Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LABORATORIUM FISIKA UNIKA WIDYA

MANDALA SURABAYA

NADIRAH AYNUR ROHMAH


XII MIPA 1
24
Lab 1 ( Ayunan Tunggal )

A. Tujuan
Menentukan percepatan gravitasi bumi

B. Teori
Sebuah benda mengalami getaran selaras bila
padanya bekerja gaya pemulih F yang besarnya
berbanding lurus dengan simpangan X dan arahnya
berlawanan dengan arah simpangan terhadap
kedudukan setimbang. Berdasarkan hukum
Hooke: F = - k x … … (1)
pada gambar di samping, sebuah benda bermassa m
digantung pada seutas tali yang panjangnya L’. Jika
benda tersebut disampingkan sebesar sudut θ dari
kedudukan setimbang kemudian dilepas, maka
benda akan melakukan getaran harmonis jika sudut θ
kecil (θ ≤ 10° ¿ .
X
Karena θ kecil maka s ≈ x, dan sin θ = .
L
Dari gambar diatas terlihat bahwa gaya pemulih F adalah :
F = -mg sin θ
X
F = -mg
L

mg
Berdasarkan persamaan (1) diperoleh : k = ……...(2)
L

Periode getaran dinyatakan dengan persamaan :

L adalah jarak antara ujung tali dan pusat massa benda. Jika benda berupa bola maka :
1
L = L’ + d ( d adalah diameter bola)
2
C. Pelaksanaan
1. Ukur diameter bola dengan menggunakan jangka sorong : d = …… cm.
2. Ikat bola dengan seutas tali dan gantung bola tersebut pada statip. Kemudian ukur
Panjang tali dengan menggunakan mistar/meteran : L’ = …… m.
3. Ayunkan bola tersebut dengan sudut π ≤10 ° (gunakan busur derajat), kemudian
hitung waktu yang diperlukan bola menempuh 10 periode.
10 T = …………… s.
T = …………… s.
4. Tentukan percepatan gravitasi bumi di laboratorium fisika unika widya mandala
Surabaya dengan menggunakan persamaan (3)

D. Jawab
L’ = 200 cm
=2m
Massa = 0,02 kg

Hasil perhitungan dari percobaan diatas :


1. 10,0 m/s
2. 9,75 m/s
3. 9,93 m/s
4. 10,02 m/s
5. 9,91 m/s
LAB 2 ( EFEK FOTOLISTRIK )
A. Tujuan
Menentukan konstanta planck dan frekuensi batas fungsi kerja fotolistrik (fo)
melalui grafik hubungan antara potensial pemberhenti (f), serta memahami peristiwa
efek fotolistrik.

B. Teori
Sifat dualisme cahaya adalah sifat cahaya yang dapat dipandang sebagai
gelombang dan sebagai partikel. Pada peristiwa efek fotolistrik hanya dapat dijelaskan
dengan memandang cahaya sebagai partikel, dimana berkas cahaya yang mengenai
lempang logam (katoda) dianggap sebagai aliran foton yang
mempunyai energi :
E = h f ……………….. (1)

Jika seberkas cahaya dijatuhkan pada lempeng logam akan terjadi peristiwa tumbukan
antara foton dengan elektron yang berada didekat permukaan lempeng logam, dalam
peristiwa tumbukan tersebut terjadi perpindahan momentum maupun energi. Sebagian
energy (E) yang diberikan oleh foton digunakan untuk melepaskan elektron ikatnya
(Eo) dalam struktur atom sisanya digunakan sebagai energy kinetic (Ek).
E = Eo + Ek ……………(2)

Berdasarkan hal tersebuat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa electron hanya dapat
keluar dari lempeng logam apabila foton yang datang mempunyai energi yang lebih
besar dari energy ikat elektron dalam struktur atomnya. Meskipun intensitas cahaya
diperbesar, elektron tidak akan keluar jika E < Eo.
Apabila E = Eo, maka energi foton tepat akan mengeluarkan elektron dari logam dan
energi kinetik sama dengan nol atau dengan kata lain energy foton tepat sama dengan
fungsi kerja fotolistrik (energi ikat elektron dalam logam) dengan frekuensi batas fo.

Pada gambar 1, elektron meninggalkan katoda


1
dengan energi kinetic sebesar m v 2. Jika beda
2
potensial antara anoda dan katoda dibalik (katoda
lebih positif dari anoda), maka gerakan elektron
oleh gaya medan listrik. Sehingga dengan tegangan
tertentu elektron tepat dapat dihentikan oleh gaya
medan tersebut.
Tegangan yang dapat menghentikan elektron
dinamakan potensial pemberhenti (Vs).

1
m v 2 = eVs………………….. (3)
2

Gambar 1
Dari persamaan (2) dan (3) diperoleh :

h f = h fo + eVs
e
f = fo + Vs ………………… (4)
h

Berdasarkan grafik pada gambar 2,


h
Tg α =
e
Atau
h = e tg α ………………….. (5)

h : Tetapan planck
e : Muatan electron 1,6.10−19 C
Vs : Potensial pemberhentian
f : Frekuensi foton
fs : Frekuensi batas

C. Pelaksanaan
1. Siapkan alat alat yang akan digunakan dalam percobaan
2. Rangkai alat alat seperti gambar dibawah ini.

3. Tutup celah sehingga tidak ada cahaya yang mengenai logam, lalu nyatakan
ampremeter kemudian tekan tombol nol sehingga ampremeter menunjukkan nol.
4. Buka celah dan beri filter warna dan catat panjang gelombang yang tertera pada
filter warna tersebut.
5. Atur poptensiometer sedemikian rupa sehingga ampremeter menunjukkan nol, lalu
catat besar potensial pemberhentianya (Vs).
6. Ulangi percobaan tersebut diatas dengan menggunakan 4 filter warna yang masing
masing memiliki panjang gelombang yang berbeda.
Tabel Percobaan

Warna ƛ (meter) ∁ Vs (volt)


f= (hertz)
ƛ

hijau 535 x 10−9 5,61 x 10−14 0,45


merah 620 x 10−9 4,84 x 10−14 0,49
orange 570 x 10−9 5,26 x 10−14 0,73
biru 465 x 10−9 6,45 x 10−14 0,07
violet 415 x 10−9 7,23 x 10−14 1,05
8
C = 3 x 10 m/s
7. Buat grafik Vs-f (berdasarkan data pada tabel diatas)

8. Berdasarkan grafik diatas tentukan konstanta planck dan frekuensi batas fungsi
kerja fotolistrik (fo)
Fo = 4,4 – 4,8
=-4
LAB 3 ( ARUS BOLAK BALIK )

A. Tujuan
1. Menentukan beda fase antara arus dengan tegangan yang melintas pada masing
masing komponen
2. Melukiskan diagram fasor pada rangkaian RLC seri

B. Teori
Rangkaian seri terdiri atas resistor (R), kapasitor (C), dan inductor (L) dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak balik

Tegangan sumber : Vs = Vm sin ω


t dan arus yang sama i = i (t)
melalui R,L dan C.

Andaikan persamaan arus yang


melalui rangkaian : i = (t) = i m sin (
ω t−φ ¿ dengan

i m : arus maksimum
φ : beda fase antara arus dan sumber tegangan

Dengan memperhatikan beda fase antara arus dan tegangan yang melintas pada
masing masing komponen dapat dilukis diagram fasor rangkaian RLC seri tersebut.

⃗v R sefase dengan i⃗ , dengan harga maksimum


v mR = i m . R

π
⃗ terhadap i⃗ , dengan harga
v c tertinggal
2
maksimum Vmc = i m . x c

π
⃗v L mendahului terhadap i⃗ , dengan harga
2
maksimum ⃗
v mL = i m . x L

Harga maksimum dari Vs adalah :


Z adalah impedansi rangkaian
RLC seri
Beda fase antara sumber
tegangan dan arus dalam rangkaian =φ , dengan
x −x
Tg φ = L c ……………………. (2)
R
X X
Bila L ¿ C , maka φ positif dikatakan fase arus tertinggal terhadap fase tegangan
sumber.
Bila X L < ¿ X C , maka φ negatif, dikatakan fase arus mendahului terhadap fase
tegangan sumber.

C. Pelaksanaan
1. Rangkai alat alat seperti pada gambar 1 (sumber tegangan dalam kondisi off).
2. Catat nilai R = 1,270 Ω , C = 10−6 F, dan L = 1,5 x 10−3 H
3. Nyalakan sumber tegangan, kemudian tentukan i = 1,26 A dengan ampermeter dan
tentukan pula nilai Vs = 20,60 volt, V R = 3,82 volt, V C = 3,75 volt, dan V L = 24
volt dengan menggunakan voltmeter.
4. Ukur frekuensi sumber tegangan dengan frekuensi meter, f = 50 Hertz

D. Tugas
Berdasarkan data data pengamatan diatas
1. Tunjukkan bahwa

2. Tentukan beda fase antara sumber tegangan dan arus dengan menggunakan
1
persamaan (2) dengan X C = dan X L = ω L
ωC

3. Lukis diagram fasor dan berdasarkan lukisan tersebut tentukan beda fase antara
sumber tegangan dan arus, kemudian bandingkan hasilnya dengan nomer 2.
LAB 4 ( INTERFERENSI YOUNG )

a. Tujuan
Menentukan jarak celah dan panjang gelombang cahaya monokromatis

b. Teori
Interferensi merupakan perpaduan beberapa gelombang cahaya yang memenuhi
syarat syarat tertentu, yaitu:
- Mempunyai frekuensi dan Panjang gelombang yang sama
- Beda fase (δ ) gelombang pada suatu titik tertentu tidak berubah dengan waktu

δ= Δx ≠ f(t)
λ
- Amplitudo gelombang sama
- Beda jarak optisnya (n Δx ) kecil
- Mempunyai polaritas yang sama

Untuk mendapatkan dua sumber cahaya koheren, Young menggunakan sebuah


sumber cahaya yang dilewatkan melalui dua celah seperti pada gambar 1 dibawah ini,
sehingga syarat interferensi terpenuhi.

- Pada titik p terjadi pola terang (maksimum) jika :


d sin θ = m λ
karena θ kecil maka sin θ ≅ tg θ , sehingga diperoleh:
X
d m =mλ m = 0,1,2,…
D
D
Xm = m λ ………………… (1)
d
- Pada titik p terjadi pola gelap (minimum) jika:
(2 m−1)
d sin θ = λ m = 1,2, …
2
X m (2 m−1)
d = λ,
D 2
(2 m−1) D
Xm = λ ……………. (2)
2 d
Bedasarkan persamaan (1) atau persamaan (2), jarak antara dua garis terang
berurutan atau gelap berurutan adalah :
D
Δx=λ ……………. (3)
d

c. Pelaksanaan
1. Menentukan jarak celah (d)
Rangkai alat alat seperti gambar 1 dengan menggunakan sumber Cahaya
(LASER) yang sudah diketahui Panjang gelombangnya λ .
λ = 633 m
Atur posisi laser dan celah ganda sehingga diperoleh pola interferensi pada layar
dengan jelas, ukur jarak celah ke layar D
D = 2,81 m
Ukur jarak 10 pola interferensi maksimum (10 garis terang) berurutan, sehingga
diperoleh jarak antara dua garis terang berurutan Δx .
jarak celah garis terang
Δx =
g
= 1,1 m
= 0,01 nm
Tentukan lebar celah d dengan menggunakan persamaan (3)

2. Menentukan Panjang gelombang sinar laser ( λ )


Susun alat alat seperti pada percobaan A, dengan mengganti sumber Cahaya
(LASER) yang belum diketahui Panjang gelombangnya.
Atur posisi laser dan celah ganda sehingga diperoleh pola interferensi pada layar
dengan jelas, ukur jarak celah ke layar D.
D = 2,81 m
Ukur jarak 10 pola interferensi maksimum (10 garis terang) berurutan, sehingga
diperoleh jarak antara dua garis berururtan Δx .
jarak 10 garis terang
Δx =
g
Menentukan Panjang gelombang LASER dengan menggunakan persamaan (3)
dan lebar celah d dari hasil perhitungan percobaan A.

Anda mungkin juga menyukai