ISOTERM FREUNDLICH
Dosen Pengampu:
Endang Ciptawati, S.Si., M.Si
Dr. Nazriati, M.Si
Oleh:
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2022
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat membuat kurva dan
menentukan tetapan dalam isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam
asetat dengan karbon aktif.
B. Dasar Teori
Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan oleh padatan tertentu terhadap zat
tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul
pada permukaan zat padat tanpa meresap kedalam. Bila gas atau cairan bersentuhan dengan
permukaan padatan yang bersih, maka gas atau cairan tadi akan teradsorpsi pada
permukaan padatan tersebut. Permukaan padatan disebut sebagai adsorben, sedangkan gas
atau cairan disebut sebagai adsorbat. Semua padatan dapat menyerap gas atau cairan pada
permukaan. Banyak gas yang teradsorpsi yang bergantung pada suhu dan tekanan gas serta
luas permukaan padatan. Padatan yang paling efisien adalah padatan yang sangat porous
seperti arang dan butiran padatan yang sangat halus (Bird, 1993).
Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada
permukaan padatan yang tidak seimbang. Adanya gaya ini, padatan cenderung menarik
molekul-molekul yang lain yang bersentuhan dengan permukaan padatan, baik fasa gas
atau fasa larutan ke dalam permukaannya. Akibatnya, konsentrasi molekul pada
permukaan menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas atau zat terlarut dalam larutan.
Adsorpsi dapat terjadi pada antar fasa padat-cair, padat-gas atau gas-cair. Molekul yang
terikat pada bagian antarmuka disebut adsorbat, sedangkan permukaan yang menyerap
molekul-molekul adsorbat disebut adsorben. Pada adsorpsi, interaksi antara adsorben
dengan adsorbat hanya terjadi pada permukaan adsorben. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi proses adsorpsi adalah luas permukaan, jenis adsorbat, konsentrasi
adsorbat, temperatur, pH, kecepatan pengadukan dan waktu kontak adsorpsi.
Adsorben merupakan bahan yang sangat berpori, contohnya Arang aktif merupakan
suatu padatan yang berbahan dasar karbon berpori yang memiliki luas permukaan sangat
tinggi yaitu diatas 600 m2/gram, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding
pori atau pada letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Karena pori-pori itu biasanya sangat
kecil, luas permukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar dari permukaan
luar, dan bisa sampai 2.000 m2/gr. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau
karena perbedaan polaritas menyebabkan sebagian besar molekul melekat pada permukaan
itu lebih erat daripada molekul-molekul lainnya. Dalam kebanyakan hal, komponen yang
diadsorpsi melekat sedemikian kuat sehingga memungkinkan pemisahan komponen itu
secara menyeluruh dari fluida tanpa terlalu banyak adsorpsi terhadap komponen lain.
Pada isoterm Freundlich terdapat dua persamaan yang sering dipakai untuk
menyelesaikan proses adsorpsi pada permukaan zat padat. Yang pertama adalah persamaan
Langmuir yang dikenal sebagai isoterm adsorpsi Langmuir. Persamaan ini berlaku untuk
adsorpsi lapisan tunggal (monolayer) pada permukaan zat yang homogen. Persamaan
Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan menganggap terjadinya suatu
keseimbangan antara molekul yang diabsorpsi dan molekul yang masih bebas. Isoterm
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑐 1 1
= + 𝑐
𝑥/𝑚 𝑎(𝑥/𝑚)𝑚𝑎𝑘𝑠 (𝑥/𝑚)𝑚𝑎𝑘𝑥
c = konsentrasi molekul zat terlarut yang bebas
x = jumlah mol zat terlarut yang teradsorpsi oleh m gram absorban
a = tetapan
(x/m)maks = kapasitas monolayer
Yang kedua yaitu persamaan isoterm Freundlich, Isoterm freundlich
menggambarkan adsorpsi jenis fisika dimana adsorpsi ini terjadi pada beberapa lapis dan
ikatannya tidak kuat. Isoterm freundlich ini mengasumsikan bahwa tempat adsorpsi
bersifat heterogen. Isoterm Freundlich adalah persamaan empiris yang dapat dituliskan
sebagai berikut:
𝑥/𝑚 =𝑘𝑐1/𝑛
Dimana,
n = tetapan empiris
k = tetapan
- Karbon aktif
Karbon aktif adalah suatu bahan yang mengandung unsur karbon 85-95% dan
merupakan padatan berpori. Karbon aktif ini merupakan hasil pemanasan bahan yang
mengandung karbon pada suhu tinggi tetapi tidak teroksidasi. (Dewi, Rozanna dkk,
2020).
- NaOH
Natrium Hidroksida mudah larut dalam etanol maupun pelarut air. NaOH berwarna
putih, lembab dan dapat menyerap gas CO2 dari udara bebas. NaOH 50% pada
temperatur tertentu dapat sebagai media oksida anodik yang tumbuh pada baja
(Burleigh, dkk, 2008; Daintith, 1994).
- Akuades
Akuades merupakan pelarut tidak berwarna dengan konstanta dielektrik yang tinggi.
H2O berguna sebagai pelarut dalam berbagai reaksi kimia. Akuades memiliki titik
didih pada suhu 100o C dan titik lebur yang mencapai suhu 0,0oC (Kusuma, 1983).
E. Langkah Kerja
Karbon aktif
-Dipanaskan karbon dalam oven agar menjadi aktif.
-Dimasukkan ke dalam 6 buah erlenmeyer bertutup masing-masing 1 gram karbon
aktif.
-Disediakan larutan asam (asetat/HCl) dengan konsentrasi 0,50 N; 0,25 N; 0,125 N;
0,0625 N; 0,0313 N; dan 0,0156 N, masing-masing sebanyak 100 mL.
-Dimasukkan masing-masing larutan ke dalam erlenmeyer yang berisi karbon.
-Ditutup erlenmeyer dan dikocok secara periodik selama 30 menit.
-Disaring tiap larutan dengan menggunakan kertas saring yang kering.
-Dititrasi larutan filtrat sebagai berikut: dari kedua larutan dengan konsentrasi paling
tinggi diambil 10 mL, larutan berikutnya 25 mL, dari ketiga larutan dengan
konsentrasi paling rendah diambil 50 mL.
-Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N dengan menggunakan indikator PP.
Hasil
F. Data Pengamatan
NCH3COOH NCH3COOH
No. VCH3COOH (mL) VNaOH (mL)
(awal) (akhir)
4. 0,0625 N 50 mL 15 mL 0,03 N
VNaOH = 36,4 mL
VCH3COOH = 10 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
10 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 36,4 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,364 N
2. CH3COOH 0,25 N
VNaOH = 11,6 mL
VCH3COOH = 10 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
10 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 11,6 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,116 N
3. CH3COOH 0,125 N
VNaOH = 17,7 mL
VCH3COOH = 25 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
25 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 17,7 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,070 N
4. CH3COOH 0,0625 N
VNaOH = 15 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 15 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,03
5. CH3COOH 0,0313 N
VNaOH = 1,6 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 1,6 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,0032 N
6. CH3COOH 0,0156 N
VNaOH =0,8 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 0,8 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 0,0016 N
2. CH3COOH 0,25 N
3. CH3COOH 0,125 N
4. CH3COOH 0,0625 N
5. CH3COOH 0,0313 N
6. CH3COOH 0,0156 N
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
𝑎 = 𝑦 − 𝑏𝑥
𝑎 = −0,2578 − (0,1764 × (−1,5571)) = 0,0168
Jadi persamaan regresi linearnya:y=bx+a
𝑦 = −0,2746 + 0,0168
𝑛 log 𝐶 = 𝑏𝑥 ⇒ 𝑛 = 𝑏 = 0,1764
Log 𝑘 = 𝑎 ⇒ log 𝑘 = 0,0168
𝑘 = −1,7746
Pada percobaan ini dengan judul “Isoterm Freundlich” bertujuan untuk membuat
kurva dan menentukan tetapan dalam isoterm adsorpsi menurut freundlich pada proses
adsorpsi asam asetat dengan karbon aktif. Adsorbsi merupakan peristiwa pengikatan
molekul dalam fluida ke permukaan padatan. Molekul akan terakumulasi pada batas muka
padatan-fluida. Prinsip percobaan adsorbs isotherm didasarkan pada teori feundlich yaitu
banyaknya zat yang diadsorbsi pada temperature tetap oleh suatu adsorben tergantung dari
konsentrasi dan kereaktifan absorben dalam mengadsorbsi zat-zat tertentu. Pada percobaan
ini tergolong dalam adsorbs fisika karena adanya gaya van deer waals antara adsorben
dengan adsorbat yang digunakan sehingga proses adsorbs hanya terjadi pada permukaan
larutan. Dalam percobaan ini digunakan asam asetat sebagai adsorbat (zat terlarut yang
terabdorbsi) sedangkan karbon aktif yaitu arang sebagai adsorben (zat yang mengadsorbsi).
Pembuatan kurva menunjukkan hubungan antara banyaknya zat teradsorpsi pada adsorben
sebagai fungsi dari konsentrasi yang didasarkan pada persamaan Freundlich.
Pada percobaan ini digunakan larutan asam asetat dengan berbagai konsentrasi
yaitu 0,5 N, 0,25 N, 0,125 N, 0,0625 N, 0,0313 N, dan 0,0156 N. percobaan dimulai dengan
menimbang arang aktif menggunakan neraca analitik dengan berat kurang lebih 1 gram
mencatat berat setiap arang aktif. Pada karbon aktif terdapat banyak pori berukuran mikro
hingga nano meter. Pori pori ini dapat menangkap partikel sangat halus teruatam logam
berat. Ion logam berat ditarik oleh karbon aktif dan melekat pada permukaannya dengan
kombinasi dari daya fisik kompleks dan reaksi kimia. Karbon aktif memiliki jaringan
porous yang sangat luas berbanding lurus dengan luas permukaannya. Digunakan bentuk
padatan berukuran kecil arang aktif untuk memperbesar daya serapannya. Kemudian
ditambahkan arang tersbut pada masing-masing larutan asam asetat. Larutan asam asetat
yang telah ditambahkan arang aktif dikocok menggunakan shaker selama 30 menit dengan
kecepatan 130 rpm agar larutan homogen dan juga agar proses adsorpsi dapat berlangsung
lebih cepat karena jumlah tumbukan yang terjadi juga meningkat serta menjaga kestabilan
adsorben pada saat reaksi terjadi. Setelah pengocokan selesai larutan disaring
menggunakan kertas saring, larutan hasil proses penyaringan dititrasi dengan
menggunakan larutan standar NaOH 0,1 N dan indicator PP sebanyak 2 tetes. Penambahan
PP berguna untuk memberikan perubahan warna pada saat titik akhir titrasi tercapai dari
larutan yang semula tidak berwarna menjadi merah muda. Proses titrasi dilakukan untuk
mengetahui besarnya potensi penyerapan oleh karbon aktif. Reaksi yang terjadi pada
proses titrasi sebagai berikut
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
Berdasarkan data pada table pengamatan dapat diketahui bahwa konsentrasi asam
oksalat sebellum diadsorbsi lebih tinggi dibandingkan sesudah adsorbs. Hal ini
dikarenakan asam asetat telah diabsorbsi oleh arang aktif. Kemudian dilakukan
perhitungan variable adsorbs isotherm freudlich dan diketahui bahwa jumlah mol zat yang
teradsorbsi pada larutan sebanding dengan konsentrasi larutan dan mengalami kenaikan
yang cukup baik. Berdasarkan grafik hubungan antara log c dan log x/m maka didapat
persamaan y= 0,5962x + 0,6035 sehingga berdasarkan perhitungan didapatkan nilai
k=1,7746 dan nilai n=0,1764
Dengan persamaan reaksi tersebut, diperoleh grafik kurva log X/m terhadap log (C) sebagai
berikut :
Kurva Isoterm Adsorpsi Freundlich
0,6
0
-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
Log x/m
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1
-1,2
Log C
I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsentrasi asam asetat atau CH3COOH mengalami penurunan setelah proses
adsorpsi dibandingkan dengan sebelum proses adsorpsi.
2. Persamaan grafik isoterm adsorpsi Freundlich pada percobaan ini adalah y= 0,5962x
+ 0,6035 sehingga didapatkan nilai tetapan (k) dalam isoterm adsorpsi Freundlich
sebesar 1,7746 dan n sebesar 0,1764.
J. Daftar Pustaka
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT. Gramedia.
Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT.
Gramedia, anggota IKAPI
Burleigh, T., D., Schmuki. P., Virtanen, S.2008. “Properties Of The Nanoporus Anodic
Oxide Elektrochemically Grown On Steel In Hot 50% NaOH” : Materials and
Metallurgical Engineering Departement. New Mexico Tech. Acta. 45-53.
Daniels et al. 1970. Experimental Physical Chemistry 7th Ed. New York: Me Graw Hill.
Mc Cabe, Warren L. Unit Operation of Chemical Engineering. McGraw-Hill Book
Inc, 1999.
Daintith, J.1994. “Kamus Lengkap Kimia: Oxport”. Erlangga: Jakarta.
Dewi, Rozanna, dkk. 2020. Aktivasi Karbon Dari Kulit Pinang Dengan Menggunakan
Aktivator Kimia KOH. Jurnal Teknologi Kimia Unimal 9:2 hal 12-22.
Noviati, Rizka, Perbandingan Daya Absorbsi Ion Cr3+ Pada Serbuk Gergaji Kayu
Albizia Dengan Zeolit Ditinjau Dari Teori HSAB. FMIPA. Universitas Brawijaya
Malang, 2011.
Shoemaker et al. 1970. Experimental Physical Chemistry 3th Ed. New York: Me Graw
Hill.
K. Tugas
1. Susun pengamatan menurut suatu tabel seperti berikut: Suhu
= 0C
No. m (g) [asam] (N) X (g) X/m Log Log C
X/m
Awal Akhir
Jawab:
PERHITUNGAN
A. Konsentrasi CH3COOH Setelah Titrasi
7. CH3COOH 0,5 N
VNaOH = 36,4 mL
VCH3COOH = 10 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
10 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 36,4 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,364 N
8. CH3COOH 0,25 N
VNaOH = 11,6 mL
VCH3COOH = 10 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
10 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 11,6 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,116 N
9. CH3COOH 0,125 N
VNaOH = 17,7 mL
VCH3COOH = 25 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
25 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 17,7 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,070 N
VNaOH = 15 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 15 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,03
VNaOH = 1,6 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 1,6 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,0032 N
8. CH3COOH 0,25 N
9. CH3COOH 0,125 N
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
𝑎 = 𝑦 − 𝑏𝑥
𝑎 = −0,2578 − (0,1764 × (−1,5571)) = 0,0168
Jadi persamaan regresi linearnya:y=bx+a
𝑦 = −0,2746 + 0,0168
2,5
1,5
Log x/m
1 y = -5,0229x + 2,1567
R² = 0,8106
0,5
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
-0,5
-1
C
0
-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
Log x/m
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1
-1,2
Log C
𝑛 log 𝐶 = 𝑏𝑥 ⇒ 𝑛 = 𝑏 = 0,1764
Log 𝑘 = 𝑎 ⇒ log 𝑘 = 0,0168
𝑘 = −1,7746
L. Pertanyaan
1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan proses adsorspi fisik atau adsorpsi
kimia (kemisorpsi)?
Jawab:
Adsorpsi Kimia
2. Apakah perbedaan antara adsorpsi fisik dengan adsorpsi kimia? Berikan
beberapa contoh dari kedua adsorpsi tersebut!
Jawab:
No. Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia
1. Terjadi karena adanya gaya Van Der Terjadi karena terbentuknya ikatan
Waals atau gaya Tarik menarik yang kovalen dan ion antara
sangat lemah antara adsorbat dengan molekulmolekul adsorbat dengan
suatu permukaan adsorben. adsorben.
8. Contoh: adsorpsi gas H2 pada nikel Contoh: silika gel, alumina dan arang
dan adsorpsi gas N2 pada besi paada
80K.
M. LAMPIRAN
Disaring untuk perolehan filtrat Hasil filtrat sebelum dititrasi NaOH dan
diberi indicator PP