Analisis ketidakpastian 4 | | 3
5 | | 5
Jumlah | | 22

(2AB)
Diperoleh besar muatan elementer partikel
DK= 85.55%
elektron pada tetes minyak yakni
| | C
e 
q
5) Tetes Minyak 5 n
Analisis perhitungan
̅
C
̅
Analisis ketidakpastian

e 
 q e
q
̅̅̅
DK= 88.71% ̅̅̅
| | C ̅

TABEL 2. Tabel Analisis Penentuan Muatan


Elementer Partikel Elektron

Muatan v1 v2 r0 r q0 q

1 9.0 9.0 9.36 9.36 12 11


2 5.0 3.0 6.98 6.98 4.1 3.5
3 9.0 5.0 9.36 9.36 9.6 8.5 Maka diperoleh hasil perhitungan akhir nilai
4 6.0 5.0 7.65 7.65 6.2 5.3 muatan elementer partikel elektron
5 9.0 5.0 9.36 9.36 9.6 8.5
berdasarkan hasil praktikum yakni sebesar
| |
Nilai rata-rata muatan elementer dapat
ditentukan dengan memperkirakan jumlah Persentase perbedaan hasil teori dan
elektron yang terdapat didalam setiap tetesan praktikum yakni
minyak yang diamati. Dengan menggunakan
nilai e =1,6022 × 10-19 C kedalam distribusi
| |
frekuensi q = n.e, diperkirakan jumlah muatan ( )
n sebagai bilangan bulat terdekat dari n=q/e
disajikan dalam tabel berikut.
| |
TABEL 3.Tabel Jumlah Besar Muatan Elementer
Partikel Elektron Setiap Tetes Minyak

15
14.6% dan derajat kepercayaan yang hanya 85.4%.
Kesalahan relatif ini mengindikaskan keakuratan
eksperimen yang dilakukan.
Pembahasan Kesalahan relatif yang cukup besar pada
variabel-variabel yang dihitung menujukkan
Eksperimen iniuntuk bertujuan
keakuratan yang rendah. Hal ini disebabkan oleh
menentukan besar muatan elementer partikel berbagai hal diantaranya adalah nilai tegangan
elektron. Hasil eksperimen terdahulu yang yang tertera berfluktuasi sehingga nilai tegangan
dilakukan oleh Robert A Milikan menemukan yang dianggap konstan pada percobaan ini
bahwa nilai muatan elementer elektron ( e ) yang sebenarnya tidak konstan namun hanya
diperoleh ialah sebesar 1,6022 x 10-19 C, dan nilai diupayakan agar bisa konstan di nilai 287 volt.
ini ditetapkan sebagai nilai muatan partikel Lintasan tetesan yang terkadang membelok akibat
terkecil. fluktuasi nilai tegangan ini juga menyebabkan
Pada eksperimen ini, penentuan nilai ketidaktepatan pengukuran jarak dan waktu
muatan elementer elektron dilakukan dengan tempuh tetesan dalam bergerak naik maupun
menggunakan metode jatuh naik, yaitu dengan bergerak turun.
cara mengukur waktu yang dibutuhkan oleh Secara umum eksperimen ini berhasil
tetesan minyak untuk bergerak naik dan turun. membuktikan bahwa nilai muatan elementer
Pergerakan tetesan minyak ke atas dipengaruhi elektron adalah sebesar 1,6022 10-19C.
oleh gaya elektrostatis, sedangkan pergerakan
tetesan minyak ke bawah dipengaruhi oleh gaya SIMPULAN
gravitasi dan gaya Stokes.
Dari hasil eksperimen diperoleh nilai Berdasarkan hasil percobaan yang
muatan masing-masing telah dilakukan diperoleh rentang nilai muatan
| | C; partikel elektron adalah 1,5 × 10-19C sampai
| | C; dengan 1,9 × 10-19C dan mencakup besar nilai
| | C;
muatan partikel elektron secara teori.
| | C; dan
| | C
REFERENSI
Jika nilai muatan elemnter elektron sebesar 1,6022
x 10-19C maka dengan melihat muatan setiap [1] Alonso M Finn. 1992. Dasar – Dasar Fisika
tetesan dapat diperkirakan bahwa jumlaah elektron Universitas Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga.
yang terdapat dalam setaiap tetesan adalah:
Tetesan pertama sebanyak 7 elektron [2] Kenneth Krane, 1992. Fisika Modern.
Tetesan kedua sebanyak 2 elektron Terjemahan H. J. Wospakrik. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press).
Tetesan ketiga sebanyak 5 elektron
Tetesan keempat sebanyak 3 elektron [3] Pitts, Donald R. 1987. Perpindahan kalor.
Tetesan kelima sebanyak 5elektron Jakarta : Erlangga
Dengan perkiraan ini diperoleh nilai rata-
rata muatan elementer elektron sebesar [4] Rosana, Dadan, dkk. 2003. Konsep Dasar
19 Fisika Modern. Yogyakarta: Jurusan Fisika
e  1.7  0.2 10 C, ini menunjukkan rentang
FMIPA Universitas Negeri Malang.
nilai e diperoleh dari hasil eksperimen yaitu 1,5
10-19C sampai 1,9 10-19C. Rentang nilai ini [5] Silaban, Pantur 1986. Fisika Modern Edisi
ketiga. Jakarta: Erlangga.
mencakup nilai referensi muatan elementer
elektron (1,6022 10-19C), namun demikian [6] Subaer, dkk. 2014. Penuntun Praktikum
rentang yang diperoleh terlalu besar sehingga Eksperimen Fisika I .Unit Laboratorium Fisika
kesalahan relatif yang diperoleh juga besar yaitu Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.

16

Anda mungkin juga menyukai