Anda di halaman 1dari 8

KINETIKA ADSORPSI

18 Oktober 2014
Mutiah Ulfah
1113016200036

ABSTRAK
Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari kinetika adsorspsi karbon aktif terhadap asam
asetat dalam larutan. Kinetika adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh
adsorben dalam fungsi waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya
tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Menggunakan metode adsorpsi,
menggunakan karbon aktif di campur dengan asam asetat, didiamkan dalam jangka waktu yang
berbeda, disaring dan dititrasi filtratnya. Larutan yang didiamkan lebih lama, dapat lebih cepat
menemukan titik ekuivalen saat dititrasi.

Kata kunci: kinetika adsorpsi, adsorben, karbon aktif, asam asetat.

PENDAHULUAN
Proses adsorpsi yang terjadi pada kimisorpsi partikel melekat pada permukaan dengan
membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang
memaksimumkan bilangan koordinasi dengan subtract. Peristiwa adsorpsi disebabkan oleh gaya
tarik molekul molekul dpermukaan adsorbens. Dimana adsorben yang biasa digunakan dalam
percobaan adalah karbon aktif sedangkan zat yang diserap adalah asam asetat (Keeenan, 1999)

Terdapat dua macam adsorbsi, yaitu dalam fisisorpsi dan kimisorpsi. Dalam fisisorpsi
(adsorbsi fisika), terdapat interaksi Van der Waals antara adsorbat dan substrat. Antaraksi
Van der Waals mempunyai jarak jauh tetapi lemah, dan energi yang dilepaskan jika
partikel terfisisorpsi mempunyai orde besaran yang sama dengan entalpi kondensasi.
Entalpi fisisorpsi dapat diukur dengan mencatat kenaikan temperature sampel dengan
kapasitas kalor yang diketahui dan nilai khas berada sekitar 20 kJ/mol. Sementara itu,
dalam kimisorpsi (adsorpsi kimia), partikel melekat pada permukaan dengan membentuk

ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen). Entalpi kimisorpsi jauh lebih besar dibandingkan
fisisorpsi, dan nilai khasnya sekitar -200 kJ/mol (Atkins, 1990 hal. 437)

Mekanisme penyerapan ini diekspresikan dalam isoterm adsorbsi. Ada beberapa


isoterm adsorbsi yang dikenal selama ini, misalnya isoterm Freunlich yang dapat
menjelaskan dengan baik mengenai penyerapan yang linier sehingga berlaku x/m = a.c
1/n
.
Dalam hal ini, x adalah jumlah zat yang teradsorpsi (adsorbat), m adalah jumlah total
komponen yang dapat diserap, a, n adalah konstanta-konstanta untuk senyawa adsorbat
yang dapat dipengaruhi parameter lain seperti temperatur, c adalah konsentrasi larutannya.
(Surjani, 2013 hal. 136)

Adsorpsi adalah proses dimana satu atau lebih unsur-unsur pokok dari suatu
larutan fluida akan lebih terkonsentrasi pada permukaan suatu padatan tertentu
(adsorbent). Dengan cara ini, komponen-komponen dari suatu larutan, baik itu dari
larutan gas ataupun cairan, bisa dipisahkan satu sama lain (Treybal, 1980). Adsorpsi melibatkan
proses perpindahan massa dan menghasilkan
kesetimbangan distribusi dari satu atau lebih larutan antara fasa cair dan partikel.
Pemisahan dari suatu larutan tunggal antara cairan dan fasa yang diserap membuat
pemisahan larutan dari fasa curah cair dapat dilangsungkan. (UNSU)

Studi Adsorpsi
Studi adsorpsi yang dilakukan pada
penelitian ini meliputi (i) penentuan waktu
setimbang, (ii) mempelajari beberapa
variabel yang mempengaruhi kinerja adsorpsi
yaitu konsentrasi awal adsorbat dan pH
adsorbat, (iii) penentuan kinetika adsorpsi
dan (iv) penentuan isoterm adsorpsi. Adapun
adsorben yang digunakan terdiri atas abu

dasar dan zeolit berkarbon. (Intan Permata Sari, 2009)

METODOLOGI
Alat

Buret 50 ml, Erlenmeyer 100 ml, corong gelas, gelas ukur 25 ml, neraca ohaus, kertas
saring, pipet, cawan porselin, oven.

Bahan

Larutan CH3COOH 1 N dan 0,5 N, larutan NaOH 1 M, indicator fenolftalein, dan norit.

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, siapkan norit (karbon aktif) beberapa buah dan
di aluskan, setelah halus timbang norit sebanyak 0,25 gram, siapkan 4 cawan porserlin, setiap
cawan berisi norit 0,25 gram. Setelah itu oven norit dalam suhu 110o selama 1 jam, agar karbon
dalam norit aktif.
Siapkan 4 labu Erlenmeyer 100 ml yang berisi 2 tabung untuk asam asetat 1 N dan 2
tabung untuk 0.5 N. setelah norit selesai dioven, keluarkan dan campurkan dengan asam asetat,
kocok sampai tercampur. Setelah itu 1 labu erlenmeyer dengan 1 N dan 0.5 N didiamkan selama
30 menit, 1 erlenmeyer lagi didiamkan 45 menit. Siapkan untuk penyaringan menggunakan
corong dan kertas saring. Setelah didiamkan sesuai waktu yang ditentukan saring setiap larutan
dan menghasilkan filtrate, dan filtrate digunakan untuk titrasi. Siapkan buret yang telah berisi
larutan NaOH 1 M, teteskan filtrate dengan indicator PP sebanyak 3 tetes, setelah itu dititrasi
antara filtrate dan larutan NaOH sampai menemukan titik ekuivalen.
Setelah selesai bersihkan dan letakan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.

HASIL DAN PENGAMATAN

Keterangan

30 menit

45 menit

0,5 N

0,1 N

0,5 N

1N

V awal

12,5 ml

12,5 ml

12,5ml

12,5 ml

V setelah disaring

10,5 ml

9,25 ml

9,8 ml

10,8 ml

V setelah dititrasi

16,5 ml

17,25 ml

13,8 ml

16 ml

Perlakuan pertama untuk menentukan proses adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat dalam
larutan yaitu dengan mengisi larutan asam asetat 0,5 N dalam 2 buah elenmeyer dan 2 buah asam
asetat lagi dengan 1 N. penambahan karbon aktif sebanyak 2 gram, dengan proses pengocokan
selama satu menit, didiamkan larutan dengan selang waktu tertentu agar proses penyerapan yang
terjadi pada permukaan zat bisa berlangsung sempurna dan tercapai kesetimbangan antara
adsorbens dan zat pelarut. Setelah bereaksi dengan sempurna larutan tersebut disaring sehingga
diperoleh filtrate yang berwarna bening.
Percobaan diakhiri dengan menitrasi filtrate yang diperoleh dengan larutan NaOH 1M
dengan penambahan indicator PP ditandai pada saat titik akhir titrasi terjadi perubahan warna
dari bening menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi yaitu :

NaOH + CH3COOH

CH3COONa + H2O

Setelah dititrasi diperoleh hasil untuk volume titrasi 1N dengan waktu 30 dan 45 menit adalah
17,25 ml dan 16 ml, sedangkan 0,5 N adalah 16,5 ml dan 13,8 ml. dan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa semakin lama waktu aadsorpsi maka volume titran yang diperlukan semakin
sedikit, begitu pula pengaruh konsentrasi asam asetat, maka makin banyak pula yang diperlukan
titran untuk menitrasi volume asam asetat yang diadsorpsi. Ini pembuktian bahwa suatu zat dapat
menyerap zat lain dalam fungsi waktu, sehingga dikatakan bahwa karbon aktif yang bertindak
sebagai adsorben sedangkan adsorbatnya adalah asam asetat. Hasil tersebut sesuai dengan teori
yang ada, sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan ini mencapai keberhasilan. Kesalahan ini
dikarenakan penggunaan larutan asam asetat berdasarkan konsentrasinya.

KESIMPULAN
Kesimpulan didapatkan dalam percobaan kali ini adalah :
1. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan pada permukaan suatu zat dalam fungsi waktu.
Dimana karbon aktif yang bertindak sebagai adsorben dan adsorbatnya adalah lautan
asam asetat.
2. Proses adsorpsi dipengaruhi oleh macam adsorben, macam zat yang diadsorpsi,
konsentrasi adsorben, luas permukaan, temperature, dan tekanan zat yang diadsorspi.
3. Semakin lama waktu yang diberikan agar larutan bereaksi dengan adsorbens, semakin
banyak pula jumlah zat yang diserap.
4. Semakin besar konsentrasi asam asetat yang digunakan maka semakin besar pula jumlah
zat dalam larutan asam asetat yang terserap.
5. Kinetika adsorpsi yang berlangsung antara asam setat dengan karbon aktif dalam
percobaan ini berlangsung pada orde 1 untuk asam asetat 0,5 N dan pada berlangsung
pada orde III untuk asam asetat 1.

DAFTAR PUSTAKA
Keenan.1999.Kimia untuk universitas.Jakarta: Erlangga.
Atkins, P.W. 1990. Kimia fisika jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Wonorahardjo, Surjani. 2013. Metode-Metode Pemisahan Kimia Sebuah Pengantar.
Jakarta: Akademia Permata
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCAQFjAB&u
rl=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F29223%2F4%2FCha
pter%2520II.pdf&ei=lw5NVMCFL4Pl8gXV5YCwBg&usg=AFQjCNE_YgAdKGJZiM2Kt4nk
LQy96YJlgQ&bvm=bv.77880786,d.dGc [diakses 19 oktober 2014 pukul 22.05]

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CCgQFjAC&ur
l=http%3A%2F%2Fdigilib.its.ac.id%2Fpublic%2FITS-Undergraduate-12397Paper.pdf&ei=lw5NVMCFL4Pl8gXV5YCwBg&usg=AFQjCNGFvj72dq12PXaNW3KmCkjIO
PpziA&bvm=bv.77880786,d.dGc [diakses 19 oktober 2014 pukul 22.20]

LAMPIRAN
Langkah Kerja

Post lab
1. Apa yang dimaksud dengan adsorpsi isotermik?
2. Mengapa karbon yang digunakan perlu dilakukan pemanasan terlebih dahulu?
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan yang anda lakukan!
Jawaban:
1. gas bebas dan gas terabsorpsi berada dalam keseimbangan dinamika, dan penutupan
terfraksi permukaan, bergantung pada tekanan gas pelapis. Ketergantungan pada

tekanan dan temperature tertentu disebut isotherm absorpsi


2. karbon dipanaskan supaya karbon itu aktif dengan tujuan untuk memperbesar luas
permukaannya, dan juga untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu
sendiri.
3. - Waktu Kontak
Waktu kontak sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Semakin lama Waktu
kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung
lebih baik.
- Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga
proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka
semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung pada
luas permukaan total adsorbennya.
- Jenis adsorbat
Peningkatan polarisabilitas adsorbat akan meningkatkan kemampuan adsorpsi
molekul yang mempunyai polarisabilitas yang tinggi (polar) memiliki kemampuan tarik
menarik terhadap molekul lain dibdaningkan molekul yang non polar;
- Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul
masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat
ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat

untuk masuk.
- Konsentrasi Adsorbat
Semakin besar konsentrasi adsorbat dalam larutan maka semakin banyak jumlah
senyawa yang terkumpul pada permukaan adsorben

Anda mungkin juga menyukai