Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN SIFAT KIMIA FISIKA BAHAN

ISOTERM FREUNDLICH

Dosen Pengampu:
Endang Ciptawati, S.Si., M.Si
Dr. Nazriati, M.Si

Oleh:

Kelompok 1 Offering D 2020

Affriza Sefi Azzahra (200331618909)


Agustin Tria Retnani (200331618836)
Dyna Silviana (200331618914) ***

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2022
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat membuat kurva dan
menentukan tetapan dalam isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam
asetat dengan karbon aktif.

B. Dasar Teori
Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan oleh padatan tertentu terhadap zat
tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul
pada permukaan zat padat tanpa meresap kedalam. Bila gas atau cairan bersentuhan dengan
permukaan padatan yang bersih, maka gas atau cairan tadi akan teradsorpsi pada
permukaan padatan tersebut. Permukaan padatan disebut sebagai adsorben, sedangkan gas
atau cairan disebut sebagai adsorbat. Semua padatan dapat menyerap gas atau cairan pada
permukaan. Banyak gas yang teradsorpsi yang bergantung pada suhu dan tekanan gas serta
luas permukaan padatan. Padatan yang paling efisien adalah padatan yang sangat porous
seperti arang dan butiran padatan yang sangat halus (Bird, 1993).
Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada
permukaan padatan yang tidak seimbang. Adanya gaya ini, padatan cenderung menarik
molekul-molekul yang lain yang bersentuhan dengan permukaan padatan, baik fasa gas
atau fasa larutan ke dalam permukaannya. Akibatnya, konsentrasi molekul pada
permukaan menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas atau zat terlarut dalam larutan.
Adsorpsi dapat terjadi pada antar fasa padat-cair, padat-gas atau gas-cair. Molekul yang
terikat pada bagian antarmuka disebut adsorbat, sedangkan permukaan yang menyerap
molekul-molekul adsorbat disebut adsorben. Pada adsorpsi, interaksi antara adsorben
dengan adsorbat hanya terjadi pada permukaan adsorben. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi proses adsorpsi adalah luas permukaan, jenis adsorbat, konsentrasi
adsorbat, temperatur, pH, kecepatan pengadukan dan waktu kontak adsorpsi.
Adsorben merupakan bahan yang sangat berpori, contohnya Arang aktif merupakan
suatu padatan yang berbahan dasar karbon berpori yang memiliki luas permukaan sangat
tinggi yaitu diatas 600 m2/gram, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding
pori atau pada letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Karena pori-pori itu biasanya sangat
kecil, luas permukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar dari permukaan
luar, dan bisa sampai 2.000 m2/gr. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau
karena perbedaan polaritas menyebabkan sebagian besar molekul melekat pada permukaan
itu lebih erat daripada molekul-molekul lainnya. Dalam kebanyakan hal, komponen yang
diadsorpsi melekat sedemikian kuat sehingga memungkinkan pemisahan komponen itu
secara menyeluruh dari fluida tanpa terlalu banyak adsorpsi terhadap komponen lain.
Pada isoterm Freundlich terdapat dua persamaan yang sering dipakai untuk
menyelesaikan proses adsorpsi pada permukaan zat padat. Yang pertama adalah persamaan
Langmuir yang dikenal sebagai isoterm adsorpsi Langmuir. Persamaan ini berlaku untuk
adsorpsi lapisan tunggal (monolayer) pada permukaan zat yang homogen. Persamaan
Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan menganggap terjadinya suatu
keseimbangan antara molekul yang diabsorpsi dan molekul yang masih bebas. Isoterm
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑐 1 1
= + 𝑐
𝑥/𝑚 𝑎(𝑥/𝑚)𝑚𝑎𝑘𝑠 (𝑥/𝑚)𝑚𝑎𝑘𝑥
c = konsentrasi molekul zat terlarut yang bebas
x = jumlah mol zat terlarut yang teradsorpsi oleh m gram absorban
a = tetapan
(x/m)maks = kapasitas monolayer
Yang kedua yaitu persamaan isoterm Freundlich, Isoterm freundlich
menggambarkan adsorpsi jenis fisika dimana adsorpsi ini terjadi pada beberapa lapis dan
ikatannya tidak kuat. Isoterm freundlich ini mengasumsikan bahwa tempat adsorpsi
bersifat heterogen. Isoterm Freundlich adalah persamaan empiris yang dapat dituliskan
sebagai berikut:
𝑥/𝑚 =𝑘𝑐1/𝑛
Dimana,

n = tetapan empiris

k = tetapan

m = jumlah absorban (gram)

x = jumlah zat teradsorpsi (gram)

Sedangkan kurva adsorpsi isoterm freundlich adalah sebagai berikut:


Berdasarkan persamaan tersebut mengungkapkan bahwa bila suatu proses
adsorbsi menuruti isoterm Freundlich, maka aturan log x/m terhadap log C akan merupakan
garis lurus. Dari garis dapat dievaluasi tetapan k dan n. Dari persamaan tersebut, jika
konsentrasi larutan dalam kesetimbangan diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat
dalam adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien n dan
intersept. Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm
ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapat
ditentukan efisisensi dari suatu adsorben.

C. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan:
1. Cawan porselen
2. Erlenmeyer
3. Pipet gondok dan pipet tetes
4. Buret
5. Statif dan klem
6. Kaca arloji
7. Labu ukur
8. Karet penghisap
9. Botol semprot
10. Stopwatch (jam tangan)
Bahan yang digunakan:
1. Asam asetat atau asam klorida
2. Karbon aktif
3. NaOH
4. Aquades
5. Indikator fenolftalein
D. Analisis Bahan
- Asam asetat
Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah suatu senyawa
berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang tajam dan
larut di dalam air, alkohol, gliserol, eter. Pada tekanan atmosfer, titik didihnya 1181
. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang industri dan pangan
(Hardoyo, dkk).

- Karbon aktif
Karbon aktif adalah suatu bahan yang mengandung unsur karbon 85-95% dan
merupakan padatan berpori. Karbon aktif ini merupakan hasil pemanasan bahan yang
mengandung karbon pada suhu tinggi tetapi tidak teroksidasi. (Dewi, Rozanna dkk,
2020).
- NaOH
Natrium Hidroksida mudah larut dalam etanol maupun pelarut air. NaOH berwarna
putih, lembab dan dapat menyerap gas CO2 dari udara bebas. NaOH 50% pada
temperatur tertentu dapat sebagai media oksida anodik yang tumbuh pada baja
(Burleigh, dkk, 2008; Daintith, 1994).

- Indikator Fenolftalein (PP)


Indikator PP merupakan suatu indikator yang umum digunakan dalam titrasi asam-
basa. Indikator PP sangat mudah larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya.
C2H14O4 tidak memberikan perubahan warna pada kondisi di bawah pH=8 dan
memberikan perubahan warna diatas pH=9,6 (Daintith, 1994).

- Akuades
Akuades merupakan pelarut tidak berwarna dengan konstanta dielektrik yang tinggi.
H2O berguna sebagai pelarut dalam berbagai reaksi kimia. Akuades memiliki titik
didih pada suhu 100o C dan titik lebur yang mencapai suhu 0,0oC (Kusuma, 1983).
E. Langkah Kerja
Karbon aktif
-Dipanaskan karbon dalam oven agar menjadi aktif.
-Dimasukkan ke dalam 6 buah erlenmeyer bertutup masing-masing 1 gram karbon
aktif.
-Disediakan larutan asam (asetat/HCl) dengan konsentrasi 0,50 N; 0,25 N; 0,125 N;
0,0625 N; 0,0313 N; dan 0,0156 N, masing-masing sebanyak 100 mL.
-Dimasukkan masing-masing larutan ke dalam erlenmeyer yang berisi karbon.
-Ditutup erlenmeyer dan dikocok secara periodik selama 30 menit.
-Disaring tiap larutan dengan menggunakan kertas saring yang kering.
-Dititrasi larutan filtrat sebagai berikut: dari kedua larutan dengan konsentrasi paling
tinggi diambil 10 mL, larutan berikutnya 25 mL, dari ketiga larutan dengan
konsentrasi paling rendah diambil 50 mL.
-Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N dengan menggunakan indikator PP.

Hasil

F. Data Pengamatan
NCH3COOH NCH3COOH
No. VCH3COOH (mL) VNaOH (mL)
(awal) (akhir)

1. 0,5 N 10 mL 36,4 mL 0,364 N

2. 0,25 N 10 mL 11,6 mL 0,116 N

3. 0,125 N 25 mL 17,7 mL 0,070 N

4. 0,0625 N 50 mL 15 mL 0,03 N

5. 0,0313 N 50 mL 1,6 mL 0,0032 N

6. 0,0156 N 50 mL 0,8 mL 0,0016 N

G. Analisis Data dan Pembahasan Perhitungan


A. Konsentrasi CH3COOH Setelah Titrasi
1. CH3COOH 0,5 N

VNaOH = 36,4 mL
VCH3COOH = 10 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
10 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 36,4 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,364 N

2. CH3COOH 0,25 N

VNaOH = 11,6 mL
VCH3COOH = 10 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
10 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 11,6 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,116 N

3. CH3COOH 0,125 N

VNaOH = 17,7 mL
VCH3COOH = 25 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
25 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 17,7 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,070 N

4. CH3COOH 0,0625 N

VNaOH = 15 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 15 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,03

5. CH3COOH 0,0313 N

VNaOH = 1,6 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 1,6 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,0032 N

6. CH3COOH 0,0156 N
VNaOH =0,8 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 0,8 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 0,0016 N

B. Massa CH3COOH yang Teradsorpsi (X)


1. CH3COOH 0,5 N
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,5 𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 =50 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 50 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 3 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,364 𝑁 × 10 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 3,64 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 3,64 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,2184 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 3 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,2184 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 2,7816 𝑔𝑟𝑎𝑚

2. CH3COOH 0,25 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,25 𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 25 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 25 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,116 𝑁 × 10 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,16 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,16 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0696𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,0696 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 1,4304 𝑔𝑟𝑎𝑚

3. CH3COOH 0,125 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,125𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 12,5 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 12,5 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,75 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,070 𝑁 × 25 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,75 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,75 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,105 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,75 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,105 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,645 𝑔𝑟𝑎𝑚

4. CH3COOH 0,0625 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0625𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 6,25 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 6,25 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,375 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,03𝑁 × 50 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,5 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,5 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,09 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,375 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,09 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,285 𝑔𝑟𝑎𝑚

5. CH3COOH 0,0313 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0313 𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 3,13 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 3,13 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,1878 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0032 𝑁 × 50 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,16 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,16 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0096 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,1878 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,0096 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,1782 𝑔𝑟𝑎𝑚

6. CH3COOH 0,0156 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0156 𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 1,56 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 1,56 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0936 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0016𝑁 ×50 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,08 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,08 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0048 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,0936 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,0048 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,0888 𝑔𝑟𝑎𝑚

No x (log C) y ( log X/m) 𝑥2 𝑦2 x.y


1 -0,4388 0,4442 0,1925 0,1973 -0,1949
2 -0,9355 0,1554 0,8751 0,0241 -0,1453
3 -1,1549 -0,1913 1,3337 0,0365 0,2209
4 -1,5228 -0,5466 2,3189 0,2987 0,8323
5 -2,4948 -0,7495 6,2240 0,5617 1,8698
6 -2,7958 -1,0515 7,8164 0,0026 2,9397
Σ -9,3426 -1,5473 18,7606 1,1209 5,5225

Dari data diatas, didapatkan: n=6


𝛴𝑥 −9,3426
𝑥= = = −1,5571
𝑛 6
𝛴𝑥 −1,5473
𝑦= = = −0,2578
𝑛 6
𝑛𝛴𝑥𝑦−𝛴𝑥𝛴𝑦 33,135−14,455
𝑏 = 𝑛𝛴𝑥 2 −𝑛𝛴𝑦 2 = 112,5636−6,7254 = 0,1764

𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
𝑎 = 𝑦 − 𝑏𝑥
𝑎 = −0,2578 − (0,1764 × (−1,5571)) = 0,0168
Jadi persamaan regresi linearnya:y=bx+a
𝑦 = −0,2746 + 0,0168

Penentuan nilai tetapan k dan n kurva antara log (x/m) terhadap C


Persamaan Freundlich
𝑥
= 𝑘 𝑥 𝐶 𝑛 ⇒ log 𝑘 + 𝑛 log 𝐶
𝑚

𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎 ⇒ 𝑦 = −0,2746 + 0,0168 ; 𝑚𝑎𝑘𝑎


𝑥
𝑦 = log 𝑚 = 𝑛 log 𝐶 ; 𝑑𝑎𝑛 𝑎 = log 𝑘

𝑛 log 𝐶 = 𝑏𝑥 ⇒ 𝑛 = 𝑏 = 0,1764
Log 𝑘 = 𝑎 ⇒ log 𝑘 = 0,0168
𝑘 = −1,7746

Tabulasi Hasil Perhitungan

No. m (g) [asam] (N) X (g) X/m log X/m log C


Awal Akhir
1 1,000 0,50 0,364 2,7816 2,7816 0,4442 -0,4388
2 1,000 0,25 0,116 1,4304 1,4304 0,1554 -0,9355
3 1,002 0,125 0,070 0,645 0,643 -0,1913 -1,1549
4 1,003 0,0625 0,03 0,285 0,284 -0,5466 -1,5228
5 1,001 0,0313 0,0032 0,1782 0,1780 -0,7495 -2,4948
6 1,000 0,0156 0,0016 0,0888 0,0888 -1,0515 -2,7958
H. Pembahasan

Pada percobaan ini dengan judul “Isoterm Freundlich” bertujuan untuk membuat
kurva dan menentukan tetapan dalam isoterm adsorpsi menurut freundlich pada proses
adsorpsi asam asetat dengan karbon aktif. Adsorbsi merupakan peristiwa pengikatan
molekul dalam fluida ke permukaan padatan. Molekul akan terakumulasi pada batas muka
padatan-fluida. Prinsip percobaan adsorbs isotherm didasarkan pada teori feundlich yaitu
banyaknya zat yang diadsorbsi pada temperature tetap oleh suatu adsorben tergantung dari
konsentrasi dan kereaktifan absorben dalam mengadsorbsi zat-zat tertentu. Pada percobaan
ini tergolong dalam adsorbs fisika karena adanya gaya van deer waals antara adsorben
dengan adsorbat yang digunakan sehingga proses adsorbs hanya terjadi pada permukaan
larutan. Dalam percobaan ini digunakan asam asetat sebagai adsorbat (zat terlarut yang
terabdorbsi) sedangkan karbon aktif yaitu arang sebagai adsorben (zat yang mengadsorbsi).
Pembuatan kurva menunjukkan hubungan antara banyaknya zat teradsorpsi pada adsorben
sebagai fungsi dari konsentrasi yang didasarkan pada persamaan Freundlich.
Pada percobaan ini digunakan larutan asam asetat dengan berbagai konsentrasi
yaitu 0,5 N, 0,25 N, 0,125 N, 0,0625 N, 0,0313 N, dan 0,0156 N. percobaan dimulai dengan
menimbang arang aktif menggunakan neraca analitik dengan berat kurang lebih 1 gram
mencatat berat setiap arang aktif. Pada karbon aktif terdapat banyak pori berukuran mikro
hingga nano meter. Pori pori ini dapat menangkap partikel sangat halus teruatam logam
berat. Ion logam berat ditarik oleh karbon aktif dan melekat pada permukaannya dengan
kombinasi dari daya fisik kompleks dan reaksi kimia. Karbon aktif memiliki jaringan
porous yang sangat luas berbanding lurus dengan luas permukaannya. Digunakan bentuk
padatan berukuran kecil arang aktif untuk memperbesar daya serapannya. Kemudian
ditambahkan arang tersbut pada masing-masing larutan asam asetat. Larutan asam asetat
yang telah ditambahkan arang aktif dikocok menggunakan shaker selama 30 menit dengan
kecepatan 130 rpm agar larutan homogen dan juga agar proses adsorpsi dapat berlangsung
lebih cepat karena jumlah tumbukan yang terjadi juga meningkat serta menjaga kestabilan
adsorben pada saat reaksi terjadi. Setelah pengocokan selesai larutan disaring
menggunakan kertas saring, larutan hasil proses penyaringan dititrasi dengan
menggunakan larutan standar NaOH 0,1 N dan indicator PP sebanyak 2 tetes. Penambahan
PP berguna untuk memberikan perubahan warna pada saat titik akhir titrasi tercapai dari
larutan yang semula tidak berwarna menjadi merah muda. Proses titrasi dilakukan untuk
mengetahui besarnya potensi penyerapan oleh karbon aktif. Reaksi yang terjadi pada
proses titrasi sebagai berikut
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
Berdasarkan data pada table pengamatan dapat diketahui bahwa konsentrasi asam
oksalat sebellum diadsorbsi lebih tinggi dibandingkan sesudah adsorbs. Hal ini
dikarenakan asam asetat telah diabsorbsi oleh arang aktif. Kemudian dilakukan
perhitungan variable adsorbs isotherm freudlich dan diketahui bahwa jumlah mol zat yang
teradsorbsi pada larutan sebanding dengan konsentrasi larutan dan mengalami kenaikan
yang cukup baik. Berdasarkan grafik hubungan antara log c dan log x/m maka didapat
persamaan y= 0,5962x + 0,6035 sehingga berdasarkan perhitungan didapatkan nilai
k=1,7746 dan nilai n=0,1764
Dengan persamaan reaksi tersebut, diperoleh grafik kurva log X/m terhadap log (C) sebagai
berikut :
Kurva Isoterm Adsorpsi Freundlich
0,6

y = 0,5962x + 0,6035 0,4


R² = 0,9327 0,2

0
-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
Log x/m

-0,2

-0,4

-0,6

-0,8

-1

-1,2
Log C

I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsentrasi asam asetat atau CH3COOH mengalami penurunan setelah proses
adsorpsi dibandingkan dengan sebelum proses adsorpsi.
2. Persamaan grafik isoterm adsorpsi Freundlich pada percobaan ini adalah y= 0,5962x
+ 0,6035 sehingga didapatkan nilai tetapan (k) dalam isoterm adsorpsi Freundlich
sebesar 1,7746 dan n sebesar 0,1764.

J. Daftar Pustaka
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT. Gramedia.
Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT.
Gramedia, anggota IKAPI
Burleigh, T., D., Schmuki. P., Virtanen, S.2008. “Properties Of The Nanoporus Anodic
Oxide Elektrochemically Grown On Steel In Hot 50% NaOH” : Materials and
Metallurgical Engineering Departement. New Mexico Tech. Acta. 45-53.
Daniels et al. 1970. Experimental Physical Chemistry 7th Ed. New York: Me Graw Hill.
Mc Cabe, Warren L. Unit Operation of Chemical Engineering. McGraw-Hill Book
Inc, 1999.
Daintith, J.1994. “Kamus Lengkap Kimia: Oxport”. Erlangga: Jakarta.
Dewi, Rozanna, dkk. 2020. Aktivasi Karbon Dari Kulit Pinang Dengan Menggunakan
Aktivator Kimia KOH. Jurnal Teknologi Kimia Unimal 9:2 hal 12-22.

Hardoyo, dkk. 2007. Kondisi Optimum Fermentasi Asam Asetat Menggunakan


Acetobacter Aceti B166. J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 1

Kusuma, S.1983. “Pengetahuan Bahan-bahan”. Erlangga. Jakarta.

Noviati, Rizka, Perbandingan Daya Absorbsi Ion Cr3+ Pada Serbuk Gergaji Kayu
Albizia Dengan Zeolit Ditinjau Dari Teori HSAB. FMIPA. Universitas Brawijaya
Malang, 2011.
Shoemaker et al. 1970. Experimental Physical Chemistry 3th Ed. New York: Me Graw
Hill.

K. Tugas
1. Susun pengamatan menurut suatu tabel seperti berikut: Suhu
= 0C
No. m (g) [asam] (N) X (g) X/m Log Log C
X/m
Awal Akhir

Jawab:
PERHITUNGAN
A. Konsentrasi CH3COOH Setelah Titrasi
7. CH3COOH 0,5 N

VNaOH = 36,4 mL
VCH3COOH = 10 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
10 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 36,4 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,364 N

8. CH3COOH 0,25 N

VNaOH = 11,6 mL
VCH3COOH = 10 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
10 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 11,6 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,116 N

9. CH3COOH 0,125 N

VNaOH = 17,7 mL
VCH3COOH = 25 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
25 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 17,7 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,070 N

10. CH3COOH 0,0625 N

VNaOH = 15 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 15 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,03

11. CH3COOH 0,0313 N

VNaOH = 1,6 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 1,6 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =0,0032 N

12. CH3COOH 0,0156 N


VNaOH =0,8 mL
VCH3COOH = 50 mL
[NaOH]= 0,1 N
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
50 𝑚𝐿 × 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 0,8 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 0,0016 N

B. Massa CH3COOH yang Teradsorpsi (X)


7. CH3COOH 0,5 N
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,5 𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 =50 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 50 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 3 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,364 𝑁 × 10 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 3,64 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 3,64 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,2184 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 3 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,2184 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 2,7816 𝑔𝑟𝑎𝑚

8. CH3COOH 0,25 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,25 𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 25 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 25 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,116 𝑁 × 10 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,16 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,16 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0696𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)
= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,0696 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 1,4304 𝑔𝑟𝑎𝑚

9. CH3COOH 0,125 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,125𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 12,5 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 12,5 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,75 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,070 𝑁 × 25 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,75 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,75 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,105 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,75 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,105 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,645 𝑔𝑟𝑎𝑚

10. CH3COOH 0,0625 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0625𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 6,25 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 6,25 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,375 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,03𝑁 × 50 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,5 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 1,5 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,09 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,375 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,09 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,285 𝑔𝑟𝑎𝑚

11. CH3COOH 0,0313 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0313 𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 3,13 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 3,13 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,1878 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0032 𝑁 × 50 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,16 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,16 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0096 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,1878 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,0096 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,1782 𝑔𝑟𝑎𝑚

12. CH3COOH 0,0156 N

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0156 𝑁 × 100 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 1,56 mmol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 1,56 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0936 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0016𝑁 ×50 mL
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,08 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟


1 𝑚𝑜𝑙 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,08 𝑚𝑚𝑜𝑙 × ×
1000 𝑚𝑜𝑙 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 0,0048 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋)


= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,0936 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,0048 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 (𝑋) = 0,0888 𝑔𝑟𝑎𝑚

No x (log C) y ( log X/m) 𝑥2 𝑦2 x.y


1 -0,4388 0,4442 0,1925 0,1973 -0,1949
2 -0,9355 0,1554 0,8751 0,0241 -0,1453
3 -1,1549 -0,1913 1,3337 0,0365 0,2209
4 -1,5228 -0,5466 2,3189 0,2987 0,8323
5 -2,4948 -0,7495 6,2240 0,5617 1,8698
6 -2,7958 -1,0515 7,8164 0,0026 2,9397
Σ -9,3426 -1,5473 18,7606 1,1209 5,5225

Dari data diatas, didapatkan:


n=6
𝛴𝑥 −9,3426
𝑥= = = −1,5571
𝑛 6
𝛴𝑥 −1,5473
𝑦= = = −0,2578
𝑛 6
𝑛𝛴𝑥𝑦−𝛴𝑥𝛴𝑦 33,135−14,455
𝑏 = 𝑛𝛴𝑥 2 −𝑛𝛴𝑦 2 = 112,5636−6,7254 = 0,1764

𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
𝑎 = 𝑦 − 𝑏𝑥
𝑎 = −0,2578 − (0,1764 × (−1,5571)) = 0,0168
Jadi persamaan regresi linearnya:y=bx+a
𝑦 = −0,2746 + 0,0168

 Tabel Perhitungan Massa

No. m (g) [asam] (N) X (g) X/m log X/m log C


Awal Akhir
1 1,000 0,50 0,364 2,7816 2,7816 0,4442 -0,4388
2 1,000 0,25 0,116 1,4304 1,4304 0,1554 -0,9355
3 1,002 0,125 0,070 0,645 0,643 -0,1913 -1,1549
4 1,003 0,0625 0,03 0,285 0,284 -0,5466 -1,5228
5 1,001 0,0313 0,0032 0,1782 0,1780 -0,7495 -2,4948
6 1,000 0,0156 0,0016 0,0888 0,0888 -1,0515 -2,7958

2. Alurkan X/m terhadap C


Jawab:
3

2,5

1,5
Log x/m

1 y = -5,0229x + 2,1567
R² = 0,8106
0,5

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
-0,5

-1
C

3. Alurkan log X/m terhadap log C


Jawab:
log x/m
0,6

y = 0,5962x + 0,6035 0,4


R² = 0,9327 0,2

0
-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
Log x/m

-0,2

-0,4

-0,6

-0,8

-1

-1,2
Log C

4. Tentukan tetapan k dan 1/n


Jawab:

Penentuan nilai tetapan k dan n kurva antara log (x/m) terhadap C


Persamaan garis 𝑦 = −0,2746 + 0,0168
Persamaan Freundlich
𝑥
= 𝑘 𝑥 𝐶 𝑛 ⇒ log 𝑘 + 𝑛 log 𝐶
𝑚

𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎 ⇒ 𝑦 = −0,2746 + 0,0168 ; 𝑚𝑎𝑘𝑎


𝑥
𝑦 = log 𝑚 = 𝑛 log 𝐶 ; 𝑑𝑎𝑛 𝑎 = log 𝑘

𝑛 log 𝐶 = 𝑏𝑥 ⇒ 𝑛 = 𝑏 = 0,1764
Log 𝑘 = 𝑎 ⇒ log 𝑘 = 0,0168
𝑘 = −1,7746
L. Pertanyaan
1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan proses adsorspi fisik atau adsorpsi
kimia (kemisorpsi)?
Jawab:
Adsorpsi Kimia
2. Apakah perbedaan antara adsorpsi fisik dengan adsorpsi kimia? Berikan
beberapa contoh dari kedua adsorpsi tersebut!
Jawab:
No. Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia

1. Terjadi karena adanya gaya Van Der Terjadi karena terbentuknya ikatan
Waals atau gaya Tarik menarik yang kovalen dan ion antara
sangat lemah antara adsorbat dengan molekulmolekul adsorbat dengan
suatu permukaan adsorben. adsorben.

2. Jenis ikatannya fisika Jenis ikatannnya kimia

3. Suatu peristiwa yang reversibel, Bersifat tidak reversible dan


umumnya terjadi pada temperatur
sehingga jika kondisi operasinya
tinggi di atas temperatur kritis
diubahakan membentuk adsorbat, sehingga panas adsorpsi
yang dilepaskan juga tinggi (10 – 100
kesetimbangan baru
kkal/grmol)

4. Adsorbennya semua jenis Adsorbennya terbatas

5. Adsorbatnya semua gas Adsorbatnya kecuali gas mulia

6. Kecepatan adsorpsi besar Kecepatan adsorpsi kecil

7. Jumlah zat teradsorpsi sebanding Jumlah zat teradsorpsi sebanding


dengan kenaikan tekanan dengan banyaknya inti aktif adsorben
yang dapat bereaksi dengan adsorbat

8. Contoh: adsorpsi gas H2 pada nikel Contoh: silika gel, alumina dan arang
dan adsorpsi gas N2 pada besi paada
80K.
M. LAMPIRAN

Dimasukan karbon aktif ke Erlenmeyer dan


Dikocok secara periodic 30 menit
ditambah larutan asam asetat

Ditimbang Karbon Aktif

Disaring untuk perolehan filtrat Hasil filtrat sebelum dititrasi NaOH dan
diberi indicator PP

Dititrasi NaOH 0,1 M yang


sudah ditambahkan indicator
PP

Hasil salah satu titrasi dari ke


6 erlenmeyer

Anda mungkin juga menyukai