Anda di halaman 1dari 3

Analisa kualitatif adalah suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau

komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang


dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya.
Tujuan analisis kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Yang
kemudian diperuntukkan untuk menganalisa komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu
larutan. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan (Lutva, 2015).
Analisis kualitatif kation secara sistematis telah berkembang cukup lama. Penggolongan
kation telah dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius pada tahun 1897, yang dikenal dengan
metoda H2S. Beberapa modifikasi telah dilakukan untuk memudahkan pemisahan dan
pengidentifikasian kation-kation dalam suatu sampel.
Penggolongan dan pemisahan kation didasarkan pada kemampuan kation membentuk
suatu endapan (yang memenuhi nilai Ksp). Tahapan di dalam penggolongan dan pemisahan
kation adalah uji pendahuluan, pemisahan golongan, pemisahan kation dalam satu golongan, dan
uji identifikasi.
Tahap pertama yang dilakukan adalah uji pendahuluan yang meliputi pemeriksaan fisik
(organoleptis) dan uji kelarutan. Apabila sampel dalam bentuk padatan, maka untuk
memudahkan pemisahan dilakukan pelarutan sampel terlebih dahulu. Tahap kedua adalah
pemisahan kation ke dalam golongan, dengan penambahan pereaksi pengendap yang selektif.
Kation-kation golongan III umumnya tidak bereaksi dengan HCl maupun H 2S dalam
suasana asam. Namun kation-kation pada golongan ini dapat membentuk endapan dengan
pereaksi (NH4)2S dalam suasana netral atau ammoniakal. Dalam proses pemisahannya,
umumnya kation-kation golongan III yang terdiri atas Mn 2+, Al3+, Fe3+, Cr3+, Ni2+, Co2+, dan Zn2+
tidak dapat bereaksi dengan HCl maupun dengan H 2S dalam suasana asam. Karena kation-
kationnya memiliki kemampuan dalam membentuk sulfida yang lebih larut. Kation golongan
IIIA terbagi atas Mn2+, Al3+, Fe3+, Cr3+n , Sedangkan golongan IIIB tersusun atas kation-kation
Ni2+, Co2+, dan Zn2+ . kation kation golongan III di endapkan sebagai sulfida oleh hidrogen
sulfida, kecuali besi, alumunium, dan kromium (sering disertai sedikit mangan) juga di endapkan
sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida.

Pemisahan kation golongan III ini biasanya dilakukan terlebih dahulu pemanasan filtrat
untuk menghilangkan kelebihan atau pengaruh dari H2S. Lalu penambahan air brom untuk
−¿ ¿
mengubah kation Mn2+ menjadi bentuk anionnya yaitu MnO4 yang berwarna violet/ungu.
Setelah filtrat bebas dari pengaruh HCl, H2S, dan fosfat, maka filtrat ditambah dengan pereaksi
NH4OH berlebih sehingga diperoleh endapan yang sukar larut dan tidak membentuk senyawa
kompleks pada kelebihan NH3-nya. Endapan ini merupakan endapan kation golongan III A yang
−¿ ¿
terdiri dari : Mn(OH)2 berwarna merah daging, MnO4 berwarna violet, Al(OH)3 berwarna
putih, Fe(OH)3, dan Cr(OH)3 berwarna hijau kebiruan. Lalu filtrat hasil pemisahan kation
golongan III A ditambah dengan NH4OH sehingga bersifat basis, kemudian dialiri gas H2S
dengan pH sekitar 10. Sehingga kecilnya nilai konsentrasi H+ berpengaruh terhadap semakin
besarnya konsentrasi S2-
K 1 . K 2 =¿ ¿ ¿
2
10−21= [10−10 ] ¿ ¿
¿
Dengan perolehan konsentrasi S 2-
tersebut, kation-kation Ni2+, Co2+, dan Zn2+ dapat
mengendap menjadi endapan sulfida. Sehingga terbentuklah endapan NiS berwarna hitam, CoS
berwarna hitam, dan ZnS berwarna putih. Endapan ini merupakan endapan kation golongan III
B. Sedangkan pada golongan IIIA akan mengendap dengan hidroksida dari amnonia, yang terdiri
ats Mn(OH)2 ( merah daging), MnO4- ( Violet), Al(OH)3 (putih), Fe(OH)3,dan Cr(OH)3 ( Hijau
kebiruan).
Kation golongan IV terdiri dari Barium, Strontium, dan Kalsium. Kation-kation golongan
IV ini tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida; tetapi
amonium karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang) membentuk
endapan-endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada
amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan putih yang
terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat BaCO3, strontium karbonat SrCO3,
dan kalsium karbonat CaCO3. (Vogel, 1990 ; 295)

I. Karakteristik Barium, Strontium, dan Kalsium


1. Barium
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau
hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang,
membentuk barium hidroksida dan hydrogen.
Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen.
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II),
Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau
asam nitrat pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengedap
sebagai akibat hukum kegiatan massa.
2. Strontium
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium
melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium. Unsur ini tidak
terdapat bebas di alam dan selalu bersenyawa dengan unsur lainnya.
Bubuk logam strontium akan menyala secara spontan di udara untuk
menghasilkan baik strontium oksida dan strontium nitrida. Strontium umumnya terjadi di
alam, berkontribusi terhadap sekitar 0,034% dari semua batuan beku dan hadir dalam
bentuk mineral celestite sulfat (SrSO4) dan strontianite carbonate (SrCO3).
3. Kalsium
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC. Ia
terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium
oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk
kalsium hidroksida dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-
garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak berwarna,
kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah
dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan dietil eter.

Anda mungkin juga menyukai