Anda di halaman 1dari 9

Volume XX. No X.

page-page JULI 2022

Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika P-ISSN: XXXX-XXXX


http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/alkhazini e-ISSN: 2829-6699
DOI: ….

PERCOBAAN J.J. THOMSHON

(Nisbah Muatan Listrik e/m)


Muliana Razak

Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Makassar

*Email: rzakmuliana@gmail.com

Info Artikel ABSTRAK


Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan e/m elektron menggunakan
Riwayat artikel
analisa foto pembelokan lintasan elektron oleh medan magnet dan medan
Dikirim: Juli, 2022 listrik. Pada percobaan akibat medan magnet lintasan berbentuk lingkaran.
Direvisi : Juli, 2022 Nilai e/m ditentukan dari pengukuran tegangan pemercepat, medan magnet,
Diterima: Juli, 2022 dan jari-jari lintasan elektron. Pembelokan akibat medan listrik
mengakibatkan lintsan elektron berbentuk parabola. Nilai e/m elktron
ditentukan dari nilai konstanta grafik hubungan posisi y terhadap x akibat
Kata Kunci: medan listrik, medan magnet dan kecepatan elektron. Kecepatan elektron
Elektron diperoleh dari gaya lorentz yang diberikan untuk penyeimbang gaya
Muatan coulomb yang sudah dialami elektron pembelokan berkas elektron elektron
Massa akibat medan magnet dan medan listrik mengakibatkan lintasan berbentuk
Medan Listrik trochoidal. Nilai e/m diperoleh dari arus kumparan dan jarak maksimum
Medan Magnet lintasan elektron. Tujuan dari percobaan adalah memahami prinsip
percobaan yang dilakukan dan menentukan nilai e/m.
ABSTRACT
Research on the electron field has been carried out using photo analysis of
the deflection of the electron trajectory of the magnetic field and electrons.
The value of e/m is determined by measuring the accelerator voltage,
magnetic field, and electron trajectory radius. The deflection due to the
electric field results in a parabolic trajectory of the electrons. The value of
e/m of electrons is determined from the value of the graph constant for the
relationship between the y position and the x due to the electric field,
magnetic field and electron velocity. The velocity of the electron is obtained
from the Lorentz force applied to balance the coulomb force that has been
experienced by the electron, the deflection of the electron beam due to the
magnetic field and electric field results in a trochoidal shaped path. The
value of e/m is obtained from the coil current and the maximum distance of
the electron path. The purpose of the experiment is to understand the
principle of the experiment being carried out and determine e/m.
© 2022 Pendidikan Fisika, UIN Alauddin Makassar, Indonesia.
PENDAHULUAN
Dalam sebuah eksperimennya, Michael Faraday berhasil mengamati dan menemukan
keterkaitan fenomena percikan bunga api di udara dan peristiwa elektrostatistik. Faraday
menyimpulkan bahwa jika ujung kedua kabel yang terhubung dengan beda potensial
didekatkan satu sama lain di dalam sebuah tabung kedap udara bertekanan rendah, akan
menghasilkan percikan api. Pada waktu itu, para ilmuwan bersepakat bahwa berkas cahaya
yang dihasilkan dari percikan api oleh plat katoda.
Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika Volume XX (X) (2022) yy-yy

Pada tahun 1889 J. J. Thompson menyelidiki kelakuan sinar katoda. Sinar katoda adalah
aliran elektron-elektron yang keluar dari katoda dan masuk ke anoda. Pada eksperimennya
Thompson berhasil menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan partikel-partikel yang jauh
lebih ringan dari atom dan berada pada semua bentuk benda. Hal ini ditunjukkan dengan
menentukan perbandingan muatan per massa elektron (e/m). Partikel yang menjadi bagian
dari sebuah atom tersebut dinamakan elektron. Elektron ditemukan dengan menggunakan
tabung kaca yang bertekanan sangat rendah yang tersusun oleh plat logam sebagai elektroda
pada bagian ujung tabung dan katoda sebagai elektroda dengan kutub negatif dan anoda
sebagai elektroda dengan kutub positif.
Thomson memberikan medan listrik dan medan magnet sekaligus secara bersamaan pada
berkas elektron yang dihasilkan. Dengan mengatur sedemikian rupa sehingga berkas elektron
tepat jatuh di pusat layar, diketahui gaya listrik dan gaya magnet memiliki besar yang sama.
Dengan cara tersebut, Thomson dapat menentukan nilai perbandingan muatan dengan massa
elektron sebesar 1,7 x 1011 C/Kg
Electron gun digunakan untuk mempercepat elektron dalam medan listrik. Katoda dipanasi
menggunakan pemanas (heater) dan melepaskan elektron termal. Jika antara katoda dan anoda
diberi beda potensial, maka elektron-elektron dipercepat dalam medan listrik antara anoda dan
katoda. Jika kecepatan elektron saat lepas dari katoda diabaikan dan tegangan yang digunakan
pada anoda adalah V (Volt), maka kecepatan elektron v (m/s) saat melewati anoda memenuhi
hukum kekekalan energi, yaitu
1 2
m v =eV
2

v=
√ 2 eV
m
n …(1)

Elektron yang dipancarkan tegak lurus terhadap medan listrik homogen akan mengalami
gerak melingkar pada laju yang sama dalam bidang yang tegak lurus medan listrik. Jika rapat
fluks medan listrik adalah B (Wb/m2), laju gerak melingkar adalah v (m/s), jari-jari lingkaran
r (m), maka gaya Lorentz menjadi gaya sentripetal gerak melingkar:
2
mv
evB=
r
mv
eB= …(2)
r
Dari persamaan (1) dan (2), maka muatan spesifik elektron dapat dinyatakan sebagai:
e 2v
= 2 3 …(3)
m r B
Dua buah koil lingkaran dengan jari-jari sama dikemas secara paralel koaksial satu sama lain
dan dengan kuat arus sama dilewatkan pada keduanya pada arah yang sama. Selanjutnya,
medan magnet homogen dapat diperoleh pada arah aksial diantara kedua koil tersebut. Prinsip
inilah yang digunakan dalam koil Helmholtz.
Contoh penggunaan pemilih kecepatan adalah percobaan terkenal yang dilakukan oleh J.J
Thomson pada tahun 1897 dimana ia menunjukan bahwa sinar dalam tabung katoda dapat
dibelokan oleh medan listrik dan medan magnetic sehingga dapat diketahui bahwa sinar
tersebut mengandung partikel-partikel yang bermuatan listrik. Dengan mengukur besarnya
penyimpangan partikel sinar yang disebabkan oleh medan listrik dan medan magnetik ini,
Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika Volume XX (X) (2022) yy-yy

Thomson dapat menunjukan bahwa semua partikel memiliki perbandingan muatan terhadap
massa (e/m) relative sama. Ia juga menunjukan bahwa partikel dengan perbandingan muatan
terhadap massa ini dapat diperoleh dengan menggunakan sembarang bahan untuk katodanya.
Partikel yang terkandung dalam sinar ini, sekarang disebut elektron dan merupakan bahan
dasar seluruh materi. Prinsip yang digunakan Thomson dalam melakukan pengukuran ini
adalah jika suatu muatan elektron bergerak di dalam ruang yang berada di bawah pengaruh
medan magnet atau medan listrik maka muatan tersebut akan mengalami gaya sehingga
pergerakan elektron akan menyimpang.
Adanya gejala fisis ini dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan elektron didalam medan
magnet maupun medan listrik persis seperti partikel yang dilemparkan horizontal didalam
medan gravitasi bumi. Sistem yang digunakan terdiri dari sebuah tabung katode dan
kumparan yang berfungsi untuk menghasikan medan magnet. Kumparan ini disebut
kumparan Helmholtz yang digunakan untuk menghilangkan medan magnetik bumi dan untuk
memberikan medan magnet yang konstan dalam ruang yang sempit dan terbatas. Ketika
katoda dialiri arus listrik, katoda tersebut akan berpijar karena tumbukan elektron-elektron
didalamnya sehingga dapat menyebabkan elektron dari katoda tersebut loncat dari katoda dan
memasuki daerah medan magnet dari kumparan yang dialiri arus listrik.
Pada saat katoda dialiri arus listrik maka terjadi emisi termionik. Emisi partikel-partikel
bermuatan seperti elektron dari permukaan suatu penghantar karena suhu tinggi. Emisi ini
terjadi karena elekton atau ion-ion di dalam penghantar itu mempunyai energi kinetik yang
cukup besarnya untuk melepaskan diri dari ikatan permukaan zat. Jika arah kecepatan
elektron tersebut tegak lurus dengan arah medan magnet, maka elektron tersebut akan
bergerak melingkar di dalam tabung katoda. Gaya magnetic memberikan gaya sentripetal
yang diperlukan agar terjadi gerak melingkar. Kita dapat menghubungkan kecepatan elektron
tersebut v dengan jari-jari lintasan r dan medan magnetik B dengan membuat gaya total yang
sama dengan massa m elektron kali percepatan sentripetal v2/r yang bersesuaian dengan
hokum kedua Newton. Gaya total pada kasus ini sama dengan evB karena v dan B saling
tegak lurus.
Pada tahun 1819 Oersted, menyatakan hasil temuan mengenai penyimpangan arah jarum
magnet yang ditempatkan sejajar dengan arus listrik. Ketika arah arus dibalik maka arah
simpangan jarumnya juga membalik. Pada awal tahun 1832, Michael Faraday dan Joseph
Henry lah memperagakan dalam percobaan terpisah bahwa medan magnetik yang berubah
akan menghasilkan medan listrik. Dalam penelitian Faraday dan Hennry menyatakan bahwa,
apabila muatan q memiliki kecepatan v dalam medan magnetik, akan memiliki gaya yang
bergantung pada q, besar kecepatan dan arahnya.
Jika partikel bermuatan q, bergerak dengan kecepatan v dalam medan magnetik B, maka
partikel bermuatan q tersebut akan mengalami gaya Lorentz, memenuhi persamaan :
F=q (v × B) ... (4)
Dengan :
F : vektor gaya Lorentz
V : vektor kecepatan gerak elektron
B : vektor medan magnetik
Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika Volume XX (X) (2022) yy-yy

Selain itu juga, dalam menentukan arah gaya magnet dapat di tentukan menggunakan kaidah
tangan kanan. Gaya Lorentz F tegak lurus terhadap arah gerak muatan v maupun tegak lurus
terhadap arah medan magnet B. Arah ketiga komponen besaran ini, saling tegak lurus satu
sama lain.
Kumparan Helmholtz memiliki ke khususan yaitu terdiri dari dua buah kumparan berbentuk
lingkaran yang diletakan sejajar dan sesumbu. Kumparan yang satu dengan kumparan lainnya
memiliki jumlah lilitan dan jari – jari yang sama. Jarak antara kumparan satu dengan lainnya
harus sama dengan nilai jari – jari kumparan tersebut. Arus yang diberikan antara kumparan
yang satu dengan pasangannya harus memiliki nilai dan arah yang sama. Berdasarkan syarat –
syarat di atas ditunjukan gambaran kumparan Helmholtz pada gambar 1

Gambar 1 : Kumparan Helmholtz


Pada gambar 2.4 menunjukan kumparan Helmholtz yang tersusun dari dua kumparan yang
berbentuk lingkaran diletakkan sejajar dan sesumbu, yang memiliki jari – jari yang sama
antara kumparan yang satu dengan lainnya yaitu sebesar a. Misalnya kumparan A dan
kumparan A’ merupakan sepasang kumparan Helmholtz .Pada kumparan A diberikan nilai
arus sebesar i maka akan menimbukan medan magnet sebesar B 1. Selanjutnya pasangan
kumparan lainnya yaitu kumparan A’ juga diberikan nilai dan arus yang sama yaitu sebesar i
maka akan timbul medan magnet B2. Karena arus yang diberikan sama maka B1 dan B2 nilai
nya sama. Pada gambar 1 di tunjukan bahwan ketika arus yang di berikan semakin besar maka
medan magnetnya juga semakin besar juga, B1 + B2 di simbolkan sebagai B memenuhi
persamaan :
8 μ0 i
B= … (5)
√ 125 a
Medan magnet B1 dan B2 di sepanjang sumbu x menunjukan semakin besar medan magnetnya
dan bernilai maksimum di pusat jari – jari lingkaran. Apabila medan magnet memiliki jumlah
lilitan sebesar N, maka memenuhi persamaan :
B=8 μ 0∋ ¿ ¿ …
√125 a
(6)
Arah medan magnet B suatu lilitan adalah arah maju sekrup kanan bila di putar, menurut arah
putar arus i dalam lilitan. Diketahui bahwa medan magnet yang memiliki arus kumparan i dan
nilai konstanta kumparan k, memenuhi persamaan :
B=k × i … (7)
Maka dari persamaan 6 dan 7, dapat diketahui nilai konstanta kumparan Helmholtz k
memenuhi persamaan:
Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika Volume XX (X) (2022) yy-yy

8 μ0 N
k= … (8)
√125 a
Dengan :
µo: permeabilitas ruang hampa
N: jumlah lilitan kumparan Helmholtz
a: jari–jari kumparan Helmholtz (m)
k : nilai konstanta kumparan Helmholtz
Ketika filamen pemanas memanaskan katoda, maka elektron yang ada dalam katoda dapat
keluar dan ditarik oleh anoda. Antara anoda dan katoda diberikan beda potensial sehingga
elektron dapat bergerak menuju ke anoda yang memiliki potensial lebih tinggi. Beda potensial
ini juga dapat disebut dengan tegangan pemercepat (𝑉𝑎), karena mempercepat elektron
bergerak menuju anoda.
METODE
Pada percobaan ini kita menggunakan kumparan Helmholtz 154 lilitan. Selain itu juga
digunakan Amperemeter untuk melihat arus yang ditimbulkan apabila lingkaran cahaya
diposisikan pada jari-jari tertentu. Selain amperemeter, juga digunakan voltmeter yang
digunakan untuk melihat tegangan yang konstan. Power supply juga digunakan sebagai
sumber tegangan yang mengalirkan arus dan tegangan pada kumparan Helmholtz.
Perangkat eksperimental dan sambungan listrik ditampilkan dalam diagram perkabelan adalah
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut

Gambar 2 : rangkaian percobaan e/m


Kedua kumparan diputar terhadap satu sama lain dalam aturan Helmholtz. Pada saat ini harus
sama di kedua gulungan koneksi dalam seri adalah lebih baik untuk koneksi secara paralel
arus maksimum kontinyu yang diizinkan adalah 5 A tidak boleh terlewati. Jika polaritas
medan magnet benar, sebuah lintasan cahaya melengkung terlihat di ruang gelap dengan
memvariasikan bidang magnet (arus) dan kecepatan elektron (percepatan dan tegangan focus)
jari-jari orbit dapat disesuaikan, sedemikian rupa sehingga bertepatan dengan radius yang
ditetapkan oleh jejak lu ninos ketika berkas elektron bertepatan dengan jejak cahaya hanya
setengah dari lingkaran diamati jika jalur memiliki bentuk helix yang ini harus dihilangkan
dengan memutar beam tube sempit sekitar sumbu longitudinal.
Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika Volume XX (X) (2022) yy-yy

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pengamatan
N = 154 Lilitan
a = 20 cm = 0,2 m
μ0 =4 × 10−7 Wb/ A m2
Tabel 1 : hasil pengamatan
I (A)
No. V (Volt)
r = 0,05 m r = 0,04 m r = 0,03 m r = 0,02 m
1 109,5 0,883 1,139 1,512 2,667
2 123,7 0,959 1,241 1,708 2,914
3 142,8 1,064 1,347 1,947 3,100
4 161,3 1,143 1,444 2,008 3,249
5 181,5 1,229 1,571 2,159 3,457

2. Analisis
a) Menghitung e/m

()
3
5 2
2V a
e 4
=
m ( μ0 INr )2

e
=
2∙ 109,5 ()
5 3 2
4
0,2

m ( 4 ×10−7 ∙ 2,667 ∙154 ∙0,02 )2


e
=1,584 ×1012 C /kg
m

Tabel 2 : hasil analisis e/m

No V e/m (C/kg)
. (Volt) r = 0,05 m r = 0,04 m r = 0,03 m r = 0,02 m
1 109,5 2,313 ×10
12
2,172 ×10
12
2,191 ×10
12
1,584 ×10
12

2 123,7 2,215 ×10


12
2,067 ×10
12
1,940 ×10
12
1,499 ×10
12

3 142,8 2,077 ×10


12
2,025 ×10
12
1,723 ×10
12
1,529 ×10
12

4 161,3 2,033 ×10


12
1,990 ×10
12
1,830 ×10
12
1,573 ×10
12

5 181,5 1,979 ×10


12
1,892× 10
12
1,781× 10
12
1,563 ×10
12
Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika Volume XX (X) (2022) yy-yy

b) Menghitung persen error (%Error)

% Error=
[
e/m pustaka−e /manalisis
e/m pustaka
× 100 %
]
% Error=
[ 1,76 ×10 11−1,584 ×1012
1,76 ×1011
24
×100 %
]
% Error=8× 10 %

Tabel 3 : persen error (%)

No V %Error (%)
. (Volt) r = 0,05 m r = 0,04 m r = 0,03 m r = 0,02 m
1 109,5 1,21 ×10
25
1,13 ×10
25
1,14 ×10
25
8 ×10
24

2 123,7 1,15 ×10


25
1,07 ×10
25
1 ×10
25
7,51 ×10
24

3 142,8 1,08 ×10


25
1,05 ×10
25
8,78 ×10
24
7,68 ×10
24

4 161,3 1,05 ×10


25
1,03 ×10
25
9,39 ×10
24
7,93 ×10
24

5 181,5 1,02 ×10


25
9,75 ×10
24
9,11 ×10
24
7 ×10
24

3. Grafik
Grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus pada jari-jari berkas elektron yang
berbeda-beda

Untuk r = 0.02 m
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
I (A)

1.500
1.000
0.500
0.000
109.5 123.7 142.8 161.3 181.5
V (volt)

Gambar 3 : Grafik untuk r = 0,02 m


Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika Volume XX (X) (2022) yy-yy

Untuk r = 0.03 m
2.500
2.000
1.500
I (A)

1.000
0.500
0.000
109.5 123.7 142.8 161.3 181.5
V (volt)

Gambar 4 : Grafik untuk r = 0,03 m

Untuk r = 0.04 m
1.800
1.600
1.400
1.200
1.000
I (A)

0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
109.5 123.7 142.8 161.3 181.5
V (volt)

Gambar 5 : Grafik untuk r = 0,04 m

Untuk r = 0,05 m
1.4
1.2
1
0.8
I (A)

0.6
0.4
0.2
0
109.5 123.7 142.8 161.3 181.5
V (Volt)

Gambar 6 : Grafik untuk r = 0,05 m


Pada percobaan ini menggunakan sebuah tabung katoda dan kumparan yang berfungsi untuk
menghasilkan medan magnet. Kumparan ini disebut koil Helmholtz (yaitu kumparan yang
memiliki besar jari-jari yang sama dengan jarak kedua kumparan) yang digunakan untuk
Al-Khazini: Jurnal Pendidikan Fisika Volume XX (X) (2022) yy-yy

menghilangkan medan magnetik bumi dan untuk memberikan medan magnet konstan dalam
ruang yang sempit dan terbatas.
Elektron yang dihasilkan oleh filamen (katoda) akibat proses termo-elektron akan dipercepat
ke arah anoda yang mempunyai beda tegangan (V) terhadap katoda. Dari prinsip kekekalan
energi, jika tidak ada usaha yang dikenakan pada elektron, maka elektron tersebut akan
mempunyai energi kinetic akibat tegangan (V) tersebut.
Elektron yang bergerak dalam medan magnet tersebut sama (akibat kumparan Helmholtz)
sehingga terjadi perubahan arah dari kecepatan elektron tanpa merubah kelajuannya.
Sehingga, elektron tersebut akan bergerak melingkar. Pada gerak melingkar ini besar gaya
sentripetal sama dengan besar gaya medan magnet pada elektron tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan disimpulkan bahwa jika tegangan (V) tetap
sedangkan nilai (I) arus berubah semakin kecil, maka diameter lintasan electron akan semakin
kecil karena I berbanding lurus dengan kuadrat R.

KESIMPULAN
Gerakan elektron melingkar dalam medan magnet terjadi akibat adanya kumparan pada koil
Helmholtz. Sehingga terjadi perubahan arah kecepatan pada elektron tanpa merubah
kelajuannya sehingga elektron akan bergerak melingkar. Dimana diameternya berbanding
terbalik dengan besar medan magnet cobaan e/m elektron dirancang untuk mengetahui sifat-
sifat medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan Helmholtz serta untuk menentukan nilai
e/m elektron. Kumparan Helmholtz digunakan untuk menghasilkan medan magnet yang
seragam. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa diameter lintasan elektron berbanding
terbalik dengan arus listrik, semakin besar arus yang diberikan maka diameter elektron
semakin kecil. Sebaliknya, diameter elektron sebanding dengan tegangan, semakin besar
tegangan yang diberikan, diameter elektron akan semakin besar.

SARAN
Eksperimen ini juga dapat digunakan dalam proses pembelajaran tingkat SMA maupun
dipakai dalam praktikum di Perguruan Tinggi, dikarenakan dapat mempermudah guru, dosen
maupun siswa dalam pelaksanan eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA
Klinken, Gerry van .1991. Pengantar Fisika Modern. Semarang : Satya Wacana
Masruroh, Intan, dkk. 2013. Penentuan Nilai e/m Elektron. Surabaya: Universitas Airlangga.
Penyusun, Tim. 2015. Petunjuk Eksperimen Fisika Modern. Malang: Jurusan Fisika FMIPA
UM.
Sutarto. 2015. Fisika Nuklir dan Partikel. Jakarta : Erlangga
Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga
Utami, Mei Budi, dkk. 2013. Eksperimen e/m Elektron. Surabaya: Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai