THOMSHON
(NISBAH MUATAN LISTRIK e/m)
Musfira, Wenni Amiruddin Salamba
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan tabung sinar
katoda. Sebuah tabung sinar katoda terdiri dari tabung gelas tertutup dipasang di
kedua ujungnya dengan disk logam yang disebut elektroda. Elektroda tersebut
kemudian dihubungkan ke sumber listrik. Salah satu elektroda yang disebut
dengan anoda bermuatan positif sedangkan elektroda lainnya yang disebut katoda
bermuatan negatif. Sebuah sinar cahaya (sinar katoda) melakukan perjalanan dari
katoda ke anoda.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Model struktur atom diperkenalkan pertama kali oleh J.J. Thomson pada
tahun 1898, yang telah tersohor karena keberhasilannya mencirikan electron dan
mengukur nisbah (perbandingan) muatan terhadap massa (e/m) elektron. Model
atom yang diperkenalkan oleh Thomson dapat dijelaskan beberapa sifat yans
dimiliki oleh atom, seperti ukuran, massa, jumlah electron, dan kenetralan muatan
listrik. Mengingat bahwa pada kenyataannya seringkali atom-atom tidak
memancarkan dan menyerap radiasi pada frekuensi yang sama. Kegagalan yang
paling cocok adalah muncul dari hamburan partikel bermuatan atom ( Iswadi,
2003 ).
Sinar katoda merupakan sinar dengan muatan negatif yang memiliki sifat
yakni mampu menghitamkan plat foto, dapat menghasilkan sinar-x, sinar katoda
merambat menurut garis lurus, dapat menghasilkan panas, dapat memendarkan
sulfida, dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet. Pada tahun 1869
fisikawan Jerman Johann Wilhelm Hittorf melakukan kajian mengenai
konduktivitas listrik dalam gas, dari eksperimen ini berhasil menemukan sebuah
pancaran yang dipancarkan dari katoda dimana ukurannya dari pancaran ini terus
meningkat seiring dengan menurunnya tekanan gas, pada tahun 1876, fisikawan
Jerman Eugen Goldstein menunjukkan bahwa sinar pancaran ini menghasilkan
bayangnya dan kemudian diberi nama sinar katoda (Kenneth, 1982).
Percobaan tabung sinar katoda pertama kali dilakukan William Crookes
(1875). Hasil eksperimennya adalah ditemukannya seberkas sinar yang muncul
dari arah katoda menuju ke anoda yang disebut sinar katoda. George Johnstone
Stoney (1891) yang memberikan nama sinar katoda disebut elektron.
Kelemahan dari teori Stoney adalah tidak dapat menjelaskan pengertian atom
dalam suatu unsur memiliki sifat yang sama sedangkan unsur yang berbeda akan
memiliki sifat berbeda, padahal keduanya sama-sama memiliki elektron. Antoine
Henri Becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur
Radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron. Joseph John Thomson (1897)
melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan listrik dan
medan magnet dalam tabung sinar katoda.
Berdasarkan eksperimennya Thomson mengukur bahwa kecepatan sinar
katoda jauh lebih kecil dibandingkan kecepatan cahaya. Selain itu Ia juga
menetapkan perbandingan muatan listrik (e) dengan massa (m). Hasil rata-rata
e/m sinar katoda kira-kira 1,76 x 1011 Coulumb per kilogram. Dengan demikian
partikel sinar katoda bermuatan negative dan merupakan partikel dasar suatu
benda yang harus ada pada setiap atom.
Berkas 2
Berkas 3
: Berkas sinar katoda akan lurus dan menyentuh layar dititik 3, bila
medan listrik dan medan magnet sama besar.
m v2
r
Dan
Fm =q v B
Karena Fm = Fs, maka
qvB=
mv 2
r
(II.1)
q=e
: muatan elektron
eB=
mv
r
(II.2)
Sehingga :
e v
=
m Br
(II.3)
2eV
v
1
2
(II.5)
N o I
4
5
Jika persamaan
3
2
a
(II.6)
diperoleh :
2
5
e 2V 4 a
m
0 INr 2
(II.7)
Dengan
V= Potensial Pemercepat (Volt)
o= Permeabilitas
a = Jejari kumparan Helmholtz (cm)
I = Arus kumparan Helmholtz (A)
r = Jejari berkas elektron (cm)
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Waktu dan Tempat
Eksperimen ini dilakukan pada hari Jumat 11 november 2016, pukul
16.15 18.00 WITA, di Laboratorium Optik, lantai II Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Alauddin Makassar, Samata-Gowa
III.2 Alat & Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu balok tabung dengan satu
buah soket, kumparan helmholtz satu pasang, power supply (0 600 V), power
supply (universal), digital multimeter dua buah.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kabel penghubung (4
mm plug, 32 A, merah, 1 = 10 cm, satu buah), kabel penghubung (4 mm plug, 32
A, biru, 1 = 10 cm, satu buah), kabel penghubung (4 mm plug, 32 A, merah, 1 =
75 cm, lima buah), kabel penghubung (4 mm plug, 32 A, biru, 1 = 75 cm, lima
buah),kabel penghubung (4 mm plug, 32 A, kuning, 1 = 75 cm, tiga buah).
Kedua kumparan diputar terhadap satu sama lain dalam aturan Helmholtz. Pada
saat ini harus sama dikedua gulungan, koneksi dalam seri adalah lebih baik untuk
koneksi secara parallel. Arus maksimum kontinyu yang diizinkan 5 A tidak boleh
terlewati. Jika polaritas medan magnet benar, sebuah lintasan cahaya melengkung
terlihat di ruang gelap. Dengan memvariasikan medan magnet (arus) dan
kecepatan electron (percepatan dan tegangan focus) jari-jari orbit dapat
disesuaikan sedemikian rupa sehingga bertetapan dengan radius yang yang
ditetapkan oleh luminous. Ketika berkas electron bertetapan dengan jejak
bercahaya , hanya setengah dari lingkaran diamati. jari-jari lingkaran kemudian
2,3,4, dan 5 cm. jika jalur memiliki bentuk heliks yang ini harus dihilangkan
dengan memutar beam tube sempit sekitar sumbu longitudinal.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. : Hasil Pengukuran tegangan dan arus pada masing-masing Jejari
berkas electron
r = 0.05 m
r = 0.04 m
r = 0.03 m
r = 0.02 m
I (A)
I (A)
I (A)
I (A)
105.00
0.88
1.07
1.42
2.57
125.00
0.98
1.20
1.67
2.72
145.00
1.06
1.34
1.83
2.90
165.00
1.13
1.44
1.99
3.13
185.00
1.23
1.56
2.12
3.40
205.00
1.31
1.65
2.26
3.55
225.00
1.40
1.72
2.36
3.72
245.00
1.43
1.84
2.50
3.90
265.00
1.52
1.89
2.58
4.08
10
285.00
1.57
1.96
2.66
4.09
11
305.00
1.62
2.06
2.77
4.07
No
V (V)
12
325.00
1.67
2.10
2.85
4.07
13
345.00
1.72
2.17
2.96
4.06
11
2,26278x 10
Coulomb/Kg
(e/m)4 (C/kg)
r = 0.02
1.65983E+11
1.76405E+11
1.80016E+11
1.75847E+11
1.67091E+11
1.69839E+11
1.6976E+11
1.68181E+11
1.9161E+11
1.93155E+11
1.94146E+11
1.94675E+11
1.94815E+11
1.93643E+11
1.93648E+11
1.87605E+11
1.92364E+11
1.84741E+11
1.86913E+11
1.84458E+11
1.85674E+11
1.9124E+11 1.82723E+11
1.66213E+11
-
f(x) = 117.91x
R = 1
100
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Arus (I)
I(A)
V(volt)
0.88
0.7744
105
0.98
0.9604
125
1.06
1.1236
145
1.13
1.2769
165
1.23
1.5129
185
1.31
1.7161
205
1.4
1.96
225
1.43
2.0449
245
1.52
2.3104
265
1.57
2.4649
285
1.62
2.6244
305
1.67
2.7889
325
I(A) 2.9584
V(volt)
1.72
345
(e/m)grafik
1.07
1.1449
105
1.2(C/kg) 1.44 1.96958E+11
125
1.34
1.7956
145
Hubungan Antara Tegangan Pemercepat V (V) dengan Kuat Arus elektron I (A)
400
300
1.44
f(x) = 74.46x
R = 1
2.0736
0
0
Arus (I)
1.56
2.4336
1.65
2.7225
1.72
2.9584
1.84
3.3856
1.89
3.5721
1.96
3.8416
2.06
4.2436
2.1
4.41
2.17
4.7089
(e/m)grafik
(C/kg)
165
185
205
225
245
265
285
305
325
345
1.944E+11
3. Grafik Hubungan Antara tegangan (V) dengan Arus (I2) saat r = 0.03 m
I(A)
1.42
1.67
1.83
1.99
2.12
2.26
2.36
2.5
2.0164
2.7889
3.3489
3.9601
4.4944
5.1076
5.5696
6.25
V(volt)
105
125
145
165
185
205
225
245
Hubungan Antara Tegangan Pemercepat V (V) dengan Kuat Arus elektron I (A)
400
300
f(x) = 40.23x
R = 1
2.58
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Arus (I)
6.6564
2.66
7.0756
2.77
7.6729
2.85
8.1225
2.96
8.7616
(e/m)grafik
265
285
305
325
345
1.86637E+1
(C/kg)
4. Grafik Hubungan Antara tegangan (V) dengan Arus (I2) saat r = 0.02 m
I(A)
2.57
2.72
6.6049
7.3984
V(volt)
105
125
Hubungan Antara Tegangan Pemercepat V (V) dengan Kuat Arus elektron I (A)
300
f(x) = 16.25x
200 R = 1
Kecepatan (V)
2.9
100
0
6 8 10 12 14 16 18
Arus (I)
3.13
8.41
9.7969
145
165
3.4
11.56
3.55
12.6025
3.72
13.8384
3.9
15.21
4.08
16.6464
0
0
0
0
0
0
0
0
(e/m)grafik
(C/kg)
185
205
225
245
265
285
305
325
345
1.69561E+11
| |
perbedaan=
( ( ))
e
e
m m
( me )
IV.5 Pembahasan
D ari h a sil
penga m atan
yang
t el a h
dil ak uk a n ,
t el a h
d e n g a n m e n e n t uk a n p e r b a n din g a n m u a t a n p er m a s s a el ek tro n
( e/ m). Partikel y a n g m e nj a di b a gi a n d a ri s e b u a h a t o m t er s e b u t
din a m a k a n el ek tro n. Pa d a p erc o b a a n ini, m e d a n m a g n e t b er a s al
d a ri ku m p a r a n H el m h olt z y a n g m e n g h a silk a n m e d a n s e r a g a m .
Tabu n g e/ m b erisi h eliu m dil e n gk a pi d e n g a n s e n a p a n el ektro n
dan
p el a t
difel ek si
m e n g h a silk a n
medan
listrik.
Unt uk
t e g a n g a n 3 0 0 Mev. Lepasnya
dilih a t
pada
tabung
si n a r
katod a.
Jejari ku m p a r a n
p erb e d a a n
p er hit u n g a n a d al a h
nil ai
e/ m
s ecara
s e b e s a r 0,09% d a n
teori d e n g a n
h a sil
p e r b e d a a n nil ai e / m
s e c a r a teori d e n g a n h a sil g r a fi k a d al a h s e b e s a r 0, 0 5 % .
S e d a n g k a n p e r b a n din g a n a n t a r a nil ai hit u n g e/ m d e n g a n
g r a fi k a d al a h s e b e s a r 0, 0 3 %
V.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam percobaan ini yaitu sebaiknya pada
percobaan selanjutnya, alat-alat yang akan digunakan diperiksa terlebih dahulu,
agar pada saat pengambilan data tidak menghambat percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Iswadi. 2013. Fisika Modern. Makassar: Alauddin University press. Tim Dosen
Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Tim dosen. 2016. Penuntun Praktikum Fisika Eksperimen I. Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar