Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TEKNIK LABORATORIUM I

(METODE PENENTUAN MUATAN ELEKTRON DASAR MENGGUNAKAN LEAI


45 APPARATUS)
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah teknik laboratorium I dengan dosen pengampu Drs.Alex
Hariyanto )

Disusun Oleh :
Nama : Zakaria Sandy Pamungkas
NIM : 130210102071
Kelas B

Program Studi Pendidikan Fisika


Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Universitas Jember
2015

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron adalah salah satu konstanta penting
dalam fisika modern. Meskipun sinar katoda sudah ditemukan sejak tahun 1859 namun baru
tiga puluh delapan tahun kemudian muatan spesifik sinar katoda diperoleh. J.J Thomson
(1856-1940) yang pertama kali melakukan percobaan untuk menentukan muatan sinar
katoda. Thomson dapat menunjukan bahwa semua partikel memiliki perbandingan muatan
terhadap massa (e/m) relatif sama.
Seperti halnya dalam tabung sinar katoda, elektron dihasilkan dari katoda yang
dipanaskan oleh filamen. Elektron dipercepat menuju anoda yang berbentuk silinder dan
melewatinya.. Jika kedua medan listrik dan medan magnet bernilai nol, elektron akan
mencapai posisi X dilayar dan menimbulkan fluoresensi.
Kumparan Helmholtz digunakan untuk menghilangkan medan magnetik bumi dan untuk
memberikan medan magnet yang konstan dalam ruang yang sempit dan terbatas. Sedangkan
Andre Marie Ampere dengan percobannya berhasil menunjukkan bahwa elemen arus akan
mengalami gaya ketika berada dalam medan magnet Berangkat dari sinilah percobaan e/m
dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana menentukan rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron?
1.3 Tujuan
Setelah melakukan studi literatur Spesific Charge of electron Mahasiswa diharapkan
mampu menentukan rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron dengan cara
praktikum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Sejarah Percobaan
Robert A. Milikan (1869 1953) melakukan percobaan dengan meneteskan minyak
melalui dua plat logam dengan beda potensial yang dapat diatur sehingga gaya elektrolistrik

mampu membuat tetes minyak berhenti. Pada eksperimen tersebut, jatuhan minyak akan
mengalami percepatan kebawah yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan pada saat yang
sama gerak tetes minyak tersebut dihambat oleh gaya stokes. Sehingga akan terjadi
keseimbangan gaya gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik diantara dua plat konduktor
tersebut.
Dalam eksperimen minyak milikan, dibutuhkan Milikan Oil-drop Apparatus , adaptor
DC 12 Volt, high voltage DC power supply, multimeter digital, atomizer + minyak,
stopwatch, barometer, dan lampu halogen DC 12 Volt. Eksperimen ini dimulai dengan
menyemprotkan Atomizer kedalam chamber yang telah dibuka setelah terisi pindahkan pada
posisi ionisasi tunggu beberapa detik kemudian pindahkan ke posisi off. Dalam perlakuan
ini, dilakukan pengamatan terhadap tetesan minyak yang telah disemprot tersebut pada
mikroskop.Kemudian dilakukan pengaturan jarak dan waktu yang telah ditentukan baik pada
saat kecepatan naik maupun turun. Dari hal tersebut, kemudian dihubungkan dengan
persamaan yang sudah umum diketahui guna didapatkan nilai muatan elektron dengan
hubungannya pada ketetapan Avogadro.
Eksperimen tetes minyak Milikan merupakan eksperimen dalam menentukan muatan
satuan elektron (e) dan bilangan Avogadro (N) berdasarkan persamaan Faraday dengan
mengetahui sifat diskrit dari muatan elektron.Mengingat hal tersebut merupakan asas paling
fundamental dalam mempelajari karakteristik atomik maupun kelistrikan secara mikro, maka
eksperimen ini dinilai perlu untuk dilakukan.
Suatu benda dikatakan bermuatan listrik jika atom-atom benda tersebut kekurangan
atau kelebihan elektron. Besarnya muatan listrik bergantung pada seberapa banyak atomatom

tersebut

kekurangan

atau

kelebihan

elektron.

Semakin

banyak

atom-

atomnya kekurangan atau kelebihan elektron, maka semakin besar muatannya.


Tetes minyak milikan adalah merupakan percobaan yang menunjukkan bahwa muatan
electron bersifat diskrit yaitu gaya ke bawah pada tetes milikan (percepatan ke bawah) akan
terhambat oleh suatu gaya stokes (gaya penghambat). Percobaan ini dilakukan dengan
menyeimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes kecil
minyak yang berada diantara dua buah pelat konduktor.(Kennet Krane, 1992: 181).
Robert Millikan melakukan percobaan dengan menyeimbangkan gaya- gaya antara
gravitas dan gaya listrik pada suatu tetes minyak yang ada diantara dua buah pelat konduktor.
Ketika minyak jatuh diudara akan mengalami percepatan kebawah ynag disebabkan oleh
gaya grafitasi dan pada saat yang sama gerak tetes minyak tersebut dihambat oleh gaya
penghambat (gaya stokes). Menurut stokes, bila sebuah benda dilepaskan tanpa kecepatan

awal didalam fluida, benda mula-mula akan mendapat kecepatan. (Sissom,1987)Karena


mendapat kecepatan maka benda akan bertambah besar pula, hingga mencapai keadaan
stasioner. Pada keadaan seperti ini dpat digambarkan hubungan antara gaya stokes dan gaya
gravitasi berdasar persamaan berikut:
Fg= Fs..(1)
M.g = K.Vf .(2)
Dalam keadaan stasioner menjadi:
Fc= Fg+ Fs.(3)
Een = mg + KVr..(4)
Dimana E merupakan kuat medan listrik. Secara umum didefinisikan bahwa kuat
medan listrik E di dalam ruang sebagai gaya elektrostatis yang bekerja pada satu satuan
muatan di dalam ruang tersebut. (Soedojo,1985).
Percobaan milikan disebut juga sebagai percobaan Oil Drop.Electron mempunyai peran
penting dalam mempelajari gejala kelistrikan kemagnetan. Dengan mengembangkan gayagaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada diantara dua pelat
elektroda, masing-masing plat berdiameter 20 cm dan terpisah sejauh 7.67cm. Minyak
diteteskan dengan tetesan kecil melalui dua plat logam dengan dua buah plat yang dapat
menarik muatan listrik dari tetesan minyak pada palat bagian atas. Jika beda tegangan diatur
agar mengimbangi gaya gravitasi pada tetes minyak, maka artikel-partikel minyak yang
mengandung muatan akan melayang karena keseimbangan gaya tersebut. Pada keadaan ini
gaya gravitasi sama dengan gaya elektrostatik, sehingga muatan dapat diketahui besarnya.
(Finn, 1992)
Melalui banyak percobaan dengan tetes minyak milikan yang beragam maka secara
umum muatan dapat diperoleh:
en=mg[(Vf+Vr)/EVf] ....(5)
Dimana besaran massa m dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
m=4/33, sehingga persamaan di atas menjadi:
en=(4/3) 3g[(Vf+Vr)/EVf] ....(6)
Muatan listrik Q di dalam suatu ruang, akan menyebabkan timbulnya mdan listrik did
ala ruang tersebut, artinya setiap muatan lain Q yang berada di dalam ruang itu akan
mengalami gaya elekstrotati makin banyak Q makin kuat gaya F dan makin medan listrik
yang ditimbulkan oleh Q tersebut. Sehingga kuat medan listrik di dalam ruang, ditentukan
oleh banyaknya muatan Q yang menimbulkan medan listrik tersebut, serta tergantung pada
jaraknya dari muatan Q (Peter, 1985: 14).
Percobaan yang dilakukan oleh millikan dapat menyingkap secara meyakinkan
bagiamana sifat muatan

listrik dan harga muatan suatu electron (en) maupun bilangan

Avogadro (N) dalam satuan system internasional yaitu dengan persamaan:


en=(4/3)3g[1/(1+b/pa)]3/2 [(Vf+Vr) / (V)Vf] ..(7)
Nilai dari bilangan Avogadro (N) adalah:

N = 9,625x107(C/kgberat ekivalen) / e (C)(8)


en= muatan tetes minyak (Columb)
Terbukti bahwa beberapa bintik minyak bermuatan listrik, karena efek

gesekan.

Bintik-bintik itu dapat pula memperoleh muatan jika udara dalam apara tersebut diionisasi
oleh sinar X atau oleh secuil benda Radioaktif beberapa electron atau ion lalu bertumbukan
dengan bintik-bintik minyak itu. (Zemansky,1986).
Dari percobaan Millikan menyimpulkan qe= e merupakan kelipatan bilangan bulat dari
nilai tertentu yaitu 1,6 x1019C dan tdak pernah didapatkan nilai qe= e kurang dari 1,6 x
1019C. Selanjutnya nilai 1,6 x1019C disebut muatan elementar (muatan elektron). (Silaban,
1986).
Melalui percobaan tetes minyak milikan ini, tidak hanya electron yang digunakan
sebagai acuan di dalam dasar teori, akan tetapi analisa fluida juga memiliki peranan di dalam
percobaan. Aliran fluida merupakan garis lurus didalam medan aliran yang dibuat pada saat
waktu tertentu.(Pitts,1977)
2.2. Definisi Elektron Elektron
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang
diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer pada tahun 1897 oleh J.J
Thompson. Elektron merupakan salah satu dari tiga sub partikel dasar penyusun atom yang
juga merupakan partikel fundamental dalam sifat kelistrikan secara mikro. Oleh karena itu,
eksperimen mengenai sinar katoda termasuk eksperimen yang penting dalam perkembangan
bidang kelistrikan (rahayu,2011:1)
2.3 Ciri-Ciri elektron
Massa invarian sebuah elektron adalah kira-kira 9,109 1031 kilogram,[60] ataupun setara
dengan 5,489 104 satuan massa atom. Berdasarkan prinsip kesetaraan massaenergi Einstein, massa ini setara dengan energi rihat 0,511 MeV. Rasio antara
massa proton dengan

massa

elektron

adalah

sekitar

1836. Pengukuran

astronomi

menunjukkan bahwa rasio massa proton terhadap elektron tetap bernilai sama paling tidak
selama setengah usia alam semesta, seperti yang diprediksikan oleh Model Standar
Elektron memiliki muatan listrik sebesar -1,602 1019 coulomb, yang digunakan
sebagai satuan standar untuk muatan partikel subatom. Di bawah ambang batas keakuratan
eksperimen, muatan elektron adalah sama dengan muatan proton, namun memiliki tanda
positif. Oleh karena simbol e digunakan untuk merujuk pada muatan elementer, elektron
umumnya disimbolkan sebagai e, dengan tanda minus mengindikasikan muatan negatif.

Positron disimbolkan sebagai e+ karena ia memiliki ciri-ciri yang sama dengan elektron
namun bermuatan positif
Elektron memiliki momentum sudut intrinsik atau spin senilai 12.Sifat ini biasanya
dinyatakan dengan merujuk elektron sebagai partikel spin- 12. Untuk partikel seperti ini,
besaran spinnya adalah 32 manakala hasil pengukuran proyeksi spin pada sumbu apapun
hanyalah dapat bernilai 2. Selain spin, elektron juga memiliki momen magnetik intrinsik di
sepanjang sumbu spinnya.Momen magnetik elektron kira-kira sama dengan satu magneton
Bohr, dengan konstanta fisika sebesar 9,274 009 15(23) 1024 joule per tesla. Orientasi spin
terhadap momentum elektron menentukan helisitas partikel tersebut.
Elektron tidak memiliki substruktur yang diketahui.Oleh karena itu, ia didefinisikan
ataupun

diasumsikan

sebagai partikel

titik ataupun muatan

titik dan

tidak

beruang.

Pemantauan pada satu elektron tunggal dalam perangkap Penning menunjukkan batasan atas
jari-jari partikel sebesar 1022 meter. Terdapat sebuah tetapan fisika yang disebut sebagai
"jari-jari elektron klasik" yang bernilai 2,8179 1015 m. Namun terminologi ini berasal dari
perhitungan

sederhana

yang

mengabaikan

efek-efek mekanika

kuantum.

Dalam

kenyataannya, jari-jari elektron klasik tidak memiliki hubungan apapun dengan struktur dasar
elektron.
Terdapat partikel elementer yang secara spontan meluruh menjadi partikel yang lebih
ringan. Contohnya adalah muon yang meluruh menjadi elektron, neutrino, dan antineutrino,
dengan waktu paruh rata-rata 2,2 106 detik. Namun, elektron diperkirakan stabil secara
teoritis: elektron merupakan partikel teringan yang bermuatan, sehingga peluruhannya akan
melanggar kekekalan muatan.Ambang bawah eksperimen untuk rata-rata umur paruh
elektron adalah 4,6 1026 tahun, dengan taraf keyakinan sebesar 90% (ulfa.2012).
2.4 Medan Magnet
Medan magnet dapat dihasilkan dari suatu muatan q yang bergerak dengan kecepatan
v.Medan magnet yang dihasilkan pada jarak r dari muatan bergerak q adalah sebesar:
B=

0 q (vx r^ )
4 r2

Dimana

adalah konstanta permebealitas udara yang besarnya 4x10-7N/A2.r

merupakan jarak dari muatan terhadap titik di mana medan magnet diukur dari r vector satuan
dengan

arah

tegak

lurus

r(nurohman,2004:108).
2.5 Rasio muatan per massa

permukaan

yang

dibentuk

perkalian

vector

dan

Rasio muatan dan massa elektron dapat ditentukan dari elektron yang dibelokkan akibat
pengaruh dari medan magnet seragam disekitarnya yang kemudian suatu filamen dipanaskan
dalam sebuah tabung vakum, yang dihubungkan dengan beda potensial tertentu dan
pemercepat tegangannya Sinar katoda dibelokkan oleh muatan medan magnet yaitu kutub
posiitf dan tarik menarik ke arah kutub negatif. Fakta ini menjadi landasan bagi Thomson
untuk menyimpulkan bahwa sinar katoda sebagai arus partikel yang bermuatan negatif, yang
dinamakan elektron. Berdasarkan besarnya simpangan belok dari elektron atau sinar katoda
dalam medan magnet. Thomson dapat menentukan nisbah atau perbandingan (rasio) antara
muatan dan massa elektron (e/m) dari partikel katoda yaitu :
e/m = 1,67 . 1011 C.Kg-1 = 1,67 . 108 C.g-1
dimana e adalah muatan elektron,dan m adalah massa electron.
Lalu, pada tahun 1909, Robert Andreas Milikan melalui Tetesan Minyaknya, berhasil
menemukan nilai dari muatan elektron itu sendiri, yaitu sebesar :
e = 1,60217733 . 10-19 C
Dari dua konstanta diatas, maka didapatkan massa dari elektron diam adalah sebagai
berikut :
e/m = 1,67 . 108 C.Kg-1

m = e/ 1,67 . 108 C.Kg-1

sehingga,
m = 9,11 . 10-28 g
Pistol elektron berfungsi untuk mempercepat gerak elektron, sehingga memperbesar
energi Kinetiknya. Pada pratikum ini, dilakukan dengan prosedur menvariasikan arus pada
Acceleration volt. Secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut, jari jari kumparan
sama dengan jarak antar kumparan. Geometri ini memberikan medan magnet yang sangat
seragam dekat dengan pusat kumparan. Kumparan Helmholtz dari Aparatus e/m yang
memiliki radius pemisahan 15 cm. Setiap kumparan memiliki 130 lilitan. Medan magnet (B)
yang dihasilkan oleh kumparan sebanding dengan arus (I) dengan persamaan sebagai
berikut :
B = 7,80 . 10-4 . I
Untuk energi Kinetik elektron yang dpercepat melalui potensial V adalah :
Ek = e.V
m.v2 =e.V

(2.8)

Gaya Lorentz yang dialami, akan sama dengan gaya Sentripetalnya, yaitu sebagai
berikut :
Fl=Fc

(2.9)

Maka dari rumus diatas, dapat kita tentukan rasio dari muatan dan massa electron. (Pistol
elektron) serta medan magnet-nya berasal dari kumparan Helmholtz. Ini disebut juga dengan
alat Aparatus (e/m). Disini akan didapatkan energi Kinetik, gaya Sentripetal dan gaya
Lorentz. Maka didapatkan nilai e/m = 2.V/(B.r)2. Dimana secara teori, besar dari e/m adalah
1,67 . 1011 C.Kg-1. Pada pratikum ini, pratikan memakai tabung vakum berbentuk bulat,
beserta dengan kumparan Helmholtz yang berbentuk bulat pula. Sehingga dihasilkan sinar
katoda yang berbentuk spiral (Pangaribuan,2012).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.

LEAI-45 Apparatus untuk menentukkan rasio muatan dan massa electron


Power wire
BGXP -0.75 A fuse
Bgxp -3A fuse

3.2 Spesifikasi teknis


1. Daya masukan maksimal : 85 Watt
2. Percapatan tegangan : 1000V~1200V terus menerus disesuaikan
3. Tegangan rendah sumber DC :
Kisaran : 0.2 A~1.5 A / 1.5 A~2.5 A terus menerus disesuaikan
Arah arus : reversible

4. Parameter tabung heliks :


Mengubah nomer N : 3800 turn/m ( satuan panjang dari tabung helix )
5. Parameter tabung osiloskop
Jarak : 0,148 m (antara layar menuju plat 1 defleksi y)
6. Berkelanjutan waktu kerja : 1 jam
7. Kondisi lingkungan
8. Dimensi : 380 x 190 x 320 mm
9. Berat : 11 Kg
3.3 Prinsip Kerja Alat
Setelah sumber arus listrik (ac) pada alat dinyalakan, electron di dalam tabung
oscilloscope akan mengalami gaya Lorentz akibat medan medan magnet yang dibangkitkan
oleh lilitan atau coil . Gaya Lorentz dinyatakan sebagai:


F ev B

(1)

= gaya Lorentz yang bekerja pada electron


= kecepatan electron
= induksi magnet
= muatan electron

Arah gaya Lorentz ditentukan dengan aturan tangan kiri dan besarnya adalah
F evB sin( )

(2)
Jika electron bergerak bertepatan dengan arah medan magnet maka

sin( )

= 0 dan

=0.

Gaya Lorentz yang bekerja sama dengan nol sehingga elektron, sehingga elektron tetap
bergerak sepanjang garis lurus seperti gerak awalnya.

Ketika kecepatan elektron

90o

vertical terhadap

v
(kecepatan elektron dinyatakan

sin( ) 1

, dan

. Pada saat ini, gaya yang bekerja pada elektron menjadi


F evB

), maka

Gaya ini mengubah arah gerak elektron, tetapi tidak mengubah besar kecepatan elektron,
sehingga elektron membuat gerakan memutar dengan radius

pada bidang tegak lurus

seperti Gambar 1.a

Gambar 1.a Gerak sebuah elektron yang tegak lurus induksi magnet seragam

Gambar 1.b Gerak elektron yang tidak tegak lurus medan magnet yang seragam
Dari hukum Newton II kita peroleh persamaan:
2

v
F ev B m
R

adalah massa elektron.

Sehingga waktu yang diperlukan untuk sebuah elektron berputar satu kali revolusi adalah:

(3)

2R
v

2m
eB

(4)

Persamaan (4) menunjukkan bahwa T adalah bergantung pada kecepatan elektron, artinya di
bawah pengaruh medan listrik seragam, waktu satu kali rotasi dari satu revolusi untuk
elektron-elektron yang berbeda kecepatan adalah sama, kecuali bahwa elektron dengan
kecepatan lebih besar akan mempunyai jari-jari rotasi yang lebih besar. Ini adalah landasan
teori untuk metode the magnetic focusing (metode fokus magnetik).

v
B
Jika terdapat sudut
antara kecepatan elektron dengan
dengan induksi magnet
,

v//
kecepatan elektron diuraikan menjadi dua komponen, yaitu kecepatan axial

dengan

v
dan kecepatan radial

yang tegak lurus dengan

yang parallel

v//
. Kecepatan

tetap konstan,

v
artinya elektron tetap bergerak pada sumbu-nya, sementara akibat pengaruh gaya Lorentz,
akan membuat elektron berputar disekitar sumbu. Orbit yang dihasilkan dari gerakan elektron
adalah sebuah helix seperti pada Gambar 1.b, pitch (perjalanan elektron dalam arah induksi
magnet

antara revolusi-revolusi) adalah :


h Tv//

2m
v//
eB

(5)

Dari persamaan (5) , diperoleh


e 2

v//
m Bh

(6)

adalah pitch

Jika elektron-elektron adalah berkas elektron yang diemisikan dari titik yang sama

v
mempunyai

v//
berbeda tetapi

, maka setelah bergerak sejauh h , mereka difokuskan pada

suatu titik. Ini disebut magnetic field focusing (pem-fokusan medan magnetic), (longitudinal
magnetic focusing).
Elektron-elektron yang diemisikan dari katode dapat diasumsikan tidak memiliki kecepatan
awal. Mereka akan dipercepat melalui tegangan anoda yang pertama (focusing electrode)
dan anoda ke dua (accelerating electrode) di dalam tabung. Kecepatan longitudinal elektron

v//
bergantung pada tegangan U (berlaku sebagai tegangan akselerasi) yang di aplikasikan
melalui katode terhadap anoda ke dua, yaitu
1
2
mv// eU
2

adalah muatan elektron, U adalah tegangan akselerasi (tegangan antara katode dan anode

ke dua) , dan dapat diperoleh

v//

2eU
m
(7)

Substitusi Pers (7) ke Pers. (6) dapat diperoleh


e 8 2U

m h2B2

(8)

Tabung oscilloscope ditempati oleh tabung helix yang panjang. Setelah dihidupkan semua
sinar-sinar elektron difokuskan menuju suatu titik di bawah pengaruh tegangan pem-fokus,

v
sehinggan terdapat bintik terang pada layar. Untuk membuat kecepatan

, tegangan 15 volt

AC dipalikasikan pada pelat-pelat defleksi tabung oscilloscope dan elektron-elektron akan


mendapat kecepatan komponen vertical pada batas-batas tertentu dan sebuah garis lurus
terang terbentuk pada layar.
Jika arus I menerobos melalui tabung helix, sebuah induksi magnetic akan dibangkitan
dalam arah tabung helix ini. Di bawah pengaruh medan magnet, elektron-elektron akan

v//
membuat gerakan helix. Dapat dilihat dari Pers. (5) bahwa

(juga tegangan akselerasi U)

bervariasi dengan arus I (besar B) dalam tabung helix, pada keadaan ini h (pitch) sama
dengan jarak (l) antara titik defleksi awal ke pelat defleksi y dan pusat layar. Pada kasus ini
bintik terang yang disebut focus utama (primary focusing) seperti Gambar 2 dan Pers. (8)
ditulis kembali sebagai:
e 8 2U

m l 2 B2

l 0,148

m)

(9)

Gambar 2 Peristiwa primary focusing


Medan magnet dalam sebuah tabung helix dihitung berdasarkan formula untuk sebuah
tabung helix gulungan berlapis-lapis (Gambar 3), Dapat dihitung dengan persamaan:
B 0 NI

(cos( 1 ) cos( 2 ))
2

Gambar 3 Gulungan kawat penghantar membentuk tabung helix

B 0 NI cos( )
Di pusat tabung helix besar medan magnet

, sehingga persamaan rasio e/m

adalah:
e
8 2U
U
2 2 2 2
2 2 2
1014
2
2
m l 0 N I cos ( ) 2l N I cos
N

0
konduktivitas magnetic dalam hampa, (

(10)

jumlah lilitan persatuan panjang (lilitan/m), alat ini menggunakan N = 3800 lilitan/m

0
I

C/kg

4 10-7 H/m )

arus dalam tabung helix


jarak layar terhadap pelat defleksi y

U = tegangan akselerasi
cos( )

= 0,948
3.4 Kontrol Panel
1. Power saklar (S1) dan indicator LED. Setelah menghidupkan S1, indicator (LED) akan
menyala hijau mengindikasikan daya hidup
2. Tegangan tinggi daya DC
a. Mengatur knob kecerahan (RP1). Hal ini digunakan untuk mengontrol kecerahan jejak
elektron pada layar. Peringatan: tidak pernah menggunakan tinggi kecerahan karena
dapat merusak bahan fluorescent.
b. Mengatur knob focus (RP2). Hal ini digunakan untuk fokus jejak elektron pada layar.
Elektron jejak harus difokuskan saat perubahan tegangan kecerahan atau percepatan
terjadi.
c. Knob mengatur percepatan tegangan (RP3). Hal ini digunakan untuk mengatur
tegangan akselerasi antara anoda kedua (A1) Dan yang pertama anoda (K). Tegangan
akselerasi dapat dibaca dari voltmeter DC pada panel.Untuk mendapatkan pembacaan
yang lebih akurat dari tegangan akselerasi, voltmeter eksternal dengan Kisaran 1500 V
dapat digunakan dengan cara menghubungkannya ke terminal merah dan hitam ditandai

"tinggi pemantauan tegangan "pada panel depan. Peringatan: menghindari guncangan


tegangan tinggi.
3. Daya tegangan rendah
a. Saklar daya rendah (S2). Setelah menghidupkan S2, daya rendah DC akan hidup
b. Skering memegang daya tegangan rendah. Sekring ini memegang tegangan rendah
(3A)
c. Tombola rah arus polaritas (S4). Ini digunakan untuk mengubah arah medan
magnet dalam tabung helix selama eksperimen.
d. Tombol perubahan arus (S3). Ini digunakan untuk menyesuaikan rentang arus pada
0.2 A~1.5 A atau .5A~2.5 A
e. Knob penguat arus (RP4). Hal ini digunakan untuk mengontrol jalannya arus
melalui tabung heliks. Saat ini dapat dibaca dari DC ammeter. Untuk mendapatkan
pembacaan yang lebih akurat dari arus, sebuah ammeter eksternal dengan kisaran 3
A dapat digunakan. Pertama, menghapus plat tembaga hubung pendek
antaraterminal merah dan hitam ditandai "pemantauan saat ini" pada panel
depan;maka ammeter eksternal harus dihubungkan di terminal seri.

3.5 Langkah Kerja


1. Mengatur knob kecerahan searah jarum jam sampai maksimal,Mangatur tombol tegangan
level rendah(sumber LV) pada posisi off dan menghidupkan tombol power.Indikator
harusnya berwarna hijau dan panaskan apparatus selama 5 menit.Strip terang dengan
panjang 3 cm akan tampak pada layar.Sekarang Mengatur Knob kecerahan pada kecerahan
yang cukup(jangan mengatur kecerahan terlalu cerah).
2. Mengatur Tegangan kecepatan 1000~1100 V sementara mengatur focusing knob untuk
memfokuskan strip.
3. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai maksimal,mengatur tombol pengubah
arus pada 1.5 A.dan menghidupkan tengangan rendah.Sekarang. tabung helix terisi
energi dan strip terang pada layar akan berputar oleh sebuah sudut dan memendek.
4. Mengatur gain arus secara perlahan searah jarum jam secara langsung untuk menaikkan
arus yang melalui tabung helix sementara mengamati pembaca arus pada ammeter.strip
cerah akan secara kontinu berubah dan memendek,ini akan menjadi sebuah titik ketika
arus naik 1A,mengindikasikan bahwa elektron melakukan gerakan sirkular dan linier
searah B.dan terfokus pada satu point setelah bergerak sejauh h(l).Pembaca arus
menunjukkan nilai yang disebut I1 dan tegangan percepatan U.

5. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai maksimal,mengatur tombol pengubah
arus pada 2.5 A.Sekarang titik cerah pada layar akan memanjang.Mengubah gain arus
secara perlahan menaikan arus dan kecerahan strip.Ketika arus naik kira-kira
2A.Kecerahan strip akan memendek menjadi sebuah titik.Ini dinamakan pemfokusan titik
sekunder dengan arusnya disebut I2.Berarti nilai arus adalah I=(I1+I2)/2 dapat
menggunakan persamaan (10) untuk menentukka e/m dan menhitung kesalahan percobaan
dari e/m.(nilai e/m yang terkenal adalah 1.759x1011 C/kg).
6. menekan arus POLARITY ke sumbu yang lain.mengulangi prosedur diatas dan mengamati
perubahan kecerahan strip(sekarang arus yang melalui tabung helix terbalik dan mengubah
arah terang strip di layar juga terbalik.)
7. Untuk menghitung nilai e/m lebih akurat.voltmeter eksternal dan ammeter harusnya
digunakan di hubungkan dengan terminal on dan panel depan.
3.6 Gambar Alat

DAFTAR PUSTAKA
Nurohman,Sabar.2004.Magnetisme.Bandung:Institut Teknologi Bandung
Rahayu,Sonya.2011.Jurnal Fisika Eksperimen 1 Modul A.O.6 Rasio Muatan Dan Massa
Elektron.Padang:Universita Andalas
Ulfa,maria.2012.Rasio Muatan dan Massa Elektron. http://ulfayulius.wordpress.com/rasiomuatan-dan-massa-elektro/.Diakses pada 18 November 2014
Lambda scientific. 2015. LEAI 45 Appartus for determining specific charge of Electron basic
Instruction
manual.
http://dc228.4shared.com/download/jExX5wOwba/LEAI45_Manual.pdf?
tsid=2015102112361984c82e12&sbsr=7e64e929babe5fe360c204bc929fc6fc597
a9ef1b1264680&lgfp=2000/.Diakses pada 25 oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai