Anda di halaman 1dari 6

Pemisahan golongan kation

Golongan 3

Sebelum pengendapan golongan ini dilakukan, terlebih dahulu diperiksa adanya ionion
pengganggu (fosfat, oksalat dan borat). Bila ion-ion tersebut ada maka harus dihilangkan
dahulu. Kation golongan III (Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) membentuk endapan
dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Endapan yang terbentuk
adalah FeS (hitam), Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3 (hijau), NiS (hitam), MnS (merah jambu) dan
ZnS (putih).

Pada pengendapan kation golongan III ditambahkan buffer NH4OH dan NH4Cl (pH basa
lemah), misalnya pH = 9 maka [H+] = 10-9 dan [OH-] = 10-5. Pada konsentrasi ion hidrogen
basa lemah (±10-9) maka

 
Ini menunjukkan bahwa hasil kali kelarutan semua sulfida golongan III sudah dilampaui.
Dalam tabel hasil kali kelarutan beberapa endapan sulfida dan hidroksida dapat dilihat bahwa
Ksp [M][S2-] < Ksp [M] [OH-]
Dengan demikian untuk kation yang sama akan mengendap sebagai sulfida dahulu.

Pengendapan adalah pendekatan yang dilakukan untuk memisahkan kation kedalam golongannya.

 1. Pemisahan Kation Golongan III


 2. Pemisahan Anion Pengganggu • Pada filtrat gol. II dapat dilakukan uji terhadap
kemungkinan adanya ion asam organik (Oksalat, suksinat, sitrat, tartarat), ion fosfat, borat,
florida. • Jika ion tersebut ada dalam larutan maka perlu dilakukan pemisahan, sebagai
berikut: • Ion dari asam-asam organik : Oksalat, suksinat, sitrat, tartarat. Penghilangan
dengan penguapan berulang dengan HNO3 pekat. Asam organik akan terurai menghasilkan
CO, CO2, C, uap air. • Ion fosfat: Metode zirkonium nitrat, diendapkan sebagai zirkonium
fosfat. • HPO42- + ZrO2+  ZrO(HPO4) ↓ • Ion borat, fluorida : Penguapan berulang dengan
HCl pekat sampai hampir kering, HF menguap dengan HCl dan H3BO3 menguap dengan uap
air. H3BO3 + 3OH• BO33- + H2O
 3. • Mengapa anion perlu dihilangkan? • Ion tersebut dapat membentuk kompleks yang
stabil dengan logam (misal: Fe, Cr, Al dengan oksalat dan tartrat) • Ion tersebut dapat
membentuk senyawaan yang tidak larut atau sangat sedikit larut. Misal : • Borat + Gol. III, IV
endapan tak larut air. • Fosfat + Gol. III, IV endapan tak larut air.
 4. Al2S3 + 6H2O  2Al(OH)3 + 3H2S Al(OH)3
 5. • Reaksi pengendapan Gol. III: • Pelarutan endapan sulfida dan hidroksida:
 6. • Bagaimana dengan CrO42- dan MnO4-? • Dapat direduksi dengan formaldehid dalam
suasana asam • 2CrO42- + CH2O + 14H+ 2Cr3+ + HCOOH + 7H2O • 2MnO4- + CH2O +
14H+ 2Mn2+ + HCOOH + 7H2O
 7. Terjadi oksidasi Mn2+ dan Cr3+ Reaksi : Mn(NO3)2 + 2KClO3 MnO2↓ +2KNO3 +
2ClO2 ↑ • MnO2 + 2H+ + NO2-  Mn2+ + NO3- + H2O • 2Mn2+ + 5NaBiO3 + 14H+ 
2MnO4- + 5Bi3+ + 5Na+ + 7H2O
 8. Reduksi Cr2O72menjadi Cr3+ •Cr2O72- + CH2O + 12H+ 2Cr3+ + HCOOH + 6H2O
 9. • Pemisahan Gol. IIIA : • End. IIIA + NaOH + H2O2 ∆ • • Residu Fe(OH)3, Ti(OH)4
sentrifugasi Sentrifugate AlO 2-, CrO42- • Sifat amfoter Al3+ dan Cr3+ sehingga larut
dengan NaOH, sebagai AlO2- yang stabil dan kromite CrO2- yang tak stabil, dengan H2O2
dioksidasi menjadi kromat CrO42- yang stabil (kuning) Al(OH)3 + OHAlO2- + 2H2O •
stabil (tak berwarna) • Cr(OH)3 + OHCrO2- + 2H2O • • tak stabil CrO2- + H2O2 CrO42- + 4
H2O • stabil (kuning) •
 10. • Besi (II): • Dengan NaOH + H2O2 endapan besi(II)hidroksida (end. Hijau) yang
teroksidasi menjadi besi (III) hidroksida. • Fe2+ + 2OH-  Fe(OH)2↓ • 4Fe(OH)2 + 2H2O +
O2  4Fe(OH)3↓ • 2Fe(OH)3 + H2O2  2Fe(OH)3↓
 11. • Pemisahan Fe3+ dan Ti4+: • Pembentukan kompleks stabil antara Ti dengan sitrat,
sementara kompleks Fe dengan sitrat kurang stabil sehingga dapat diendapkan oleh H 2S
FeS (hitam) • Ti4+ + (C6H5O7)3-  Ti[(C6H5O7)]22- kompleks stabil • Fe3+ + (C6H5O7)3-
 Fe[(C6H5O7)]23- kompleks tak stabil • • • • Fe3+ + H2S  FeS↓ + H+ end. Hitam Fe3+ +
SCN- [Fe(SCN)]2+ (merah tua) • Kompleks lain yang dapat terbentuk Fe(SCN) 3;
[Fe(SCN)2]+; [Fe(SCN)4]-; [Fe(SCN)5]2-; [Fe(SCN)6]3-. • • Biru prusia dengan kalium
ferrosianida Fe3+ + K4[Fe(CN)6] K Fe [Fe(CN)6]
 12. Ti2(SO4)4 + nH2O2  H2[TiO2(SO4)2] Tak berwarna kuning-orange Ti4+ + O2 +
H+  H2TiO4 Asam pertitanik (TiO3.nH2O) atau asam pertitanik-perokso disulfat
(H2[TiO2(SO4)2]
 13. AlO2- + NH4+ +H2O(aq)  Al(OH)3(s) +NH3(g) • Al3+ + NH4+ + 4OH-(aq) 
Al(OH)3(s) +NH3(g) +H2O(aq) Aluminon : garam triamonium dari asam aurin
trikarboksilat, reagen untuk mengidentifikasi Al.
 14. End. Putih ZnS mudah larut dalam HCl encer End. hitam Zn2+ + (C6H5O7)3- 
Zn[(C6H5O7)]24kompleks tak stabil Zn2+ + H2S ZnS(s)
 15. • Pemisahan Ni2+ dan Co2+: • • • Endapan dilarutkan dalam aqua regia [ HNO3 1 : 3
HCl ] 3CoS(s) + 2HNO3(p) + 6HCl(p) 3CoCl2(aq) + 2NO(g)+ 3S(s) + 4H2O 3NiS (s) +
2HNO3(p) + 6HCl(p) 3NiCl2(aq) + 2NO(g) + 3S(s) + 4H2O(aq) (aq) • Larutan dibagi 2 : •
Larutan 1: Tes Co2+ :• 1-larutan + NH4Cl + NH4OH + K3[Fe(CN)6 • • • • • • • • • • Co2+ +
[Fe(CN)6]3- end. merah Co3[Fe(CN)6]2↓ (merah) kobalt ferrisianida tak larut dalam NH3
N.B. Nikel ferrisianida berwarna kuning dan larut dalam NH 3 (NH4OH ditambahkan untuk
membedakan kedua ion) 2- Vogel test Larutan + H2SO4 + SnCl2 + eter + NH4SCN warna
biru pada lapisan eter Co2+ + SCN[Co(SCN)4]2- (biru) N.B. H2SO4 mengandung pengotor
Fe+3 yang mengganggu tes dengan munculnya warna merah darah dengan SCNLalu
ditambahkan agen pereduksi SnCl2 mereduksi Fe+3 menjadi Fe+2 atau menambahkan F-
atau PO4- untuk membentuk kompleks dengan Fe+3
 16. • Co2+ + 7NO2- + 2H+ + K+ K3[Co(NO2)6]↓(kuning) + NO↑ + H2O • Sementara
Ni tidak bereaksi dengan adanya asam asetat • Ni2+ + 2C4H8O2N2  Ni(C4O7O2N2)3↓
(merah) + 2HCN↑
 17. Larutan kedua : Tes Ni2+ : • 1- Dimetil glioksima • Larutan + NH4Cl + NH4OH +
D.M.G. CH 3 C CH 3 C NOH NOH merah Ni CH 3 C CH 3 2+ C NO NOH Ni2+ 2 H+ 2 red
ppt • 2- Tes KCN • Larutan + KCN + NaOH + Br2 • OH- + Br2 • Ni2+ + 2CN- end. hitam
NiO 2 OBr - + Br- + H2O Ni(CN)2 (CN- berlebih) [(Ni(CN4)]2- OBr- NiO2 ↓. • komples tak
stabil • Kobalt dapat mengganggu Co(CN)2 (CN- berlebih) [Co(CN)6]4- atm. O2
[Co(CN)6]3• Co2++ 2CNkompleks stabil • • Kompleks kobalt sianida tidak mengganggu
karena tidak bereaksi dengan OBr-

Dalam proses pemisahan golongan secara umum dapat di lakukan dengan tiga cara
yaitu :
a.
Tahap Pertama : Pemisahan Kation-Kation ke dalam Golongan
Kation dalam tiap golongan diendapkan sebagai suatu senyawa dengan
menggunakan pereaksi pengendapan golongan tertentu (sesuai dengan tingkat
kelarutannya). Endapan yang terbentuk merupakan kation-kation dalam satu
golongan. Pemisahan di lanjutkan dengan mendekantasi filtrat dari residu. Kemudian
pereaksi pengendapan golongan berikutnya ditambahkan pada larutan hasil dekantasi.
b.
Tahap Kedua : Pemisahan Kation-Kation dari tiap Golongan
Pada tahap ini berupa pengerjaan terhadap serangkaian reaksi untuk dapat
memisahkan satu kation dengan kation yang lainnya dalam satu golongan. Uji filtrat
untuk mengidentifikasi golongan IIIB, Sedangkan endapan untuk me ngidentifikasi
golongan IIIA.
c.
Tahap Ketiga : Pengidentifikasian tiap Kation
Keberadaan kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan menggunakan satu
atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk satu kation. Seperti
menggunakan suatu pereaksi yang sesuai untuk menguji tiap golongan.
Pemisahan kation golongan III ini biasanya dilakukan terlebih dahulu
pemanasan filtrat untuk menghilangkan kelebihan atau pengaruh dari H
2
S. Lalu
penambahan air brom untuk mengubah kation Mn
2+
menjadi bentuk anionnya yaitu

¿
MnO
4
¿
yang berwarna violet/ungu. Setelah filtrat bebas dari pengaruh HCl, H
2
S,
dan fosfat, maka filtrat ditambah dengan pereaksi NH
4
OH berlebih sehingga diperoleh
endapan yang sukar larut dan tidak membentuk senyawa kompleks pada kelebihan
NH
3
-nya. Endapan ini merupakan endapan kation golongan III A yang terdiri dari :
Mn(OH)
2
berwarna merah daging,

¿
MnO
4
¿
berwarna violet, Al(OH)
3
berwarna
putih, Fe(OH)
3
, dan Cr(OH)
3
berwarna hijau kebiruan. Lalu filtrat hasil pemisahan
kation golongan III A ditambah dengan NH
4
OH sehingga bersifat basis, kemudian
dialiri gas H
2
S dengan pH sekitar 10. Sehingga kecilnya nilai konsentrasi H
+
berpengaruh terhadap semakin besarnya konsentrasi S
2-
+
¿
H
¿
¿
2

¿
S
¿
¿
¿
¿
K
1
.
K
2
=
¿
2

¿
S
¿
¿
[
10

10

]
2
¿
10

21
=
¿
2

¿
S
¿
¿
¿
Dengan perolehan konsentrasi S
2-
tersebut, kation-kation Ni
2+
, Co
2+
, dan Zn
2+
dapat
mengendap menjadi endapan sulfida. Sehingga terbentuklah endapan NiS berwarna
hitam,
CoS berwarna hitam, dan ZnS berwarna putih. Endapan ini merupakan endapan kation
golongan III
B
. Sedangkan pada golongan IIIA akan mengendap dengan hidroksida dari
amnonia, yang terdiri ats Mn(OH)
2
( merah daging), MnO
4
-
( Violet), Al(OH)
3
(putih),
Fe(OH)
3
,dan Cr(OH)
3
( Hijau kebiruan
Pemisahan yang dimualai dari kesetimbangan

NH3 +H20  NH4++ OH-

Ion Fe bereaksi dengan OH - sedangkan ion c02+ dan Ni2+ bereaksi dengan NH3. Saat pertamakali
larutan amoniak ditambahkan yang akan terjadi adalah pengendapan ion hidroksida. Penambahan
amoniak berlebih menyebabkan c02+ dan Ni 2+ larut kembali memjadi kompleksnya. Reaksi ion Fe 3+
dengan [Fe(CN)6]-4 dan NCS merupakan reaksi spesifik dan sangat sensitif untuk ion Fe

Ion Ni2+ tidak mengganggu dalam proses pembentukan warna biru

dari [Co(NCS)4]2+ atau endapan kuning K3[Co(NO2)4] Flourida

digunakan untuk menarik Fe sebagai kompleks [FeF6] agar pembentukan [Fe(NCS)] 2+ dapat
dipindahkan. DMG hanya

memberikan warna coklat dengan C02+ sehingga Ni2+ tetap terdeteksi walaupun ada ion Co
Penambahan HCI untuk menetralkan kompleks hidrokso dari A1 3+, Zn2+ dan mengubah Cr04 - menjadi
cr2072-

A13+ bereaksi dengan OH - dan Zn2+ bereaksi dengan NH3, membentuk larutan bersuasana basa akan
menybabkan perubahan Cr2072-menjadi Cr042-
Cr207 2- + 20H-  Cr042- + H20

Pembentukan endapan merah dari reaksi antara Al 3+ dengan alumunium. Warna barium kromat
yang kurang tajam dibandingkan Timbal(ll) kromat menyebabkan kesulitan tersendiri. Endapan
kuning yang larut dalam asam adalah barium kromat. Pembentekan warna biru dari proksokromat
dilakukan dengan penambahan peroksida berlebih sambil dipanaskan. Munculnya warna biru
menandakan adanya kandugan kromium. Sedangkan seng sulfida adalah endapan putih yang tidak
larut dalam air dan larut asam klorida.

Anda mungkin juga menyukai