Disusun Oleh :
Nama : Zakaria Sandy Pamungkas
NIM : 130210102071
Kelas B
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron adalah salah satu konstanta penting
dalam fisika modern. Meskipun sinar katoda sudah ditemukan sejak tahun 1859 namun baru
tiga puluh delapan tahun kemudian muatan spesifik sinar katoda diperoleh. J.J Thomson
(1856-1940) yang pertama kali melakukan percobaan untuk menentukan muatan sinar
katoda. Thomson dapat menunjukan bahwa semua partikel memiliki perbandingan muatan
terhadap massa (e/m) relatif sama.
Seperti halnya dalam tabung sinar katoda, elektron dihasilkan dari katoda yang
dipanaskan oleh filamen. Elektron dipercepat menuju anoda yang berbentuk silinder dan
melewatinya.. Jika kedua medan listrik dan medan magnet bernilai nol, elektron akan
mencapai posisi X dilayar dan menimbulkan fluoresensi.
Kumparan Helmholtz digunakan untuk menghilangkan medan magnetik bumi dan untuk
memberikan medan magnet yang konstan dalam ruang yang sempit dan terbatas. Sedangkan
Andre Marie Ampere dengan percobannya berhasil menunjukkan bahwa elemen arus akan
mengalami gaya ketika berada dalam medan magnet Berangkat dari sinilah percobaan e/m
dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana menentukan rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron?
1.3 Tujuan
Setelah melakukan studi literatur Spesific Charge of electron Mahasiswa diharapkan
mampu menentukan rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron dengan cara
praktikum.
mampu membuat tetes minyak berhenti. Pada eksperimen tersebut, jatuhan minyak akan
mengalami percepatan kebawah yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan pada saat yang
sama gerak tetes minyak tersebut dihambat oleh gaya stokes. Sehingga akan terjadi
keseimbangan gaya gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik diantara dua plat konduktor
tersebut.
Dalam eksperimen minyak milikan, dibutuhkan Milikan Oil-drop Apparatus , adaptor
DC 12 Volt, high voltage DC power supply, multimeter digital, atomizer + minyak,
stopwatch, barometer, dan lampu halogen DC 12 Volt. Eksperimen ini dimulai dengan
menyemprotkan Atomizer kedalam chamber yang telah dibuka setelah terisi pindahkan pada
posisi ionisasi tunggu beberapa detik kemudian pindahkan ke posisi off. Dalam perlakuan
ini, dilakukan pengamatan terhadap tetesan minyak yang telah disemprot tersebut pada
mikroskop.Kemudian dilakukan pengaturan jarak dan waktu yang telah ditentukan baik pada
saat kecepatan naik maupun turun. Dari hal tersebut, kemudian dihubungkan dengan
persamaan yang sudah umum diketahui guna didapatkan nilai muatan elektron dengan
hubungannya pada ketetapan Avogadro.
Eksperimen tetes minyak Milikan merupakan eksperimen dalam menentukan muatan
satuan elektron (e) dan bilangan Avogadro (N) berdasarkan persamaan Faraday dengan
mengetahui sifat diskrit dari muatan elektron.Mengingat hal tersebut merupakan asas paling
fundamental dalam mempelajari karakteristik atomik maupun kelistrikan secara mikro, maka
eksperimen ini dinilai perlu untuk dilakukan.
Suatu benda dikatakan bermuatan listrik jika atom-atom benda tersebut kekurangan
atau kelebihan elektron. Besarnya muatan listrik bergantung pada seberapa banyak atomatom
tersebut
kekurangan
atau
kelebihan
elektron.
Semakin
banyak
atom-
gesekan.
Bintik-bintik itu dapat pula memperoleh muatan jika udara dalam apara tersebut diionisasi
oleh sinar X atau oleh secuil benda Radioaktif beberapa electron atau ion lalu bertumbukan
dengan bintik-bintik minyak itu. (Zemansky,1986).
Dari percobaan Millikan menyimpulkan qe= e merupakan kelipatan bilangan bulat dari
nilai tertentu yaitu 1,6 x1019C dan tdak pernah didapatkan nilai qe= e kurang dari 1,6 x
1019C. Selanjutnya nilai 1,6 x1019C disebut muatan elementar (muatan elektron). (Silaban,
1986).
Melalui percobaan tetes minyak milikan ini, tidak hanya electron yang digunakan
sebagai acuan di dalam dasar teori, akan tetapi analisa fluida juga memiliki peranan di dalam
percobaan. Aliran fluida merupakan garis lurus didalam medan aliran yang dibuat pada saat
waktu tertentu.(Pitts,1977)
2.2. Definisi Elektron Elektron
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang
diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer pada tahun 1897 oleh J.J
Thompson. Elektron merupakan salah satu dari tiga sub partikel dasar penyusun atom yang
juga merupakan partikel fundamental dalam sifat kelistrikan secara mikro. Oleh karena itu,
eksperimen mengenai sinar katoda termasuk eksperimen yang penting dalam perkembangan
bidang kelistrikan (rahayu,2011:1)
2.3 Ciri-Ciri elektron
Massa invarian sebuah elektron adalah kira-kira 9,109 1031 kilogram,[60] ataupun setara
dengan 5,489 104 satuan massa atom. Berdasarkan prinsip kesetaraan massaenergi Einstein, massa ini setara dengan energi rihat 0,511 MeV. Rasio antara
massa proton dengan
massa
elektron
adalah
sekitar
1836. Pengukuran
astronomi
menunjukkan bahwa rasio massa proton terhadap elektron tetap bernilai sama paling tidak
selama setengah usia alam semesta, seperti yang diprediksikan oleh Model Standar
Elektron memiliki muatan listrik sebesar -1,602 1019 coulomb, yang digunakan
sebagai satuan standar untuk muatan partikel subatom. Di bawah ambang batas keakuratan
eksperimen, muatan elektron adalah sama dengan muatan proton, namun memiliki tanda
positif. Oleh karena simbol e digunakan untuk merujuk pada muatan elementer, elektron
umumnya disimbolkan sebagai e, dengan tanda minus mengindikasikan muatan negatif.
Positron disimbolkan sebagai e+ karena ia memiliki ciri-ciri yang sama dengan elektron
namun bermuatan positif
Elektron memiliki momentum sudut intrinsik atau spin senilai 12.Sifat ini biasanya
dinyatakan dengan merujuk elektron sebagai partikel spin- 12. Untuk partikel seperti ini,
besaran spinnya adalah 32 manakala hasil pengukuran proyeksi spin pada sumbu apapun
hanyalah dapat bernilai 2. Selain spin, elektron juga memiliki momen magnetik intrinsik di
sepanjang sumbu spinnya.Momen magnetik elektron kira-kira sama dengan satu magneton
Bohr, dengan konstanta fisika sebesar 9,274 009 15(23) 1024 joule per tesla. Orientasi spin
terhadap momentum elektron menentukan helisitas partikel tersebut.
Elektron tidak memiliki substruktur yang diketahui.Oleh karena itu, ia didefinisikan
ataupun
diasumsikan
sebagai partikel
titik dan
tidak
beruang.
Pemantauan pada satu elektron tunggal dalam perangkap Penning menunjukkan batasan atas
jari-jari partikel sebesar 1022 meter. Terdapat sebuah tetapan fisika yang disebut sebagai
"jari-jari elektron klasik" yang bernilai 2,8179 1015 m. Namun terminologi ini berasal dari
perhitungan
sederhana
yang
mengabaikan
efek-efek mekanika
kuantum.
Dalam
kenyataannya, jari-jari elektron klasik tidak memiliki hubungan apapun dengan struktur dasar
elektron.
Terdapat partikel elementer yang secara spontan meluruh menjadi partikel yang lebih
ringan. Contohnya adalah muon yang meluruh menjadi elektron, neutrino, dan antineutrino,
dengan waktu paruh rata-rata 2,2 106 detik. Namun, elektron diperkirakan stabil secara
teoritis: elektron merupakan partikel teringan yang bermuatan, sehingga peluruhannya akan
melanggar kekekalan muatan.Ambang bawah eksperimen untuk rata-rata umur paruh
elektron adalah 4,6 1026 tahun, dengan taraf keyakinan sebesar 90% (ulfa.2012).
2.4 Medan Magnet
Medan magnet dapat dihasilkan dari suatu muatan q yang bergerak dengan kecepatan
v.Medan magnet yang dihasilkan pada jarak r dari muatan bergerak q adalah sebesar:
B=
0 q (vx r^ )
4 r2
Dimana
merupakan jarak dari muatan terhadap titik di mana medan magnet diukur dari r vector satuan
dengan
arah
tegak
lurus
r(nurohman,2004:108).
2.5 Rasio muatan per massa
permukaan
yang
dibentuk
perkalian
vector
dan
Rasio muatan dan massa elektron dapat ditentukan dari elektron yang dibelokkan akibat
pengaruh dari medan magnet seragam disekitarnya yang kemudian suatu filamen dipanaskan
dalam sebuah tabung vakum, yang dihubungkan dengan beda potensial tertentu dan
pemercepat tegangannya Sinar katoda dibelokkan oleh muatan medan magnet yaitu kutub
posiitf dan tarik menarik ke arah kutub negatif. Fakta ini menjadi landasan bagi Thomson
untuk menyimpulkan bahwa sinar katoda sebagai arus partikel yang bermuatan negatif, yang
dinamakan elektron. Berdasarkan besarnya simpangan belok dari elektron atau sinar katoda
dalam medan magnet. Thomson dapat menentukan nisbah atau perbandingan (rasio) antara
muatan dan massa elektron (e/m) dari partikel katoda yaitu :
e/m = 1,67 . 1011 C.Kg-1 = 1,67 . 108 C.g-1
dimana e adalah muatan elektron,dan m adalah massa electron.
Lalu, pada tahun 1909, Robert Andreas Milikan melalui Tetesan Minyaknya, berhasil
menemukan nilai dari muatan elektron itu sendiri, yaitu sebesar :
e = 1,60217733 . 10-19 C
Dari dua konstanta diatas, maka didapatkan massa dari elektron diam adalah sebagai
berikut :
e/m = 1,67 . 108 C.Kg-1
sehingga,
m = 9,11 . 10-28 g
Pistol elektron berfungsi untuk mempercepat gerak elektron, sehingga memperbesar
energi Kinetiknya. Pada pratikum ini, dilakukan dengan prosedur menvariasikan arus pada
Acceleration volt. Secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut, jari jari kumparan
sama dengan jarak antar kumparan. Geometri ini memberikan medan magnet yang sangat
seragam dekat dengan pusat kumparan. Kumparan Helmholtz dari Aparatus e/m yang
memiliki radius pemisahan 15 cm. Setiap kumparan memiliki 130 lilitan. Medan magnet (B)
yang dihasilkan oleh kumparan sebanding dengan arus (I) dengan persamaan sebagai
berikut :
B = 7,80 . 10-4 . I
Untuk energi Kinetik elektron yang dpercepat melalui potensial V adalah :
Ek = e.V
m.v2 =e.V
(2.8)
Gaya Lorentz yang dialami, akan sama dengan gaya Sentripetalnya, yaitu sebagai
berikut :
Fl=Fc
(2.9)
Maka dari rumus diatas, dapat kita tentukan rasio dari muatan dan massa electron. (Pistol
elektron) serta medan magnet-nya berasal dari kumparan Helmholtz. Ini disebut juga dengan
alat Aparatus (e/m). Disini akan didapatkan energi Kinetik, gaya Sentripetal dan gaya
Lorentz. Maka didapatkan nilai e/m = 2.V/(B.r)2. Dimana secara teori, besar dari e/m adalah
1,67 . 1011 C.Kg-1. Pada pratikum ini, pratikan memakai tabung vakum berbentuk bulat,
beserta dengan kumparan Helmholtz yang berbentuk bulat pula. Sehingga dihasilkan sinar
katoda yang berbentuk spiral (Pangaribuan,2012).
F ev B
(1)
Arah gaya Lorentz ditentukan dengan aturan tangan kiri dan besarnya adalah
F evB sin( )
(2)
Jika electron bergerak bertepatan dengan arah medan magnet maka
sin( )
= 0 dan
=0.
Gaya Lorentz yang bekerja sama dengan nol sehingga elektron, sehingga elektron tetap
bergerak sepanjang garis lurus seperti gerak awalnya.
90o
vertical terhadap
v
(kecepatan elektron dinyatakan
sin( ) 1
, dan
), maka
Gaya ini mengubah arah gerak elektron, tetapi tidak mengubah besar kecepatan elektron,
sehingga elektron membuat gerakan memutar dengan radius
Gambar 1.a Gerak sebuah elektron yang tegak lurus induksi magnet seragam
Gambar 1.b Gerak elektron yang tidak tegak lurus medan magnet yang seragam
Dari hukum Newton II kita peroleh persamaan:
2
v
F ev B m
R
Sehingga waktu yang diperlukan untuk sebuah elektron berputar satu kali revolusi adalah:
(3)
2R
v
2m
eB
(4)
Persamaan (4) menunjukkan bahwa T adalah bergantung pada kecepatan elektron, artinya di
bawah pengaruh medan listrik seragam, waktu satu kali rotasi dari satu revolusi untuk
elektron-elektron yang berbeda kecepatan adalah sama, kecuali bahwa elektron dengan
kecepatan lebih besar akan mempunyai jari-jari rotasi yang lebih besar. Ini adalah landasan
teori untuk metode the magnetic focusing (metode fokus magnetik).
v
B
Jika terdapat sudut
antara kecepatan elektron dengan
dengan induksi magnet
,
v//
kecepatan elektron diuraikan menjadi dua komponen, yaitu kecepatan axial
dengan
v
dan kecepatan radial
yang parallel
v//
. Kecepatan
tetap konstan,
v
artinya elektron tetap bergerak pada sumbu-nya, sementara akibat pengaruh gaya Lorentz,
akan membuat elektron berputar disekitar sumbu. Orbit yang dihasilkan dari gerakan elektron
adalah sebuah helix seperti pada Gambar 1.b, pitch (perjalanan elektron dalam arah induksi
magnet
2m
v//
eB
(5)
v//
m Bh
(6)
adalah pitch
Jika elektron-elektron adalah berkas elektron yang diemisikan dari titik yang sama
v
mempunyai
v//
berbeda tetapi
suatu titik. Ini disebut magnetic field focusing (pem-fokusan medan magnetic), (longitudinal
magnetic focusing).
Elektron-elektron yang diemisikan dari katode dapat diasumsikan tidak memiliki kecepatan
awal. Mereka akan dipercepat melalui tegangan anoda yang pertama (focusing electrode)
dan anoda ke dua (accelerating electrode) di dalam tabung. Kecepatan longitudinal elektron
v//
bergantung pada tegangan U (berlaku sebagai tegangan akselerasi) yang di aplikasikan
melalui katode terhadap anoda ke dua, yaitu
1
2
mv// eU
2
adalah muatan elektron, U adalah tegangan akselerasi (tegangan antara katode dan anode
v//
2eU
m
(7)
m h2B2
(8)
Tabung oscilloscope ditempati oleh tabung helix yang panjang. Setelah dihidupkan semua
sinar-sinar elektron difokuskan menuju suatu titik di bawah pengaruh tegangan pem-fokus,
v
sehinggan terdapat bintik terang pada layar. Untuk membuat kecepatan
, tegangan 15 volt
v//
membuat gerakan helix. Dapat dilihat dari Pers. (5) bahwa
bervariasi dengan arus I (besar B) dalam tabung helix, pada keadaan ini h (pitch) sama
dengan jarak (l) antara titik defleksi awal ke pelat defleksi y dan pusat layar. Pada kasus ini
bintik terang yang disebut focus utama (primary focusing) seperti Gambar 2 dan Pers. (8)
ditulis kembali sebagai:
e 8 2U
m l 2 B2
l 0,148
m)
(9)
(cos( 1 ) cos( 2 ))
2
B 0 NI cos( )
Di pusat tabung helix besar medan magnet
adalah:
e
8 2U
U
2 2 2 2
2 2 2
1014
2
2
m l 0 N I cos ( ) 2l N I cos
N
0
konduktivitas magnetic dalam hampa, (
(10)
jumlah lilitan persatuan panjang (lilitan/m), alat ini menggunakan N = 3800 lilitan/m
0
I
C/kg
4 10-7 H/m )
U = tegangan akselerasi
cos( )
= 0,948
3.4 Kontrol Panel
1. Power saklar (S1) dan indicator LED. Setelah menghidupkan S1, indicator (LED) akan
menyala hijau mengindikasikan daya hidup
2. Tegangan tinggi daya DC
a. Mengatur knob kecerahan (RP1). Hal ini digunakan untuk mengontrol kecerahan jejak
elektron pada layar. Peringatan: tidak pernah menggunakan tinggi kecerahan karena
dapat merusak bahan fluorescent.
b. Mengatur knob focus (RP2). Hal ini digunakan untuk fokus jejak elektron pada layar.
Elektron jejak harus difokuskan saat perubahan tegangan kecerahan atau percepatan
terjadi.
c. Knob mengatur percepatan tegangan (RP3). Hal ini digunakan untuk mengatur
tegangan akselerasi antara anoda kedua (A1) Dan yang pertama anoda (K). Tegangan
akselerasi dapat dibaca dari voltmeter DC pada panel.Untuk mendapatkan pembacaan
yang lebih akurat dari tegangan akselerasi, voltmeter eksternal dengan Kisaran 1500 V
dapat digunakan dengan cara menghubungkannya ke terminal merah dan hitam ditandai
5. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai maksimal,mengatur tombol pengubah
arus pada 2.5 A.Sekarang titik cerah pada layar akan memanjang.Mengubah gain arus
secara perlahan menaikan arus dan kecerahan strip.Ketika arus naik kira-kira
2A.Kecerahan strip akan memendek menjadi sebuah titik.Ini dinamakan pemfokusan titik
sekunder dengan arusnya disebut I2.Berarti nilai arus adalah I=(I1+I2)/2 dapat
menggunakan persamaan (10) untuk menentukka e/m dan menhitung kesalahan percobaan
dari e/m.(nilai e/m yang terkenal adalah 1.759x1011 C/kg).
6. menekan arus POLARITY ke sumbu yang lain.mengulangi prosedur diatas dan mengamati
perubahan kecerahan strip(sekarang arus yang melalui tabung helix terbalik dan mengubah
arah terang strip di layar juga terbalik.)
7. Untuk menghitung nilai e/m lebih akurat.voltmeter eksternal dan ammeter harusnya
digunakan di hubungkan dengan terminal on dan panel depan.
3.6 Gambar Alat
DAFTAR PUSTAKA
Nurohman,Sabar.2004.Magnetisme.Bandung:Institut Teknologi Bandung
Rahayu,Sonya.2011.Jurnal Fisika Eksperimen 1 Modul A.O.6 Rasio Muatan Dan Massa
Elektron.Padang:Universita Andalas
Ulfa,maria.2012.Rasio Muatan dan Massa Elektron. http://ulfayulius.wordpress.com/rasiomuatan-dan-massa-elektro/.Diakses pada 18 November 2014
Lambda scientific. 2015. LEAI 45 Appartus for determining specific charge of Electron basic
Instruction
manual.
http://dc228.4shared.com/download/jExX5wOwba/LEAI45_Manual.pdf?
tsid=2015102112361984c82e12&sbsr=7e64e929babe5fe360c204bc929fc6fc597
a9ef1b1264680&lgfp=2000/.Diakses pada 25 oktober 2015