Schrodinger
I Made Raka Baskara Paramartha
Hallo! Kamu bertemu lagi dengan penjelasan gabut saya kali ini. Hoffe
du bist in guten nachrichten (Sok Jerman, xixixi...). Oke, jadi di penjelasan
saya kali ini saya akan menjelaskan sekaligus menjelaskan penurunan dari
”Schrodinger Wave Equation” atau persamaan gelombang Schrodinger.
1
1-A. Fisika Kuantum dan Gelombang
Mind blowing? Saya juga! Sekitar waktu ini, beberapa tokoh yang
sangat berpengaruh dalam ilmu fisika menyadari bahwa adalah celah dalam
pengetahuan ini, dan terobosan besar terjadi ketika Louis de Broglie menghubungkan
memomentum (untuk partikel) dengan panjang gelombang (untuk gelom-
bang) yang diberikan oleh :
h
p=
λ
Juga, dari emisi fotolistrik kita tahu bahwa ada penyerapan energi dan
emisi foton (masih belum pasti apakah foton adalah partikel atau gelom-
bang) memiliki energi yan diberikan oleh :
E = hf = h̄ω
h
Yang dimana, h = 2π dan ω = 2πf .
2
2. Penurunan Persamaan Schrodinger
Kita sekarang berada pada tahap yang sama persis dengan Schrodinger
sebelum menurunkan persamaannya yang terkenal itu. Tapi darimana kita
mulai? Nah, kita tahu bahwa elektron dan foton menunjukkan perilaku
seperti gelombang dan partikel. Tidak ada salahnya memulai dengan per-
samaan universal yang harus dipatuhi semua gelombang dan kemudian mem-
perkenalkan fisika partikel di atas untuk melihat apakah benar hasilnya.
⃗ = ρ
∇·E
ϵ0
⃗ =0
∇·B
Dimana, c adalah kecepatan cahaya dalam ruang hampa, E ⃗ adalah
⃗
medan listrik dan B adalah medan magnet. Persamaan pertama diatas
merupakan dasar dari generator listrik, induktor dan trafo serta merupakan
perwujudan dari Hukum Faraday.
3
⃗
∂B
⃗ =−
∇×E
∂t
⃗
⃗ = − ∂(∇ × B
⇒ ∇ × (∇ × E)
∂t
2⃗
⃗ =−1 ∂ E
⇒ ∇ × (∇ × E)
c2 ∂t2
Sekarang kita dapat memanfaatkan identitas vektor yang sangat fa-
miliar yaitu: ∇ × (∇ × T ) = ∇(∇ · T ) − ∇2 T dimana T beberapa vektor
placeholder. Menerapkan persamaan kecil kita sekarang:
1 ∂2E⃗
⃗ − ∇2 E
∇(∇ · E) ⃗ =−
2
c ∂t2
1 ∂2E⃗
⃗ =−
⇒ −∇2 E 2
c ∂t2
⃗
1 ∂2E
⃗−
∇2 E =0
c2 ∂t2
Hasil yang kita dapatkan disini adalah persamaan gelombang elektro-
magnetik dalam 3 dimensi. Persamaan ini diwujudkan tidak hanya dalam
gelombang elektromagnetik tetapi juga ditunjukkan dalam akustik up, gelom-
bang seismik, gelombang suara, gelombang air dan dinamika fluida.
E(x, t) = E0 ei(kx−ωt)
2π
Dimana kita tahu dari mekanika gelombang normal bahwa k = λ dan
ω = 2πf .
4
Sekarang, mari kita manfaatkan kerja Einstein dan Compton dan gan-
tikan fakta bahwa energi foton diberikan oleh E = h̄ω dan dari de-Broglie
bahwa p = λh = h̄k. Kita selanjutnya dapat memijat solusi gelombang
pesawat untuk:
i
E(x, t) = E0 e h̄ (px−Et)
Ini adalah persamaan gelombang bidang yang menggambarkan sebuah
foton. Ayo kita gantikan persamaan ini ke dalam persamaan gelombang kita
dan lihat apa yang kita temukan:
2
1 ∂2
∂ i
2
− 2 2 E(x, t) = E0 e h̄ (px−Et) = 0
∂ x c ∂ t
1 2 E2
i
⇒− p − 2 E(x, t) = E0 e h̄ (px−Et) = 0
h̄ c
Dengan kata lain, E 2 = p2 c2 yang hebat karena kita tahu dari relativitas
khusus bahwa energi total untuk partikel relativistik bermassa m adalah:
E 2 = p2 c2 + m2 c4
Dan sejauh ini kira hanya berurusan dengan foton yang tidak memiliki
massa (m=0). Jadi, mari kita perluas pemahaman kita dan terapkan en-
ergi relativistik total untuk partikel bermassa (elektron misalnya) dan ubah
nama persamaan kita menjadi Ψ:
E2
1 i
− 2 p − 2 + m c Ψe h̄ (px−Et) = 0
2 2 2
h̄ c
5
2-C. Memecah Partikel Dengan Massa Dalam Persamaan Gelom-
bang
p
E= (p2 c2 = m2 c4 )
s
p2
E= c4 +m 2
c2
s 2
4 2
p
E= c m +1
m2 c2
s
p2
2
E = mc +1
m2 c2
Inti dari perubahan
√ yang kita lakukan adalah ntuk mendapatkan per-
samaan dalam bentuk 1 + x karena jika kita mengambil perluasan Deret
Taylor dari persamaan ini, kita mendapatkan:
√ x x2 x3
1+x≈1+ − + + ...
2 8 16
Bila x kecil, satu-satunya bagian yang tersisa dalam perluasan Deret
2 p 2
Taylor adalah 0(1) istilahnya. Dalam rumus energi kita, x = mp2 c2 = mc .
Kita dapat memanfaatkan fakta bahwa p = mv << mc untuk segala sesuatu
yang tidak berjalan dengan kecepatan cahaya. Jadi, istilah ini sebenarnya
direduksi menjadi: s
p2
2
E = mc +1
m2 c2
1 p2
2
E ≈ mc 1 +
2 m2 c2
p2
E = mc2 + = mc2 + Ekinetik
2m
6
Sekarang, kembali ke fungsi gelombang sebelumnya. Dan, ayo sekarang
masukkan informasi baru ini dan lihat apa yang kita hasilkan:
i
Ψ(⃗r, t) = Ψ0 e h̄ (p⃗r−Et)
i 2 t−E t)
Ψ(⃗r, t) = Ψ0 e h̄ (p⃗r−mc k
i i
Ψ(⃗r, t) = e− h̄ mc62t Ψ0 e h̄ (p⃗r−Ek t)
i 2
Alasan saya membagi dua suku adalah bahwa suku pertama e− h̄ mc t
(Lagi-lagi hanya berdasarkan kecepatan cahaya) akan lebih berosilasi se-
cara signifikan daripada suku kedua dan tidak selalu menggambarkan entitas
gelombang partikel yang kita cari. Jadi untuk menyempurnakan perbedaan
ini, sekarang mari kita tentukan bahwa:
i 2
Ψ(⃗r, t) = e− h̄ mc t ψ(⃗r, t)
Sekarang, mari kita ambil turunan parsial pertama dan kedua dari
Ψ(⃗r, t) dan lihat hasilnya. Pertama:
∂Ψ i i 2 i 2 ∂ψ(⃗
r, t)
= − mc2 e− h̄ mc t ψ(⃗r, t) + e− h̄ mc t
∂t h̄ ∂t
Dan yang kedua:
∂2Ψ m2 c4 − i mc2 t t 2
2i 2 − i mc2 t ∂ψ − h̄i mc2 t ∂ ψ
= − e h̄ ψ − mc e h̄ + e
∂t2 h̄2 h̄ ∂t ∂t2
Perlu diingat bahwa suku terakhir dengan turunan parsial kedua cukup
kecil karena fakta bahwa tidak ada c2 suku yang memiliki urutan besarnya,
dan oleh karena itu dengan pendekatan, turunan kedua yang sebenarnya
diberikan oleh:
∂2Ψ m2 c4 − i mc2
2i − i
mc2 t ∂ψ
≈ − 2 e h̄ ψ − mc62e h̄
∂t2 h̄ h̄ ∂t
7
Alasan saya mengambil dua turunan parsial ini adalah agar kami dapat
memasukkannya ke dalam persamaan yang menjelaskan fungsi gelombang
sebelumnya:
2
1 ∂2 m2 c2
∂ i
2
− 2 2 − 2 Ψe h̄ (px−Et) = 0
∂ x c ∂ t h̄
Namun sebelum kita melakukannya, mari kita susun ulang rumus ini dan
kita akan mendapatkan persamaan yang disebut persamaan Klein-Gordon:
2
1 ∂2 m2 c2
∂ i
2
− 2 2 − 2 Ψe h̄ (px−Et) = 0
∂ x c ∂ t h̄
∂ 2 Ψ(x, t) m2 c2 1 ∂ 2 Ψ(x, t)
− Ψ(x, t) =
∂2x h̄2 c2 ∂2t
Sekarang kita dapat dengan mudah menggeneralisasikan persamaan ini
menjadi 3 dimensi dengan mengubah persamaan ini menjadi persamaan
vektor (semua langkah yang kita ambil untuk menurunkan rumus ini akan
berlaku untuk semua x, y, dan z.)
m2 c2 1 ∂ 2 Ψ(⃗r, t)
∇2 Ψ(⃗r, t) − Ψ(⃗
r , t) =
h̄2 c2 ∂2t
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Klein-Gordon untuk partikel
bebas. Persamaan ini relativistik
√ karena istilah energinya tidak membuat
asumsi yang kita buat dengan 1 + x ekspansi Taylor kecil.
∂ 2 Ψ m2 c2 1 ∂2Ψ
− Ψ =
∂2x h̄2 c2 ∂ 2 t
8
Mari kita masukkan fungsi gelombang baru kita yang diberikan Ψ(⃗r, t) =
i 2
e− h̄ mc t ψ(⃗r, t) dimana kita tahu seperti apa turunan pertama dan kedua
terhadap waktu:
∂ 2 − i mc2 t 2i i 2 ∂ψ
2
e h̄ ψ = − me− h̄ mc t
∂ x h̄ ∂t
2
− h̄i mc2 t ∂ ψ 2im ∂ψ
e + =0
∂2x h̄ ∂t
Sekarang yang perlu kita lakukan hanyalah menyusun ulang sederhana
untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger dalam tiga dimensi (perhatikan
bahwa 1i = −i):
∂ −h̄2 2
ih̄ Ψ(⃗r, t) = ∇ Ψ(⃗r, t)
∂t 2m
Dimana argumen ini dapat dibuat dengan mencatat persamaan Hamil-
tonian klasik bahwa istilah di sisi kanan persamaan menggambarkan energi
total dari fungsi gelombang.
9
Referensi
10