Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I

EKSPERIMEN FRANCK-HERTZ

oleh

Wilbert Irwan, Alika Rahma Gulimar, Pangeran Niti Kusumo


10217088, 10217013, 10217065

LABORATORIUM FISIKA LANJUT


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018-2019
ABSTRAK

Pelaksanaan praktikum dengan topik percobaan Frank-Hertz bertujuan untuk


mengukur tegangan pemercepat (U2) sebagai variabel penting dalam pembuktian
eksitasi atom Neon (Ne) oleh postulat atom Bohr. Praktikum dilaksanakan agar
mahasiswa mengerti prinsip kerja dari percobaan Frank-Hertz dan eksitasi atom Ne.
Metode pengukuran yang dilakukan menggunakan software Cassy Lab. Sensor
Cassy dihubungkan pada Franck-Hertz supply unit dan mengukur U2 dari tabung
Ne Franck-Hertz. Data hasil pengukuran direkam oleh software dan diolah menjadi
grafik arus (I) terhadap U2 (V). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai energi
eksitasi atom Ne dalam lima percobaan dengan variasi yang berbeda berkisar antara
16,475 V sampai 17,295 V. Hasil tersebut memiliki galat 4,97% sampai 9,47% yang
diperoleh di lingkungan Laboratorium Fisika Lanjut ITB.

Kata Kunci : Atom Bohr, eksitasi, dan Neon.


DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1


Bab II Dasar Teori ............................................................................................ 2
II.1 Model Atom Bohr ........................................................................... 2
II.2 Eksitasi Atomik ............................................................................... 3
II.3 Percobaan Franck-Hertz ................................................................... 3
Bab III Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 5
III.1 Hasil Eksperimen .......................................................................... 5
III.2 Pembahasan ................................................................................... 9
III.2.1 Pertanyaan ........................................................................ 9
III.2.2 Analisis ............................................................................. 9
III.2.3 Open Problem................................................................. 10
Bab IV Kesimpulan .......................................................................................... 11

ii
Bab I Pendahuluan

Percobaan Franck-Hertz dilakukan untuk membuktikan atom memiliki tingkatan


energi sesuai lintasan elektron (orbit) yang dapat menyerap energi untuk mengalami
eksitasi dan kembali ke tingkat dasar dengan memancarkan energi berupa radiasi
cahaya yang diamati berupa spektrum warna.

Tujuan dari percobaan Franck-Hertz adalah sebagai berikut :

1. Mengukur tegangan pemercepat (U2) pada percobaan Franck-Hertz.


2. Membuat grafik arus (I) terhadap tegangan (U2) yang menunjukkan
kegiatan eksitasi atom Ne.
3. Menghitung energi eksitasi (ΔE) dari atom Ne.

Batasan-batasan pada percobaan Franck-Hertz sebagai berikut :

1. Tegangan U1 maksimal 2 V dan U2 maksimal 7 V.


2. Pengambilan data dilakukan selama 40 detik per variasi
3. Tegangan U2 berkisar 0 - 80 V.

Asumsi pada percobaan Franck-Hertz sebagai berikut :

1. Teramati spektrum warna sebagai hasil pelepasan energi oleh atom.

1
Bab II Dasar Teori

II.1 Model Atom Bohr

Pikiran pokok Bohr tentang (model) atom merupakan kuantitasi sistem yang
membentuk atom. Karena cahaya yang dipancarkan atom bersifat diskrit, maka
atom hidrogen yang memancarkan radiasi juga akan kehilangan energi secara
diskrit. Dari prinsip ini, Bohr kemudian mengemukakan 4 postulat yang dikenal
sebagai postulat Bohr. Dari keempat postulat inilah, secara matematis, dapat
dirumuskan kuantitasi radius atom hidrogen rn dan kuantitasi energi elektron atom
hidrogen 𝐸0 sebagai

4𝜋𝜀0 ℏ2 2
𝑟𝑛 = 𝑛 = 𝑎0 𝑛2 (1)
𝑍𝑚𝑒 2

dengan rn adalah radius orbit elektron n (m), 𝑎0 adalah radius Bohr yang memiliki
nilai 5,29 × 10-11 m, n adalah bilangan kuantum utama, m adalah massa elektron, e
adalah muatan elektron sebesar 1,6 × 10-19 C, dan Z adalah jumlah muatan.

Gambar i. Model Atom Bohr

Selanjutnya menurut model Bohr jika persamaan 1 tersebut diuraikan kembali


dalam persamaan energi kinetik elektron, maka akan diperoleh nilai energi total
elektron yang dinyatakan dengan persamaan berikut:

𝑍𝑚𝑒 4 1 𝐸0
𝐸𝑛 = − 2 2 2 2
=− 2
32𝜋 𝜀0 ℏ 𝑛 𝑛 (2)

dengan En adalah energi total elektron (eV).

2
II.2 Eksitasi Atomik

Atom dapat mengalami eksitasi ke tingkat energi di atas tingkat dasar, sehingga
menyebabkan atom tersebut memancarkan radiasi. Salah satu mekanisme (yang
menjadi fokus bahasan pada percobaan ini) ini ialah melalui tumbukan dengan
partikel lain, sehingga sebagian energi kinetik partikel penumbuk diserap oleh
atom. Atom yang tereksitasi melalui tumbukan ini akan kembali ke tingkat dasar
dalam waktu ratarata 10-8 s dengan memancarkan foton.

Kondisi tereksitasi ini dapat terjadi misalnya dalam tabung lucutan muatan listrik
(discharge tube) dalam gas bertekanan rendah, yaitu atom suatu unsur tertentu
ditumbuk oleh elektron yang sedang bergerak dari katoda ke anoda. Dari proses ini,
maka akan timbul medan listrik yang mempercepat elektron dan ion atomik sampai
energi kinetiknya mampu mengeksitasikan atom ketika terjadi tumbukan.
Tumbukan ini dapat menyebabkan pindahnya energi kinetik elektron ke atom, baik
untuk meningkatkan energi kinetik atom (tumbukan elastik), maupun mengeksitasi
atom (tumbukan tak elastik), atau kedua-duanya. Karena transfer energi berharga
maksimum jika partikel yang saling bertumbukan memiliki massa yang sama, maka
elektron dalam pelucutan listrik ini jauh lebih efektif daripada ion dalam pemberian
energi pada elektron atomik. Lampu merkuri (air raksa) merupakan contoh yang
biasa dijumpai dari mekanisme medan listrik kuat yang terpasang di antara
elektroda dalam tabung berisi gas menimbulkan emisi radiasi spektral karakteristik
dari gas tersebut, yaitu berwarna kebiru-biruan untuk Hg (Beiser: 1992).

II.3 Percobaan Franck-Hertz

Pada percobaannya, James Franck dan Gustav Hertz menembaki uap merkuri (Hg)
dengan elektron yang energinya diketahui. Beda potensial Vo dipasang di antara
kisi G dan keping pengumpul P sehingga setiap elektron yang mempunyai energi
lebih besar dari harga minimum tertentu memberi kontribusi pada arus I yang
melalui amperemeter. Ketika potensial pemercepat V bertambah, elektron yang
datang pada keping juga bertambah sehingga arus listrik I juga membesar.

3
Dalam percobaan ini, tabung yang digunakan berisi gas Neon. Katoda dalam tabung
dipanaskan dengan menggunakan filamen untuk memancarkan elektron, proses ini
disebut sebagai emisi termionik. Elektron bebas kehilangan energi akibat tumbukan
dengan atom neon.

Setelah menyerap energi dari tumbukan dengan elektron, elektron dari atom Neon
akan tereksitasi dan kemudian mengalami relaksasi yang akan memancarkan
cahaya yang dapat teramati di tabung secara langsung.

Gambar ii. Skema Percobaan Franck-Hertz

Apabila tegangan pada G2 ditingkatkan dan bagian-bagian lain dijaga agar tetap
konstan, arus kolektor yang bersangkutan akan terus meningkat, nilai ini akan
menjadi maksimum ketika energi kinetik dari elektron yang dekat dengan bagian
depan grid G2 cukup untuk mentransfer energi yang diperlukan untuk mengeksitasi
atom neon melalui tumbukan. Arus kolektor akan turun secara drastis, setelah
tumbukan elektron tidak lagi dapat mengerem tegangan U GA. Selama tegangan U2
ditingkatkan, elektron mencapai tingkat energi yang diperlukan untuk mengeksitasi
atom neon pada jarak yang lebih besar dari G2. Setelah tumbukan, elektron-elektron
dipercepat sekali dan ketika tegangan percepatan mencukupi kembali, akan timbul
titik maksimum yang kedua, dengan nilai U 2 yang lebih besar sehingga dapat
teramati lapisan pancaran warna merah kejinggaan di antara G1 dan G2.

4
Bab III Hasil dan Pembahasan

III.1 Hasil Eksperimen


Hasil percobaan Franck-Hertz berupa grafik arus (I) terhadap U2 (V) dengan
berbagai variasi U1 dan U3.

1. Eksperimen dengan U1 = 1,5 V dan U3 = 5 V.

Tabel 1. Hasil Percobaan variasi U1 = 1,5 V dan U3 = 5 V


Percobaan Orde ∆U (V) ∆Uref (V) Galat (%)
1 17,05 6,31
1
2 16,45 18,2 9,61
1 16,8 7,69
2
2 17,3 4,94

∆𝑈 16,9 V

Dari data Tabel 1, grafik hubungan arus dan U2 dapat dibuat seperti gambar berikut.

14

12

10
Arus (I)

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
U2 (V)

Gambar iii. Grafik arus terhadap U2 dengan variasi U1 = 1,5 V dan U3 = 5 V

2. Eksperimen dengan U1 = 1 V dan U3 = 5 V.

Tabel 2. Hasil Percobaan variasi U1 = 1 V dan U3 = 5 V


Percobaan Orde ∆U (V) ∆Uref (V) Galat (%)
1 1 17,55 3,57
18,2
2 1 17,04 6,37
∆𝑈⃗ 17,295 V

5
Dari data Tabel 2, grafik hubungan arus dan U2 dapat dibuat seperti gambar berikut.

10
9
8
7
6
Arus (I)

5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
U2 (V)

Gambar iv. Grafik arus terhadap U2 dengan variasi U1 = 1 V dan U3 = 5 V

3. Eksperimen dengan U1 = 2 V dan U3 = 5 V.

Tabel 3. Hasil Percobaan variasi U1 = 2 V dan U3 = 5 V


Galat
Percobaan Orde ∆U (V) ∆Uref (V)
(%)
1 1 16,3 10,43
18,2
2 1 16,65 8,51

∆𝑈 16,475 V

Dari data Tabel 3, grafik hubungan arus dan U2 dapat dibuat seperti gambar berikut.

6
14

12

10
Arus (I)

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
U2 (V)

Gambar v. Grafik arus terhadap U2 dengan variasi U1 = 2 V dan U3 = 5 V

4. Eksperimen dengan U1 = 1,5 V dan U3 = 3 V.

Tabel 4. Hasil Percobaan variasi U1 = 1,5 V dan U3 = 3 V


Percobaan Orde ∆U (V) ∆Uref (V) Galat (%)
1 1 17,15 5,77
18,2
2 1 16,7 8,24
∆𝑈⃗ 16,925 V

Dari data Tabel 4, grafik hubungan arus dan U2 dapat dibuat seperti gambar berikut.

14

12

10
Arus (I)

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
U2 (V)

Gambar vi. Grafik arus terhadap U2 dengan variasi U1 = 1,5 V dan U3 = 3 V

7
5. Eksperimen dengan U1 = 1,5 V dan U3 = 7 V.

Tabel 5. Hasil Percobaan variasi U1 = 1,5 V dan U3 = 7 V


Percobaan Orde ∆U (V) ∆Uref (V) Galat (%)
1 14 23,07
1
2 18,8 3,2967
18,2
1 14,9 18,13
2
2 19,15 5,21

∆𝑈 16,7125 V

Dari data Tabel 5, grafik hubungan arus dan U2 dapat dibuat seperti gambar berikut.

4
Arus (I)

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
-1
U2 (V)
Gambar vii. Grafik arus terhadap U2 dengan variasi U1 = 1,5 V dan U3 = 7 V

6. Energi Eksitasi Ne.

⃗ (V) dari Tabel 1 sampai Tabel 5 digunakan untuk menghitung nilai eksitasi
Data ∆𝑈
Ne (∆E) dan galat seperti tabel berikut.

Tabel 6. Energi Eksitasi Ne setiap percobaan


No. U1 (V) U3 (V) ∆E (eV) ∆Eref (eV) Galat (%)
1 1,5 5 16,9 7,14
2 1 5 17,295 4,97
3 2 5 16,475 18,2 9,47
4 1,5 3 16,925 7,00
5 1,5 7 16,7125 8,17

8
III.2 Pembahasan
Data dari hasil percobaan Franck-Hertz dengan berbagai variasi U1 dan U3 dapat
digunakan sebagai referensi untuk menganalisa fenomena eksitasi atom Ne.

III.2.1 Pertanyaan
Tingkat-tingkat energi pada atom atau disebut kulit elektron adalah lokasi dimana
elektron dapat ditemukan dari inti atom. Elektron pada kulit terluar disebut juga
elektron valensi. Elektron mengitari atom pada lintasan tertentu (orbital) yang
tersusun dari lintasan terdalam sampai terluar atom. Tiap tingkat lintasan memiliki
tingkat energi yang berbeda. Elektron dapat berpindah ke tingkat lebih tinggi jika
menerima energi yang cukup dan sebaliknya berpindah ke tingkat lebih rendah jika
memancarkan energi.[1]

Percobaan Franck-Hertz dilakukan untuk membuktikan bahwa atom melepas


energi diskrit dengan tanda memancarkan spektrum warna. Hal ini mengacu pada
postulat Bohr mengenai tingkat-tingkat energi atom dimana atom tereksitasi
(menerima energi) dan dengan waktu yang sangat singkat akan kembali ke tingkat
dasar atau stasioner. Saat atom kembali ke keadaan stasioner, atom memancarkan
energi yang dapat dilihat sebagai spektrum warna.

III.2.2 Analisis
Ketika percobaan Franck-Hertz dilakukan, elektron menumbuk atom gas Ne dalam
tabung lampu. Tumbukan sempurna terjadi ketika elektron belum memiliki energi
yang cukup untuk mengeksitasi atom Ne sehingga ketika terjadi tumbukan atom Ne
dan elektron tidak mengalami perubahan energi. Ketika elektron memiliki energi
kinetik yang cukup untuk mengeksitasi elektron, atom Ne akan menyerap energi
dari elektron saat bertumbukan sehingga ada perubahan energi yang menandakan
tumbukan tersebut nonelastik. Dari grafik hasil percobaan, tumbukan nonelastik
terjadi pada saat setelah titik maksimum (puncak) dimana arus mengalami
penurunan.

Tumbukan elastik terjadi ketika elektron belum memiliki energi yang cukup untuk
mengeksitasi atom Ne sehingga tidak ada perubahan energi saat elektron dan atom
saling bertumbukan. Pada grafik hasil percobaan, tumbukan elastik terjadi pada saat
arus mengalami kenaikan sebelum titik maksimum (puncak).

Karakteristik grafik percobaan Franck-Hertz memiliki pola repetitif. Arus akan naik
hingga atom tereksitasi lalu mengalami penurunan. Setelah atom kembali ke
keadaan stasioner, arus mengalami kenaikan lagi hingga atom tereksitasi untuk
kedua kali. Secara teori, ∆E (eV) antara orde 1 dan orde 2 adalah sama dengan besar
U2 saat puncak selanjutnya hanya beda kelipatan dengan U2 puncak pertama.

Energi eksitasi atom Ne dapat dilihat pada Tabel 6 dengan besar energi berkisar
antara 16,475 eV sampai 17,295 eV. Ne mengalami transisi elektron dengan
memancarkan spektrum warna jingga kemerahan.

9
U1 adalah tegangan pada lempeng terdekat katoda sedangkan U3 adalah tegangan
pembalik. Jika U1 diperbesar dimana tegangan antara katoda dan lempeng (U1)
lebih besar dari tegangan antara anoda dan lempeng (U3), maka energi kinetik
elektron semakin besar sehingga atom lebih cepat tereksitasi. Dalam hal tersebut,
grafik hasil percobaan lebih cepat mengalami kenaikan. Elektron akan diperlambat
karena tegangan lempeng (U3) lebih besar dari anoda.[2]

Energi eksitasi Ne hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel 6 dengan galat 4,97%
sampai 9,47% dari energi referensi (18,2 eV). Hal ini terjadi karena pengukuran
pada lingkungan yang berbeda terutama temperatur dan pengaturan tegangan U 1
dan U3 yang kurang tepat.

III.2.3 Open Problem


Percobaan Franck-Hertz pada Merkuri (Hg) memiliki prinsip kerja dengan
percobaan yang dilakukan pada praktikum ini (gas Neon/Ne). Jika elektron
memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengeksitasi gas Hg, maka energi
elektron akan diserap oleh gas Hg dan gas Hg mengalami eksitasi dan kembali ke
keadaan stasioner dengan waktu yang sangat singkat dengan memancarkan energi
yang dapat terlihat spektrum warna biru terang. Elektron lalu dipercepat hingga
memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengeksitasi lagi gas Hg. Hal ini
membuktikan bahwa postulat Bohr mengenai tingkatan energi atom benar dan
mengkonfirmasi fenomena gejala fisika kuantum.

10
Bab IV Kesimpulan

1. Tegangan pemercepat (U2) dari percobaan dapat dilihat pada Tabel 1 – Tabel 5.
2. Grafik arus (I) terhadap U2 (V) dapat dilihat pada Gambar iii – Gambar vii.
3. Energi eksitasi atom Ne dari hasil percobaan (dengan berbagai variasi) dapat
dilihat pada Tabel 6 yang berkisar antara 16,475 eV sampai 17,295 eV dengan
galat 4,97% sampai 9,47% dari energi referensi (18,2 eV) disebabkan oleh
perbedaan kondisi lingkungan pengukuran dengan kondisi referensi khususnya
temperatur serta penentuan U1 dan U3 yang kurang tepat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur (2003) : Concept of Modern Physics 6th Edition. McGraw-Hill.

Harnum, Rahayu Dwi (2016) : LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA


IIFRANCK – HERTZ, Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung.[1]

Melissinos, A. C., Napolitano, Jim. (2003) : Experiments in Modern Physics,


Second Ed, Academic Press, California 92101-4495, USA, p 10 -19.

Preston, Daryl W. dan Dietz, Eric R. (1991) : The Art of Experimental Physics, New
York: John Wiley and Sons.

MIT Physics Department (2001/2002) : Junior Physics Lab. Experiment no 7


FranckHertz Experimen.

Pustaka dari Situs Internet :

Anonim. (2015): Pengertian Tingkat Energi atom,


https://hisham.id/2015/10/pengertian-tingkat-energi-atom.html,
Download (diturunkan/diunduh) pada 4 September 2019.[2]

12

Anda mungkin juga menyukai