Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA MODERN

Disusun oleh:

Nama : Aprilia Nungki Kusumawati


NIM : 3215092205
Dosen Pembimbing : Fauzi Bakri, M.Si

LABORATORIUM FISIKA MODERN / EKSPERIMEN FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2010
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Charles Augustin Coulomb (1736-1806) mengukur tarikan dan tolakan


listrik secara kuantitatif dan menyimpulkan hukum yang mengatur tarikan
dan tolakan tersebut. Gaya pada setiap muatan adalah sama, walaupun
muatan-muatan (suatu sifat dan ciri khas dari zarah dasar yang menyusun
zat) tersebut dapat berbeda dan gaya pada muatan-muatan bergantung
pada besarnya muatan tersebut. Jika kita menempatkan sebuah muatan uji
(test charge) di dalam ruang di dekat sebuah benda bermuatan, maka
sebuah gaya elektrostatik akan bekerja pada muatan tersebut dan dikatakan
bahwa di dalam ruang terdapat medan listrik. Tabung yang digunakan
pada televisi merupakan tabung katoda. Pada tahun 1875, Sir William
Crookres berhasil menunjukan bahwa ada sinar yang berasal dari katoda
dan menumbuk tabung anoda. Sinar yang keluar dari katoda ini kemudian
dinamakan sinar katoda oleh Eugene Goldstein. Hasil percobaan
JJ.Thompson (1897) menunjukan bahwa sinar katoda merupakan berkas
sinar bermuatan negatif.

Sekitar tahun 1910, Robert Millikan (1868-1953) melakukan suatu


eksperimen untuk menentukan ukuran dari suatu elektron. Robert A.
Millikan berhasil menentukan muatan elektron melalui percobaan tetes
minyak millikan dan diamati pada ruang pengamatan yang dipengaruhi
oleh medan listrik homogen dari suatu pelat kapasitor.

Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-drop saat itu
dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron. Robert Millikan
melakukan percobaan tersebut dengan menyeimbangkan gaya-gaya antara
gaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada
di antara dua buah pelat elektroda. Dengan mengetahui besarnya medan
listrik, muatan pada tetes minyak yang dijatuhkan (droplet) dapat
ditentukan. Dengan mengulangi eksperimen ini sampai beberapa kali, ia
menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu kelipatan dari suatu
bilangan yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang terkecil dari
elektron adalah sama ukurannya. Ia menerima Hadiah Nobel untuk
eksperimennya tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Dalam latar belakang di temukan beberapa masalah yang teridentifikasi,


yaitu :

Bagaimana cara menentukan jari-jari dan muatan pada tetes minyak


dengan ukuran dan waktu yang dibutuhkan pada saat keadaan naik dan
turunnya tetes minyak dengan berbagai jenis muatan sesuai dengan
fungsi teganganya?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini hanya dibatasi oleh bintik


minyak yang diberi sumber radioaktif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka masalah dalam penelitian ini dapar


dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh kecepatan naik dan kecepatan turun terhadap muatan


tetes minyak?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam praktikum ini adalah :


1. Praktikan dapat merekonstruksikan percobaan yang dilakukan oleh
Robert A Milikan.

2. Praktikan dapat menerapkan model eksperimen Robert Milikan untuk


menentukan nilai muatan listrik keunsuran (e).

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Robert Andrew Milikan pada tahun 1909-1913 telah melakukan serangkaian


percobaan untuk menyingkap sifat muatan listrik dan juga mengukur muatan satu
elektron yaitu dengan percobaan tetes minyak.

Tetesan minyak yang dihamburkan dalam ruang pengamatan mengandung banyak


muatan. Ruang pengamatan yang dipengaruhi oleh medan listrik homogen dari
suatu pelat kondensator akan menyebabkan muatan tersebut tertarik ke arah pelat
kondensator. Pada setiap tetesan akan menerima muatan sebesar q yang
disebabkan adanya gesekan elektrisitas. Sebuah tetesan seperti ini dengan massa
moli dalam medan listrik yang berkekuatan E akan menerima gaya sebagai
berikut:

Gaya elektrostatik F = q.E

Gaya berat (gravitasi) F = moli .g

Disamping gaya tersebut, terdapat pula:


Gaya dorong = ml.g, dimana ml merupakan massa udara yang didesak tetesan
minyak.

Gaya stokes = 6πrην , apabila tetesan minyak bargerak relatif terhadap udara
disekitarnya. (η : viskositas udara , r : radius tetesan minyak yang dianggap
berbentuk bulat ,v : kecepatan gesekan).

Apabila kecepatan turun atau jatuh dari tetesan minyak dalam ruangan medan
bebas adalah konstan v1 (untuk menempuh jarak S butuh waktu t1), maka gaya-
gaya yang bekerjapada tetesan minyak tersebut adalah gaya berat, gaya dorong
yang berla. Secara matematis dapat dituliskan :

moil .g − m L g − 6πrν1η = 0

S
moil .g − m L g − 6πrη =0
t1

Dengan moil – mL= m, maka didapat sebagai berikut:

S
m.g − 6πrη =0
t1

m.g adalah kekuatan berat yang diperkecil/dikurangi oleh daya dorong :

Dengan ρoil = kerapatan minyak, ρL = kerapatan udara.

maka akan dida[at :

S
Vρg − 6πrη =0
t1

Volume tetesan minyak adalah V = 4 π r


3
3

4 πr 3 ρg − 6πrv η S = 0
3 t 1

Dari hasil diatas dihitung radius tetesan minyak :


9 Sη
r= (1)
2 ρgt 1

Apabila pada pelat kondensator dengan jarak pelat d diberi tegangn U, maka
tetesan akan naik dengan kecepatan konstan v2. Gaya yang berkurang oleh
kekuatan gaya dorong, gesekan stokes dan gaya akibat medan elektris
menyebabkan tetesan naik dengan persamaan :

4 πr 3 ρg − q U − 9πrη S = 0 (2)
3 d t 2

Apabila medan listrik dengan besaran yang hanya cukup sehingga tetesan minyak
mengambang, maka gaya geseka stokes tidak ada, sehingga persamaan menjadi :

4 πr 3 ρg − q U = 0 (3)
3 d

wanan dengan gaya berat dan gaya gesek Stokes yang menahan jatuhnya tetesan.

Dalam percobaan tetes Millikan, gerakan keceppatan bintik minyak dapat dibuat dalam
tiga keadaan, yaitu gerak ke bawah karena pengaruh gaya berat, gerak ke arah gaya berat
dengan pengaruh gaya berat dan medan magnet, serta gerak berlawanan arah gaya berat
dengan pengaruh medan listrik dan gaya berat.

Keadaan pertama adalah gerak bintik minyak karena pengaruh gaya gravitasi. Pada
kondisi ini bintik minyak bergerak dengan kecepatan konstan. Walaupun dalam kondisi
yang sering kita jumpai di lingkungan kita bahwa berat yang bergerak ke bawah karena
pengaruh gravitasi akan bergerak ke bawah beraturan. Hal ini disebabkan gaya gesek
udara sangat kecil dibanding dengan gaya gesekkanya dapat diabaikan.

Pada percobaan tetes minyak millikan, perbedaan gaya gesekan fluida dalam hal ini udara
dengan bintik minyak sangat mempengaruhi laju bintik minyak tersebut. Hal ini
disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut, dalam hal ini adalah udara.
Viskositas pada fluida pada dasarnya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan
yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan tersebut bergerak.

Secara rinci gaya gesek dalam fluida dijelaskan dalam ”Hukum Stokes’. Sesuai dengan
Hukum Stokes, besar gaya gesekan fluida dirumuskan dengan:
F = 6πηrv

Keterangan: η = viskositas fluida

v = kecepatan

r = radius bintik minyak

Gerak ke Bawah Tanpa Pengaruh Medan Listrik

Setelah minyak disemprotkan adanya atmosfer ke dalam ruang antar kedua plat kapasitor,
maka tetesan minyak yang jatuh pada awalnya mengalami percepatan. Karena adanya
gaya gesek yang menghambat gerakan, yaitu viskositas udara, maka pada saat tertentu
akan mencapai laju konstan. Dalam waktu bersamaan mengatur posisi alat source level ke
on untuk memberi muatan pada bintik minyak saat melewati ruang antara plat kapasitor
yang telah diberi muatan. Jika bintik minyak telah tampak dan sudah ada bintik minyak
terlewati, maka dipindahkan kembali ke posisi off.

Pada bagian ini bergerak bintik minyak tanpa pengaruh medan listrik, komponen
gaya-gaya bekerja pada bintik minyak seperti gambar di bawah.

FA FS1

W=mg

Gaya tekan ke atas Archimedes (FA):


4
FA = πr 3 ρu g
3

Gaya ke bawah:

1. Gaya Berat (W)


4 3
W = mg = πr ρb g
3
dimana, ρu = massa jenis udara

ρb = massa jenis butir partikel

Dalam keadaan seimbang (FS1 merupakan fungsi dari v1), maka:


W = FS 1 + FA
(1)

Keadaan gerak minyak dalam pengaruh muatan listrik dapat dilukiskan dengan
gambar berikut:

FA FS1

V2

W=mg FS2

dimana, gaya-gaya yang bekerja adalah:

• Gaya ke arah atas


- Gaya Coloumb
FC = qE = qV AB / d

- Gaya tekan ke atas Archimedes


4 3
FA = πr ρu g
3
• Gaya ke arah bawah
- Gaya berat
4
W = mg = πr 3 ρb g
3

- Gaya Gerak Stokes (FS)


FS = 6πηrv
Bila beda tegangan dan jarak kedua lempeng adalah VAB dan d, maka kuat medan listrik
diantara kedua lempeng tersebut adalah:

E = VAB / d (2)

Elektroda lempeng

Atas

Elektroda lempeng bawah

Dalam keadaan seimbang, maka berlaku:


W + FS 2 = FC + FA
(3)

dimana, di dapat dari substitusi antara 1, 2 ke persamaan 3, maka di dapatkan:

d
q = 6πηr (v2 − v1 )
V AB
(4)

atau
V AB
q = FS 1 + FS 2
d

Muatan butir partikel harus merupakan kelipatn dari bilangan utuh (n) terhhadap
kuanta muatan listrik keunsuran (et), q = n.e, et = 1,6x10-19C = nilai teoritis kuanta muatan
listrik keunsuran.

Muatan tetesan minyak merupakan kelipatan bulat dari nilai tertentu (bersifat
diskret). Nilai tertentu ini disebut muatan elementer (e), sehingga muatan yang
diamati adalah e, 2e, ..., ne, dengan n = bilangan bulat. Sehinga tidak pernah
terdapat muatan tetesan minyak yang merupakan fraksi (pecahan) muatan
elementer seperti 0,5 e; 2,7 e; 5,3 e dan seterusnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan muatan elementer (keunsuran)


dengan metode keseimbangan dan metode dinamis. Memanipulasi model
teori yang menjelaskan gejala gerak butir partikel bermuatan listrik
menjadi suatu model eksperimen yang merekomendasikan percobaan
bersejarah yang telah dilakukan oleh Robert A Milikan yang dapat
menentukan nilai muatan listrik (e) berdasarkan kuadarat terkecil.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Praktikum ini dilakukan pada:

Hari/Tanggal : Selasa,

Waktu : 08.00 – 12.00 WIB


Tempat : Laboratorium Fisika , Fakultas MIPA UNJ

C. Metode Penelitian

• Metode Keseimbangan

Peralatan disusun sepeti pada Gambar.


Sumber tegangan dihidupkan dan teropong difokuskan.
Minyak disemprotkan ke dalam ruang pengamatan.
4. Satu tetes minyak dalam ruang pengamatan diamati dan
sumber tegangan diatur agar tetesan minyak tidak bergerak naik turun,
sumber tegangan tersebut dicatat.
5. Sumber tegangan dimatikan dan pada saat yang
bersamaan stopwatch dihidupkan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan
tetesan untuk menempuh jarak sejauh S.
6. Langkah 3 – 5 diulangi sebanyak lima kali.

• Metode Dinamis
1. Peralatan disusun seperti pada Gambar.
2. Sumber tegangan dihidupkan dan teropong difokuskan.
3. Minyak disemprotkan ke dalam ruang pengamatan.
4. Satu tetes minyak yang berada dalam ruang pengamatan diamati.
5. Tegangan diatur agar satu tetesan minyak bergerak,waktu (t2) yang
diperlukan untuk menempuh jarak sejauh S dicatat. Nilai tegangannya
dicatat.
6. Waktu (t1) yang diperlukan oleh tetesan untuk menempuh jarak yang sama
sejauh S dalam arah yang berlawanan setelah tegangan dimatikan, dicatat.
7. Langkah 3 – 6 diulangi sebanyak lima kali.

D. Data dan Sumber Data

Data yang didapat antara lain:


No Tegangan (V) t1 (s) t2 (s) r ( 10-7 q (10-19 n
mm) C)

Sumber data : amperemeter dan alat ukur waktu

E. Pengumpulan Data

Data ini diperoleh dengan mengubah besar tegangan pada tiap tetes minyak.

F. Instrument Penelitian

Perangkat milikan 09070. 1


00
Multi-range meter/overl.port.B 07026. 1
00
Dry cell 1,5V 11620. 2
34
Power suplly VDC 13672. 1
93
Skala micrometer 1mm-100 div 62046. 1
00
Stop watch, interruption type 03076. 2
01
Cairan Silikon f.heat. bath 500 ml 31849. 1
50
Cover glass 18x18 mm 50 pcs 64685. 1
00
Switch pengubah 06034. 1
00
Tripod base “PASS” 02002. 1
55
Tabung berdiri 02060. 1
00
Kabel penghubung warna hitam 250 07360. 1
mm 05
Kabel penghubung warna merah 750 07362. 2
mm 01
Kabel penghubung warna kuning 750 07362. 2
mm 02
Kabel penghubung warna hitam 750 07362. 3
mm 05
Kabel penghubung 50 kV 1000 mm 07367. 2
00
Perangkat tambahan:
Sumber radioaktif Am-241, 74 kBq 09047. 1
51
Circular level 02122. 1
00
Flexam camera video berwarna 08887. 1
93
Monitor video

G. Teknik Analisa Data

Jari-jari tetes minyak dapat diperoleh dengan rumus:

9 η(v1 −v2 )
r=
2 ( ρs − ρv ) g

Dengan η = 1.86 x 10-6 kps/m2

g = 9.8 m/s2

ρs = 2.33 g/cm3 atau 2.33 x 103 kg/m3

ρv = 1.29 kg/m3

Setelah tiu nilai q diperoleh dengan menggunakan koreksi Cunningham


dengan rumus:
q = 6πηr ( v2 − v1 ) d
Vab

Setelah q dan r diperoleh maka besarnya koreksi Cunningham diperoleh


dengan:

 B 3
q = 1 +  2
 rs 
BAB IV

DATA DAN PENGOLAHAN STATISTIK

A. Data Pengamatan

S= 0.1 mm d = 6 mm

1. Silicon

ρ = 0.92 gr/cm3
Waktu Tegangan Volt
(s) 100 110 120 140
t1 5.14 - 5.73 6.38
t2 4.05 - 5.31 5.97
2. Gliserin

ρ = 1.27 gr/cm3
Waktu Tegangan Volt
(s) 80 100 120 140
t1 - 5.14 5.73 6.38
t2 - 4.05 5.31 5.97

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

TEGANGAN HASIL
(V) (t± ∆t) sekon Q N
(V± ∆V) volt

100 (100±0.05) (5.35±0.29) 1.46739E-19 0.91712

110 (110±0.05) - 1.1831E-19 0.455155

120 (120±0.05) (7.52±0.176) 7.28247E-20 0.176226

140 (140±0.05) (11.8±0.149) 2.81962E-20 0.739439

TEGANGAN HASIL
(V) (t± ∆t) sekon Q N
(V± ∆V) volt

80 (80±0.05) - 1.8E-19 1.127

100 (100±0.05) (9.19±0.163) 1.63E-19 1.016669

120 (120±0.05) (11.04±0.582) 1.15E-19 0.7197

140 (140±0.05) (12.4±0.591) 8.4E-20 0.525128

B. Pembahasan

Prinsip yang digunakan pada percobaan milikan adalah pengaruh gaya


gravitasi dan gaya listrik pada partikel bermuatan (tetesan minyak). Tetesan
minyak yang dihamburkan dalam ruang pengamatan dipengaruhi oleh
medan listrik, medan listrik sendiri yaitu efek yang ditimbulkan oleh
keberadaan muatan listrik, seperti elektron, ion, atau proton dalam ruangan
di sekitarnya. Medan listrik tersebut ditimbulkan dari beda potensial antara
elektroda positif (atas) dan elektroda negatif (bawah) yang diberikan pada
pelat kondensator. Pada saat gaya gravitasi sama dengan gaya listrik maka
tetesan minyak tersebut akan mengambang. Tetesan minyak dalam medan
listrik dipengaruhi oleh beberapa gaya yaitu gaya berat, gaya Stokes yang
merupakan gaya penghambat, gaya dorong dan gaya elektrostatis.

Tetesan minyak tersebut merupakan partikel bermuatan, sehingga setelah


tegangannya dihilangkan maka tetesan minyak tersebut akan turun atau
jatuh pada saat tetesan minyak tersebut jatuh, laju tetesan minyak tersebut
nol. Dengan demikian gaya yang bekerja pada tetesan minyak tersebut
hanya gaya berat atau gaya gravitasi dan gaya dorong yang arahnya
berlawanan dengan gaya berat. Kemudian tetesan minyak akan mengalami
resultan gaya ke bawah. Oleh karena itu, tetesan minyak akan mengalami
percepatan sehingga kecepatannya bertambah. Seiring dengan bertambahnya
kecepatan, gaya Stokes akan membesar dan pada suatu ketika akan terjadi
keseimbangan antara ketiga gaya tersebut, resultan ketiga gaya tersebut nol.
Oleh karena itu kecepatan tetesan minyak tersebut akan konstan. Dari sini
tegangan dan kecepatan tetesan minyak tersebut dapat diketahui,
berdasarkan pengamatan nilai beda potensial dan lamanya waktu yang
dibutuhkan tetesan minyak untuk menempuh jarak S yang diperoleh
bervariasi. Sehingga berdasarkan perhitungan dapat diperoleh nilai muatan
rata-rata dari tetesan minyak tersebut yaitu, untuk gliserin pada saat V= 100
volt didapat q = 1.63x10-19 C, pada saat V=120 volt didapat q = 1.15x10-19 C
dan pada saat V=140 volt q =8.4x10-20 C. Sedangkan untuk silikon pada saat
V= 100 volt didapat q = 1.46739x10-19 C, pada saat V=120 volt didapat q =
7.28247x10-20 C dan pada saat V=140 volt q = 2.81962x10-20 C. Nilai ini jelas
berbeda dari referensi, berdasarkan percobaan Millikan diperoleh bahwa
muatan tetesan minyak selalu merupakan kelipatan bilangan 1,6 x 10-19C.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa satu elektronnya adalah 1,6 x 10-
19
C, muatan sebesar ini merupakan muatan elementer. Perbedaan tersebut
dikarenakan kekurangtelitian praktikan dalam mengamati tetesan minyak
yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kekeliruan dalam
melihat dan mengamati gerak satu tetesan minyak dari sekian banyak tetesan
minyak yang terhambur dalam ruang pengamatan, selain itu faktor lainnya
yaitu ketidak cermatan antara penglihatan dengan kecepatan tangan saat
menghidupkan stop watch sehingga mengakibatkan kesalahan dalam
mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak S.
BAB VI

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Tetes minyak hasil semprotan jatuh pada wilayah yang memiliki


medan magnet listrik sehingga partikel akan tertarik ke arahkutub yang
berlawanan dengan muatan.

2. Ketika butiran minyak tidak diberi tegangan (tidak ada medan


listrik), butiran minyak akan bergerak jatuh bebas karena adanya
pengaruh gaya gravitasi dan gaya berat.

3. Jika butiran minyak diberi tegangan (dipengaruhi medan listrik),


butiran minyak akan bergerak keatas (kebawah jika diliat melalui
teleskop).

4. Semakin besar tegangan, butiran minyak yang bergerak ke atas


(kebawah melalui teleskop) semakin cepat.

5. Muatan yang didapat dalam percobaan pada cairan silicon:

 100 volt, q = 1.46739x10-19 C

 110 volt, q = 1.1831 x10-19 C

 120 volt, q = 7.28247x10-20 C

 140 volt, q = 2.81962x10-20 C

6. Muatan yang didapat dalam percobaan pada cairan gliserin:

 V= 80 volt, q = 1.8 x10-19 C

 V= 100 volt, q = 1.63 x10-19 C

 V=120 volt, q = 1.15x10-19 C


 V=140 volt, q =8.4x10-20 C

7. Tetes minyak berhenti karena gaya keatas sama dengan gaya


kebawah.

8. Muatan bersifat diskrit apabila q merupakan kelipatan dari e.

9. Jari-jari tetes minyak pada percobaan ini adalah :

 Silicon : 3.89158 x10-07

 Gliserin: 3.62 x10-07

DAFTAR PUSTAKA

Beisher, Arthur. 1990. Konsep Fisika modern. Jakarta: Erlangga.

Giancolli. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Haliday dan Resnik. 1991. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Tim Dosen Fisika Modern. 2010. Buku Panduan Praktikum Fisika Modern.
Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.

Young and Freedman. 1999. Fisika Universitas Jilid 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai