Anda di halaman 1dari 2

Pada awal acara dibuka oleh sambutan oleh rector ITS Bapak Prof. Dr. Ir.

Mochamad
Ashari, M. Eng. Kemudian dilanjutkan opening remarks oleh Bapak Bambang Mukti
Riyadi sebagai kepala kantor OJK regional IV- Jawa Timur. Pada acara ini mengusung
tema how to be Financially literate an eye opener for New Generation, mengenai kemajuan
teknologi di bidang sector keuangan. Kemajuan teknologi sudah berkembang pesat terlebih
karena adanya pandemic. Semua aspek kehidupan sekarang melalui virtual termasuk
ekonomi. Di Indonesia sudah tercatat pengguna internet mencapai 75%. Dalam menjawab
tantangan kemajuan teknologi kita adalah menutup gap literasi dengan inklusi keuangan.
Perkembangan keuangan digital tidak dibarengi dengan literasi. Menjawab tantangan
kemajuan digital, kita harus meningkatkan literasi untuk memberikan manfaat sector
keuangan. Kita harus memanfaatkan teknologi sebaik mungkin dan memperkecil dampak
negatif. Teknologi fintech berperan sangat penting dalam meningkatkan literasi. Kehadiran
fintech ibarat dua sisi koin yaitu memiliki dampak negatif dan positif. Dampak negative
tersebut yaitu hadirnya pinjaman online illegal. Untuk menjawab tantangan ini OJK perlu
meningkatkan literasi, sdm jasa keuangan, dan membuat modul literasi ekonomi digital.

Pada sesi 1 acara diisi oleh pembicara Bapak Dino Milano Siregar, beliau adalah Direktur
Grup Inovasi Keuangan Digital OJK. Beliau menyebutkan lima poin penting risiko dan
tantangan teknologi finansial yaitu: perlindungan konsumen, keamanan data dan IT,
manajemen risiko, APU/PPT, dan pengaruh sosial. Untuk itu diperlukan kebijakan dan
regulator karena dua hal tersebut sangat penting. Kebijakan tersebut diantaranya
mengembangkan perlindungan konsumen yang efektif dan efisien, memfasilitasi
pengembangan infrastruktur digital, penguatan regulasi dan pengawasan, serta memastikan
standarisasi. Regulator fintech di Indonesia tidak hanya OJK tetapi ada juga Kementerian
Perdagangan, Bank Indonesia,Bappebti. Seiring berkembangnya fintech maka regulator
bertambah namun jika fokus pada keuangan tetap dipegang OJK.

Sesi kedua dilanjut dengan pembicara yaitu Reza Pahlevi. Beliau memberikan pemaparan
mengenai tujuan, fungsi, dan tugas Otoritas Jasa Keuangan. OJK bertujuan untuk
menyelenggarakan keseluruhan kegiatan di dalam sector jasa keuangan secara teratur, adil,
transparan, stabil, dan dapat melindungi konsumen. Fungsi dari OJK adalah
menyelenggarakan system pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sector jasa keuangan. OJK bertugas sebagai pengawas pada jasa
keuangan. Saya mengingat kutipan pesan yang ia sampaikan yaitu “Pay something what
you need, not something that you want,” pesannya. Hal ini sangat perlu ditanamkan terlebih
sekarang kita sedang menghadapi masa ekonomi yang sulit akibat pandemi. Ia memaparkan
dengan adanya OJK kita dapat terhindar dari pinjaman online illegal. OJK dibuat untuk
melaksanakan sistem yang adil, stabil dan melindungi masyarakat. Ia juga memperkenalkan
aplikasi “Smart Digital Indonesia” yang terdapat fitur menarik dan tidak membosankan.
Beliau juga memberikan saran, sebelum melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
lembaga keuangan kenali dulu tujuan kita apa untuk menabung atau investasi, kenali
legalitas apakah sudah terdaftar pada OJK, mencari testimoni dari orang lain, dan wajib
membaca syarat dan ketentuan agar tidak terjadi kebocoran data.

Anda mungkin juga menyukai