NRP : 5001211145
Prelab : MP1 – Percobaan Frank Hertz dan Tetesan Minyak Millikan
Aslab : Putri Aprillia Lestari
1. Jelaskan masa transisi dari fisika klasik menuju fisika modern dalam memahami partikel
kecil (atom)
Jawab : Masa transisi dari fisika klasik menuju fisika modern dalam memahami partikel
kecil seperti atom terjadi pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Transisi ini merupakan
hasil dari perkembangan teori dan eksperimen yang menyebabkan pergeseran paradigma
dalam pemahaman tentang alam semesta dan partikel-partikel kecil di dalamnya. Beberapa
konsep kunci dalam masa transisi ini antara lain:
• Model Atom Bohr:
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengembangkan model atom yang berdasarkan ide-ide
kuantum untuk menjelaskan perilaku atom hidrogen. Model ini menggantikan model atom
Rutherford yang lebih klasik. Model Bohr menggunakan konsep kuantisasi energi, yaitu
bahwa elektron-elektron dalam atom hanya dapat mengambil tingkat energi tertentu
(diskret) dan bergerak dalam orbit tertentu. Ini merupakan langkah awal dalam memahami
sifat kuantum partikel-partikel atom.
• Teori Kuantum:
Albert Einstein pada tahun 1905 memperkenalkan konsep kuantum dengan teori cahaya
(efek fotolistrik), dan Max Planck pada tahun 1900 mengemukakan gagasan kuantisasi
energi. Ini membuka jalan bagi perkembangan teori kuantum yang lebih luas, di mana
energi dan sifat-sifat partikel dapat dijelaskan sebagai "kuantisasi." Fisika kuantum
menggantikan pandangan klasik tentang mekanika dan elektrodinamika dengan mekanika
kuantum dan elektrodinamika kuantum, yang menjelaskan perilaku partikel-partikel
subatom seperti elektron.
• Prinsip Ketidakpastian Heisenberg:
Werner Heisenberg pada tahun 1927 memformulasikan prinsip ketidakpastian yang
menyatakan bahwa kita tidak dapat secara simultan menentukan posisi dan momentum
sebuah partikel dengan presisi yang mutlak. Ini mengindikasikan bahwa dalam skala yang
sangat kecil, ketidakpastian menjadi bagian integral dari alam semesta
• Teori Relativitas Einstein:
Pada awal abad ke-20, Albert Einstein juga memperkenalkan teori relativitas khusus
(1905) dan teori relativitas umum (1915). Teori relativitas ini mengubah pandangan
tentang ruang, waktu, dan gravitasi. Sifat relativistik ini muncul terutama ketika berurusan
dengan objek yang bergerak pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya atau dalam
gravitasi yang sangat kuat.
• Eksperimen Eksitasi dan Disosiasi Atom:
Eksperimen di laboratorium membuktikan adanya keadaan eksitasi dan disosiasi atom, di
mana partikel-partikel atom dapat berperilaku lebih seperti gelombang daripada benda
padat. Eksperimen sinar-X dan difraksi elektron adalah contoh bagaimana partikel-partikel
seperti elektron dapat menunjukkan perilaku gelombang.
• Pengembangan Teori Kuantum Lapangan:
Selama masa transisi ini, fisikawan seperti Paul Dirac dan Werner Heisenberg
mengembangkan teori kuantum lapangan, yang menggabungkan mekanika kuantum
dengan relativitas. Ini diperlukan untuk menjelaskan partikel-partikel subatom dan
interaksi mereka.
Masa transisi ini menandai kelahiran fisika modern dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang partikel-partikel kecil seperti atom dan subatom. Fisika modern tidak hanya
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia subatom, tetapi juga
memberikan dasar bagi perkembangan teknologi yang mengubah dunia, seperti transistor,
teknologi nuklir, dan komputer kuantum.
Dalam percobaan ini terdapat dua mekanisme eksitasi elektron dari tingkat dasar ke tingkat
yang lebih tinggi yang mana akan memancarkan radiasi dan menimbulkan spektrum, yang mana
dalam halini juga akan menguranginya energi kinetik. Yang kedua yaitu lucutan listrik dalam gas
yang bertekanan rendah yang akan menimbulkan medan listrik yang memicu electron. Proses
tersebut menyatakan bahwa elektron yang berkurang energinya dari harga minimum maka akan
menimbulkan arus. Saat elektron bertambah dan bertambah maka menyebabkan arus naik.
Eksperimen Franck-Hertz yakni sebuah peracobaan yang menggunakan tabung berisi uap gas
yang didalamnya terdapat anoda, katoda, dan elektroda kolektor Bila katoda dipanaskan, elektron
lepas dari permukaan. Elektron yang lepas dari katoda mengalami percepatan yang disebabkan
oleh medan listrik antara anoda dan katoda. Percobaan ini telah membuktikan kebenaran adanya
energi pada atom yang bersifat diskrit (tidak kontinu) dan juga membuktikan secara langsung
bahwa tingkat energi atomik memang ada dan tingkat-tingkat ini sama dengan tingkat-tingkat
yang terdapat pada spektrum garis. Selain itu, pada percobaan ini juga membuktikan tingkat energi
eksitasi dan atom (saat arus mengalami penurunan drastis).
4. Gambarkan dan jelaskan mekanisme eksperimen tetes Millikan! Apa yang dapat
disimpulkan dari percobaan tersebut?
Jawab :
Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-drop (1909) saat itu
dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron. Robert Millikan melakukan percobaan
tersebut dengan menyimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik pada
suatu tetes kecil minyak yang berada di antara dua buah pelat elektrode.[1] Dengan
mengetahui besarnya medan listrik, muatan pada tetes minyak yang dijatuhkan (droplet)
dapat ditentukan. Dengan mengulangi eksperimen ini sampai beberapa kali, ia
menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu kelipatan dari suatu bilangan yang sama.
Ia lalu menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah muatan dari satu elektron: 1.602 ×
10−19 coulomb (satuan SI untuk muatan listrik).
5. Cari dan analisis datasheet dari set alat tetes minyak Millikan!
Jawab :
Sehingga r
9𝑦𝑣
𝑟= √
2(𝜌𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘−𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟
𝑎)𝑔
Sehingga q
6𝜋𝑦𝑟(𝑣1+𝑣2)
𝑞 = 𝑑
𝑉