Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ristia Mutiara Gultom

Nim : A1C320016
Kelas : Reguler A
M.Kuliah: Fisika Inti Dan Atom

1. PERCOBAAN FRANK-HERTZ
Percobaan Franck-Hertz adalah percobaan yang dilakukan oleh Jamez Franck dan Gustav
Hertz. Percobaan ini merupakan pengukuran elektrik pertama untuk memperlihatkan secara
jelas sifat kuantum dari atom, dan karenanya "mengubah pemahaman kita mengenai dunia".
Percobaan ini dipresentasikan pada 24 April 1914 kepada German Physical Society dalam
sebuah makalah oleh James Franck dan Gustav Hertz. Keduanya membuat sebuah tabung
vakum guna mempelajari elektron berenergi yang mengalir melalui uap tipis dari atom
merkuri.
Metode percobaan frank-hertz
a. Alat dan bahan
 Tabung vakum
 Kisi dan keping
 Gas neon
 galvanometer
b. Prosedur Kerja Yang Dilakukan

Pada percobaannya, James Franck dan Gustav Hertz menembaki uap merkuri (Hg)
dengan elektron yang energinya diketahui.
1. Beda potensial Vo dipasang di antara kisi G dan keping pengumpul P sehingga setiap
elektron yang mempunyai energi lebih besar dari harga minimum tertentu memberi
kontribusi pada arus I yang melalui amperemeter. Ketika potensial
pemercepat V bertambah, elektron yang datang pada keping juga bertambah sehingga
arus listrik I juga membesar.
2. Dalam percobaan ini, tabung yan digunaka berisi gas Neon. Katoda dalam tabung
dipanaskan dengan menggunakan filamen untuk memancarkan elektron, proses
ini disebut sebagai emisi termionik. Elektron bebas kehilangan energi akibat
tumbukan dengan atom neon.
3. Setelah menyerap energi dari tumbukan dengan elektron, elektron dari atom Neon
akan tereksitasi dan kemudian mengalami relaksasi yang akan memancarkan
cahaya yang dapat teramati di tabung secara langsung.
Gambar1. Skema Percobaan Frank-Hertz
Apabila tegangan pada G2 ditingkatkan dan bagian-bagian lain dijaga agar tetap
konstan, arus kolektor yang bersangkutan akan terus meningkat, nilai ini akan menjad
maksimum ketika energi kinetik dari elektron yang dekat dengan bagian depan grid
G2cukup untuk mentransfer energi yang diperlukan untuk mengeksitasi atom neon
melalui tumbukan. Arus kolektor akan turun secara drastis, setelah tumbukan elektron
tidak lagi dapat mengerem tegangan UGA. Selama tegangan U2 ditingkatkan, elektron
mencapai tingkat energi yang diperlukan untuk mengeksitasi atom neon pada jarak yang
lebih besar dari G2. Setelah tumbukan, elektron-elektron dipercepat sekali dan, ketika
tegangan percepatan mencukupi kembali, akan timbul titik maksimum yang kedua,
dengan nilai U2yang lebih besar. Dapat teramati lapisan pancaran warna merah di antara
G1dan G2, Dan berkat percobaan ini, pada tahun 1925 Franck dan Hertz akhirnya
dianugerahi hadiah Nobel.

c. Teori yang dihasilkan dari eksperiment


Mereka menemukan bahwa ketika sebuah elektron bertumbukan dengan sebuah atom
merkuri, elektron tersebut dapat kehilangan energi kinetik hanya sebesar 4.9 elektronvolt
(eV) sebelum menjauh. Hilangnya energi ini berkaitan dengan penurunan kecepatan elektron
dari sekitar 1,3 juta m/s menjadi 0 m/s. Elektron yang lebih cepat tidak akan melambat
sepenuhnya pasca tumbukan, akan tetapi kehilangan energi kinetik dengan jumlah yang sama
persis. Elektron yang lebih lambat hanya akan terpental dari atom merkuri tanpa adanya
kecepatan ataupun energi kinetik yang hilang secara signifikan.
Hasil dari percobaan tersebut terbukti sesuai dengan model atom Bohr yang telah
diajukan oleh Niels Bohr pada tahun sebelumnya. Model atom Bohr merupakan pendahulu
dari mekanika kuantum dan model kulit elektron atom. Hal terpenting dari model atom Bohr
adalah bahwa elektron dalam sebuah atom menempati salah satu tingkat energi kuantum
dalam atom. Sebelum tumbukan, sebuah atom dalam atom merkuri menempati tingkat energi
kuantum terendah yang tersedia. Setelah tumbukan, elektron tersebut akan berpindah satu
tingkat lebih tinggi dengan energi sebesar 4,8 elektron volt (eV) atau lebih. Artinya, elektron
tersebut menjadi kurang terikat dengan atom merkuri. Tidak ada tingkat atau kemungkinan
menengah dalam model kuantum Bohr. Sifat ini revolusioner karena ia tidaklah sesuai
dengan perkiraan yang mengatakan bahwa elektron dapat terikat pada suatu nukleus atom
oleh sembarang jumlah energi.
Dalam makalah kedua yang dipresentasikan pada Mei 1914, Franck dan Hertz
melaporkan tentang pancaran cahaya oleh atom merkuri yang menyerap energi dari
tumbukan. Mereka berdua menunjukkan bahwa panjang gelombang dari sinar ultraviolet
yang dihasilkan tepat sesuai dengan energi sebesar 4,9 eV yang hilang dari elektron yang
datang. Hubungan antara energi dan panjang gelombang juga telah diprediksi oleh Bohr
karena Bohr telah mengikuti struktur yang dipresentasikan oleh Hendrik Lorentz pada
Konferensi Solvay tahun 1911.
2. TETES MINYAK MILIKAN
Tetes minyak milikan adalah percobaan yang menunjukkan bahwa muatan electron
bersifat diskri yaitu gaya ke bawah pada tetes milikan (percepatan ke bawah) akan terhambat
oleh suatu gaya stokes (gaya penghambat). Hal tersebut dapat terjadi ketika minyak milikan
jatuh ke udara yang selanjutnya akan mengalami percepatan ke bawah yang disebabkan oleh
gaya gravitasi, sedangkan pada saat yang sama gerak tetes minyak tersebut dihambat oleh
gaya stokes. Kecepatan tetes minyak milikan tersebut akan meningkat sampai tercapai
kecepatan stasioner ketika gaya berat ke bawah sama dengan gaya stokes ke atas.
“Percobaan ini dilakukan dengan menyeimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya
listrik pada tetes kecil minyak yang berada di antara dua plat konduktor”.
Eksperimen Tetes Minyak Milikan dilakukan untuk menentukan muatan tetes minyak en ,
muatan satuan electron e, bilangan Avogadro dan menunjukkkan sfat diskrit muatan electron.
Praktikan diharapkan memiliki pengetahuan tentang bagaimana terjadinya tetes minyak
milikan.
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen tetes minyak milikan sebagai
berikut:
1. Millikan Oil Drop Apparatus berfungsi untuk merubah tegangan (+ atau -) sehingga
arah gerak tetes minyak berubah ke atas atau ke bawah.
2. Adaptor DC 12 volt berfungsi sebagai penghasil tegangan DC 12 volt pada lampu
halogen
3. High voltage DC power supply berfungsi sebagai sumber tegangan DC
4. Multimeter digital berfungsi untuk mengukur nilai arus listrik, tegangan, dan
resistansi.
5. Atomizer + minyak σ =¿886 kg /m3 berfungsi untuk menyemprotkan milikan ke
dalam chumber
6. Stopwatch berfungsi sebagai pengukur waktu lamanya muatan tetes minyak
milikan bergerak
7. Barometer berfungsi sebagai pengukur tekanan udara pada saat eksperimen
berlangsung.
b. Tata Laksana Eksperimen
Prosedur eksperimen pada Tetes Minyak Milikan adalah sebagai berikut :
1. Disusun peralatan seperti gambar berikut

Gambar 3.3 Susunan Eksperimen Tetes Minyak Milikan

Perhatian:
a. Sebelum melakukan pengukuran, peralatan tetes Millikan diletakkan pada posisi
horizontal dengan melihat gelembung air pada level meter tepat di pusat lingkaran,
b. Posisi switch charging diletakkan pada posisi nol,
c. Adaptor (DC 12 volt) dan DC power supply pada posisi off,
d. Posisi switch ionization source lever diletakkan pada posisi OFF.
2. Setelah peralatan siap (tunjukkan kepada asisten), lampu halogen dihidupkan dengan
memasang adaptor DC 12 volt.
3. Jarum pemfokus diletakkan pada bagian atas chamber. Jarum pemfokus diamati pada
chamber melalui mikroskop, lensa belakang diatur sehingga anda dapat melihat
dengan jelas pada jarum pemfokus dan diatur lensa depan sehingga dapat melihat grid
dengan jelas. Jarum pemfokus dipindahkan dari chamber.
4. Atomizer yang berisi minyak disiapkan, kemudian atomizer disiapkan pada posisi siap
menyemprot, nozle atomizer diarahkan tegak lurus pada lubang chamber. Posisi
switch ionization source lever dipindahkan ke posisi SPRAY DROPLET.
5. Sambil mengamati chamber melalui mikroskop, atomizer disemprotkan dengan
sekali tekan. Atomizer diteekan sekali lagi untuk mendorong tetes minyak masuk ke
dalam chamber.
6. Jika sudah melihat hujan tetes-tetes minyak ionization source lever segera
dipindahkan ke posisi OFF.
7. Plat konduktor pada posisi nol (ground). Satu tetes dipilih yang mempunyai
kecepatan sekitar 0,02 – 0,05 mm/s. Dicatat kecepatan jatuh tetes minyak yang
dipilih. Jarak skala utama sebesar 0,5 mm. Kira-kira diperlukan waktu 15 detik
untuk melintasi skala utama tersebut.
8. Sinar alpha ditembakkan. Ionization lever dipindahkan ke posisi ON selama 3-4
detik, untuk memberi muatan pada tetes yang sama. Selanjutnya diberi tegangan DC
pada plat konduktor, dengan switch dari nol dipindahkan ke positif. Akan terlihat
bahwa dengan merubah tegangan (+ atau -) akan merubah arah gerak tetes, dipilih
agar tetes tersebut bergerak ke atas. Kecepatan naik dicatat untuk tetes minyak yang
sama (harus).
9. Tegangan diepaskan pada plat konduktor (ground), maka tetes akan jatuh lagi dan
dicatat kecepatan jatuhnya. Tegangan diberi pada plat, maka tetes akan naik lagi dan
kecepatan naiknya dicatat.
10. Jika tetes tidak memberikan respon terhadap tegangan plat, maka ditembakkan lagi
sinar alpha untuk memberi muatan-muatan tetes (3-4) detik). Kecepatan jatuh dan
naik tetes minyak yang sama dicatat.
11. Pengukuran ini dilakukan sampai sebanyak 15 pasang kecepatan naik dan kecepatan
turun.
c. Teori Yang Dihasilkan Dari Eksperiment
Hasil yang diperoleh dari eksperimen tetes minyak milikan ini yaitu berupa waktu
muatan tetes minyak milikan bergerak naik maupun turun dan data jarak muatan
berpindah dari tingkat sebelumnya ke tingkat sesudahnya. Hasil dari eksperimen dari tetes
minyak milikan dapat dihitung nilai kecepatan turun dan naik setiap muatan tetes minyak
milikan. Berdasarkan hasil eksperimen tetes minyak milikan yang telah dilakukan
terdapat beberapa hasil yang dapat dianalisis yaitu pengaruh kecepatan jatuh stasioner
(vf) dan kecepatan naik stasioner (vr) terhadap penentuan nilai muatan tetes,
perbandingan harga muatan yang diperoleh berdasarkan eksperimen dengan referensi, dan
perbandingan nilai bilangan Avogadro dari percobaan dengan referensi. Hasil eksperimen
yang telah diperoleh menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kecepatan jatuh stasioner
(vf) dan kecepatan naik stasioner (vr) terhadap penentuan nilai muatan tetes. Pengaruh
perubahan kecepatan jatuh dan kecepatan naik stasioner yang semakin meningkat
menyebabkan nilai muatan tetes yang semakin besar. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi antara gaya stokes dan percepatan gravitasi bumi.
3. PENEMUAN NEUTRON
Penemuan Neutron oleh Chadwick. Percobaan Rutherford yang berhasil menemukan
proton dan inti atom masih menyimpan misteri. Jika atom tersusun atas proton dan elektron,
jumlah massa proton dan elektron seharusnya sama dengan massa atom. Namun, fakta saat
itu justru memberikan informasi bahwa jumlah massa proton dan elektron lebih kecil dari
massa atom. Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan muatan
netral dan beratnya merupakan selisih antara massa atom dan jumlah massa proton dan
elektron. Dua puluh tahun kemudian, misteri itu akhirnya terkuak, James Chadwick, seorang
ilmuan Inggris berhasil menemukan partikel neutron pada tahun 1932.

a. Alat dan bahan

 Sinar Alfa
 Lempeng Tipis Berilium
 Lempeng Paraffin
 Detector
 Ruang Vakum

b. Prosedur kerja yang dilakukan

Pada tahun 1932, James Chadwick seorang pelajar dari Rutherford yang menemukan
seberkas partikel baru dengan massa yang sama dengan proton, yang dia lakukan adalah
dengan cara:

Menembakkan partikel alfa ke dalam atom berilium dan mengetuk partikel ini keluar
dari inti berilium. Sasaran berilium ini lebih tebal dari pada kertas emas Rutherford, di sana
lebih banyak nukleus untuk partikel alfa untuk membuat tabrakan secara langsung. Inti
berilium memiliki nomor atomic empat, jadi James tahu bahwa atom tersebut mempunyai
empat proton tetapi dia bereksperimen untuk memukan partikel baru di nucleus. Ketika inti
atom ini diserang oleh partikel alfa ternyata peluru dari partikel tersebut tersingkir dari inti
dan kemudian dilanjutkan dalam sinar yang dapat dipelajari. Sinar Chadwick ini tidak
membelok saat melewati pengisi pelat paralel seperti eksperimen Thompson mengenai
elektron. Ingat bahwa elektron adalah partikel bermuatan negatif sehingga bisa membuat
mereka membelok saat pergi melalui pelat. Ini berarti bahwa partikel yang baru ditemukan
ini tidak memiliki muatan karena partikel ini secara elektrik adalah netral. Kemudian ia
menamainya dengan neutron.

C.Teori Yang Dihasilkan Dari Eksperiment


Chadwick mengamati bahwa berilium yang ditembak dengan partikel α memancarkan
suatu partikel yang mempunyai daya tembus yang sangat tinggi dan tidak dipengaruhi oleh
medan magnet maupun medan listrik. Partikel ini diberi nama neutron. Sifat-sifat neutron
adalah:
1. Tidak bermuatan karena sinar neutron dalam medan listrik ataupun medan magnet tidak
dibelokkan ke kutub positif dan negatif.
2. Mempunyai massa yang hampir sama dengan massa atom, yaitu 1,675 x 10-24 g atau
1,0087 sma.

Anda mungkin juga menyukai