Anda di halaman 1dari 4

EFEK COMPTON

Di dalam penyelidikannya mengenai hamburan sinar X pada unsur karbonium, Compton telah menemukan
bahwa sinar yang dihamburkan itu terdiri dari sinar x monokromatik yang asli dan yang salah gelombangnya
lebih panjang. Andaikan bahwa sinar itu datang dari jurusan x dan mengenai balok karbonium C. Sinar yang
dihamburkan ke jurusan θ dapat kita analisa celah gelombangnya dengan mempergunakan sebuah kristal
sebagai kisi pemantul. Kalau sela gelombang sinar yang dihamburkan itu mengenai relasi yang sesuai untuk
kisi tersebut, maka akan terjadi suatu penguatan pada sinar yang direfleksikan. Terjadinya penguatan karena
interferensi ini dapat kita ketahui karena sinar-sinar yang dipantulkan ini dapat menimbulkan ion-ion di
dalam bejana ionisasi I, dan banyak sedikitnya ionisasi di sini bergantung pada intensitas sinar itu. Dengan
memutar-mutarkan maka sudut datang sinar terhambur pada saat terjadinya penguatan itu dapat diketahui,
dan sela gelombang itu dapat dihitung. Hasil daripada penyelidikan-penyelidikan semacam ini untuk sinar x
sewarna yang berasal dari unsur molibdenum yang terkenal dengan sebutan K α ialah sebagai yang terdapat
pada gambar berikut

Sumber @Baiquni, Fisika Modern

Gambar 1 : Grafik Efek Compton

Di dalam grafik dilukiskan intensitas sinar-sinar yang dihamburkan sebagai fungsi λ untuk berbagai sudut
hamburan θ. Keanehan pada grafik ini ialah bahwa perubahan celah pada sinar yang terhambur itu
bergantung pada sudut hamburannya, dan tidak konstan seperti yang diharapkan dan terdapat pada gejala

fluoresensi lainnya. Selisih gelombang pada sinar-sinar yang terhambur itu sebanding dengan sin
2
( 12 θ ).
Untuk dapat menerangkan peristiwa ini sekali lagi kita harus mempergunakan teori kuantum cahaya. Kita
harus menganggap sinar terdiri dari foton-foton yang tenaganya sebesar hv. Menurut teori relativitas
Einstein E = mc². Jadi massa gerak foton-foton itu besarnya hv/c² dan momentumnya hv/c.

Andaikan sekarang bahwa sebuah foton yang tenaganya HV mengenai sebuah elektron di dalam balok
karbon tersebut, maka elektron itu akan terpental dan persamaan mekanika untuk proses tumbukan ini adalah
sebagai berikut

2 ' 2
hv +m0 C =h v + m0 C ¿ … (1)

hv / c=¿¿ … (2)

0=¿ … (3)

Persamaan (1) adalah hukum kekekalan tenaga, sedang persamaan-persamaan yang lain menyatakan hukum
kekekalan momentum. Kalau kita kuadratkan persamaan-persamaan (2) dan (3) dan kemudian kita
menjumlahkannya maka dengan mengingat bahwa

p =m0 c [ ( 1−β ) −1 ]
2 2 2 2 −1

Kita akan memperoleh relasi:

m20 c 2
( 1−β1 −1)=( hv /c ) +( hv ' /c ) −2 ¿
2
2 2
… (4)

Dalam semua rumus-rumus di atas β=v /c seperti lazim dipakai dalam perhitungan-perhitungan teori
−1
relativitas. Kalau sekarang kita mengkuadratkan persamaan (1) dan kemudian mengeliminasi ( 1− β2 )
daripadanya dengan mempergunakan persamaan (4) maka akan kita dapatkan:

2 2
2 m0 c
(√ 1
1−β 2 ) 2
−1 =2 ( h / c ) vv ' ¿ … (5)

Yanga dapat kita sederhanakan dengan pertolongan persamaan (1) menjadi:

h ( v−v ) =(2/m0 )¿
'
… (6)

persamaan terakhir ini dapat kita tulis sebagai berikut:

'
λ −λ=( 2 h/m0 c ) sin
2
( 12 ϕ) … (7)

Di dalam persamaan (7) ini λ ' adalah panjang gelombang sinar yang dihamburkan dengan perubahan dan
disebut panjang gelombang garis –Compton sedang λ adalah panjang gelombang sinar yang asli.
Dari pembahasan tentang gelombang serta asas relativitas, hubungan antara energy dan momentum cahaya
adalah

p=E /c

Dalam teori kuantum cahaya dianggap bahwa foton dalam perjalanannya dalam ruang dengan kecepatan c
tidak menyebar sebagaimana gelombang, tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang sangat kecil. Hal ini
sangat mirip dengan sejarah. Pertanyaan berikutnya adalah: “Apakah kesejajaran ini lebih luas lagi artinya
apakah foton juga memiliki sifat-sifat lain dari zarah (Yusman, 2010 : 47).

Pada tahun 1923, Compton memberikan kesimpulannya mengenai hamburan sinar x oleh materi. Dalam
naskah ilmiahnya “A Quantum Theory of Scattering of X-Rays by Light”, Compton menerangkan
percobaannya tentang hamburan sinar x oleh materi. Diamatinya bahwa panjang gelombang sinar x yang
terhambur berbeda dengan panjang gelombang sinar x sebelum terhambur. Menurut Yusman (2010 : 47),
Perubahan panjang gelombang tersebut ternyata juga bergantung dari sudut hamburan kesimpulan yang
dicantumkan dalam naskah compton tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Teori compton saat ini bertopang pada Pegadaian bahwa setiap elektron yang berperan dalam proses
ini menghambur suatu kuantum cahaya yang utuh (foton)
2. Teori ini berlandaskan pada hipotesa bahwa kuantum cahaya datang dari berbagai arah tertentu dan
dihamburkan pula dalam arah-arah tertentu atau tidak acak
3. Hasil eksperimen yang dilakukan untuk menyelidiki teori tersebut dengan sangat meyakinkan telah
menunjukkan bahwa gumpalan radiasi atau kuantum radiasi foton kecuali membawa energi juga
memiliki momentum linear.

Cara lain radiasi berinteraksi dengan atom adalah melalui efek Compton, dalam mana radiasi dihamburkan
oleh electron hampir bebas yang terikat lemah pada atomnya. Sebagian energi radiasi diberikan kepada
electron, sehingga terlepas dari atom; energi yang sisa diradiasikan kembali sebagai radiasi elektromagnet.
Menurut gambaran gelombang energi radiasi yang dipancarkan itu lebih kecil daripada energi radiasi yang
datang (selisihnya berubah menjadi energi kinetik electron), namun panjang gelombang keduanya tetap
sama. Kelak akan kita lihat bahwa konsep foton meramalkan hal yang berbeda bagi radiasi yang
dihamburkan. Proses hamburan ini dianalisis sebagai suatu interaksi (“tumbukan” dalam pengertian partikel
secara klasik) antara sebuah foton dan sebuah electron, yang kita anggap diam.
Daftar Pustaka

Baiquni, A. 2001. Fisika Modern. Jakarta: Balai Pustaka

Krane, Kenneth. 2014. Fisika Modern. Jakarta. UI-Press

Wiyatmo, Yusman. 2010. Fisika Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai